Bab 67

Romance Series 13914

Surabaya,,

"assalamualaikum?" ucap Gilang saat dirinya memasuki rumah kediamannya.

"wa'alaikum salam?" jawab pak Erlangga dan ibu Elina secara bersamaan.

Gilang tersenyum tipis kemudian segera berjalan menuju ruang tamu dimana papa dan mama mertuanya berada.

"malam pah,mah?" sapa Gilang setelah itu mencium punggung tangan kedua mertuanya itu.

"kamu keliatannya lelah banget Lang?" ucap pak Erlangga.

"iya,pah.kerjaan di kantor lagi banyak banget soalnya?" jawab gilang.pak Erlangga dan ibu Elina hanya menganggukkan kepalanya.

"Nana mana mah.kok gak keliatan?" tanya Gilang mencari keberadaan anak satu-satunya itu.

"Nana lagi ada didapur,lang.bantu Raisa nyiapin makan malam?" jawab ibu Elina.

"Ra-raisa udah pulang,mah?" Gilang tampak terkejut begitu mengetahui sang istri sudah kembali dari tugas kantornya.

"iya.tadi sore Raisa sampai di rumah.emangnya dia gak kasih kabar ke kamu Lang?" Gilang menggeleng pelan menjawab pertanyaan pak Erlangga.

"sepertinya Raisa memang ingin buat kejutan untuk kamu,Lang.sampai-sampai dia gak kasih kabar ke kamu?" ucap ibu Elina.Gilang melirik kilas ke arah ibu mertuanya lalu tersenyum tipis menanggapi ucapan tersebut.

"ya udah.kalau gitu aku kekamar dulu pah,mah.mau mandi?" setelah mendapat jawaban iya Gilang pun langsung berjalan menuju kamarnya.

Setelah sampai di kamar Gilang langsung membuka jas,dasi serta kemejanya.kemudian segera memasuki kamar mandi.Gilang menyalakan shower didepannya.Dalam guyuran air hangat,Gilang melepas semua rasa lelah yang dirasakannya hari ini.

Selang dua puluh menit kemudian Gilang keluar dari kamar mandi dengan keadaan yang jauh lebih segar.dengan berbalut handuk di pinggangnya Gilang berjalan menuju lemari pakaiannya.

=============

Di ruang makan Raisa dan Nadia tampak sibuk menata makanan dan minuman dimeja makan.setelah semuanya sudah siap Raisa pun memanggil orang tuanya untuk makan malam.

"mah,pah.ayuk makan.makanannya udah siap?" ucap raisa.secara bersamaan kedua orang tuanya menganggukkan kepalanya lalu beranjak dari ruang tamu bersama dengan Raisa.

"wah... kayaknya enak nih?" pak Erlangga menatap sajian yang tersedia di atas meja makan.

"jelas enak dong opa...kan buatan Nana sama mama?" ucap Nadia dengan rasa bangga.secara bersamaan pak Erlangga dan ibu Elina tersenyum manis.

"aduh.cucu Oma yang cantik ini emang pinter deh bantu mamanya?" puji ibu Elina yang kemudian memberikan hadiah kecupan hangat di pipi Nadia.

"makasih buat pujiannya oma.oma emang the best deh.oh,iya.ngomong-ngomong papa udah pulang belum ya?" ucap Nadia

"papa udah pulang,nak.coba kamu panggil dulu sana?" titah Raisa.

Nadia mengangguk patuh.dengan penuh semangat Nadia pun berlari menuju kamar yang ada dilantai dua.

Namun belum sempat anak itu menaiki tangga,Gilang sudah terlihat berjalan menuruni anak tangga.

"papa?!" seru Nadia.

Seperti biasa Gilang menyambut Nadia dengan raut wajah yang sangat bahagia.

hap

Gilang menggendong anaknya lalu memberikan kecupan ringan di pipi Nadia.

"kenapa lari-larian kayak gitu.nanti kalau jatuh gimana?" gilang tau kalau anak perempuannya ini sangat aktif.namun malam hari ini Nadia terlihat lebih aktif dari biasanya.

"hehehe maaf pah.abisnya Nana udah gak sabar buat ngajakin papa makan malam?" sebagai permintaan maafnya,Nadia melayangkan sebuah kecupan manis di pipi Gilang.

"emangnya udah siap,hm?" tanya Gilang lagi.

"udah dong pah.makanya aku langsung nemuin papa deh?" jawabnya.

"oke.kalau gitu.ayo kita makan?" Nadia mengangguk cepat setelah itu Gilang pun segera berjalan menuju ruang makan.

============

Gilang memasuki ruang makan.hal yang pertama Gilang lihat adalah sosok Raisa yang duduk bersebelahan dengan mama mertuanya.raisa yang melihat kehadiran sang suami hanya tersenyum manis kearah Gilang.

"ayo,lang.sini makan?" ucap pak Erlangga mempersilahkan Gilang untuk duduk di kursi yang ada disisi kirinya.

"iya pah?" gilang segera mendudukkan putrinya di kursi yang bersebelahan dengan kursinya.

"papa ini omelette buatan nana.cobain deh?" tunjuk Nadia kearah piring yang berisikan beberapa omelette buatannya.

"seriously...ini buatan kamu?" Nadia mengiyakan perkataan Gilang.

"baiklah papa akan makan.pasti ini sangat enak?" ucap Gilang.

Gilang hendak mengambil nasi namun dengan cepat Raisa menahan dirinya."biar aku aja mas yang ambilkan?" ucap Raisa.sekilas gilang melirik ke arah mertuanya."boleh?" gilang pun dengan pasrah memberikan piring miliknya kepada Raisa.

"kamu mau makan apa mas?" tanya wanita itu yang sudah bersiap mengambil lauk pauk untuk sang suami.

"tolong ambilkan omelette,tumis kangkung sama ikan goreng nya?" jawab gilang.raisa pun mengangguk paham setelah itu segera mengambil lauk yang diinginkan oleh Gilang.

"ini mas?" ucap Raisa sambil memberikan piring yang sudah penuh dengan nasi dan beberapa lauk pauk kepada Gilang.

"mama aku juga mau dong diambilin?" ucap Nadia yang ingin dilayani juga oleh Raisa.

Raisa tersenyum manis lalu mengambil piring milik putrinya itu.

"kamu mau makan apa sayang?" tanyanya.

"aku mau makan omelette sama ayam goreng,mah?" tunjuk nadia.dengan cekatan Raisa mengambil lauk yang diinginkan oleh Nadia

"ini.makan yang banyak ya?" Nadia tidak menjawab,dia hanya mengacungkan kedua jempolnya kepada Raisa.

"oke.sebelum kita makan,ada baiknya kita berdoa terlebih dahulu.nana,tolong pimpin do'anya ya?" pinta pak Erlangga.

"sippp!!!....papa,mama,Oma sama opa kita berdo'a dulu ya.bismillahirrahmanirrahim Allahumma barik lana fiima rozaqtana wa qina adzaaban nar.amin?" setelah berdoa kelima orang tersebut pun mulai menikmati makan malam mereka dengan penuh hikmat.

============

Selesai makan malam Raisa dan lainnya kini berkumpul di ruang keluarga.nadia,pak Erlangga dan ibu Elina tampak fokus melihat film kartun Upin Ipin di TV.sedangkan Raisa dan gilang sibuk dengan ponsel nya masing-masing.

Tidak lama Nadia yang tiba-tiba teringat akan sesuatu hal segera beranjak dari pangkuan Omanya dan berjalan mendekati mamanya.

"mama?"

"ya sayang?" Raisa yang tadinya sibuk dengan ponselnya langsung menaruh benda pipih itu di sampingnya dan menatap sang anak.

"ada apa sayang?" tanya Raisa kebingungan.

"tadi sore kata mama mau nyampein kabar gembira.apa mah kabar gembiranya?" ucap Nadia penasaran.

Secara bersamaan ibu Elina,pak Erlangga serta Gilang mengalihkan perhatian mereka kepada sosok Raisa.

"iya sa.tadi kamu bilang mau nyampai sesuatu abis makan malam.berita apa sih yang mau kamu sampaikan kepada kita?" sambung ibu Elina.

"oh iya.sampai lupa aku.bentar ya?" sebelum beranjak dari sofa Raisa terlebih dahulu menatap ke arah Gilang sambil tersenyum penuh arti.gilang melihat senyuman itu lantas bertanya-tanya dalam hatinya.hal apakah yang ingin Raisa sampaikan kepada semua orang.

Sepuluh menit kemudian raisa kembali ke ruang keluarga dengan membawa sebuah amplop putih ditangannya.

"nana,tolong kasih ke Oma,sayang?" ucap Raisa memberikan amplop yang dibawanya tadi kepada Nadia,kemudian kembali duduk di samping gilang.Sesuai perintah Nadia memberikan amplop tersebut kepada sang Oma.

"apa ini sa?" ibu Elina menatap penuh tanya amplop yang berlambangkan rumah sakit.

"di buka aja mah?" ucap Raisa yang kembali menatap ke arah Gilang,tidak lupa dengan menampilkan senyuman penuh arti.

Disaat ibu Elina membuka amplop.gilang justru terlihat mengambil kopinya di atas meja lalu meminumnya.

"ASTAGA,SA!!!...KAMU HAMIL!!!" seru ibu Elina dengan kedua mata yang menbola.

uhuk...uhuk...

Gilang tersedak mendengar ucapan ibu mertuanya barusan.untung saja kopi yang diminumnya tidak tersembur kedepan.

"pah.coba liat ini...anak kita hamil pah...kita bakal punya cucu lagi?" ucap ibu Elina kegirangan sambil menunjukkan hasil USG Raisa kepada sang suami.sama halnya dengan sang istri,pak Erlangga pun juga terlihat sangat bahagia dengan berita kehamilan anaknya.

DEG

RAISA HAMIL!!!

TIDAK SALAH DENGAR KAH DIA!!

"sa...ka-kamu ha-mil?" ucap Gilang terbata-bata.

Raisa menoleh ke arah Gilang,sambil menganggukkan kepalanya wanita itu tampak tersenyum manis menatap Gilang.

"iya mas.aku hamil.usianya 3 Minggu"" jelas Raisa dengan nada antusias.

Disaat semua orang sibuk membicarakan kehamilan Raisa,disisi lain ada Nadia yang tidak mengerti apa itu hamil.

"oma...opa...hamil itu apa?" ceketuk nadia menatap penuh tanya oma-opa nya.Terlihat ibu Elina dan pak Erlangga saling melempar senyuman lalu menatap sang cucu.

"Nana gak tau apa itu hamil?" tanya ibu Elina.nadia menggeleng polos.

"hamil itu artinya ada dedek bayi diperut mama kamu.sebentar lagi Nana punya adek bayi?" jelas pak Erlangga.Nadia yang masih tahap loading terlihat diam menatap keempat orang dewasa tersebut.namun setelah itu dirinya berteriak kegirangan.

"ASYIIIIKKK....BENTAR LAGI NANA PUNYA DEDE BAYIIII?" Seru Nadia kegirangan

===========

"mama sama papa beneran gak mau nginep?" tanya Raisa yang kini mengantar ke dua orang tuanya ke halaman rumah tempat mobil mereka terparkir.

"gak sa.papa kamu baru aja sembuh.mama gak mau ngerepotin kamu sama Gilang kalau-kalau penyakit papa kumat lagi?" jawab sang mama.

"iya sa.papa gak mau ngerepotin kalian.apa lagi saat ini kamu lagi hamil?" lanjut sang papa.

"sa?"

"iya mah?"

"mama cuma mau pesen sama kamu.tolong pergunakan kehamilan kamu ini untuk memperbaiki hubungan kamu sama Gilang ya.jangan biarkan hal dulu terulang lagi.kamu harus bisa membuat Gilang jadi lebih perhatian pada kehamilan kamu kali ini?" pesannya.

"yang dibilang sama mama kamu itu benar sa.tolong pergunakan kondisi ini sebaik mungkin.papa gak mau ada keributan lagi di rumah tangga kalian?" Raisa terdiam memikirkan semua masukan yang diberikan oleh kedua orang tuanya.

"makasih atas masukannya mah,pah.raisa pasti bakalan lakuin apa yang kalian suruh?" ucapnya.

=============

Gilang menyelimuti tubuh nadia.gadis kecil itu baru saja tertidur pulas di atas ranjangnya.mungkin karena kelelahan bermain dengan kedua mertuanya tadi,sehingga anak itu cepat tertidur saat di Nina bobo kan olehnya.

"good night,princes kecil papa?" bisik gilang kemudian mengecup ringan pelipis nadia.

Karena belum mengantuk Gilang pun memutuskan untuk pergi ke taman belakang.dia ingin menenangkan pikiran sejenak.apalagi setelah mendengar kabar kehamilan Raisa tadi.

Entahlah.jika suami di luar sana terlihat senang mendengar kehamilan istri mereka.gilang justru merasa terbebani.bukan karena dirinya kesulitan untuk menghidupi calon anaknya nanti,tapi karena hal lain yang tidak bisa gilang jelaskan dengan kata-kata.

Disisi lain,Raisa yang baru saja mengantar orang tuanya kedepan segera masuk kedalam rumah.namun saat dirinya ingin naik keatas,Raisa tidak sengaja melihat Gilang berjalan menuju taman yang ada dibelakang rumahnya.

"mau ngapain ya mas Gilang ke taman belakang?" gumamnya.merasa penasaran wanita itu pun mengikuti langkah suaminya.

==============

Gilang menduduki sebuah ayunan yang tersedia di sana.sejenak laki-laki itu menatap langit yang sedikit mendung namun masih terlihat bintang-bintang.

Sesaat pikirannya tertuju pada dua sosok wanita cantik yang hadir dalam kehidupannya,yaitu Vania dan Raisa.

Disatu sisi,Gilang masih menyimpan perasaan cinta kepada vania.gadis yang berhasil mencuri hatinya sewaktu dirinya menjadi dosen dulu.namun disisi lain dirinya sudah menikah dengan Raisa,wanita pilihan ayahnya.yang kini tengah mengandung anak keduanya.

"sekarang aku harus bagaimana,tuhan??" batin Gilang.

Ditengah rasa dilemanya tiba-tiba saja Raisa datang menghampirinya.

"mas Gilang ngapain disini?" ucap Raisa yang berhasil membuyarkan lamunan Gilang.

"Raisa?" gilang menatap sang istri yang kini sudah berdiri di hadapannya.

"mas gilang ngapain disini??ini udah malam loh??gak baik kalau kena angin malam?" tanya Raisa secara beruntun.

"saya belum ngantuk.kamu sendiri ngapain disini?" kini Gilang sudah berdiri berhadapan dengan Raisa.

"a-aku tadi gak sengaja liat mas jalan ke sini.terus aku ikutin deh?" jawabnya.

Gilang melipat kedua tangannya di depan dada lalu menatap sang istri yang lebih pendek darinya.

"cepat masuk kedalam.angin malam juga gak baik buat wanita hamil kayak kamu?" titahnya.Raisa sedikit menundukkan kepalanya lalu mengangguk pelan.

"i-iya mas?" ucapnya.

Raisa hendak pergi,namun ada hal mengganjal di dalam hatinya.dia pun kembali membalikkan badannya lagi dan menatap fokus ke arah sang suami.

"mas...a-apa kamu senang dengan kehamilan aku ini?" tanya Raisa tiba-tiba.

Gilang terdiam sejenak tidak lama laki-laki itu mengalihkan pandangan ke arah kolam renang yang terletak tidak jauh dari sana.

"saya gak tau Raisa.saya benar-benar bingung dengan perasaan saya saat ini?" jawab Gilang dengan sejujurnya.

Raisa menghela nafas panjang.sudah dia duga,pasti Gilang akan menjawabnya seperti itu.

"aku tau mas.kamu berhubungan badan dengan aku tanpa dasar cinta.tapi...anak ini gak bersalah mas?" Raisa mengambil tangan kanan Gilang dan membawanya ke perutnya yang masih rata.

"dia sangat butuh sosok ayahnya,yaitu kamu mas?" Gilang melirik ke arah tangannya yang tengah menyentuh perut rata Raisa.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience