Jakarta....
Hari ini,tepatnya di rumah kediaman keluarga bapak Teddy Wicaksono akan dilangsungkan sebuah acara pertunangan.ya siapa lagi kalau bukan anak satu-satunya itu,Vania.
Adnan???
No!!
Bukan laki-laki itu yang akan bertunangan dengan Vania pada malam hari ini.melainkan Revan Prayoga, laki-laki yang dikenalkan oleh pak Teddy dua tahun lalu.
FLASHBACK,
"Vania,mau sampai kapan kamu mikirin laki-laki itu.ingat nak,dia itu sudah menikah dengan wanita lain?" Ucap pak Teddy kepada Vania yang tengah sibuk membaca laporan kantor.
"Nia tau pah kalau Gilang itu udah nikah.tapi bukan berarti papa bisa seenaknya jodohin Nia?" Jawab Vania lalu segera mengalihkan pandangannya ke arah pak Teddy yang duduk didepannya.
"Papa gak ngejodohin kamu nia.papa cuma mau ngenalin kamu sama laki-laki kenalan bisnis papa?" Jelasnya.
"Sama aja pah?" Sahut gadis itu.
"Beda?" Timpal pak Teddy tidak mau kalah.
"Sayang?" Pak Teddy beranjak dari kursinya kemudian berjalan ke arah kursi sang anak.
"Masa depan kamu masih panjang.jangan kamu sia-siakan waktu kamu untuk laki-laki brengsek itu.kamu harus move on.dan cari kebahagiaan kamu sendiri?" Ucapnya.
"Tapi pah...-"
"Gak ada tapi-tapian sayang.papa gak mau tau besok kamu harus ketemu dengan laki-laki itu?" Tegas pak Teddy setelah itu pergi meninggalkan ruangan anaknya.
Keesokan harinya,,,
"CK!!...males banget deh gue ketemu sama orang itu.tapi kalau gue gak nemuin dia pasti papa bakalan ngoceh-ngoceh?" Dumel Vania sambil mengendarai mobilnya.
Disaat dirinya tengah fokus menatap jalanan didepannya tiba-tiba saja seorang anak kecil berlari didepan mobilnya.
Citttt....
"Aish!!!...gila nih bocah!!..hampir aja ketabrak!!" Vania mengelus pelan dahinya yang terbentur stir saat menghentikan mobilnya dengan mendadak.
"Maaf ya mba?" Seru seorang ibu sambil memboyong anaknya yang nyaris tertabrak mobil Vania ke sebuah halte.
Vania membuka kaca pintu mobil lalu memarahi ibu tersebut.
"Lain kali di jaga anaknya bu.hampir aja saya tabrak!" Oceh Vania dari dalam mobil.
"Iya mba.sekali lagi saya minta maaf ya?" Ucapnya.
Karena malas berdebat panjang lebar Vania pun berniat melajukan kembali kendaraannya.tapi belum sempat dijalankan tiba-tiba saja mobilnya ditabrak dari arah belakang.
BRUUKK
"Shit!!..apa lagi ini!!" Sekilas Vania melihat kaca spion yang ada didalam mobilnya kemudian bergegas turun dari mobil untuk mengeceknya.
"*Njir!!!...mobil gue!!" Betapa terkejutnya vania saat melihat bagian belakang mobilnya penyok parah akibat ditabrak oleh mobil lain dibelakangnya.
Disisi lain tepatnya dari mobil yang ada di belakang Vania,seorang laki-laki memakai setelan jas berwarna hitam keluar dari mobil dan melihat apa yang sudah diperbuat olehnya itu.
"Mba,maaf ya.saya gak sengaja?" Ucapnya dengan mata tertuju pada mobil Vania yang sudah dia tabrak.
"Mas gak bisa nyetir mobil ya!!..mobil saya lagi diem kok di tabrak!!!" Seru Vania memaki laki-laki didepannya.
"Iya maaf mba,tadi saya la-"
Glek!!
Laki-laki itu menelan ludahnya dengan kasar saat melihat wajah Vania.
"Cantik?!" Batin laki-laki itu.
Melihat laki-laki didepannya bengong Vania langsung menjentikkan jarinya berkali-kali didepan wajah orang tersebut.
"Halo...saya lagi ngomong nih mas!!" Seru Vania.
Laki-laki itu tersadar kemudian kembali terfokus dengan masalah yang ada.
"Tanggung jawab gak!!" Ucap Vania sambil menunjuk mobilnya yang penyok.
"I-iya mbak?" Laki-laki itu sedikit terkejut.ternyata wanita dihadapannya galak juga.
Terlihat laki-laki itu mengambil dompetnya yang begitu tebal dari saku celananya lalu mengeluarkan 25 lembar uang seratus ribu rupiah.
"Ini?" Laki-laki itu menyodorkan uang tersebut kepada Vania.
"Apa itu cukup?" Ucapnya lagi.
Vania mengambil uang itu dengan raut wajah sedikit ketus lalu menghitungnya kembali.
"K-kalau kurang.mba bisa hubungi saya lagi?" Laki-laki itu tampak mengambil dan menyerahkan kartu namanya kepada gadis tersebut.
"Oke, thanks?" Tanpa melihat kartu nama tersebut Vania langsung menaruhnya di saku kemejanya.
"Lain kali hati-hati mas?" Tanpa berlama-lama lagi Vania berjalan memasuki mobilnya dan pergi meninggalkan laki-laki itu.
"Cantik sih...tapi galak?" Gumam laki-laki itu sambil melihat kepergian mobil Vania.
Seulas senyuman manis terlukis di wajahnya.entah apa yang dipikirkan laki-laki itu.beberapa detik kemudian laki-laki itu memasuki mobilnya lalu pergi meninggalkan tempat tersebut.
Tidak butuh waktu lama laki-laki yang menabrak mobil Vania kini sampai di sebuah cafe.tempat dimana dirinya janjian dengan seorang wanita.
08571807xxxx
"Kamu udah sampai belum???saya ada di meja nomor 7"
Setelah membaca pesan masuk dari seseorang,laki-laki itu langsung mengalihkan pandangannya ke arah meja nomor 7.terlihat seorang wanita tengah duduk sendirian membelakanginya.
"Itu dia?" Dengan segera laki-laki itu berjalan mendekati meja nomor 7.
"Maaf saya sedikit te- KAMU!!" Laki-laki tersebut langsung terbelalak begitu melihat wanita itu.
Ternyata gadis yang janjian dengan dirinya saat ini adalah wanita yang mobilnya dia tabrak dijalanan tadi.
FLASHBACK END...
============
Ceklek..
Ibu deana membuka pintu kamar vania.tampak didalam sana sang anak tengah berdiri di depan cermin rias.
"Kamu masih lama nak??Revan udah ada dibawah?" Ucap ibu deana.
"Bentar mah.nia pakai anting dulu?" Jawab Vania sambil melihat bayangan mamanya di cermin.
"Ya udah.jangan lama-lama?" Vania mengangguk faham setelah itu ibu deana pun pergi meninggalkan kamar anaknya.
Vania segera mengambil satu anting dikotak perhiasannya lalu memasangkannya di telinga kiri.saat mengambil anting yang satunya lagi vania tidak segaja melihat sebuah cincin dikotak perhiasannya tersebut.
"Ini kan cincin?" Ingatan Vania langsung tertuju pada sebuah kejadian beberapa tahun silam.momen dimana Gilang memberikannya sebuah cincin setelah kegiatan dinner mereka.
Ya,Vania memang masih menyimpan cincin pemberian dari Gilang.laki-laki itu sendiri yang meminta Vania untuk terus menyimpannya sebagai kenang-kenangan.karena Gilang sangat yakin kalau suatu hari nanti mereka akan bertemu kembali.
"Udah lima tahun berlalu lang.dan ternyata kita memang tidak ditakdirkan untuk bersama?" Vania kini mengambil cincin yang sudah dia jadikan liontin kalung lalu menatapnya dalam-dalam.
"Mulai sekarang kita fokus cari kebahagiaan masing-masing?" Gumamnya.
Tanpa terasa buliran air mata jatuh bersamaan itu juga Vania menggenggam erat cincin tersebut.
============
Vania berjalan dengan perlahan menuruni anak tangga.sementara dibawah sana ada Revan dan yang lainnya tengah menunggu dirinya.
Berbeda dengan acara pertunangan gilang beberapa tahun lalu,Acara pertunangan Vania dan Revan kali ini dilangsungkan secara sederhana.hanya dihadirkan para sahabat,beberapa rekan kerja dan pemilik panti asuhan dimana Revan dibesarkan.
"*Njir!!!...temen gue cantik banget?!" Ceplos bela saat melihat Vania yang tengah berjalan menuruni anak tangga.
Revan segera mengalihkan perhatiannya kepada calon tunangannya itu.dalam hitungan detik laki-laki itu menarik kedua sudut bibirnya ke atas,menciptakan senyuman manis diwajahnya.
Penampilan Vania begitu cantik malam hari ini.dengan balutan dress berwarna merah yang mencetak jelas tubuh langsingnya,membuat Vania semakin sexy Dimata mereka.
Tidak hanya Vania,Revan juga mencuri perhatian mereka dengan setelan jas berwarna merah juga.alis nya yang tebal serta hidungnya yang mancung membuat penampilan Revan bak pangeran di negri dongeng.
"Oke.karena Vania sudah ada.kita mulai saja acara tukar cincinnya?" Ucap pak Teddy.
Bela dan Rika pun mendekati dua orang yang akan bertunangan itu lalu menyodorkan cincin yang sudah dipersiapkan.
Revan segera mengambil cincin yang ada pada bela dan langsung memasangkannya pada jari manis Vania.setelah itu Vania mengambil cincin yang ada pada Rika kemudian memasangkannya pada jari manis Revan.
Prok prok prok
Semua orang bertepuk tangan penuh meriah setelah keduanya selesai menyematkan cincin pertunangan.
Revan tersenyum bahagia setelah itu melangkah mendekati gadisnya,menarik tengkuknya dan...
Cup
Laki-laki itu mencium kilas bibir berwarna merah milik Vania didepan para tamu undangan.
Share this novel