Bekerja Di Rumah Nenek III

Fantasy Series 4038

Kisahku dengan Blacky dan Bimbom masih belum selesai sampai disitu, suatu hari air susuku berkurang dan kadang kadang macet sama sekali. Akupun mengadukannya kepada nenek tentang hal ini.

"hmm, khasiat serbuk sari itu sudah habis, sepertinya kamu harus mencarinya lagi, kalau yang dekat sini ada beberapa buah yaitu didekat permandian yang kutunjukan waktu itu. Tapi kalau sudah habis berarti kamu harus mencarinya di sungai Kimo di barat sana" kata nenek.

Jadi kuputuskan untuk mencari di pemandian dekat sini saja. Aku kesana siang hari, pemandian di dindingi tembok, dan memakai pintu seng, pemandangan alamnya sungguh luar biasa, suasananya juga adem khas hutan tropis.

Aku melihat 3 bunga besar disana, 2 sudah masak dan 1 lagi masih kecil, kudekati bunga yang besar. Sementara Bimbom kuikat didekat pohon yang agak besar disana. Setelah aman, aku tidak tahan untuk membuka bajuku, menikmati jernihnya air pemandian itu. Bunga besar tumbuh langsung di tanah, layaknya bunga bangkai. Hanya saja kepala putiknya tampak menonjol keatas.

Setelah puas mandi, akupun mendekati bunga itu, kupikir jika kupotong kepala putiknya mungkin dia akan mati seperti bunga terdahulu, dan jika semua bunga disini mati, akupun akan repot mencarinya di sungai Kimo yang agak jauh.

Jadi kuputuskan untuk "melakukannya" disini saja, kupilih bunga yang paling tersembunyi tempatnya, disini, bahkan Bimbompun tidak bisa melihatku karena terhalang sebuah batu besar. Akupun mulai bersiap-siap, setelah mengeringkan badanku dan menggunakan dasterku, akupun mengangkang diatas bunga itu. Sedikit ragu-ragu, aku mulai perlahan mendekatkan kelaminku dengan kepala kelamin sang bunga.

Dan saat kepala putiknya bersentuhan dengan liangku..kurasakan ada sensasi getaran darinya. Akhirnya kuberanikan untuk mendorong pantatku kebawah..dan blesss.. kepala putik seukuran 20 cm amblass amsuk ke liang kewanitaanku, kuberanikan juga duduk di kelopak bunga itu (bunganya keras seperti kayu, sehingga bisa menopang tubuhku) kakiku mengangkang sempurna, kedua pahaku ditopang oleh kelopaknya yang kuat sedangkan vaginaku mengurut urut kepala putiknya yang keras dan bertekstur kasar.

Aku mulai merasakan keenakan, tiba tiba kurasakan kepala putik itu bergerak gerak sendiri, ke atas-ke bawah dan kadang bergetar-getar. Rasanya memang enak.. ughhh.. kepala putik itu juga semakin membesar. Namun tidak masalah karena vaginaku bisa menyesuaikan diri. Aku duduk dalam posisi statis. Sedangkan kepala putik sibuk berkelojotan menusuk nususk vaginaku. Teksturnya yang kasar dan berbintil bintil menambah kegelian yang kurasakan.. ughhh.. ahhh... aku benar benar merasakan kegelian sekaligus kenikmatan yang sangat di vaginaku.

Tak kusadari tanganku mulai menyusup dan mulai memainkan itilku. Semakin lama semakin cepat, dan ughhhh, orgasme pertamaku, kurasakan begitu hebat, bahkan dengan Mas Joni aku tidak pernah merasakannya. Kurasakan liang kemaluanku mulai basah dan licin dan cairan itu entah bagaimana sepertinya merangsang si kepala putik untuk semain keras menyodok. Sepertinya kepala putik itu mulai terangsang oleh cairan vaginaku dan sodokannya sangat keras dan liar.

"Astaga.. stop stop.. pelan-pelan." rintihku. Tapi kepala putik itu tetap melakukannya.

Selama 20 menit aku merasakan kenikmatan bersenggama dengan supucuk bunga ?? astaga.. tapi itulah faktanya.

Sang kepala putik menyemprotkan cairannya dengan keras, kali ini lebih banyak dan lebih keras dibandingkan yang dulu. Dan uniknya kelopak bunganya berubah warna lebih merah dan cerah. Astaga, Dia menikmatinya, pikirku dalam hati.

Tanganku mengelus-elus kelopak bunga itu, pertanda akupun menikmatinya. Ini hanya sebuah permainnan, pikirku, bukan perselingkuhan ! Pikirku waktu itu berusaha untuk membenar-benarkan tindakanku. Dan memang benar, toh ini seperti memasukan mentimun kedalam vaginaku, suamiku pernah mencobanya, jadi anggap saja seperti itu toh ?!

Kejadianku bersenggama dengan sang kepala putik sedikit banyak telah merubahku, kini aku tidak malu- malu lagi dengan Bimbom dan Blacky, walaupun aku tetap menjaga agar tidak bersetubuh dengan mereka.

Bimbom sekarang sudah resmi berbagi kamar denganku. Sekarang setiap kali aku berganti baju dan mandi maka aku mengajaknya, monyet kecil ini seringkali meraba kemaluanku. Hal itu bukan barang aneh lagi baginya, walaupun kadang aku melarangnya tapi disaat saat suntuk kubiarkan saja dia bereksperimen, diapun sudah mulai mahir memelorotkan celana dalamku. Kadang-kadang aku tertawa dibuatnya.

Blacky lain lagi, anjing itu kadang cuek padaku, namun disaat kegatalan akibat cairan bunga beraksi, hidungnya yang tajam membuatnya membaui aroma vaginaku yang terangsang. Berbeda dengan Bimbom yang masih kecil (belum puber) Blacky sudah cukup usia, sepertinya dia tahu bagaimana cara menggauli betina termasuk aku. Itulah sebabnya aku lebih membatasinya, hanya jika aku memandikannya saja dia bisa melihatku telanjang bulat, kadang juga jika aku merasa "gatal" kubiarkan anjing ini menjilat-jilati anusku. Rasanya geli banget. Namun biasanya aku tidak tahan, dan membiarkannya menjilati kemaluanku juga. Kadang dia berusaha melompatiku, sepertinya dia ingin menyetubuhiku, namun tentunya tidak kubiarkan.

Terhitung sudah tiga hari sejak kubiarkan bunga itu memasukan kepala putiknya ke dalam liang kewanitaanku, dan aku menginginkannya lagi, Bimbom dan Blacky yang sering iseng juga menambah kuat keinginanku untuk melakukannya, tanpa Mas Joni sebagai pejantan, hanya bunga itu yang memenuhi syaratku. Akupun melakukannya sekali lagi.

Tak terasa hari Sabtu telah tiba, akupun sampai dirumah dan berkumpul bersama keluargaku. Singkat cerita aku merasakan kembali kehidupan normal. Di malam hari aku kembali mendapatkan jatah dari Mas Joni. Setelah melakukannya, aku merasa hal itu biasa saja, Mas Joni type pria konvensional, hanya kucek kucek kucek sebentar, trus selesai, senggama menjadi suatu kewajiban belaka.

Hari Senin, aku kembali ke rumah nenek, dan entah kenapa hari itu rasa gatal kembali menyergapku, keinginan untuk mengurut urut sesuatu di sela kemaluanku yang gatal terasa sangat menggebu- gebu. Maka aku akan merasa tanpa gairah, namun di hari ketiga akan membuatku ketagihan. Pantas saja aku dan Mas Joni merasa biasa-biasa saja dalam dua hari ini, pikirku.

Siangnya seperti biasa keinginanku tidak tertahankan, aku mengajak Bimbom untuk pergi ke pemandian, segera setibanya disana, Bimbom seperti biasa kuikat terlebih dahulu di salah satu pohon besar yang kebetulan ada disana.

Aku kemudian langsung menghampiri bunga yang aku cari dan langsung membuka semua pakaian hingga tubuhku telanjang alias bugil tanpa satu helai benangpun. Berikutnya, aku segera melakukan ritual layaknya apa yang aku lakukan beberapa hari yang lalu.

Setelah puas bermain dengan bunga tersebut, aku kemudian memutuskan untuk pulang. Sesampainya di rumah, kulihat Blacky tengah tertidur. Aku-pun yang sudah merasa lelah akhirnya memutuskan untuk beristirahat sejenak di kursi di dalam rumah yang kebetulan sepi.

Tak kusadari beberapa lama kemudian, aku sudah tertidur. Hingga tiba-tiba aku merasakan sesuatu sedang menjilati memekku. Ketika aku membuka mata ternyata kepala Blacky yang kasar dan hitam sedang asik bermain dengan kemaluanku.

Entah karena aku masih belum sepenuhnya sadar dari tidur atau bagaimana, tapi aku justru merasa keenakan dan membiarkan Blacky melakukan apa yang ia lakukan sejak aku tertidur tadi. Perlahan aku bahkan menarik rokku sehingga makin membuat Blacky leluasa menjilati memekku.

Kurasakan semburan nafas Blacky disela-sela selangkanganku. Kukangkangkan kedua pahaku sehingga lidah Blacky yang kasar bisa menjilati lebih leluasa. Lidahnya keras dan kasar, dengan cepat aku mengalami rangsangan yang hebat.

Blacky tiba-tiba melompat keatas, aku merasa sangat tegang, namun tak ada yang bisa kulakukan. Tubuh molekku yang masih dibungkus baju dijilatinya semua. Akhirnya secara perlahan aku mulai membuka kancing bajuku dan mengarahkan mulut Blacky agar menjilat payudaraku yang padat dan kencang.

Setelah beberapa lama, akhirnya Blacky turun. Aku yang seolah terhipnotis tiba-tiba langsung membuka seluruh pakaianku hingga bugil. Blacky hanya diam, mungkin ia sedang bingung dengan apa yang sedang kulakukan. Namun aku yang seperti sudah kerasukan setan justru menghampirinya dan menggenggam kontol si Blacky.

Blacky masih diam, aku kemudian mengocoknya dan mulai kurasakan kontol Blacky perlahan mengencang keras. Blacky menjilati wajahku dengan penuh nafsu. Mungkinkah seekor anjing bisa naik syahwatnya hanya dengan diperlakukan seperti ini ? Ahh aku tidak peduli, melihat kontolnya yang sudah menegang itu justru membuatku tambah beringas.

Aku kemudian secara perlahan mencoba memasukkan kontol Blacky kedalam liang wanitaku. Awalnya agak susah karena Blacky terus bergerak- gerak, namun kemudian akhirnya aku bisa memasukkannya dan sekarang semuanya amblas hingga buhul anjing itu juga.

Blacky yang semula terlihat bingung sepertinya sudah mulai paham dengan apa yang kulakukan padanya. Dengan penuh nafsu ia kemudian menggenjot kontolnya menghujam memekku dengan cukup kasar. Sejujurnya kondisi ini agak sedikit kurang nyaman karena Blacky sepertinya juga tidak bisa bergerak dengan leluasa. Tentu saja, kebanyakan anjing biasanya bercinta dengan posisi doggy style, tapi apa yang kami berdua lakukan saat ini justru lebih terlihat seperti sepasang manusia normal yang sedang bercinta.

Tak pernah kusangka aku akan bersetubuh dengan seekor anjing kampung. Posisiku terlentang dan mengangkang, sedangkan Blacky menindihku dari atas. Pantatku bergoyang goyang karena sodokannya, tak kusangka aku bisa bersetubuh dengan anjing kampung ini. Kontolnya yang besar, sesak didalam liang vaginaku.

Blacky terus memacu kontolnya, sedangkan aku mulai merasakan iramanya, ikut menggoyang goyangkan pinggulku. Lama kelamaan sodokannya makin keras dan cepat. Akhirnya aku orgasme juga, bersamaan dengan Blacky yang menyemprotkan spermanya kedalam liangku. ughh.. eugghh.. Blacky menggeram hebat.

croottt.. croottt…. Crotssss….

Banyak sekali sperma yang ditumpahkannya ke liangku... sepertinya dia benar benar puas sekali.

Setahuku Blacky memang sudah agak lama tidak melakukan perkawinan, dan kali ini sepertinya seluruh nafsunya dilampiaskan semua ke dalam kemaluanku, seorang wanita molek yang sudah menikah.

Aku terlunglai kelelahan, Blacky juga. Tapi kemaluan Blacky sepertinya mulai bertambah besar dan ia kesulitan untuk mencabutnya dari vaginaku. Aku sendiri justru jadi bingung dengan kondisi ini. Namun kuputuskan untuk membelai Blacky agar ia bisa tetap tenang dan tidak perlu bergerak banyak.

Butuh waktu berjam-jam hingga akhirnya kontol Blacky benar-benar bisa lepas. Untungnya nenek belum pulang dan kemudian aku memutuskan untuk mandi.

Bersambung...

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience