Surabaya,,,
"Cup"
Gilang mengecup bibir vania.lalu dirinya kembali mengarahkan penisnya ke vagina gadis tersebut.
Kedua tangan Vania memeluk tubuh gilang.tidak lama gadis itu merasakan tusukan yang keras dan besar dibawahnya.
"Ssshhh"
Sambil memejamkan matanya Vania mendongakan kepalanya keatas.tanpa sadar kuku tangannya menancap kuat di punggung Gilang,sehingga punggung itu terluka
"Aaahhh"
"Eemmpphh" Gilang sedikit kesusahan saat membobol lubang kenikmatan milik Vania.
Air mata Vania keluar dari sudut matanya.jujur dia merasa sakit yang teramat pada bagian kewanitaannya.namun sialnya gadis itu tidak mau berhenti di tengah jalan.
"Aakkhh...langgg sakitt!!" ringis Vania disela desahannya.gilang kembali menatap gadis yang berada di bawah kukungannya itu.
"tahan ya...sedikit lagi?" Gilang mengangkat pinggulnya lalu menghentak keras lubang Vania dengan penis keras dan besar milik nya.
plok
jleb
srek
"Emmhh" desah Gilang saat dirinya berhasil memasuki Vania.berbeda dengan Gilang,Vania justru berteriak kencang sambil menancapkan lagi kukunya dipunggung Gilang saat benda asing itu masuk kedalam vaginanya.
Gilang menghentikan sejenak pergerakannya lalu melihat kearah kelaminnya yang sudah menyatu dengan kelamin vania.dapat dia lihat darah segar mengalir disela penyatuan mereka.
"sakit?" tanya Gilang.
"banget?" jawab Vania.
"maaf ya?" Gilang menghapus buliran air mata yang membasahi wajah vania.kemudian mengecupi seluruh wajah tersebut dengan lembut.
"terimakasih sudah menjaganya untukku?" Gilang menatap Vania yang terlihat sangat cantik dan menggoda.
"boleh aku gerakin?" ucap Gilang meminta izin setelah beberapa menit beristirahat.
"boleh?" vania mengangguk malu-malu.gilang tersenyum,kenapa wanitanya itu terlihat sangat menggemaskan sekali dimatanya.
Dengan penuh kelembutan Gilang memaju mundurkan penisnya didalam vagina Vania.
"Aaahhh...Eegghh" Vania mulai mendesah kenikmatan begitu pun dengan Gilang.
"sayanggg...kamu...sem..pit..." ucap Gilang dengan suara beratnya.
"Aahh..langgg.. fas...ter...please..." Gilang tersenyum smirk setelah itu mencium kilas bibir sexy Vania.
"as you wish,baby?" detik berikutnya Gilang langsung mempercepat gerakan pinggulnya,bahkan kali ini terkesan lebih kasar.
"aahhh"
"oohh..shhitt... jangan dijepit "
"uugghh"
"Enggh"
Setelah beberapa menit mengejar kepuasan.vania pun merasakan sesuatu akan keluar dari vaginanya.
"lang...aku...mau...?" mengetahui apa yang dimaksud wanitanya,Gilang pun semakin mempercepat tumbukannya dibawah sana.
"bersama,baby?" ucapnya.tidak lama kemudian....
"Aaaahhhhh...."
sseerr
KKRRIIINNGGG....KKRRIIINGGG....
Suara alam berbunyi dari handphone dengan sangat nyaring.membuat Vania seketika itu juga membuka kedua kelopak matanya.
"sshhitt!!!...gue mimpi?" runtuk gadis itu.
Dengan cepat Vania membangunkan tubuhnya dan memposisikan dirinya duduk di ranjang.merasakan sesuatu yang lembab dibawah sana Vania pun langsung menyibakkan selimutnya.
"sialan!!!" umpatnya lagi.
=============
Gilang membalikkan badannya ke sebelah kiri.dengan mata yang masih terpejam tangan kanannya meraba pelan kasur bagian sampingnya.
"nana?" gilang membuka perlahan matanya dan melihat bagian sampingnya.kosong???
"kemana anak itu?" tanya Gilang dalam hatinya.
"apa dia sudah ada dibawah ya?" batinnya lagi.
Gilang segera mengambil hp nya dan melihat jam disana.ternyata waktu sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi.
Gilang pun segera turun dari ranjangnya dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
disisi lain,tepatnya di bagian dapur.raisa tampak sibuk memasak dengan dibantu oleh bi murti.sementara Nadia sibuk bermain dengan boneka labubunya di ruang makan.
"udah selesai bi?" tanya Raisa.
"udah nyonya?" jawab bi Murti.
"ya sudah.kalau gitu tolong tata dimeja makan ya bi.saya mau bangunin mas Gilang dulu?" Raisa melepaskan apron yang dikenakannya lalu menggantungnya di dinding samping rak.
"baik nyonya?" Bi Murti pun segera membawa semua sajian tersebut ke ruang makan.
==============
Raisa berjalan menuju kamar sang suami.namun setelah sampai didepan pintu kamar Gilang,wanita itu malah terlihat diam ditempat.
"ketuk dulu atau langsung masuk ya?" tanya Raisa pada dirinya sendiri.
"CK!...langsung masuk aja deh.lagian suami aku sendiri kok.gak ada yang salah kan kalau nyelonong masuk?" tanpa pikir panjang lagi Raisa segera membuka pintu kamar Gilang dan masuk kedalam kamar.
"loh,kok kosong?" ucap Raisa ketika tidak mendapati sosok Gilang disana.Raisa berjalan mendekati ranjang Gilang yang terlihat berantakan.
"kasurnya berantakan banget.aku beresin dulu deh?" Raisa mulaii merapihkan seprei dan bedcover yang terlihat berantakan.setelah sudah beres wanita itu kini beralih merapikan bantal.namun ketika dirinya sedang membereskan bantal di ranjang tersebut,tiba-tiba saja ada sebuah benda terjatuh dari bawah bantal.
"eh,apa itu?" Raisa melihat benda yang terjatuh itu.seperti sebuah foto tapi dalam keadaan terbalik sehingga Raisa tidak bisa melihat apa yang tergambar di sana.
Raisa membungkukkan badannya berniat mengambil benda tersebut.tapi belum sempat dia ambil terdengar suara bariton mengagetkan dirinya.
"kamu ngapain dikamar saya?" seketika itu juga Raisa langsung membalikkan badannya kebelakang.
Glek!
Raisa menelan ludahnya dengan susah payah saat melihat pemandangan hot didepan matanya.
"eh...m-mas?" oh,shit.cobaan apa lagi ini.raisa benar-benar dibuat terpaku dengan penampilan suaminya saat ini.
Bayangkan saja,Gilang keluar dari kamar mandi dengan hanya berbalut handuk di pinggang.rambutnya yang basah serta badannya yang basah membuat penampilan Gilang terlihat semakin sexy dimatanya.eits,,jangan lupa dengan perut sixpack dan otot lengannya yang besar itu.ingin sekali Raisa menyentuhnya.
"Raisa?!" tegur Gilang sekali lagi.dan untuk kesekian kalinya Raisa dibuat kaget dengan suara Gilang.
"eh i-iya mas.ma-maaf aku tadi cuma mau bangunin kamu aja kok?" ucap raisa tanpa mengalihkan pandangan dari tubuh berotot milik Gilang.
"saya udah bangun dari dua puluh menit yang lalu,sa?" sadar kalau istrinya tengah bengong menatap tubuhnya,Gilang pun meminta Raisa untuk keluar dari kamarnya.
"sa,bisa kamu keluar dari kamar saya.saya mau berpakaian?" ucap Gilang sambil melirikan matanya ke arah pintu.
"ah.i-iya mas?" dengan sedikit salah tingkah Raisa berjalan keluar kamar.
Gilang hanya bisa menggelengkan kepalanya saat melihat sikap aneh sang istri.kemudian dirinya segera berjalan menuju nakasnya untuk mengecek hp.
Tanpa sengaja kaki Gilang menginjak foto yang tergeletak di lantai .Gilang yang melihat hal itu langsung mengambil foto tersebut dan melihatnya.ternyata itu adalah foto dirinya dengan Vania yang sedang dilihat-lihatnya semalam.gilang pasti lupa untuk mengembalikannya lagi ketempat semula sehingga benda tersebut ada di sana.
Untung saja Raisa tidak melihat foto tersebut.bisa bahaya sekali kalau wanita itu melihat foto dirinya yang tengah berdansa bersama dengan Vania.pasti dirinya akan berpikiran macam-macam dan pasti juga akan melaporkan hal ini kepada kedua orangtuanya.
Buru-buru Gilang menaruh foto itu dilaci nakas dan segera mengunci laci tersebut .
================
Vania baru saja keluar dari gedung hotel tempat dirinya menginap.diluar sana sudah ada laki-laki yang sedang menunggu dirinya.Ya,siapa lagi kalau bukan Revan.
"maaf ya agak lama?" ucap Vania setelah menghentikan langkahnya tepat di depan Revan.
"it's okay.asal itu nungguin princes kesayangan aku.aku sama sekali gak keberatan kok?" balas Revan dengan sedikit gombalan.
"aws!!...sakit sayang?' keluh Revan ketika lengannya tiba-tiba saja di cubit oleh kekasihnya itu.
"sukurin.siapa suruh pagi-pagi udah ngombalin aku?" ucap Vania diselingi kekehannya.
Tanpa menunggu lama Vania langsung membuka pintu mobil Revan lalu masuk ke dalam.bukannya ikut masuk,Revan justru tampak terdiam di depan pintu mobil.
Vania membuka kaca mobil kemudian menatap Revan yang saat ini tengah mayun.
"ayo pak sopir.aku udah telat nih?" canda vania.revan tidak menjawab,dirinya malah semakin mencemberutkan wajahnya.
Mengetahui sang tunangan tengah kesal dengan dirinya,Vania pun segera mengeluarkan jurus andalannya.
"revan sayang?" Vania menoel-noel pelan lengan Revan dengan jari telunjuknya.
"jangan ngambek dong???nanti gantengnya ilang loh???" ucap gadis itu namun revan masih tidak bergeming.
"nia minta maaf...nia janji deh gak lakuin kayak gitu lagi.sebagai gantinya,apa yang Revan mau Nia bakal turutin deh?" Vania tersenyum sambil menaik-turunkan kedua alisnya.
Revan yang tadinya terlihat diam kini samar-samar menarik sudut bibirnya.
"serius.kamu mau lakuin apa yang aku minta?" tanya laki-laki itu menatap sang kekasih.Vania pun mengangguk cepat.
"apa pun?" ucap Revan meyakinkan lagi.
"Yes?!..apa pun yang kamu minta aku turunin?" jawabnya.
Revan tersenyum smirk.tanpa ada ucapan lagi laki-laki itu kini berjalan ke arah pintu mobil bagian kemudi.
=============
Revan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.matanya terus terfokus pada jalanan.walaupun sesekali terlihat melirik kilas ke arah gadis yang duduk di sampingnya.
"Kamu kenapa sayang??kok dari tadi diem aja?" tanya revan keheranan karena sedari tadi gadis itu hanya diam menatap jalanan.
"gak apa-apa kok.aku cuma lagi kepikiran sama Rika aja?" jawab bohong vania.padahal sedari tadi dirinya sedang memikirkan gilang.No,lebih tepatnya mimpi panasnya bersama dengan Gilang semalam.jujur sampai detik ini Vania belum bisa melupakan mimpi tersebut.
bagaimana tidak,Ciuman Gilang,sentuhan Gilang bahkan hentakan keras yang dilakukan Gilang didalam mimpinya sangat terasa nyata sekali.
Vania benar-benar tidak habis pikir dengan dirinya sendiri.bisa-bisanya dia bermimpi berhubungan sex dengan mantan pacar sekaligus suami orang itu.sudah gila kah dia??
"kalian bertengkar?" tebak Revan yang memang belum mengetahui kejadian sebenarnya.sambil tersenyum kecut Vania menganggukkan kepalanya ke arah sang kekasih.
"ada sedikit kesalahpahaman aja?" jelas Vania.
"mau aku bantu untuk jadi penengah kalian,hm?" tawar laki-laki itu.
"gak usah sayang,makasih.ini hanya kesalahpahaman tentang urusan cewek aja kok.bukan hal yang serius juga?" tolaknya.
Mana mungkin Vania menceritakan masalahnya kepada revan.apa lagi masalahnya ini perihal gilang.yang ada nanti Revan akan ikut marah kepada dirinya.
"ya udah kalau kamu gak mau aku bantu.aku cuma bisa berdoa,semoga masalah kalian cepat selesai?" revan tersenyum manis kemudian tangan kirinya mengelus kepala Vania.
============
"sudah sampai?" ucap revan bersamaan dengan dirinya memberhentikan mobilnya di tepi jalan tepat di depan perusahaan Vania.
"makasih udah antar aku kekantor,sayang?" Vania segera membuka seatbelt nya lalu mencium pipi revan sebagai tanda terima kasih.
"tunggu bentar?" revan dengan cepat menghentikan pergerakan tangan Vania yang ingin membuka pintu mobil.
"ada apa??" tanya gadis itu kebingungan.
Revan menatap Lamat wajah cantik natural milik vania.tidak lama tangannya terulur kedepan mengusap rahang Vania.
"tadi kan kamu bilang mau ngelakuin apa aja yang aku minta?" ucap Revan.
"iya,terus?" Vania masih menatap Revan kebingungan.
"aku mau menagihnya sekarang?" terlihat Vania terdiam sejenak.
"oke.kamu mau minta apa?" tanyanya.
Revan yang tadinya menatap sepasang mata Vania kini beralih ke benda kenyal berwarna pink milik gadisnya itu.
"ciuman?" jawab Revan.
Vania tampak mengerutkan keningnya,namun sedetik kemudian gadis itu mendekatkan wajahnya ke wajah Revan.
"no,bukan disitu?" cegah Revan saat Vania ingin menciumnya di pipi.
"terus dimana,hm?" Vania mulai kesal karena Revan terlihat bertele-tele.
"disini??" tunjuk laki-laki itu pada bibirnya.seketika Vania melorot.
"kamu yang benar aja Van?" Vania tampak sangat terkejut dengan permintaan Revan.
"why??katanya kamu mau nurutin permintaan aku??" revan menaruh tangannya di atas paha kekasihnya itu,sesekali tangannya bergerak mengelusi paha tersebut.
"i-iya sih??ta-tapi ini kan tempat umum,van?" sepasang matanya bergerak memperhatikan kondisi di luar mobil.
"ini masih pagi.orang gak akan engeh dengan apa yang kita lakukan di mobil,sayang?" Revan tersenyum smirk.dengan cepat tangannya beralih ke seatbelt nya dan...
klik
Seatbelt pun terbuka.revan langsung mencondongkan lebih dekat wajahnya ke wajah Vania.
Cup
Revan melumat lembut bibir sang kekasih.vania yang mendapatkan ciuman dari Revan hanya bisa pasrah membalas ciuman tersebut dengan mata terpejam.
Karena rasa rindu yang sangat besar kepada Vania,Revan pun semakin memperdalam ciumannya untuk menyalurkan rasa rindu nya tersebut.
"Eemmpphh"
Tangan Vania yang tadinya mencengkram kerah jas Revan,kini beralih meremas rambut belakang kekasihnya itu.
"semoga aja gak ada yang liat?" Vania membatin disela ciumannya.
Namun pemikiran Vania ternyata salah.disisi lain tepat tidak jauh dari mobil Revan terparkir,justru ada seseorang yang tengah mengamati aktivitas dua sejoli itu.
"sialan!!" umpat laki-laki itu yang tidak lain adalah Gilang.
Marah,kesal dan cemburu bercampur aduk didalam hatinya.sungguh,Gilang merasa tidak ikhlas Vania dicium oleh laki-laki lain.
"akan aku pastikan kamu kembali padaku ,vania?" ucap Gilang kesal tanpa sadar mencengkram kuat setir mobilnya.
Disisi lain Revan yang sudah puas menyalurkan rasa rindunya segera mengakhiri ciumannya.
"makasih buat vitaminnya pagi ini?" revan tersenyum saat melihat bibir Vania yang basah karena Saliva mereka.Vania mengangguk,tidak lama gadis itu keluar dari mobil Revan.
"bye?" sambil tersenyum manis vania melambaikan tangannya ke arah mobil Revan yang mulai menjauhinya.
Setelah mobil itu sudah benar-benar pergi,Vania pun berniat untuk masuk ke dalam perusahaan.namun saat dirinya berbalik badan,vania dikejutkan dengan sosok Gilang di sana.
"Gilang!!"
Share this novel