Bab 54

Romance Series 13684

Jakarta,,,

Pagi-pagi sekali Gita sudah berada di rumah sakit.kali ini dirinya akan menjalankan kemoterapi yang pertama pada penyakit kanker leukemianya.

Gita datang hanya seorang diri.tidak ada keluarga atau pun para sahabat yang menemaninya ke rumah sakit.dan tidak ada juga yang curiga sedikitpun dengan kepergian Gita kali ini.karena Gita beralasan akan pergi dinas keluar kota untuk beberapa Minggu kedepan.

"Kamu udah siap,Gita?" Tanya dokter Syahnaz setelah selesai menyiapkan keperluan kemoterapi kepada pasien barunya itu.

"Siap dok?" Jawab Gita penuh keseriusan.

"Baiklah,kalau begitu kita bisa mulai kemoterapinya sekarang?" Ucap dokter cantik tersebut.

=============

Surabaya,,

Gilang tengah sibuk menyantap sarapannya dengan penuh hikmat.nasi goreng kecap plus telur mata sapi menjadi menu sarapannya pagi ini,sesuai keinginan Nadia semalam.namun kali ini bukan Gilang yang membuatnya,melainkan bi Murti.

"Kenapa gak dimakan,nak?" Tanya Gilang ketika melihat sang anak hanya memandangi nasi goreng didepannya.

"Nana gak nafsu makan,pah?" Jawabnya.

Gilang menatap heran Nadia kemudian mengulurkan tangannya menyentuh kening sang anak.

"Gak panas kok??apa kamu merasa mual lagi?" Tanya Gilang lagi untuk memastikan keadaan Nadia.

"Gak,pah?" Nadia menggeleng cepat.

"Terus,kenapa gak dimakan??kan kamu sendiri yang minta dibuatkan nasi goreng sama bibi??" Ucapnya.

Nadia terdiam.benar kata papanya barusan.memang dirinya lah yang merengek semalam kepada bi Murti untuk dibuatkan menu sarapan nasi goreng pagi ini.tapi tidak tau kenapa Nadia merasa tidak berselera makan.

"Apa kamu mau papa teleponin mama,hm??" Lagi-lagi Nadia terlihat menggelengkan kepalanya membuat Gilang semakin bingung.

"Pah?"

"Hm?"

"Nana boleh pinjam hp papa gak??Nana mau telpon Tante cantik?" Ucap Nadia.

Gilang menaruh sendok dan garpu nya diatas piring lalu menatap Nadia penuh tanya.

"Mau ngapain Nana telpon Tante cantik?" Tanya Gilang.

"Nana kangen sama Tante cantik.nana mau ajak Tante cantik main kesini.boleh ya pah?" Jawab Nadia dengan nada memelas.

Gilang terdiam melihat ekspresi sang anak.dari raut wajah Nadia sangat terlihat kalau dirinya benar-benar ingin bertemu dengan Vania.

Kalau boleh jujur,Gilang juga ingin sekali bertemu vania.selain ada banyak hal yang ingin dia sampaikan kepada gadis itu.gilang juga ingin meluapkan semua rasa rindu yang dia rasakan selama lima tahun ini.

Tapi disisi lain ....Gilang harus menghargai keputusan Vania yang tidak ingin lagi bertemu dengan dirinya.apa lagi setelah melihat sikap dingin Vania kepadanya kemarin.membuat Gilang semakin yakin kalau Vania sudah move on darinya.

"Pah?!kok malah bengong si??" Tegur Nadia saat melihat papanya diam menatap dirinya.

"Eh,Khem...Nadia.sepertinya mulai saat ini kamu gak boleh lagi ketemu sama Tante cantik?" Ucap Gilang yang berhasil membuat sang anak terkejut.

"Kok gitu sih pah??kenapa??Tante cantik kan orang baik??kenapa papa ngelarang aku buat ketemu sama dia??" Cecar Nadia tidak terima karena Gilang melarangnya bertemu dengan Vania

"Iya,papa tau kalau Tante cantik itu orang baik.papa juga banyak hutang Budi sama dia karena udah sering nolongin kamu.tapi masalahnya bukan itu nak.tante cantik pasti punya banyak kerjaan yang harus dia urus
disini.Dan papa gak mau kamu ganggu kerjaan dia nak?" Jelas Gilang memberi pengertian kepada sang anak.

"Gak pah!!...pokoknya Nana mau ketemu sama Tante cantik SEKARANG.TITIK!!" Dengan hati kesal Nadia turun dari kursi lalu pergi meninggalkan ruang makan.

"Nadia!!" Seru Gilang namun tidak dihiraukan oleh anak itu.

=============

Jakarta...

Setelah melakukan tahap demi tahap proses kemoterapinya,Gita diminta untuk beristirahat di kamar rawat inap.karena efek obat,gadis itu kini tidur nyenyak di atas ranjangnya.

"Gimana keadaan Gita dok?" Tanya dokter Efendy setelah melihat dokter Syahnaz keluar dari kamar rawat Gita untuk memastikan kondisi gadis tersebut.

"Alhamdulillah,untuk kemo yang pertama berjalan sukses.paling efek nya akan terasa setelah obatnya bekerja?" Jelasnya.

"Tapi dia akan tetap baik-baik aja kan dok?" Tanya dokter Efendy lagi.

Dokter Syahnaz tersenyum simpul.dia mengerti sekali dengan perasaan cemas yang sedang dirasakani oleh dokter Efendy saat ini.

"Dokter tenang aja.efek yang akan muncul nanti akan berdampak positif kok.jadi jangan terlalu dikhawatirkan?" Jawabnya

"Ngomong-ngomong.kalau saya boleh tau.dokter Efendy ini siapanya Gita ya.kok kayaknya dokter terlihat peduli sekali?" Tanya dokter Syahnaz penasaran.

Dokter Efendy terlihat diam,sesekali laki-laki itu menggaruk belakang kepalanya.

"Mmm...sa-saya...m-mantannya Gita dok?" Jawabnya sedikit malu-malu.

Dokter Syahnaz tampak terkejut namun detik berikutnya wanita cantik itu kembali menyunggingkan senyuman manisnya.

"Oke.saya paham sekarang.pantas aja dokter Efendy terlihat begitu cemas dengan keadaan Gita?" Ucap dokter Syahnaz sedikit menggoda temannya itu.

"Kalau dokter mau liat kondisinya Gita boleh aja kok.tapi jangan sampai mengusik waktu istirahatnya ya.karena yang dibutuhkan oleh Gita setelah kemoterapi tadi adalah istirahat yang banyak?" Dokter Efendy yang paham akan maksud dokter Syahnaz langsung menganggukkan kepalanya.

"Terimakasih,dok?" Ucapnya.

Setelah berkata demikian dokter Syahnaz pun segera pergi meninggalkan dokter Efendy.

=============

Ceklek

Seorang dokter tampan berumur 26 tahun terlihat memasuki ruang rawat inap dengan penuh kehati-hatian.setelah masuk kedalam, laki-laki yang biasa disapa Endy oleh gita itu kini berjalan menuju ranjang pasien.

"Apa kabar ta,udah lama ya kita gak ketemu?" Gumam dokter Efendy.

"Aku gak nyangka.tuhan mempertemukan kita dalam keadaan seperti ini?" Dokter Efendy menatap lekat wajah Gita yang terlihat sedikit pucat.

Laki-laki itu tampak terdiam selama beberapa menit,kemudian dirinya menduduki kursi yang ada di samping ranjang pasien.

"Ta,aku tau kamu itu gadis yang kuat.tapi aku mohon,jangan pernah menyerah karena penyakit ini?" Sekilas dokter Efendy melihat ke arah tangan Gita.tidak lama Tangan kanan laki-laki itu bergerak menggenggam tangan Gadis tersebut.

"Cepat sembuh,ta?" Gumamnya lagi.

=============

Surabaya,,

Tiga jam sudah Nadia mengurung diri di dalam kamar.gilang yang sudah amat frustasi karena sifat keras kepala anaknya pun kini mulai menyerah.

"Oke.papa bolehin kamu main sama Tante cantik.sekarang buka pintunya ya nak?" Ucap Gilang,namun belum juga mendapat respon dari Nadia.

"Papa bakal telpon Tante cantik deh dan suruh dia untuk datang ke sini,gimana??" Ucap Gilang lagi membujuk sang anak.

Beberapa detik kemudian terdengar suara dari dalam dan ..

Ceklek...

Pintu kamar terbuka lebar,menampilkan sesosok anak perempuan dengan wajah sembab dan rambut sedikit berantakan.

"Astaga!!Nana,kamu habis nangis,nak?" Gilang yang panik melihat kondisi sang anak langsung berjongkok dan menghapus air mata yang tersisa di pipi Nadia.serta merapikan rambut berantakan sang anak.

"Papa beneran mau telpon Tante cantik??" Ucap Nadia mengabaikan pertanyaan Gilang barusan.Sambil menatap sang anak,Gilang menganggukkan kepalanya dengan pelan.

"Iya.nana mau Tante cantik kesini kan?" Kali ini giliran Nadia yang mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Tapi,Nana harus senyum dulu.bisa??" Nadia kembali mengangguk kemudian tersenyum manis menatap papanya.

"Anak pintar?" Gilang membalas senyuman Nadia.

Gilang pun segera mengambil hp nya yang ada di saku Jas dan menelpon Vania dengan panggilan video.dalam hati laki-laki itu terus berdo'a,semoga saja vania mau mengangkat panggilan telepon darinya.

===========

Sementara itu Vania yang tengah berada di cabang perusahaan papa nya,baru saja selesai meeting dengan beberapa staffnya.

Ddrrtt..ddrrtt..

Hp Vania bergetar di atas meja,dengan cepat gadis itu mengambil benda pipih tersebut dan melihat siapa yang meneleponnya saat ini.

"Gilang???" Gumam Vania dalam hatinya.

Sesaat Vania melihat ke arah staff yang masih berada di dalam ruangannya.

"Kalian boleh kembali ke ruangan?" Titah nya.Para staff pun mengangguk paham lalu segera pergi meninggalkan ruangan Vania.

Setelah melihat karyawannya sudah pergi,Vania pun langsung mengangkat panggilan video call dari gilang.

"Mau apa lagi.aku udah bilang semalam ka-" layar panggilan yang tadinya menampilkan sosok Gilang kini berganti menjadi sosok Nadia

"Nadia???" Gumam Vania.

"T-tante cantik??mau gak main kerumah aku?" Ucap Nadia.

Terlihat Vania terdiam menatap wajah Nadia yang ada di layar hpnya.

"Mm...Nana...maaf tapi tante-"

"Please,Tante....Nana kesepian di rumah.nana mau main sama Tante disini?" Potong Nadia.

Lagi-lagi Vania terdiam mendengar permintaan anak tersebut.gilang yang melihat hal itu langsung mengambil alih hp nya dan berbicara dengan Vania.

"Maaf Vania.aku tau kamu udah gak mau lagi berhubungan dengan aku.tapi....bisa kah kamu datang kerumah ku sekarang.nana dari tadi ngerengek ingin bertemu dengan kamu.sampai-sampai di nangis dan ngurung diri di kamar?" Jelasnya.

"Maaf lang.tapi aku gak bisa?" Tolaknya.

"Aku mohon nia.tolong aku.untuk kali ini aja?" Ucap Gilang dengan raut wajah memelas.

"A-aku janji.setelah ini aku gak akan ganggu kehidupan kamu lagi?" Vania kembali terdiam selama beberapa detik.

"Baiklah.aku akan kesana.segera kirim alamat rumah kamu?" Titahnya.

Gilang yang tadinya tampak murung seketika menjadi sumringah begitu mendengar perkataan Vania.

"Terimakasih vania.akan aku kirim lokasinya?" Setelah berkata demikian Gilang langsung mematikan video call nya.

Vania menghela nafas panjang lalu menaruh kembali hp nya di atas meja.

"Semoga aja keputusan aku ini benar?" Gumamnya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience