Surabaya,,,,
Vania menggeliatkan tubuhnya diatas ranjang,kemudian membuka sepasang matanya dengan perlahan.Sesaat dirinya menatap kamar hotel yang sudah beberapa Minggu ini dia tinggali.
"jam berapa ini?" gumamnya.
Dengan sedikit kesusahan Vania memposisikan dirinya duduk di atas ranjang.
"aks" Ringis gadis itu sambil memegangi kepalanya yang terasa sangat sakit.
"apa yang udah terjadi semalem??kenapa kepala gue pusing banget?" masih dalam keadaan pusing Vania mencoba mengingat kejadian semalam.
Tok Tok Tok
Tiba-tiba saja terdengar suara pintu kamar diketuk dari luar.
"ya,tunggu bentar?!" seru Vania lalu segera menyibakkan selimutnya lalu turun dari tempat tidur.
Ceklek
Pintu terbuka,menampilkan sosok Rika dengan raut wajah yang sangat cemas.
"Astaga!!..Nia!!...loe kemana aja sih semalem??kenapa telpon loe gak bisa di hubungi?" ucap Rika tanpa permisi lagi memasuki kamar hotel sahabatnya itu.
Vania menutup kembali pintu kamarnya kemudian berjalan mengikuti langkah Rika.
"gue juga gak tau gue semalem kemana,Rik.gue juga gak tau kenapa gue tiba-tiba bisa ada dihotel?" seketika Rika menghentikan langkahnya membuat Vania juga ikut menghentikan langkahnya.
"maksud loe???" tanya Rika kebingungan.
"seinget gue kita itu semalem ke club.terus gue disamperin sama satu cowok?" Vania berusaha mengingat sedikit demi sedikit kejadian semalam.
"terus?" desak Rika.
"terus gue minum....sampai mabuk.terus...-" tiba-tiba Vania teringat akan sosok Gilang yang membawanya ke luar club.
"gilang??"
Rika menaikan satu alisnya ketika Vania menyebutkan nama Gilang.
"gilang??" ulangi Rika.vania mengangguk lambat.
"Gilang yang bantu gue keluar dari club?" jelasnya.
"terus apa Gilang juga yang bawa loe ke hotel?" tanya Rika semakin penasaran.
Vania kembali menggeleng."gue gak tau.mungkin aja iya.gue gak inget lagi kejadian setelah itu?" ucapnya.
"terus hp loe kemana???kenapa gak bisa gue hubungi??" tanya gadis itu lagi.
"hp gue lowbat setelah gue telponan sama Gilang?" jawab Vania.
Rika menghela nafas panjang."ya udah.yang penting sekarang loe baik-baik aja.gue khawatir banget soalnya?" ucapnya.
"sorry ya,udah buat loe jadi khawatir gini?" ucap Vania merasa bersalah.
"iya,gak apa-apa.terus sekarang loe mau berangkat ke kantor gak?" vania mengangguk cepat.
"iya.banyak kerjaan juga kan disana.gue mandi dulu deh kalau gitu.loe tunggu sini bentar ya?" Rika mengangguk paham.
Vania pun berjalan menuju kamar mandi dengan sambil memegangi kepalanya yang masih terasa sakit.
==============
Di kantor Gilang terlihat sangat sibuk sekali.tapi bukan sibuk dengan pekerjaan kantornya.melainkan sibuk memberikan hukuman kepada Jason.
Ya,apa lagi kalau bukan karena kelalaian Jason pada tugasnya semalam.akibat keteledoran laki-laki itu dalam menjaga vania,hampir saja membuat mantan kekasihnya itu jadi mangsa orang yang tidak bertanggung jawab.beruntung semalam Gilang datang tepat waktu.kalau tidak...
Gilang juga tidak memberikan hukuman yang terlalu berat kepada jason.hanya push up sebanyak 100 kali dan lari keliling gedung kantornya sebanyak 10 kali,hanya itu saja.
Dan Jason pun juga tidak protes dengan hukuman yang diberikan oleh Gilang.karena jason sadar betul dengan kesalahan yang telah diperbuatnya semalam.lebih baik mendapatkan hukuman seperti ini dari pada dirinya harus dipecat dari perusahaan ini.
"78...79...." Jason terus menghitung gerakan push up nya.jujur tubuhnya sudah merasa sedikit kelelahan karena sebelum melakukan hukuman ini,Jason sudah terlebih dahulu lari keliling perusahaan.tapi Jason harus bertahan dan menyelesaikan semua hukuman dari Gilang.
Tok tok tok
Mendengar pintu ruangannya di ketuk,Gilang yang sedari tadi berdiri di depan jason yang tengah push up segera melangkahkan kakinya menuju pintu.
Ceklek
"PAPA!!" Seru Nadia lalu segera memeluk papa tercintanya itu.gilang tersenyum manis kemudian menggendong tubuh Nadia.
"kamu kesini sama siapa nak?" tanya Gilang setelah itu menutup kembali pintu ruangannya.
"sama Oma?" jawabnya.Gilang kenaikan satu alisnya.
"terus sekarang Oma nya mana?" tanya Gilang lagi.nadia menggeleng cepat.
"gak ada pa.oma langsung pulang kerumah.oma cuma antar aku sampai lift doang.oma bilang opa lagi sakit makanya cepet-cepet pulang?" jelasnya.gilang pun mengangguk paham.
"loh,ada om Jason?" cicit Nadia yang baru menyadari sosok Jason didalam ruang kerja papanya.sepasang mata sipitnya terus memperhatikan gerakan tubuh Jason yang naik-turun.
"om Jason lagi ngapain pah?" tanya Nadia yang masih fokus melihat Jason push up.
Gilang melihat ke arah yang sama dengan apa yang dilihat oleh anaknya.
"oh,itu om Jason lagi papa hukum?" jawabnya.
"hukum?" nadia menolehkan wajah nya ke arah Gilang.
"yes.soalnya om Jason nakal.makanya papa kasih hukuman?" jelasnya.
Jason yang sedari tadi mendengarkan percakapan ayah dan anak itu hanya diam dan fokus pada hukumannya.
"97...98...99...100..."
Selesai.jason langsung menghentikan aktivitas push up nya.Sesaat laki-laki itu tampak mengatur nafasnya yang sedikit terengah-engah lalu segera berdiri menghadap Gilang.
"udah selesai pak?" ucap jason.gilang mengangguk kecil.
"kamu boleh keluar?" titahnya.
Jason menurut,namun saat dirinya hendak membuka pintu tiba-tiba saja Nadia memanggilnya.
"om Jason?"
"ya?"
Terlihat anak itu membuka tas ranselnya kemudian mengeluarkan botol minum milik nya yang berisikan ice orange jus.
"ini,untuk om Jason?" ucap anak itu sambil menyodorkan botol minum tersebut kepada Jason.Sekilas Jason melirik ke arah Gilang.
"ah,gak usah,princess.bu-"
"gak apa-apa om.ambil aja.om kayaknya kecapean banget.ini" Nadia menatap Jason penuh harap.
Untuk kesekian kalinya Jason melirik ke arah Gilang.gilang yang paham akan maksud putrinya itu langsung memberikan kode kepada Jason untuk menerima pemberian Nadia.
"ya udah.om ambil minuman ini?" sambil tersenyum lembut Jason mengambil botol minum yang disodorkan oleh Nadia.
"makasih banyak,princess?" ucapnya.tidak lama Jason pun pergi meninggalkan ruangan Gilang.
============
Vania menatap fokus layar laptopnya.beberapa jemari tangannya terlihat gesit menekan tombol huruf pada keyboard didepannya.
Tidak berselang lama kemudian datanglah Rika.seperti biasa gadis itu memberikan berkas laporan yang baru saja dia buat.
"ini?" Rika memberikan sebuah map kepada vania.dengan mata yang masih fokus pada laptop,Vania menerima map yang diberikan oleh Rika.
"nia.udah jam makan siang.kita makan dulu yuk?" ajaknya.vania menggeleng cepat.
"gue belum laper,Rik.loe aja gih?" ucap vania tanpa menoleh ke arah Rika.
Rika menghela nafas panjang."gue tau loe lagi ngejar target kerjaan disini.tapi bukan berarti loe harus kerja terus.tubuh loe juga butuh istirahat,Nia?" ucapnya.
"bokap-nyokap loe minta gue buat bantu loe dan jagain loe selama disini.apa kata mereka nanti kalau liat loe jatuh sakit karena kelelahan,hm?" ucap Rika lagi.
Vania memutar bola matanya dengan malas."oke,ayo kita makan?" rika tersenyum puas karena vania akhirnya menuruti kemauannya.
=============
Jakarta,,,
Gita merasa jenuh berada di kamar rawatnya.dia pun memutuskan untuk pergi ke taman yang ada di rumah sakit tersebut.
"kamu mau kemana,ta?" tanya dokter Syahnaz saat melihat Gita baru saja keluar dari kamar rawatnya.
"eh,dokter Syahnaz?" keduanya tampak saling melempar senyum.
"saya mau ke taman dok.bosen didalam kamar terus.gak apa-apa kan?" tanya Gita meminta izin.
"saya gak ngelarang kamu,ta.kalau kamu mau ke taman silahkan aja.selagi itu buat kamu senang dan nyaman.asalkan...jangan terlalu lama.bagaimana pun juga kamu butuh istirahat yang banyak.pahamkan?" ucapnya.
Gita mengangguk."paham dok,makasih atas izinnya?" dokter Syahnaz tersenyum manis.setelah meminta izin,Gita pun langsung berjalan menuju taman rumah sakit.
Sama seperti layaknya taman yang lain,taman ini terlihat sangat sejuk dan membuat nyaman pasien.
Dengan langkah santai Gita menelusuri taman tersebut.tidak lama dirinya duduk di kursi panjang yang tersedia di sana.
Gita mengeluarkan ponselnya lalu membuka galeri foto.dilihatnya beberapa foto kebersamaan dirinya dengan para sahabatnya.ada rasa rindu di hatinya kepada mereka bertiga.
"maaf ya guys,sampai detik ini gue belum juga berani bilang ke kalian tentang penyakit gue?" gumam Gita.
"gue gak mau kalian kepikiran sama penyakit gue ini?" gita menundukkan kepalanya.ingin rasanya dia menangis sejadinya meratapi hidupnya yang terlihat miris.
Ditengah kegalauan hatinya,tiba-tiba saja ada seorang anak perempuan berpakaian pasien datang menghampirinya dengan membawa sebuket bunga mawar merah.
"permisi kak?" ucap anak kecil itu.gita langsung menoleh ke arah kanannya.
"kamu siapa???" tanya Gita.bukannya menjawab anak itu malah terdiam menatap dirinya.
"ini,buat kakak?" terlihat anak itu memberikan buket bunga mawar merah yang dia bawa.
"eh.." dengan perasaan bingung Gita menerima barang tersebut.
"ini dari siapa dek?" tanya gita.bocah itu tidak menjawab,dia malah buru-buru pergi meninggalkan Gita.
"hei!!!..." seru gadis itu namun tidak dihiraukan.
Masih dalam kebingungannya Gita melihat buket bunga yang ada ditangannya.
"cantik banget bunganya.dari siapa ya???" seketika pandangannya tertuju pada note yang terselip di bunga.gita pun langsung mengambil note tersebut lalu membacanya.
"maafkan aku yang lupa mengirimkanmu bunga kemarin,cantik.sebagai gantinya hari ini aku mengirimkan buket bunga mawar yang lebih besar"
Gita terdiam setelah membaca catatan itu.lagi-lagi tidak ada nama pengirimnya.dan hal itu semakin membuat Gita penasaran.
"loe itu sebenarnya siapa sih??kenapa selalu ngirimin bunga ke gue???" gumamnya.
Gita tampak tersenyum manis kemudian mencium aroma bunga tersebut.
"siapa pun loe,makasih ya.udah buat gue gak ngerasa sendirian disini?" batinnya.
Di sisi lain,tidak jauh dari tempat gita duduk,terlihat dokter Efendy Tengah mengamati gita.dirinya tersenyum puas begitu melihat gita menerima buket bunga pemberiannya
Karena sudah merasa waktunya,dia pun melangkahkan kakinya ke taman tersebut,berniat menemui Gita.
Dengan sedikit gugup laki-laki itu terus melangkah maju mendekati bangku Gita.sampai akhirnya....
"Gita?"
Gita yang merasa namanya dipanggil segera menolehkan kepalanya ke belakang dan melihat sosok tersebut.
"E-endy?!"
=============
Surabaya,,
Vania dan Rika mendatangi sebuah restoran untuk makan siang.tanpa sepengetahuan kedua gadis itu,Gilang dan Nadia juga mendatangi restoran tersebut.
"tempatnya rame banget,Rik?" ucap Vania.
"iya,nih.apa kita cari restoran lain aja yah?" Rika terus melihat sekelilingnya.
Disisi lain,Nadia yang hendak memakan makanannya tidak sengaja melihat sosok Vania bersama dengan seseorang.nadia pun segera turun dari kursinya kemudian langsung berlari menghampiri Vania.
"nana!!..mau kemana kamu!!..." seru Gilang kebingungan.
Karena tidak melihat ada meja kosong disana,vania dan Rika pun memutuskan untuk pergi dari restoran tersebut.
"TANTE CANTIK!!" panggil nadia.dengan gerakan cepat anak itu mencekal tangan Vania yang hendak berjalan keluar restoran.
"eh!!..Nana!!" Vania tampak terkejut melihat nadia.sedangkan Rika tampak kebingungan dan bertanya-tanya.
"dia siapa,Nia?" tanya Rika penasaran.
"dia nadia.anaknya Gilang?" jawabnya.
Rika terbelalak mendengar hal tersebut.apa katanya tadi???anak,???Gilang???
"kamu kok bisa ada di sini sayang???sama siapa,hm?" tanyanya.
"Nana lagi makan siang,Tante cantik.sama papa.itu dia?" tunjuk Nadia ke arah papa berada.
Secara bersamaan Vania dan Rika melihat ke arah yang ditunjuk oleh nadia.dan disaat yang sama juga ternyata Gilang juga melihat ke arah mereka bertiga.
"Tante mau makan siang juga kan??kalau gitu Ayuk,kita makan siang bareng?" Nadia menarik tangan Vania,hendak membawanya pergi namun vania menahannya.
"eh,gak usah Nadia.biar Tante makan ditempat lain aja?" tolak nya.
"gak ada penolakan Tante.pokoknya Tante harus makan bareng aku dan papa?" demi apapun tenaga Nadia cukup besar untuk anak seusianya.dia berhasil membawa Vania dan Rika menuju tempat Gilang berada.
"papa.tante cantik boleh makan siang bareng sama kita gak?" tanya Nadia kepada papanya.Sontak saja ketiga orang dewasa itu kini saling beradu pandang.
"boleh?" ucap Gilang singkat.
Nadia tersenyum senang lalu segera meminta Vania dan Rika untuk duduk di kursi kosong yang ada di sana.
Share this novel