Surabaya..
Gilang memasuki ruang kerja dan berjalan menuju meja kerjanya.dengan perlahan laki-laki itu membuka laci kecil yang ada pada meja tersebut.
Terlihat sebuah buku disana.gilang pun segera mengambil buku itu dan duduk di kursinya.
Tanpa membuka halaman depan buku tersebut,gilang langsung membuka halaman tengah dari buku itu.
Gilang mengambil selembar foto ukuran 8×8 yang terselip di sana.lalu menatapnya sambil tersenyum getir.
"Aku kangen banget sama kamu Vania?" Lirihnya.
Gilang mengusap pelan foto dimana dirinnya sedang berdansa dengan Vania di acara ulang tahun bela.
"Secepat itu kah kamu ngelupain aku,sayang??" Gilang kembali teringat akan ucapan Adnan kemarin malam.adnan bilang kalau Vania kini sudah bertunangan dengan seseorang.
Jujur hati Gilang merasa sakit sekali setelah mendengar kenyataan pahit itu.dan jujur,sampai detik ini pun cinta Gilang masih penuh untuk Vania.Gilang selalu setia menjaga hatinya untuk gadis itu.
"Apa aku udah benar-benar gak ada kesempatan untuk milikin kamu lagi vania?" Gumamnya.
Disaat Gilang tengah mengingat momen manis bersama dengan Vania,tiba-tiba saja ada orang yang mengetuk pintu ruang kerjanya dari luar.
Tok tok tok
Gilang buru-buru mengusap air mata yang sedikit keluar di pelupuk matanya.kemudian memasukkan kembali foto serta buku diary milik nya kedalam laci.sebelum memberi izin Orang itu masuk,Gilang terlebih dahulu menetralkan hatinya yang sempat berkecamuk karena memikirkan Vania.
"Masuk?!" Titah Gilang.
Tidak lama pintu pun terbuka dan muncullah sosok Raisa yang berbalut kimono pendek berwarna hitam sambil membawa secangkir kopi ditangannya.
"Mau apa kamu kesini?" Tanya Gilang dengan nada dinginnya.
"Aku cuma mau kasih kopi aja kok mas?!" Jawab Raisa yang kini sudah berjalan mendekati sang suami.
Gilang menatap kopi yang baru saja ditaruh oleh raisa di atas meja kerjanya.
"Apa yang udah kamu campurkan di kopi itu?" Tanya Gilang penuh selidik.
Raisa memutar matanya dengan malas."CK!!..mas?!..bisa gak hilangin rasa curiga kamu itu ke aku?!..aku kan istri kamu mas?!..emang salah ya kalau seorang istri buatkan kopi untuk suaminya?!" Ucap raisa yang tidak terima dirinya dituduh oleh Gilang.
Gilang menghela nafas panjang lalu mengalihkan pandangannya dari Raisa.bukan apa-apa,Gilang hanya trauma saja dengan kejadian beberapa tahun lalu.saat Raisa memberikannya secangkir kopi yang sudah di campur obat perangsang.
Dimulai saat itu juga Gilang semakin membenci Raisa dan tidak percaya lagi dengannya.karena ulah gadis itu gilang harus kehilangan kebahagiaannya termasuk cinta sejatinya.
"Sorry?" Cicit Gilang.
Melihat sang suami mengacuhkannya lagi Raisa pun mulai mendekati suaminya itu.
"Mau apa kamu?" Tanya Gilang begitu melihat Raisa berdiri bersandar dimeja kerjanya,tepat disamping kirinya.
"Aku mau curhat sama kamu mas?" Jawabnya.
"CK?!.nanti aja lah Raisa.saya mau ngeberesin kerjaan kantor dulu?' ucapnya lalu segera mengambil sebuah map yang ada di atas meja kerjanya itu.
"Kamu itu kenapa sih mas.gak mau banget dengerin curhatan aku.aku tuh iri tau gak sama teman-teman aku yang lain.mereka itu selalu jadikan suaminya teman curhat dan lainnya.sedangkan kamu???kamu malah jadi teman debad aku terus?" Ucapnya.
"Gak perlu aku jelasin tentunya kamu udah tau jawabannya,kenapa aku selalu bersikap seperti ini ke kamu?" Gilang meminum kopi buatan Raisa beberapa teguk kemudian membaca berkas yang ada didepannya.
"Mas.aku tau kamu itu belum cinta sama aku.tapi bisa gak kamu itu melakukan sebagaimana tugas kamu sebagai seorang suami.kamu inget gak Nana bilang apa kemarin.dia mau seorang adik mas???dia itu kesepian di rumah ini.harusnya kita sebagai orang tua-"
"Jangan pernah bermimpi saya akan menyentuh kamu lagi Raisa?!" Potong Gilang.
Raisa tersenyum miring."oh ya.kita liat aja.sampai kapan kamu kuat nahan diri kamu?" Perlahan Raisa menarik tali baju kimononya.
"RAISA!!..APA-APAAN KAMU!!..KELUAR DARI RUANGAN INI!!" Gilang terbelalak begitu melihat Raisa mulai melepaskan baju kimononya.dan shit!!!..apa-apaan ini.ternyata Raisa mengenakan lingerie transparan berwarna hitam didalam kimono itu.
"kenapa sih mas.kok panik gitu ngeliat istrinya pakai lingerie?" Dengan sengaja Raisa berpose seksi di atas meja kerja Gilang.
"SAYA BILANG KELU-"
Belum selesai Gilang bicara Raisa sudah duduk dipangkuan Gilang dan mencium bibir suaminya itu penuh gairah.
"Emmhhh.." Desah Raisa tertahan ketika dirinya menggesekkan vaginanya ke penis Gilang yang masih terhalang celana.
"Llleeppp..." Sial apa yang terjadi dengan tubuhnya.kenapa tubuhnya terasa sangat panas sekali.
Puas bermain dengan bibir Gilang,kini Raisa beralih ke leher putih milik suaminya itu.
"Raisss..aakkhh" Raisa tersenyum puas begitu melihat tanda kepemilikan karya nya tercetak jelas dileher Gilang.
Raisa kini menatap Gilang.dapat Raisa lihat ada kilatan gairah Dimata suaminya itu.raisa tersenyum puas.ternyata obat yang diberikannya tadi sudah mulai bereaksi.
"Kenapa mas??..udah mulai panas ya badannya??..ternyata benar obatnya punya reaksi cepat?" Raisa hendak mencium telinga Gilang namun dengan cepat laki-laki itu menghentikan pergerakannya.
"APA MAKSUD KAMU RAISA!!..OBAT APA YANG UDAH KAMU KASIH KE SAYA!!" Gilang menatap tajam sang istri.
Lagi-lagi Raisa tersenyum menatap Gilang."kamu pikir aja sendiri.obat apa yang udah aku kasih ke kamu mas?" Raisa hendak mencium bibir Gilang tapi dengan cepat Gilang mencengangkram rahang Raisa.
"DASAR JALANG!!" Umpat Gilang.
"AKU BUKAN JALANG MAS!!!..AKU ISTRI KAMU!!.." Tekan Raisa.
Dengan sekali hentakan Raisa melepaskan tangan Gilang yang tengah mencengangkram rahangnya.
"Dari pada kamu marah-marah mending kamu nikmati aja.aku tau kok kamu sangat menginginkan sentuhan aku malam in.aku sama sekali gak masalah kalau main lebih dari 5 ronde sama kamu?" Raisa mengambil tangan kanan Gilang kemudian menaruhnya di payudaranya.Gilang menatap kesal raisa.sial,lagi-lagi dirinya kecolongan.
"Kamu wanita licik raisa.dan wanita licik seperti kamu ini sangat pantas mendapatkan hukuman berat?" Dengan kuat Gilang meremas payudara istrinya itu.
"Uugghh..iyaahh mass...hukum wanita licik ini sampai kamu puas?" Kini keduanya sudah saling berciuman penuh gairah.
Tidak lama Gilang berdiri sambil menggendong Raisa bak koala.tanpa melepaskan ciumannya Gilang memboyong Raisa ke kamar milik Raisa.
=========
Bugh
Dengan kasar Gilang melempar tubuh Raisa ke tengah ranjang lalu kembali mencium bibir mungil itu penuh nafsu.
Ssrreekk
Sekali tarikan Gilang merobek lingerie sialan itu hingga menampilkan tubuh mulus dan payudara Raisa yang tertutup BRA dan CD.
Ssrreekk
Kali ini giliran Gilang merobek BRA dan CD yang dikenakan oleh Raisa lalu membuang semua barang tersebut kesembarang tempat.
Sejenak Gilang menatap raisa.sama halnya dengan Gilang,Raisa kini juga sudah diselimuti nafsu birahinya.
Perlahan laki-laki itu menundukkan kepalanya dan mengulum puting pink raisa.sementara tangan kirinya meremas payudara Raisa yang satunya dengan sedikit kasar.
"Akh..mass.." Raisa memejamkan kedua matanya lalu menekan kepala Gilang agar mengulum putingnya lebih dalam.
Puas bermain di payudara sang istri kini tangan kiri Gilang merambat ke bawah,menyentuh paha dalam Raisa.
"Aakhh.." Raisa kembali mendesah manakala tangan Gilang dengan sengaja mengelus vaginanya yang sudah tidak berbalut apa-apa lagi.
"Saya akan buat kamu lemas Raisa?" Gilang memasukkan satu jarinya ke liang hangat sang istri.
"P-perih masshh.." Ringis Raisa.Gilang menaikan sebelah alisnya.
"saya baru masukin satu jari Raisa?" Gilang pun mempercepat tempo tusukan jarinya pada liang kenikmatan istrinya itu.
"Ouhh..mass Gilangg mmhh.." Raisa terus mendesah kenikmatan lalu menggigit bibir bawahnya
"Teruslah mendesah?" Gilang kini beralih menciumi leher putih istrinya penuh nafsu.
"Oohh..mass..a-akuu.." mengetahui sang istri ingin keluar Gilang dengan cepat mengeluarkan jarinya.
"Mass..kok dilepas sih?!" Ucap nya sedikit kesal.padahal tinggal sedikit lagi dirinya mengeluarkan cairannya.
Gilang tersenyum miring."itu hukuman pertama kamu wanita licik?" Saat itu juga Gilang menegakkan tubuhnya lalu melepaskan semua pakaian miliknya.
Walau sudah melakukan hubungan seks lima tahun lalu tapi tetap saja Raisa masih merasa malu saat melihat tubuh polos suaminya itu.
"Siap untuk hukuman ke dua kamu Raisa?" Ucap Gilang yang langsung diangguki lemah oleh Raisa.
Gilang merangkak mengukung Raisa lalu menggesekkan penisnya yang sudah menegang sedari tadi.
"Shit!!!..ini nikmat sekali?" Gilang tidak munafik.dirinya sangat merasakan nikmat yang tiada Tara karena hal ini.tidak tahan lagi Gilang pun langsung memasukkan penisnya ke vagina Raisa.
Jleb
"Akh..s-sakit mass..." Raisa meringis kesakitan manakala Gilang memasukkan penisnya di liang nya masih belum terlalu basah.
"Tahan?!.ini hukuman kamu yang ke dua Raisa?" Gilang mempercepat hentakan penisnya.
"Mmhh shitt!..kamuu..sempit sekali ughh?!" Desah Gilang.
"Aahh..aahh...sshh.." Raisa terus mendesah bersamaan hentakan milik Gilang dibawahnya.
"Ouhhh..maass..aku..mauuhh..."
"Keluarkan Raisa.basahi milik saya?!"
"Aakkhh"
Sseerrr
Cairan hangat milik Raisa mengalir dengan deras.
"Nikmat,hm?!" Tanya Gilang.sambil mengatur nafasnya Raisa mengangguk lemah menjawab pertanyaan Gilang .
"Kita lanjutkan lagi.saya belum keluar?" Ucap Gilang Yang kemudian menghentakkan lagi miliknya didalam milik Raisa.
"Ouuhh.."
=======
Jakarta..
"GILANG!!"
Vania yang kala itu tengah tertidur pulas tiba-tiba saja terbangun sambil meneriakkan nama Gilang.vania berusaha mengatur nafasnya yang memburu dan menetralkan debaran jantungnya yang berdetak begitu kencang.
"Astaga?!..kenapa mimpi gue aneh banget sih?!"
Vania merasa kebingungan sekali.bisa-bisanya dia bermimpi Gilang yang sedang asyik bercinta dengan wanita lain.
Buru-buru gadis itu mengambil air putih yang ada di atas nakas.kemudian meneguknya hingga habis lalu menaruhnya kembali di sana.
"Ini pasti efek gue yang terus-terusan mikirin dia deh?" Vania mengusap wajah dengan kasar.sial,entah kenapa adegan erotis tadi sangat jelas dipikirannya.
Ddrrtt..ddrrtt.
Mengetahui ada yang menelfon dirinya,Vania pun langsung mengambil hpnya yang ada disamping bantal dan mengangkat panggilan telepon tersebut
"Halo ka?" Ucap Vania menyapa Rika.
"Loe kenapa Nia?" Tanya Rika ketika mendengar nafas Vania sedikit memburu.
"Ah..gak apa-apa ka,gue cuma abis mimpi buruk aja kok?" Vania tidak berbohong.bermimpi Gilang bercinta dengan wanita lain itu adalah mimpi buruk baginya.
"Owh..sorry ya gue nelpon loe tengah malam gini.gue cuma mau bilang.gue beliin loe tiket pesawat penerbangan sore,gak apa-apa kan?" Ucap Rika.
"Gak apa-apa ka.kalau gitu besok pagi gue prepare barang-barang.thaks's ya udah bantu gue?" Vania tersenyum tipis.
"Sama-sama cantik??ya udah kalau gitu gue tutup telponnya ya.bye.." dengan segera Rika memutuskan panggilan telponnya.
Vania terdiam ingatannya tiba-tiba kembali pada mimpi erotis Gilang dengan wanita yang tidak dikenalinya itu.
"Stop mikirin mimpi tadi Nia?" Vania menepuk pipinya berkali-kali.
Tidak ingin terus memikirkan mimpi tadj Vania pun memutuskan untuk melanjutkan kembali tidurnya.
========
Surabaya..
Perlahan Gilang membuka kedua kelopak matanya.merasakan ada sebuah tangan yang menindih perutnya Gilang pun langsung menolehkan kepalanya ke samping.
"Raisa?" Gumamnya.Gilang mencoba mengingat kembali apa yang sudah dilakukannya bersama dengan Raisa semalam.
"Shit!!!.." umpat Gilang dalam hatinya begitu ingat akan kejadian panas antara Raisa dan dirinya semalam.Dengan segera Gilang bangun dari tempat tidur lalu memakai kembali pakaiannya yang berserakan di lantai.
Raisa yang baru saja bangun tidur langsung melihat ke arah jam weker di atas nakas.ternyata waktu sudah menunjukkan pukul setengah delapan pagi.kemudian dirinya segera mengalihkan pandangannya ke arah sang suami.
"Mau kemana kamu mas?" Tanya Raisa.
"Balik ke kamar.nana pasti nyariin saya karena gak ada disampingnya?" Jawab Gilang.
"Mas,bisa gak mulai nanti malam kamu sama nana pindah tidur di sini.aku suka kesepian kalau malam mas?" Ucap Raisa.
Bukannya menjawab Gilang malah pergi ke luar dari kamar yang sudah menjadi saksi bisu malam panas mereka berdua.raisa berdecak kesal lalu memposisikan dirinya duduk menyender di atas ranjang.
"Selalu aja kayak gitu.aku berasa seperti jalang mas?" Gumam Raisa menatap pintu kamarnya.
Tidak lama tangan kanan Raisa mengelus lembut perutnya dan tersenyum manis ke arah perut rata tersebut.
"Cepat tumbuh ya nak.biar kakak kamu gak kesepian lagi di rumah?" Gumamnya.
Tiba-tiba saja wajah Raisa memanas mengingat kejadian semalam.aahh..semalam suaminya begitu menggairahkan dan..hot.
Berjam-jam mereka melakukan persetubuhan panas itu.bahkan berbagai macam gaya mereka coba.sampai-sampai tubuhnya terasa sakit akibat pergumulan tersebut.tapi tidak apa-apa,Raisa justru sangat senang.karena Lima tahun menikah baru kali ini Gilang menyentuhnya.ya...walaupun dengan bantuan obat perangsang.
Share this novel