Bab 36

Romance Series 13684

Keesokan paginya Gilang tidak sengaja bertemu dengan Vania diparkiran mobil kampus.gilang yang melihat Vania Baru saja sampai sama seperti dirinya langsung bergegas keluar dari mobilnya.

"Vania?!" Seru Gilang memanggil kekasihnya itu.

Vania segera menoleh ke arah gilang.namun,bukannya menghentikan langkahnya Vania malah terus berjalan keluar parkiran.

"Kok malah pergi sih?" Gilang yang merasa aneh dengan sikap Vania tentu saja langsung berlari mengejar Vania.

"Vania?!... tunggu?!" Tau kalau Gilang terus mengejarnya Vania pun semakin mempercepat langkah kakinya.

"Sayang?!" Setelah sekian jauh Gilang mengejar vania.akhirnya Gilang bisa juga menggapai tangan sang kekasih.

"Apaan sih pak!!!...lepasin tangan saya!!.." bentak gadis itu ketika membalikkan badannya kebelakang.

"Kamu kenapa sih?!kok kayak ngindarin aku gitu?!" Ucapnya.

Vania mulai berontak..Gilang berusaha untuk tidak melepaskan genggaman tangannya.tapi entah kenapa kekuatan Vania kali ini cukup besar sehingga genggam itu pun terlepas.

Sejenak gadis itu menatap wajah Gilang penuh kekesalan kemudian dirinya langsung mengangkat tangan kanannya dan...

PLAK!!

Satu tamparan keras mendarat mulus di wajah tampan gilang.terlihat laki-laki itu terdiam menatap Vania sambil memegangi wajahnya yang baru saja ditampar.

Hati Vania semakin bergemuruh.sekilas gadis itu melirik kearah cincin pertunangan yang melingkar di jari manis Gilang.

"Gimana acara pertunangannya semalam!!!sukses!!!..." Sindir Vania.Gilang terkejut bukan main.

"k-kamu..."

Vania berdecih lalu menatap tajam laki-laki dihadapannya itu."mulai sekarang.Jangan pernah ganggu hidup saya lagi,PAHAM?" Dalam keadaan marah Vania pergi meninggalkan Gilang.

============

Ssuutt...Ssuutt...

Bela yang seperti mendengar suara seseorang segera menoleh ke belakang.

"Perasaan gue tadi denger suara orang??tapi kok gak ada siapa-siapa ya?" Bela menatap sekeliling lowongan kampus yang terlihat sepi.

Ssuutt...Ssuutt...

Suara itu kembali terdengar di gendang telinganya.

"*nJir...masa iya pagi-pagi gini ada setan sih?" Bela memegangi tengkuknya yang mulai terasa merinding.

Tidak ingin mati ketakutan di lorong tersebut bela pun memutuskan untuk pergi dari tempat itu.namun disaat gadis itu membalikkan badannya tiba-tiba saja dirinya dikejutkan oleh sosok laki-laki bertubuh tegap didepannya persis.

Bbuuuaaa

Bela yang terkejut refleks meninju sosok tersebut dengan sangat kencang.tidak hanya itu saja.bela juga memukul sosok itu dengan binder file besar yang dipegangnya secara berkali-kali.

"Aduh bel...sakit...ampun...ampun..."

Mendengar suara yang dikenalinya bela pun langsung menghentikan aksi brutalnya itu.

"Astaga!!...kak Adnan!!" Bela terkejut bukan main saat melihat tubuh Adnan terkapar kesakitan di lantai.

=============

Ruang kesehatan....

Bela membuka sebotol Betadine lalu menuangkannya di kapas kecil yang ada ditangannya.

"Tahan ya kak?" Dengan perlahan gadis itu mulai mengobati luka yang ada disudut bibir Adnan.

"Sssshhh... pelan-pelan...sakit ..." Rengek Adnan bak anak kecil yang tengah diobati.

"Sorry?" Gumamnya lalu kembali mengobati luka Adnan.

"Aku benar-benar gak nyangka.gadis kecil kayak kamu bisa ninju orang sekuat tadi?" Adnan kembali merintih kesakitan saat lukanya terkena obat dari Betadine.

Niat hati Adnan ingin menjahilinya sekaligus memberikan kejutan kepada bela..tapi malah aksi brutal yang dia dapatkan dari gadis tersebut.

"Ya maaf kak.tadi itu aku refleks.aku fikir itu setan.lagian siapa suruh ngerjain aku kayak tadi?" Bela meniup pelan luka Adnan agar tidak terasa sakit lagi.

Deg

Deg

Deg

Tanpa sengaja tatapan keduanya terkunci.adnan yang merasa salting ditatap bela langsung memutuskan pandangannya dan turun dari ranjang rawat.

"Enak aja kamu ngatain aku setan.mana ada setan seganteng aku.?" Ucap Adnan penuh percaya diri.

Bela memutar bola matanya dengan malas."ya ya ya.... terserah kakak aja deh?" Bela malas jika berdebat dengan adnan.pasti ujung-ujungnya akan berakhir seperti ini.

"Aku udah selesai ngobatin luka kak adnan.aku ngampus dulu ya,bye?" Dengan langkah santai berjalan kearah pintu.

"Hei!!...kok cuma gini aja!!...gak ada traktiran?!" Seru Adnan.

Bela tidak menjawab.dirinya hanya melambaikan tangannya secara singkat tanpa melihat ke arah Adnan.

==============

Mata kuliah Gilang dimulai.semua mahasiswa dan mahasiswi terlihat fokus mencerna penjelasan yang diberikan,termasuk Vania.

"Berikut adalah beberapa cara untuk meningkatkan produksi dan operasi bisnis.yang pertama ada Manajemen produksi,yang ke dua Manajemen karyawan,yang ke tiga Manajemen sumber daya,yang ke empat ada Manajemen teknologi dan yang terakhir Analisis proses.sampai sini paham???" Tanya Gilang kepada mahasiswa dan mahasiswi nya dikelas.

"Paham!!" Seru mereka semua.

Perhatian Gilang tiba-tiba saja terfokus pada vania.bisa Gilang lihat Vania masih mengacuhkan dirinya.diambilnya sebuah hp di saku celananya lalu mengetikan sebuah pesan kepada Vania.

Me,

"Temui aku di ruangan setelah mata kuliah ini.ada hal yang harus aku jelaskan sama kamu "

Send

Vania merasakan hp nya bergetar.dengan lincah jemari gadis itu membuka pesan yang baru saja dikirim Gilang.

From : oppa Gilang,

"Temui aku di ruangan setelah mata kuliah ini.ada hal yang harus aku jelaskan sama kamu "

Vania menoleh kilas kearah Gilang setelah itu membalas pesan singkat tersebut.

Me,

"Gak ada yang perlu dibahas lagi.semuannya udah JELAS!!"

Send

Setelah mengirimkan pesan kepada Gilang,Vania langsung memblokir nomor dosennya itu.

"Permisi pak?" Vania mengangkat tangan kanannya.

"Ya,ada apa?" Tanya Gilang.

"Izin ke toilet?"Gilang mengangguk pelan setelah itu Vania segera pergi meninggalkan kelas.

Sejenak Gilang menatap kepergian Vania.kemudian kembali fokus pada mahasiswanya..

"baiklah,tolong kalian rangkum dua bab yang saya jelaskan tadi?" Titahnya.tanpa ba bi Bu lagi Gilang pergi meninggalkan kelas.Bela,Rika dan Gita Kini melirik satu sama lainnya.

"pak Gilang mau ngapain ya?" Tanya Gita berbisik.

"Mana gue tau?" Jawab Rika ikut berbisik.

Bela terdiam.dirinya berdoa semoga saja Gilang tidak melakukan hal buruk kepada Vania.

=============

Gilang mengikuti langkah vania.beruntung arah toilet sejalan dengan ruangan milik nya.alhasil dengan cepat Gilang menarik Vania masuk ke dalam ruangannya.

Vania sangat terkejut begitu dirinya ditarik paksa dan dibawa masuk ke ruangan Gilang.

"Apa yang loe lakuin,brengsek!!" Vania berontak begitu melihat Gilang mengunci pintu ruangan.

"Kita harus bicara Vania?" Ucap Gilang lalu memasukkan kunci pintu disaku celana nya.

"Gue gak mau denger penjelasan dari loe!!" Gilang menatap kesal kekasihnya yang sudah merubah panggilan mereka dengan sebutan loe-gue.

"Jaga ucapan kamu vania.aku pacar kamu!!" Ucapnya.

"Cih!!!...pacar loe bilang!!!" Mata Vania menyorot tajam kepada sosok laki-laki dihadapannya itu.

"Masih pantes loe bilang kayak gitu setelah loe tidur sama cewek lain di belakang gue,hah!!" Seru Vania dengan penuh emosi.

Gilang terdiam,perlahan laki-laki itu berjalan mendekati Vania.

"A-aku tau kalau aku salah Vania.aku benar-benar minta maaf sama kamu?" Lirih Gilang lalu menundukkan kepalanya.

"Sejak kapan?!" Ucap Vania tiba-tiba membuat Gilang yang tadinya tertunduk kini menatap Vania.

"Maksudnya???" Gilang tidak mengerti akan ucapan gadisnya itu.

"Sejak kapan kamu berhubungan sama dia dibelakang aku?" Gilang tersenyum samar.dirinya merasa senang karena Vania kini merubah pemanggilan mereka dengan aku-kamu lagi.

"A-aku bakal jelasin sama kamu semuanya.tapi kamu harus tenang dulu ya?" Pinta Gilang.vania pun menurut.dirinya menurunkan sedikit emosinya untuk mendengarkan penjelasan dari Gilang.

"R-raisa dulunya teman kecil aku,vania.dia dan keluarganya tinggal di surabaya.tapi beberaoa Minggu lalu dia dan keluarganya tinggal sementara di jakarta.ayah yang minta dia kesini.untuk misi menjodohkan kita berdua.raisa memang punya rasa sama aku tapi aku sama sekali gak punya rasa ke dia,sayang.aku juga udah tegasin ke Raisa kalau aku udah punya pacar?" Gilang menjeda perkataan sejenak.

"Dan soal a-aku tidur sama dia.itu sama sekali gak ada dibenak aku.aku dijebak sayang....malam itu tiba-tiba aja Raisa telpon aku.dia bilang kalau dia jatuh di kamar mandi.waktu itu dia sendirian di apartemen.karena kasihan aku datang ke apartemennya.sebelum aku pulang Raisa sempet kasih aku kopi dan setelah itu...aku gak tau lagi.aku benar-benar gak sadar sama apa yang aku lakukan ke Raisa?" Vania menatap sepasang mata yang selalu membuat dirinya merasa nyaman.mencari kebohongan dari setiqp kalimat yang dilontarkan oleh Gilang.

"Sayang...tolong percaya sama aku ya.aku udah ceritakan yang sejujurnya sama kamu?" Ucapnya lirih.

Kini Vania dilanda dilema.di satu sisi Vania sangat mencintai Gilang dan tidak ingin kehilangannya.tapi disisi lain Vania sudah dibuat kecewa karena Gilang tidak mengatakan sejujurnya tentang kehadiran Raisa didalam hubungan mereka.

"Sayang??" Tegur Gilang karena Vania sedari tadi tidak berkata apa-apa kepadanya.

Vania menghela nafas panjang."oke.aku percaya sama kamu?" Betapa senangnya Gilang karena akhirnya Vania percaya kepada dirinya.

"Makasih sayang?" Detik berikutnya Gilang memeluk erat tubuh vania.kecupan kecil pun Gilang layangkan disisi kepala Vania sebagai ungkapan rasa bahagianya.

"Tapi aku tetap mau kita putus?" Bagai disambar petir hati Gilang terasa sakit ketika mendengar permintaan Vania Barusan.

Gilang melepaskan pelukannya lalu menatap Vania penuh keterkejutan.

"K-kamu bercanda kan sayang?" Ucap Gilang.Vania menggeleng cepat.

"aku serius.aku mau kita putus?" Ucap Vania lagi.

Tanpa sadar kedua tangan Gilang mencengkeram lengan vania.Gadis itu tentu saja merasa kesakitan akibat cengkraman Gilang tersebut.tapi Vania hanya bisa diam menatap Gilang.

"Sampai kapanpun aku gak akan mutusin hubungan kita Vania?" Tegas Gilang.vania mendesah pelan.

"Terserah kamu mau terima atau enggak.tapi yang jelas aku mau kita put-" belum selesai Vania berbicara Gilang sudah terlebih dahulu membungkam mulutnya dengan ciuman menuntut.

"Llepppnnnhh" Vania memukul bahu Gilang berkali-kali.

"Hindari kata-kata itu sayang.karna aku gak akan bisa menerimanya!!" Bisik Gilang disela ciumannya lalu melanjutkan kembali menciumi kasar bibir Vania.

Gilang terus mendorong tubuh Vania.sampai akhirnya tubuh mungil itu membentur sebuah meja yang ada dibelakang Vania.

"Eeennnhh..."

Tangan kiri Gilang kini menopang di atas meja.sementara tangan kanannya melingkar di pinggang ramping Vania.

"Akh..." Vania meringis kesakitan ketika Gilang menggigit bibir mungilnya.

"Siapa pun,tolong!!" Jerit Vania dalam hatinya.

Sungguh,Vania sangat ketakutan saat ini.gilang sangat beringas seperti hewan buas yang sedang kelaparan.

Tok tok tok

Terdengar suara ketukan pintu.bukannya menyudahi aksinya Gilang malah semakin beringas mencium bibir Vania.

Tok tok tok

Pintu kembali diketuk dari luar.gilang mengeram kesal.kemudian segera mengakhiri ciumannya itu.

Vania mengatur nafasnya.kali ini dirinya benar-benar dibuat hampir mati karena kekurangan oksigen.

"M-minnggir?!" Dalam keadaan sempoyongan Vania menjauhkan tubuh Gilang dari hadapannya.

"Rapihkan penampilan kamu.aku mau buka pintu dulu?" Titah Gilang lalu segera berjalan menuju pintu.

"Dasar dosen sialan!!" Bisik Vania mengumpati Gilang.

Laki-laki itu pun merogoh saku celananya,mengambil kunci ruangan.setelah itu membuka pintu untuk orang yang ada di luar.

Ceklek

Gilang membuka pintu ruangannya.terlihat sosok wanita yang merupakan dosen Disana berdiri di depannya.

"Ada apa Bu?" Tanya Gilang kepada dosen perempuan bernama Farah itu.

Terlihat ibu Farah mencuri pandang ke arah belakang Gilang.dia sedikit terkejut ketika mendapati sosok Vania di dalam ruangan tersebut.

"Kalian lagi ngapain didalam?" Ucap ibu Farah balik bertanya..Gilang melirik kilas ke arah Vania yang tengah duduk di kursi.

"saya lagi diskusi sama Vania Bu??" Jawab Gilang.

"Diskusi???" Ibu Farah menaikan satu alisnya.

"Kok pakai dikunci segala??" Tanya wanita itu lagi penuh selidik.

"Bukan dikunci bu.cuma pintunya ini udah rusak.suka susah kalau dibuka?" Jawab Gilang berbohong.

Bukannya merasa curiga ibu Farah malah terlihat percaya sekali dengan alasan yang Gilang lontarkan.

"Kalau gitu saya minta maaf ya pak Gilang?" Gilang pun tersenyum manis lalu menganggukan kepalanya.

"Baiklah,saya pamit dulu pak, permisi?" Setelah melihat ibu Farah pergi dari sana Gilang pun kembali menghampiri Vania.

"Ayo kita ke kelas.kamu gak mau kan kalau mereka semua menaruh curiga sama kita berdua karena terlalu lama meninggalkan kelas.?" Ucap Gilang sambil mengulurkan tangan kanannya kehadapan kekasihnya itu.

Vania mendelik tajam.tanpa menjawab gadis itu segera pergi meninggalkan Gilang di ruangan.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience