_08567929××××_
"jangan sepenuh percaya dengan suami kamu?"
Ddrrtt..Ddrrtt..
Sebuah pesan kembali masuk.namun kali ini berupa foto.di foto tersebut memperlihatkan sang suami tengah berbicara dengan seorang wanita dipinggir jalan.
Raisa tidak mengetahui persis siapa wanita tersebut karena posisinya membelakangi orang yang memfoto mereka berdua.
Ddrrtt..Ddrrtt...
Satu pesan kembali masuk.buru-buru Raisa membaca pesan tersebut.
_08567929××××_
"percayalah,ada sesuatu yang disembunyikan oleh suami mu itu?"
Merasa penasaran Raisa pun segera membalas pesan dari orang yang tidak dikenalnya itu.
Me,
"siapa kamu??apa yang kamu ketahui tentang suamiku??
Send
Ddrrtt..Ddrrtt...
_08567929××××_
"siapa aku itu tidaklah penting.tapi yang jelas aku punya banyak rahasia tentang suami tersayang mu itu?"
Me,,
"kalau kamu aja tidak jelas,lantas.hal apa yang membuat aku harus percaya kepadamu?"
Send
Ddrrtt...Ddrrtt...
_08567929××××_
"apa foto yang aku kirimkan tadi belum jelas dimatamu,hm?"
Me,,
"sial!!!...siapa kamu sebenarnya!!"
Send
Beberapa menit menunggu,namun tidak ada balasan lagi dari orang tersebut.dan itu sangat membuat Raisa jadi kesal sendiri.
Tidak lama pandangannya tertuju pada sosok gilang yang tengah bermain air di tepi pantai bersama dengan putrinya.perasaan ragu pun mulai menyelimuti hatinya.
"siapa wanita itu mas??apa yang kamu sembunyikan dari aku??atau jangan-jangan...wanita itu adalah mantan kamu??" batin raisa.
Raisa sungguh tidak mengenal siapa orang yang telah mengirim pesan kepada dirinya itu.tapi yang jelas orang tersebut telah berhasil membuat hati Raisa menjadi gelisah.
=============
Vania menatap air laut didepannya.hembusan angin pantai yang menerpa kulitnya serta suara ombak yang terdengar halus di telinganya,membuat hati Vania terasa tenang.
vania pun menutup kedua matanya,meresapi semua ketenangan yang diberikan sang alam kepada dirinya.
Sedari kecil Vania memang sangat menyukai pantai.dan hal ini adalah salah satu alasannya menyukai tempat tersebut.
Disisi lain Revan baru saja selesai ngambil gambar pemandangan sekitar langsung menghampiri Vania yang tengah berdiri sendirian di tepi pantai.
"kamu suka dengan pantainya,hm?" bisik Revan sambil memeluk vania dari belakang dan menempelkan wajahnya tepat disamping wajah Vania.
Perlahan Vania membuka matanya lalu menolehkan wajahnya kesamping.tangan kanannya kini terangkat ke atas mengelus lembut rambut halus milik Revan.
"suka banget?" jawab Vania diakhiri senyuman manisnya.revan membalas senyuman sang kekasih kemudian mengecup pipi Vania.
"bagus lah kalau kamu suka.itu artinya aku gak salah pilih tempat?" ucapnya.secara bersamaan Vania dan Revan melihat pemandangan laut di depan mereka.
"vania?"
"hm?"
"janji ya,jangan pernah tinggalin aku?" ucap Revan.Vania terdiam,entah kenapa lidahnya mendadak terasa kelu.sehingga tidak bisa langsung menjawab pertanyaan dari Revan.
Melihat Vania hanya diam,membuat hati Revan menjadi sedikit was-was.
"sayang.kok kamu diem??kamu gak akan tinggalin aku kan??" ulangi Revan.
Vania tiba-tiba saja melepaskan pelukan Revan,lalu membalikkan tubuhnya menghadap sang kekasih.
"kenapa kamu selalu bertanya seperti itu sama aku van.apa kamu masih ngeraguin cinta aku,hm?" ucap Vania sambil menatap lekat laki-laki didepannya.
"gak,bukan gitu sayang.aku cuma was-was aja.pernikahan kita kan akan dilangsungkan sebentar lagi.aku cuma takut aja kamu tiba-tiba ninggalin aku.kata orang,cobaan pasangan yang mau menikah itu sangat banyak,sayang?" jelasnya.
vania tersenyum lembut,kedua tangannya kini merapihkan helaian rambut Revan yang diterpa angin laut.
"dengarkan aku van.selama kamu masih menginginkan aku.maka aku akan tetap terus berada disisi kamu.paham?" ucap Vania.
"dan satu lagi.selama kita berpegang teguh pada hubungan ini.maka jangan pernah merasa ragu untuk melangkah ke depan?" lanjutnya.
Mendengar penjelasan Vania barusan berhasil membuat hati Revan yang tadinya kalut kini jadi lebih tenang.
"lagi pula kamu tenang aja van.selama aku belum ketemu sama cowok yang lebih ganteng dari kamu,aku gak akan berpaling kok?" ucap Vania yang langsung dibalas tatapan tajam dari Revan.
"hehehe...bercanda sayang?" tidak ingin Revan marah kepadanya,vania pun segera menghadiahkan sebuah kecupan di bibir Revan kemudian memeluk sang kekasih.
"ini yang aku suka dari kamu sayang.kamu itu selalu bisa buat hati aku tenang?" Revan mengecup pucuk kepala Vania lalu membalas pelukan gadis tersebut.
"I love you Revan Prayoga?" ucapnya.
"I love you more Vania Larissa putri?" balas Revan.
Disaat keduanya berpelukan tanpa sengaja sepasang mata Vania menangkap sosok yang sangat dikenalinya tidak jauh dari tempatnya berdiri.
Sosok laki-laki itu terlihat tengah berdiri dengan tangan dilipat didepan dada dan menatapnya dengan tatapan penuh kecemburuan
"Gilang?" gumam Vania.
Dahi vania berkerut.tidak.pasti dirinya salah lihat.mana mungkin Gilang berada di tempat ini juga,pikirnya.
Merasakan pelukan Vania melonggar revan pun segera melepaskan pelukannya.
"kamu kenapa sayang??kok keliatan panik gitu?" tanya revan keheranan.
"ah.mm..gak kok.aku gak apa-apa?" jawab vania yang langsung memfokuskan pandangannya ke arah Revan.
===========
"TANTE CANTIK!!"
Vania sangat kaget saat mendengar suara anak kecil yang sangat mirip dengan suara Nadia.
"hei,kamu kenapa,sayang?" tanya Revan lagi ketika melihat Vania celingak-celinguk seperti mencari sesuatu.
"TANTE CANTIK"
Vania kembali menajamkan pendengarannya lagi dan langsung menoleh ke arah sumber suara.
"Nadia?" gumam gadis itu saat melihat seorang anak kecil berdiri di samping Gilang sambil melambaikan tangan kearahnya.
Sial,jadi tadi Vania tidak salah lihat??Gilang benar-benar berada di sini??
Revan yang mendapati tatapan aneh dari Vania langsung mengarahkan pandangannya ke arah yang sedang dilihat oleh kekasihnya itu.
"loh,itu bukannya...-
"Revan?" seru seorang wanita memanggil Revan dari arah lain.revan pun langsung menoleh ke arah tersebut dan...
"raisa?" Revan terlihat kebingungan saat melihat keberadaan Raisa di pantai tersebut.
"kamu disinii juga?" ucap Raisa yang kini sudah berdiri tepat di depan Revan dan juga Vania.
"siapa dia van?" Vania menatap Revan sebentar setelah itu mengalihkan pandangannya ke arah Raisa.
"oh ya sayang.kenalin.dia raisa.teman aku sewaktu dikampus dulu.dan Raisa,kenalin.ini vania.gadis yang selalu aku ceritakan sama kamu?" ucapnya.
"hai...aku raisa.salam kenal?" Raisa tersenyum manis lalu mengulurkan tangannya ke hadapan Vania.
"hai juga...aku vania?" Vania menjabat tangan Raisa dan membalas senyuman Raisa tidak kalah manis.
"ternyata benar ya kata Revan.kamu itu cantik?" pujinya.
"mbak bisa aja.mbak juga cantik kok?" balas Vania memuji Raisa.
"mama!!" tiba-tiba datanglah Nadia menghampiri mereka bersama dengan Gilang yang berjalan di belakangnya.
"mas.kenalin.ini teman lama aku,revan.dan ini Vania,tunangannya?" ucap Raisa memperkenalkan kedua orang didepannya kepada sang suami.
"senang bertemu dengan anda,pak Gilang?" ucap Revan yang kemudian mengulurkan tangannya ke hadapan suami dari Raisa itu.
"jadi,dia teman kamu,Raisa?" Raisa mengangguk cepat.
"iya mas,Revan teman satu kampus aku?" jelasnya
Sesaat Gilang melihat ke arah uluran tangan Revan,setelah itu menjabat tangan laki-laki tersebut dengan begitu kuat.
Revan sedikit terkejut dengan sikap tidak bersahabat yang ditunjukkan oleh Gilang.namun walaupun begitu revan sama sekali tidak protes sedikit pun kepada Gilang.
Cukup lama gilang menjabat tangan tersebut,sampai tangan Revan kini mulai terasa sakit dibuatnya.
"khem!!,,mas,udah?!"' tegur Raisa ketika melihat sang suami sangat lama menjabat tangan Revan.
Gilang pun melepaskan genggaman tangannya lalu mengalihkan pandangan ke arah gadis yang ada di sebelah Revan.
Vania yang merasa sedang ditatap oleh Gilang pun langsung membuang muka ke arah lain.sungguh,vania merasa tidak nyaman diposisi ini.
Tanpa disadari keduanya,Revan melihat interaksi antara Vania dan Gilang.entah kenapa Revan merasa ada sesuatu diantara mereka berdua.
"Tante cantik,ngapain ada disini??lagi liburan juga ya?" ucap Nadia memecah keheningan.Raisa menaikan satu alisnya.
"loh nak,kamu kenal sama Tante Vania?" tanya Raisa keheranan.nadia pun mengangguk cepat.
"ya jelas Nana kenal mah.ini kan Tante cantik.tante yang nolongin aku waktu di mall?" jelasnya.
Raisa terlihat sangat terkejut.kemudian segera menatap ke arah Vania.
"astaga!!..jadi kamu,orang yang udah nolongin Nadia waktu di mall itu?" vania hanya menganggukkan kepalanya dengan pelan.
"makasih ya,udah nolongin anak aku?" ucapnya.
"iya,mbak sama-sama.?" jawab Vania
"sayang,kok kamu gak cerita tentang hal ini ke aku sih?" protes Revan karena baru mengetahui hal tersebut sekarang.
Vania tersenyum kikuk."maaf sayang,aku lupa?" ucapnya.
=============
Niat hati Vania ingin menjauhi Gilang.namun sialnya dirinya malah terjebak oleh keluarga kecil tersebut.
Raisa mengajak mereka untuk makan siang bersama di salah satu cafe yang tidak jauh dari tepi pantai.bukannya menolak Revan malah justru menyetujui ajakan tersebut.alhasil Vania tidak bisa berbuat apa-apa lagi.
"ayo Vania.dimakan makanannya?" ucap Raisa setelah seorang pelayan cafe selesai menata pesanan mereka di atas meja.
"iya.mbak?" ucap Vania malu-malu.
Gilang memperhatikan vania penuh tanya.entah kenapa sedari tadi gadis itu terlihat diam dan gelisah.apakah gadis itu tidak nyaman dengan pertemuan mereka saat ini,pikirnya.
"apa yang sedang kamu pikirkan vania.kenapa sekarang kamu jadi pendiam??bukankah dulu kamu itu gadis yang periang dan hiper aktif?" ucap Gilang tiba-tiba kepada gadis yang tengah duduk di sebelahnya,membuat semua mata langsung tertuju padanya.
"sial!!...apa maksud Gilang bicara seperti itu.apa dia ingin pamer kalau dulunya kita pernah menjalin hubungan??" batin Vania was-was.
"wait,kok mas kayaknya tau banget soal vania.atau jangan-jangan kalian..." raisa menggantungkan perkataannya.
Gilang yang saat itu hendak mengambil makanan segera menghentikan gerakannya lalu menatap Raisa dan Revan secara bergantian.
"jelas saya tau soal Vania karena saya adalah mantan..-"
"dosen.dulu pak Gilang adalah dosen saya,mbak?" potong Vania dengan cepat.
Gilang mendelik tajam ke arah Vania,sementara gadis itu berusaha untuk terlihat tenang dihadapan semuanya.
"what!!..jadi dulu mas Gilang itu dosen kamu,Vania?" ucap Raisa tidak menyangka.
"iya,mbak.dosen pengganti lebih tepatnya.kita juga pernah ketemu kok dikampus?" jelas vania mencoba mengingatkan Raisa tentang pertemuan mereka.
Raisa terdiam sejenak"oh iya.kita pernah ketemu.dilorong kampus kan.waktu itu kita gak sengaja batrakan?" Vania mengangguk cepat,membenarkan perkataan Raisa.
"CK CK CK...dunia benar-benar sempit ya?" ucap wanita itu.
============
Waktu menunjukan hampir jam dua siang.vania dan Revan pun pamit pulang kepada Raisa dan yang lainnya.
"thanks ya sa,buat traktirannya?" ucap Revan yang sudah bangun dari tempat duduknya.
"kita pamit pulang dulu ya mba?" lanjut Vania kemudian mengambil tas kecil miliknya di atas meja
"oh ya,kalau kalian sempat besok Dateng ke rumah ya.kita makan malam bareng?" pinta Raisa.
Vania dan Revan saling bertatapan namun setelah itu kembali mengarahkan pandangannya ke arah Raisa.
"maaf sa,bukannya kita gak mau.tapi besok kita berdua harus balik ke Jakarta.kita mau fitting baju pengantin?" jawab Revan.
"yah,sayang banget ya?" ucap Raisa dengan nada kekecewaan.
"jangan kecewa gitu.insyaallah setelah urusan kita selesai kita mau kok makan malam bareng kalian.bukan begitu sayang?" Vania hanya menanggapinya dengan senyuman tipis.
==============
"Van,kamu ke mobil duluan aja.aku mau ke toilet bentar?" ucap Vania.
Revan mengangguk."oke.aku tunggu di mobil?" Vania pun berjalan ke arah kiri dimana toilet berada.sementara Revan mengambil langkah yang berlawanan.
Sesampainya di toilet Vania langsung memasuki tempat tersebut.sesuai niatnya,Vania hanya ingin buang air kecil disana.
Lima menit kemudian gadis itu keluar dari toilet.namun baru beberapa langkah keluar toilet tiba-tiba saja tangan Vania ditarik oleh seseorang dan dibawa ke tempat yang lebih sepi.
"GILANG!!!"
Vania terbelalak begitu mengetahui sosok itu yang menarik paksa Tubuhnya.
"kamu apa-apaan sih Lang!!..minggir!!" vania hendak pergi,tapi lagi-lagi tangannya dicekal oleh Gilang.dengan cepat laki-laki itu mengukung gadis tersebut.
"sekali lagi aku bilang sama kamu vania.batalkan pernikahan kamu dengan Revan?" ucap gilang dengan sangat egois.
Vania berdecih lalu tersenyum miring menatap laki-laki dihadapannya.
"siapa kamu,huh!!.. berani-beraninya merintah aku kayak gitu?" ucap vania.
"berhenti bersikap seolah-olah kita ini orang asing vania.kalau tidak-"
"apa hm.kalau tidak apa!!" potong Vania.
Gilang menelisik wajah cantik gadis didepannya.mulai dari mata,hidung dan berakhir pada bibir tipis berwarna pink.
"SIAL!!...aku gak bisa nahannya semua ini Vania?" gadis itu tampak bingung mencerna perkataan Gilang.
"ngomong aph-" belum selesai vania bicara Gilang sudah terlebih dulu membungkam mulut dengan ciuman penuh hasrat.
"Lang leph-" Vania berusaha berontak namun tenaga Gilang jauh lebih kuat darinya.
Ciuman gilang perlahan turun ke leher putih milik Vania.dengan penuh nafsu Gilang menciumi leher tersebut.
"jangan-" belum selesai Vania melarang Gilang sudah terlebih dahulu memberikan kissmark dilehernya.
"kamu masih ingat kata-kata ku dulu kan.jika kita dipertemukan lagi oleh tuhan.maka aku akan menjadikan kamu milik aku seutuhnya!!"
Share this novel