Bab 53

Romance Series 13684

Labuan bajo,,,

Sesuai jadwalnya malam ini Raisa menghadiri pesta pertemuan para investor.dengan menggunakan dress panjang berwarna hitam,Raisa tampak cantik dan anggun pada malam hari ini.

"Raisa?!" Panggil seorang wanita bernama Cleo yang merupakan bos dari perusahaan tempat Raisa bekerja.

Raisa pun menoleh ke arah wanita tersebut kemudian segera berjalan menghampiri bos besarnya itu.

"Kamu dari mana tadi?" Tanya ibu Cleo.

"Maaf Bu,tadi saya angkat panggilan telepon dari anak saya dulu?" Jawab Raisa.

Ibu cleo mengangguk paham."ya sudah.kalau gitu temani saya ketemu sama pak Adi yuk?" Ucap ibu Cleo setelah itu dirinya langsung menggandeng Raisa dan berjalan menuju tempat pak Adi berada.

"Malam Pak Adi?" Sapa Cleo.

Pak Adi yang saat itu sedang mengobrol dengan beberapa orang langsung mengalihkan perhatiannya kepada Cleo dan Raisa.

"Hai bu Cleo?" pak Adi membalas sapaan wanita tersebut.

"Perkenalkan,ini raisa.asisten saya?" Ucap ibu Cleo memperkenalkan Raisa kepada rekan bisnisnya yang baru.

Pak Adi menatap Raisa kemudian tersenyum kearahnya."hai.saya Adi?" Ucapnya sambil mengulurkan tangan kanannya ke hadapan Raisa.

Raisa ikut tersenyum kemudian membalas jabatan tangan pak Adi."Raisa?" Jawab singkat wanita itu.tidak lama keduanya tampak melepaskan jabatan tangan mereka.

"Wait,,,sepertinya saya gak asing sama wajah kamu.kamu itu.....-"

"Saya istrinya Gilang Aditya Pratama,pak.kita pernah bertemu beberapa bulan lalu di acara penggalangan dana?" Jelas Raisa.

Ya,Raisa memang pernah bertemu dengan pak adi dimalam acara penggalangan dana untuk korban gempa di Surabaya.saat itu pak Adi datang bersama dengan istrinya,sedangkan Raisa datang bersama dengan Gilang.

"Oh,iya.saya baru ingat.pantas saja saya gak asing dengan wajah kamu.terus pak Gilangnya mana??apa dia datang ke sini juga??" Tanya pak Adi.

"Enggak pak.mas Gilang gak ikut saya ke sini?dia lagi banyak kerjaan di Surabaya?" Jawabnya.

"Sayang sekali ya.padahal saya sangat ingin bertemu dengan beliau.ada hal yang ingin saya bicarakan?" Jelasnya.

"Pak Adi datang sendirian?" Kali ini giliran ibu Cleo yang bertanya.

"Tidak juga.saya kesini sama Revan?" Belum sempat pak Adi mencari sosok tersebut,Revan sudah terlebih dahulu menghampiri mereka bertiga.

"Nah.ini dia Revan?" Ucap pak Adi memperkenalkan anak buahnya.revan kemudian melihat ke arah Raisa dan ibu Cleo.

"Revan?!"

"Raisa?!"

Baik Revan maupun Raisa tampak terkejut setelah melihat satu sama lain.

"Kalian saling kenal?" Tanya pak adi kebingungan saat melihat kedua orang tersebut saling terkejut.

"Aa..Raisa dulu teman kampus saya pak??" Jawab Revan yang langsung diangguki oleh Raisa.

=============

Setelah obrolan yang menarik diantara keempatnya selama beberapa menit,kini pak Adi dan ibu Cleo memisahkan diri dari Raisa dan juga Revan untuk menemui rekan kerja mereka yang lainnya.

"Gimana kabar kamu,Raisa?" Tanya Revan sambil memberikan segelas wine rendah alkohol yang baru saja dia ambil kepada Raisa.

"Alhamdulillah keadaan aku baik,van.kamu sendiri gimana kabarnya?" Ucap Raisa balik bertanya.

"Alhamdulillah keadaan aku juga baik-baik aja.udah lama ya kita gak ketemu.dan sekalinya kita ketemu malah diacara ini?" Revan terkekeh begitu pun dengan Raisa.

"Aku gak nyangka loh kalau kamu manager dari perusahaan pak Adi?" Ucapnya.

"Iya, setelah lulus kuliah aku langsung melamar di perusahaan beliau.dan Alhamdulillah beliau mempercayakan aku untuk menduduki posisi manager di perusahaannya tersebut?" Jelas Revan.

"Kamu sekarang udah nikah,Van?" Tanya Raisa kemudian meneguk sedikit wine miliknya.

"Nikah sih belum??tapi aku udah tunangan?" Jawab laki-laki itu lalu menunjukkan cincin tunangan yang melingkar di jari manisnya kepada Raisa.

Raisa tampak sedikit terkejut."oh,ya??sama siapa??gebetan kamu waktu di kampus dulu ya??" Seketika Raisa teringat akan sosok Kezia,gadis cantik incaran Revan sewaktu di kampus.

Revan menggeleng cepat."bukan.aku tunangan dengan gadis lain?" Jawabnya.meskipun sedikit terkejut tapi disisi lain Raisa merasa senang karena teman yang sering menjadi tempat curhatnya dulu kini sudah memiliki calon istri.

"Selamat ya?" Revan tersenyum manis dan mengangguk kecil."makasih?" Ucapnya.

"Kamu sendiri gimana??kamu...-"

"Aku udah nikah van.sama mas Gilang?" Potong Raisa.

"Gilang???" Revan merasa tidak asing dengan nama tersebut.

"Gilang Aditya Pratama,maksud kamu?" Ucap Revan memperjelas nama suami dari sahabatnya itu.

"Tepat sekali?" Raisa membenarkan nama yang disebut oleh Revan Barusan.

Revan terkejut bukan main.dia benar-benar tidak menyangka kalau istri dari Gilang itu adalah Raisa,sahabatnya sendiri.

"Aku emang sedikit mengenal sosok gilang.aku juga tau kalau Gilang udah berkeluarga.tapi soal kamu istrinya dia...sorry,jujur aku baru tau sekarang,sa?" Sambil tersipu malu, Revan menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Gak apa-apa van.Hubungan kami memang jarang di ekspos ke publik.ya,kamu tau sendiri bukan,dunia bisnis itu bagaimana.sebisa mungkin mas Gilang melindungi aku dan anaknya dari orang yang berniat jahat?" Ucapnya

"Oh iya.soal tunangan kamu itu.kapan-kapan Kenalin dong aku sama dia.aku penasaran,siapa sih gadis yang bisa menarik hati kamu.soalnya setau aku kamu itu cinta banget sama Kezia?" Lanjut Raisa.

Revan terkekeh-kekeh."bisa aja kamu ini.nanti ya.kalau dia main lagi ke Surabaya aku bakal kenalin kamu sama dia?" Raisa hampir dibuat tersedak ketika meminum wine miliknya lagi.

"Kalian LDR?" Revan segera mengiyakan perkataan tersebut.

"Tunangan aku itu orang Jakarta?" Jelasnya.

=============

Surabaya,,,

Jason mendatangi rumah kediaman gilang.sesuai perintah bosnya,malam ini Jason diminta untuk menyerahkan sebuah laporan kepada laki-laki beranak satu itu.

"Bagaimana???kamu udah dapat alamat gadis itu??" Tanya Gilang kepada jason.

Kini keduanya sedang berada di ruang kerja Gilang.Jason duduk di kursi yang ada didepan meja kerja Gilang,sementara laki-laki itu duduk di kursi lain yang berada didepan kursi Jason.

"Sudah pak,ini?" Tanpa berlama-lama lagi Jason memberikan sebuah amplop coklat berukuran sedang kepada Gilang.

Terlihat Gilang menerima amplop tersebut lalu membukanya dengan rasa penuh penasaran.

"Sudah satu Minggu Nona Vania tinggal di hotel xxx,tepatnya di kamar nomor 308?" Jason mulai menjelaskan tentang hasil pengintaiannya beberapa jam lalu.

"Hotel xxx?" Gumam Gilang.bukankah hotel ini tidak begitu jauh dengan perusahaannya.

"Apa dia tinggal sendirian di hotel itu?" Tanya Gilang sambil memandangi beberapa lembar foto Vania.mulai dari gadis itu masuk ke dalam lobby hotel,hendak naik lift dan saat membuka pintu kamar tempat gadis itu menginap.

"Menurut data dari pihak hotel nona Vania tinggal sendirian pak?" Jawab Jason.

Walaupun terlihat samar-samar,tapi Jason bisa melihat kalau Gilang menyunggingkan senyumnya saat dirinya menjawab pertanyaan tersebut.

Sebenarnya Jason sedikit bingung??kenapa Gilang meminta dirinya untuk mengintai wanita yang bernama vania itu??setahu Jason,gadis itu bukanlah keluarga dari Gilang atau pun Raisa??namun,Jason sadar diri,dia hanyalah bawahan gilang.tidak sepantasnya dia ikut campur dalam urusan ini.

"Baiklah.terima kasih atas kerja kamu hari ini?" Gilang pun menaruh lembaran foto Vania diatas mejanya.kemudian membuka laci dan mengambil sebuah amplop yang berisikan uang didalam sana.

"Ini,imbalan untuk kamu?" Ucap Gilang sambil menyodorkan amplop tersebut kepada Jason

"Tidak usah pak,saya-"

"Gak perlu sungkan.ambillah?" Ucap Gilang lagi.Dengan sedikit ragu Jason mengambil amplop yang disodorkan oleh Gilang.

"Terimakasih pak?" Ucap Jason.

"Sekarang kamu boleh pulang.tapi ingat.jangan beri tahu siapapun kalau saya minta kamu untuk mengintai gadis itu.paham?" Jason menganggukkan kepalanya.

"Paham pak?" Setelah urusannya selesai Jason pun segera pergi meninggalkan rumah kediaman bos nya itu.

===========

Sementara Gilang tengah sibuk memikirkan sebuah rencana untuk bisa bertemu dengan vania.ditempat lain gadis itu malah tidak bisa tidur karena terus memikirkan pertemuannya dengan Gilang.

"Aish...kenapa gue jadi gak bisa tidur gini sih?!" Merasa tidak nyaman dengan posisinya yang terlentang,Vania pun kembali membalikkan badannya ke arah kanan.

Baru beberapa detik gadis itu memejamkan kedua matanya sambil memeluk guling.vania kembali teringat akan sosok Gilang lagi.untuk kesekian kalinya vania merubah posisi nya lagi jadi menghadap ke arah kiri.

Karena kesal tidak kunjung tidur,akhirnya Vania bangun dari tempat tidurnya dan berjalan mengambil segelas air putih yang ada di atas meja.

"Stop mikirin laki-laki itu lagi Nia?!" Gumam Vania mengintruksikan dirinya agar tidak lagi memikirkan mantan kekasihnya itu.

Setelah selesai minum Vania kembali merebahkan tubuhnya di atas kasur.Baru saja gadis itu ingin memejamkan matanya tiba-tiba saja terdengar suara dering hp.

"Shit!!!...siapa sih yang nelpon malam-malam gini?" Dumelnya.

Dengan perasaan kesal Vania mengambil hpnya yang ada diatas nakas lalu melihat siapa yang meneleponnya saat ini.

"Nomor ini kan??" Tertera di layar hp nomor telepon yang belum sempat dia save.tapi walaupun begitu Vania sangat mengetahui jelas nomor itu milik siapa.

"Ada apa nelpon malam-malam gini?" Ucap Vania to the poin setelah menekan tombol berwarna hijau pada layar hp nya.

"Kamu belum tidur?" Ucap seorang laki-laki yang tidak lain adalah Gilang.

"Lang.tolong.jangan ganggu aku lagi.ingat,kamu itu udah nikah.dan aku juga udah punya tunangan?" Jelasnya.

"Aku tau vania.kamu itu udah bertunangan.dan aku juga ingat kalau aku udah punya keluarga tapi... apa salah kalau aku ingin bicara sama kamu?" Ucap Gilang.

"SALAH,LANG" Tegas Vania.

"Tapi aku cuma ma-" belum sempat Gilang melanjutkan perkataannya Vania sudah terlebih dahulu memutuskan panggilan telponnya dan segera menonaktifkan hpnya tersebut.agar Gilang tidak lagi mengganggu tidurnya malam ini.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience