Bab 80

Romance Series 14365

Surabaya,,

Gilang tampak sibuk memasukkan satu persatu koper milik keluarganya ke dalam bagasi mobil.pagi ini dia beserta istri dan anaknya akan pergi ke jakarta untuk mengunjungi orang tuanya yang ada di sana.

"apa semua barang sudah masuk ke dalam mobil?" tanya Gilang sambil memasukan koper terakhir yang diberikan oleh Raisa.

"udah mas?" jawab Raisa

"udah pah?" timpal Nadia.

"kalau begitu kalian cepat masuk mobil?" secara bersamaan Nadia dan Raisa mengangguk lalu segera masuk ke dalam mobil.sementara Gilang pergi menemui para pekerjanya untuk memberi pesan.

"tolong jaga rumah baik-baik.kalau ada apa-apa segera hubungi Saya?" Gilang menatap serius satpam,tukang kebun,sopir dan juga ART yang bekerja di rumah nya.

"Dan satu lagi.kalau ada yang cari saya.bilang saja saya sedang pergi ke rumah orang tua saya.paham?"

"paham tuan?" seru para pekerja secara bersamaan.

"bagus.kalau begitu saya berangkat dulu?" setelah memberi pesan gilang segera masuk ke dalam mobil.

"jalan pak?" titah Gilang kepada sopir taksi online.

Sang driver pun mengangguk paham,kemudian langsung melajukan mobilnya keluar pekarangan rumah Gilang.

Setelah menempuh perjalanan hampir satu jam,kini Gilang beserta anak dan istrinya sampai juga di bandara.

"mas.aku ke toilet dulu ya?" ucap Raisa yang tiba-tiba saja merasa kebelet pipis.Gilang menghela nafas panjang menatap sang istri.

"ya sudah.cepat sana.bentar lagi pesawat kita berangkat?" ucap gilang.

Setelah mendapatkan izin,Raisa pun langsung berjalan menuju toilet yang ada di sana.

============

"ah...lega nya?" gumam Raisa setelah selesai buang air kecil.raisa tersenyum manis sambil mengelus perut nya yang sudah mulai sedikit membuncit.

"Kamu yang tenang ya nak didalam pesawat.jangan rewel.bentar lagi kita ketemu sama nenek dan kakek?" gumamnya lagi.

Tidak ingin membuat Gilang dan sang anak lama menunggu,setelah selesai mencuci tangannya Raisa segera keluar dari toilet.

Ddrrtt..Ddrrtt...

Dipertengahan jalan,Ponsel Raisa tiba-tiba saja berbunyi.sebuah panggilan masuk dari nomor yang tidak dikenalnya.tanpa pertimbangan Raisa langsung mengangkat panggilan tersebut.

"halo?" Sapa Raisa.

"halo?" terdengar suara laki-laki,Raisa terlihat mengerutkan keningnya.

"siapa ini?" tanyanya kebingungan.

"Ck!!..cepat sekali kamu lupa dengan saya raisa.padahal baru kemarin loh kita ketemu di mall?" jelas laki-laki itu.raisa langsung terbelalak.

"Dion?!" seru Raisa.

"yes, that's right?!" balas Dion.

"dari mana kamu tau nomor ini?!...atau jangan-jangan kamu yang selama ini teror saya dengan pesan gak penting itu?!" cecar wanita itu dengan nada dingin.dion hanya terkekeh mendengar celotehan raisa.

"brengsek!!!..jangan main-main kamu!!..apa mau kamu sebenarnya,hah?!" Raisa langsung menghentikan langkahnya.dirinya sangat kesal sekali dengan tingkah orang asing ini.

"calm down,darling.rupanya kamu itu wanita pemarah ya.pantas aja Gilang belum bisa mencintai kamu?" sindir dion.raisa mendelik tajam.

"KAMU-" karena sudah benar-benar merasa kesal dengan omongan dion barusan,Raisa pun segera memutuskan panggilan teleponnya secara sepihak.

Ting

Sebuah pesan masuk.dan ya,siapa lagi kalau bukan Dion pelakunya.

_08567929××××_
"kenapa dimatikan.padahal saya mau bicara sesuatu hal tentang suami mu itu"

Ting,

_08567929××××_
"keputusan kalian untuk ke Jakarta itu adalah hal yang salah,raisa?!"

Ting,

_08567929××××_
"itu sama saja kamu memberikan kesempatan untuk Gilang bertemu dengan mantan kekasihnya yang ada di sana."

Ting,

_08567929××××_
"saran saya,jangan sampai lengah.karena tidak menutup kemungkinan kalau suami mu itu akan bertemu dengan mantannya di belakang kamu lagi."

Rahang Raisa langsung mengeras,tangan kanannya mengepal kuat saat membaca beberapa pesan yang dion kirimkan ke ponsel nya.

"SIAL!!.SIAPA ORANG INI SEBENARNYA!!" Geram wanita itu.

=============

Raisa berjalan dengan tergesa-gesa menghampiri Gilang dan Nadia yang tengah duduk di kursi tunggu.

"kenapa kamu lama sekali,raisa?" gilang langsung bangkit dari tempat duduknya.dia menatap kesal sang istri yang baru saja kembali dari toilet.

"ma-maaf mas.tadi toiletnya rame?" bohong Raisa.

"CK!!..sudah lah.sebaiknya kita cepat masuk?" ucap Gilang dengan nada dingin.

Raisa mengangguk paham.dengan cepat Gilang menyambar koper miliknya lalu berjalan terlebih dahulu.

"mama gak apa-apa kan?" tanya Nadia saat melihat raut wajah Raisa yang tidak baik-baik saja.

"mama gak apa-apa kok sayang?" raisa tersenyum lembut sambil mengelus kepala sang anak.

"ayo kita susul papa Kamu?" Nadia pun segera turun dari kursi setelah itu berjalan beriringan dengan mamanya.

Raisa menatap gilang yang tengah berjalan tepat di depannya.tidak bisa dibohongi lagi kalau hatinya kini kembali risau setelah menerima pesan dari Dion beberapa menit lalu.

Apakah yang dibilang oleh dion tadi benar adanya.atau kah ini hanya akal-akalan dion saja untuk merusak rumah tangganya dengan Gilang.

"sepertinya gak ada salahnya kalau mulai sekarang aku lebih memperhatikan mas Gilang lagi.aku gak mau kehilangan dia.aku sangat mencintainya?" gumam Raisa dalam hati.

=============

Jakarta,,

10:30 wib..

"sorry,gue telat?" ucap Vania yang baru saja datang ke cafe milik mamanya untuk bertemu dengan bela.

"gak apa-apa.gue juga belum lama kok disini?" jawab bela.vania pun langsung menduduki kursi yang ada di sebelah bela.

"by the way,ngapain loe ngajakin ketemuan?" tanya vania lalu meminum ice cappucino yang sudah di pesankan oleh sahabatnya itu.

"gak apa-apa kok.gue cuma kangen sama loe aja?" bohong bela.vania langsung menyipitkan matanya menatap sosok perempuan yang memakai setelan cardigan knit dan overall dress motif floral.

"jangan bohong bel.kita itu kan temenan udah lama,bukan sehari dua hari.gue paham banget loe kayak gimana.so,cerita aja langsung sama gue?" Vania mengaduk minumannya dengan sedotan,kemudian kembali menyeruput ice cappucino kesukaannya itu.

Bela menghela nafas panjang.raut wajahnya menjadi muram seperti menyimpan sesuatu hal.

"menurut loe,keputusan gue tunangan sama kak Adnan bener gak ya?" cicitnya.

"maksud loe?" gadis itu tampak menaikan sebelah alisnya.

"gue-"

"loe ragu sama cintanya kak Adnan?" potong vania.bela menggeleng pelan.

"gue gak tau nia.gue cuma takut aja kalau kak Adnan sama brengseknya kayak pak Gilang?" ucap nya.

Vania segera menyingkirkan gelas minumannya lalu menaruh kedua tangannya di atas meja.tidak lupa dirinya menatap bela penuh keseriusan.

"kalau loe masih ragu.terus kenapa loe Nerima lamaran kak Adnan?" tanyanya.

"gue ..gak tau nia...satu sisi gue seneng kak Adnan ngelamar gue.tapi disisi lain ada hal yang gue takutin.loe tau kan betapa tajirnya kak adnan.dan loe juga tau hampir semua cewek yang deketin dia itu adalah cewek-cewek high class.sedangkan gue???"

"gue cuma takut kak Adnan jadiin gue boneka mainannya aja?" lanjut bela.

Oke,Vania sekarang paham apa yang menjadi masalahnya.

"bel?" digenggamnya tangan bela dengan lembut.

"loe gak usah khawatir gitu.gue kenal sama kak Adnan itu udah cukup lama.dan kak Adnan,bukan tipe orang yang kayak loe pikirin itu.dia laki-laki baik bel.dia juga laki-laki yang tulus dan serius kok dengan cintanya.gak usah minder sama wanita yang deketin kak Adnan.yang terpenting sekarang adalah kak Adnan milih loe.milih loe sebagai pendamping hidup nya,labuan cintanya?"

"coba loe pikir baik-baik deh.kalau emang kak Adnan cuma mau main-main sama loe,kenapa sampai ke jenjang seserius ini?" seketika bela terdiam mencerna semua perkataan Vania barusan.

"iya sih.tapi tetep aja gue-"

"udah.percaya sama gue bel.kak Adnan adalah orang baik.dan dia serius jalanin hubungan sama loe?" potong Vania lagi.

Tanpa disadari kedua gadis itu.di balik dinding dekat tempat duduk mereka,ada sosok Adnan yang tengah berdiri di sana.

Adnan mendengar semua percakapan antara Vania dan juga bela.dari awal sampai akhir.

=============

"KHEM!" Adnan berjalan menghampiri kedua gadis yang tengah menikmati minuman mereka.

"eh,kak Adnan?" Vania tampak terkejut begitu melihat keberadaan Adnan disana.hal yang sama pun juga dirasakan oleh bela.

"kak adnan,kenapa ada di sini?" tanya bela dengan sedikit was-was.apakah Adnan sudah mendengar semua percakapan mereka tadi??pikirnya.

"aku sengaja kesini buat nemuin kamu,sayang.tadi aku udah datang ke rumah kamu.tapi mama kamu bilang kalau kamu lagi ketemuan sama nia disini?" dengan penuh kelembutan Adnan mencium pucuk kepala bela lalu duduk di kursi kosong diantara mereka.

"kak Adnan udah lama datengnya?" bela sedikit melirik ke arah vania.dirinya masih bertanya-tanya apakah Adnan mendengar semua percakapan mereka tadi.

"gak juga.aku baru banget sampai?" bohongnya.

"kak Adnan mau apa cari aku?" tanya bela lagi.

"aku diminta mama buat jemput kamu.mama bilang mau ajak kamu bikin kue di rumah?" jawabnya.bela hanya bisa ber "oh" ria.

"ya udah kalau kak Adnan mau jemput bela,silahkan aja.kebetulan hari ini bela gak kemana-mana,ya kan bel?" vania menatap bela.

"ah .i-iya?" bela langsung menatap ke arah Adnan.

"bagus.kalau gitu kita langsung pergi aja yuk?" Adnan segera beranjak dari tempat duduknya kemudian menggandeng tangan bela.

"tapi...loe gimana,nia?" ucap bela yang merasa tidak enak meninggalkan vania.mengingat tadi dirinyalah yang minta Vania untuk datang ke sini.

"jangan mikirin gue bel.gue bisa kok sekalian bantu-bantu nyokap di sini?" jawabnya.

Bela terdiam.sedetik kemudian gadis itu terlihat mengangguk pelan.

"ya udah.kalau gitu gue pergi dulu ya.bye?" bela pun beranjak dari kursinya lalu berjalan mengikuti langkah Adnan.

=============

Setelah menempuh perjalanan beberapa menit dari bandara,kini Gilang dan keluarga kecilnya sampai di rumah kediaman orang tua Gilang.

"mama..papa...Nana langsung ke dalam ya.aku udah gak sabar ketemu sama kakek gun?" ucap Nadia.

"iya.sana temuin kakek kamu?" balas gilang.tanpa berlama-lama lagi Nadia turun dari mobil taksi online dan berlari menuju pagar rumah kakek-neneknya.

Setelah Nadia turun kini giliran Gilang dan Raisa yang turun dari mobil.gilang segera membuka bagasi mobil untuk mengambil beberapa barang mereka.

"sini mas.aku bantu bawa kopernya?" ucap raisa.gilang pun mengangguk pelan kemudian memberikan koper yang akan dibawa oleh Raisa.

Selesai mengeluarkan barang kini Gilang dan Raisa berjalan memasuki halaman rumah bernuansa putih itu.sesaat Gilang melihat sekelilingnya.tidak ada yang berubah sedikitpun dari rumah yang sudah di tinggali nya selama beberapa tahun ini.

===========

"KAKEK GUUUUNNN!!" Seru Nadia sambil berlari menghampiri pak Gunawan yang tengah duduk di ruang tamu.

"NANA?!" Ekspresi senang tampak jelas terlukis di wajah pak Gunawan.nadia langsung memeluk kakeknya itu,tidak lupa bocah kecil tersebut mencium punggung tangan pak Gunawan.

"gimana kabar cucu kakek yang cantik ini?" tanya pak Gunawan.

"Alhamdulillah baik kek?" jawab Nadia..

"mama sama papa kamu mana,nak?" tanya laki-lak paruh baya i itu lagi.

"itu mereka kek?" tunjuk Nadia kearah orang tuanya yang baru saja masuk ke dalam rumah

"ayah apa kabar?" tanya Raisa yang kemudian langsung mencium punggung tangan pak Gunawan.

"seperti yang kamu liat,sa.ayah semakin tua?" jawabnya di selingi kekehan.

"ayah bisa aja?" Raisa ikut terkekeh menanggapi ucapan ayah mertuanya itu.

Gilang menghampiri sang ayah lalu mencium punggung tangan orang yang sudah lama tidak dijumpai nya.

"makasih ya Lang.kamu udah mau pulang ke sini lagi?" ucap pak Gunawan.

"ayah jangan percaya diri dulu.aku datang ke sini lagi untuk bunda?" jawab Gilang dengan nada dinginnya.

Raisa yang melihat interaksi ayah dan anak tersebut hanya bisa menghela nafas panjang.sepertinya suami nya itu masih menyimpan rasa kesal kepada pak Gunawan.

"NENEK!!" Seketika semua orang disana mengalihkan pandangannya ke arah ibu Hanna yang baru saja datang.

==============

Dirumah kediaman Adnan,terlihat bela sedang sibuk membuat kue bersama ibu Meisya didapur.walau sedikit gugup karena berhadapan langsung dengan calon mertuanya itu,namun bela masih bisa mengatasi rasa gugupnya itu.

Ting

Suara oven berbunyi.pertanda kue butter cookies buatan mereka sudah jadi.ibu Meisya pun segera mengeluarkan cookies tersebut lalu menatanya diatas piring.

"bela.mama minta tolong ya.tolong bangunkan adnan.biar dia juga ikut cicipin kue bikinan kita?" titahnya.

"ah..a-aku Tante?" bela tampak terkejut dengan permintaan calon mertuanya itu.

"iya.tolong ya.kamar Adnan ada dilantai atas.dikamar nomor dua?" titahnya lagi.

Mau tidak mau bela menuruti permintaan tersebut.gadis itu kini segera pergi ke tempat yang diarahkan oleh ibu Meisya.

Tok tok tok

"kak Adnan?" panggil bela.

Tidak ada jawaban

Tok tok tok

"kak...bangun yuk.cookiesnya udah jadi loh?" ucapnya lagi.

Karena tidak ada jawaban,bela pun segera membuka pintu kamar Adnan yang kebetulan tidak terkunci.

"kak Adnan?" Bela hendak masuk ke dalam kamar namun tiba-tiba saja ada seseorang dari dalam yang menarik tangannya dengan cepat.

"AAAAA!!!"

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience