Hari sudah pagi tapi gadis yang bernama lengkap Vania Larissa putri itu masih tertidur pulas di ranjang empunya.entah apa yang dimimpikannya saat ini sehingga gadis tersebut terlihat samar-samar menyunggingkan senyuman manisnya sesaat.
Dddrrtt....Dddrrttt....
Hp milik Vania bergetar panjang pertanda ada panggilan masuk di hp tersebut.vania yang merasa sedikit terusik tidurnya perlahan membuka kedua matanya lalu mencari keberadaan hp nya itu.
Dengan rasa sedikit malas gadis itu mengambil benda pipih yang tergeletak di atas nakas,kemudian melihat siapa yang sedang menelepon saat ini.
"Oppa Gilang calling"
Begitulah tulisan yang tertera pada layar hp tersebut.vania mengerutkan kedua alisnya kebingungan.tunggu,sejak kapan dia mengganti nama kontak Gilang di hpnya menjadi oppa Gilang.pasti ini kerjaannya Gilang kemarin,pikir Vania.
Tidak perlu waktu lama Vania pun menekan tombol hijau untuk menerima telepon dari Gilang.
"Halo?" Sapa Vania pada orang yang tengah menelponnya saat ini.
"Kamu udah bangun?" Pertanyaan bodoh terlontar dari mulut Gilang.
"Kalau aku belum bangun kenapa aku bisa angkat telpon dari kamu?" Jawab Vania sambil mengucek matanya.
Terdengar kekehan panjang dari Gilang,membuat Vania langsung memicingkan kedua matanya saat itu juga.
"Benar juga sih?" Ucapnya.
"Ada apa telpon aku pagi-pagi?" Tanya gadis tersebut.
"Mmm...Gak ada sih??aku cuma kangen suara kamu aja??' jawab Gilang.
"Aish... sekarang pacar aku yang ganteng ini udah pintar gombal ya?" Vania terkekeh begitu pun dengan Gilang.
Tidak lama panggilan telepon tersebut berubah menjadi video call.gadis itu pun seketika menjadi panik.vania belum siap menerima video call dari Gilang.terlrbih lagi saat ini penampilannya sangatlah berantakan karena baru saja bangun dari tidur.
Niat hati Vania ingin menekan tombol berwarna merah.tapi sialnya tombol warna hijau lah yang dia tekan.buru-buru gadis itu mengambil selimut lalu menutupi tubuhnya,termasuk wajah cantiknya.
"Kenapa kamu tutupi wajah kamu pakai selimut?" Tanya Gilang keheranan ketika melihat wajah Vania tertutupi selimut.
"Aku belum siap??penampilan aku berantakan banget soalnya?" Jawabnya.
Gilang kembali terkekeh melihat tingkah lucu gadisnya itu.
"Gak apa-apa.mau bagaimana pun penampilan kamu saat ini aku tetep suka kok.ayo, cepat buka?" Titah Gilang.
Vania menggeleng cepat dari balik selimut berwarna cokelat tersebut.
"Gak mau?" Jawab singkat Vania.gilang menghela nafas panjang.
"Vania sayang,please...?" Gilang memohon.
Perlahan Vania pun menarik turun selimut yang tengah menutupi wajahnya itu.dan kini wajah Vania sudah terlihat oleh Gilang sepenuhnya.
Gilang terdiam begitu melihat wajah sang kekasih yang baru saja bangun tidur.bukan merasa ilfil,melainkan dirinya terkesima dengan wajah cantik Vania.
"Tuh kan,kamu ngeliatnya gitu.pasti aku jelek deh.aku tutup lag-"
"Jangan!!" Ucap Gilang saat Vania hendak menutupi wajahnya kembali.
"Kamu gak jelek kok.justru kamu itu cantik.Sangat cantik.kamu gak pernah gagal buat aku terpesona,sayang?" Lanjutnya kemudian tersenyum manis.
Blush
Seketika wajah Vania terasa hangat,dia yakin sekarang ini wajahnya merah seperti tomat.
"Udah ah,jangan gombal mulu.aku malu tau?" Vania memegangi pipi kanannya.
"Aku gak gombal kok.aku berkata jujur.kamu itu cantik.aku sangat beruntung bisa mendapatkan kamu?" Vania semakin dibuat salah tingkah dengan perkataan Gilang.
"Khem!!..ma-makasih...kamu juga ganteng, hari ini?" Ucap Vania balik memuji Gilang.
"Oh ya,pagi ini aku kirim sesuatu untuk kamu.mungkin sebentar lagi sampai.tolong diterima ya?" Vania mengerutkan keningnya.
"Kamu kirim apa ?" Tanyanya.
"Ada deh?" Jawab Gilang sekenanya membuat gadis itu menatapnya penuh selidik.
"Dih,Sok misterius kamu?" Ucap Vania. Dan lagi Gilang tersenyum manis menanggapinya.
"Udah ah,aku mau mandi dulu.pagi ini aku ada ujian?" Gilang mengangguk pelan.
"Ya udah kalau gitu mandi sana.aku juga lagi otw ke kantor.semangat buat ujiannya sayang.love you?" Ucapnya
"Love you too?" Vania pun mematikan panggilan tersebut lalu bergegas menuju kamar mandi.
================
Setelah selesai menelpon kekasihnya,Gilang kembali menaruh hpnya di dalam saku jas kemudian melajukan mobilnya dengan kecepatan maksimum.
"Maafkan aku sayang.aku sedikit berbohong padamu hari ini?" Gumam Gilang sambil menatap jalanan di depannya.
Sebenarnya hari ini Gilang memang berniat untuk pergi ke kantor karena banyak pekerjaan yang harus dia kerjakan disana.tapi sebelum ke kantor Gilang harus menemui seseorang dulu di suatu tempat untuk menyelesaikan masalah pribadinya.
Beberapa menit kemudian Gilang membelokkan mobilnya memasuki parkiran cafe.setelah memarkirkan kendaraannya dengan baik Gilang pun segera turun dari mobil.
Dengan langkah kecil Gilang masuk ke dalam cafe.sejenak laki-laki itu melihat sekelilingnya untuk mencari seseorang.dan tidak lama pandangannya teralih kepada sosok gadis berkemeja dan rok berwarna biru.
Gilang kembali melanjutkan langkahnya menghampiri orang tersebut lalu menyapanya.
"Hai?" Sapa Gilang.
Gadis itu pun langsung menolehkan kepalanya ke arah Gilang dan tersenyum manis kepadanya.
"Hai mas Gilang?" Terlihat orang itu beranjak dari tempat duduknya dan hendak melakukan cipika-cipiki.namun dengan cepat Gilang menghindar dari orang tersebut lalu duduk di kursi yang ada di sampingnya.
Tercetak jelas raut kekecewaan pada gadis itu karena Gilang mencoba menghindarinya.tapi orang itu berusaha untuk sabar menghadapi sikap Gilang.
"Kamu udah lama disini?" Tanya Gilang sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
Orang itu tersenyum setelah itu duduk di kursi yang berhadapan dengan Gilang.
"Gak juga.aku baru sampai 10 menit yang lalu?" Jawabnya.
"Oh ya,mas Gilang mau sarapan apa biar aku -"
"Gak usah.saya udah sarapan di rumah?" Ucap Gilang dengan nada dingin.
"Oh.oke?" Terlihat orang itu sedikit gugup.aura dingin yang ditunjukan Gilang membuat dirinya tidak berani berbicara banyak.
"Saya langsung ke pokok permasalahannya raisa.saya mau kamu membantu saya untuk membatalkan rencana perjodohan kita?" Tegasnya.
Ya,saat ini Gilang bertemu dengan raisa.gadis yang merupakan anak dari sahabat orang tuanya itu.sejak pertengkarannya dengan sang ayah semalam membuat Gilang harus bertindak cepat.
Gilang tidak mungkin menerima perjodohan ini.gilang sama sekali tidak mencintai gadis itu.walaupun dulu mereka sangat dekat tapi Gilang tidak memiliki perasaan apapun terhadap raisa..gilang hanya menganggap Raisa sebagai teman tidak lebih.
Hati Gilang saat ini hanya milik Vania seorang.gilang sangat mencintai mahasiswi itu,bahkan sangat mencintainya.sampai-sampai Gilang tidak ingin Vania pergi dari sisinya.
Makanya Gilang sekarang harus menyelesaikan masalah perjodohan ini secepatnya.agar tidak menjadi Boomerang pada hubungannya dengan Vania.
"Ta-tapi kenapa?" Tanya Raisa.lagi-lagi raut kekecewaan tidak bisa Raisa sembunyikan diwajahnya.
"Karena saya gak mencintai kamu?" Jawab Gilang.
Jleb
Seperti tertusuk pisau yang sangat tajam,Perkataan Gilang barusan benar-benar membuat hati Raisa perih dan sakit.
"Ta-tapi...kita kan bisa mulai hubungan ini secara perlahan mas.raisa yakin kok dengan seiringnya kita sama-sama rasa cinta itu pasti tum-"
"Gak akan bisa Raisa?" Gilang kembali memotong perkataan Raisa.
"Kenapa?" Lirih gadis itu sambil menatap dalam wajah Gilang.
"Karena saya udah mencintai wanita lain?" Jelasnya.
Raisa sungguh dibuat terkejut dengan pernyataan Gilang.dia tidak menyangka kalau ternyata laki-laki yang dia cintai sejak kecil lini telah mencintai orang laiin.
"M-mas Gilang u-dah punya pacar?" Lirih gadis itu.
Gilang bukan orang buta.gilang sungguh dapat melihat kesedihan yang dirasakan oleh gadis tersebut.tapi Gilang tidak memiliki pilihan lain.dia harus menyatakan yang sebenarnya demi menyelamatkan hubungannya dengan Vania.
"Iya,dan saya sangat mencintainya raisa.karena itu saya meminta kamu buat membatalkan perjodohan ini.saya tau pasti sekarang ini kamu sangat sakit hati karena perkataan saya barusan.tapi inilah kenyataannya raisa.dan kamu harus terima itu?" Ucapnya.
Raisa terdiam menatap Gilang.terlihat air matanya sudah menumpuk di sudut matanya bersiap untuk turun.
"Kenapa mas Gilang tega nyakitin hati Raisa kayak gini??Raisa sangat mencintai mas???" Raisa yang tidak bisa membendung rasa sakit dihatinya akhirnya meneteskan air matanya saat itu juga.
Melihat gadis itu menangis Gilang langsung menatap sekelilingnya.
"Tolong jangan menangis seperti ini Raisa?" Gilang semakin tidak enak hati begitu melihat Raisa menangis karena ulahnya.
"Terus Raisa harus gimana mas??apa Raisa harus tertawa bahagia setelah mas menolak cinta Raisa dan perjodohan ini??" Ucap Raisa menohok membuat Gilang terdiam seketika.
"Aku pikir selama ini mas Gilang laki-laki baik yang penuh perasaan.tapi ternyata pikiran Raisa salah mas...ternyata mas Gilang adalah laki-laki jahat yang pernah Raisa kenal?" Raisa menghapus buliran air mata di pipinya kemudian segara bangun dari kursinya.
"Raisa kecewa banget sama mas?!" Dalam keadaan menangis Raisa pergi meninggalkan laki-laki itu.
Gilang menatap kepergian raisa.tidak lama pandangannya teralih pada beberapa paper bag yang berada di kursi.itu pasti milik Raisa,pikirnya.
Gilang berniat untuk mengembalikan paper bag tersebut kepada raisa.namun saat dirinya mengambil barang itu tiba-tiba saja ada sebuah amplop yang jatuh dari dalam sana.
Dengan rasa penasaran Gilang membuka amplop itu.ternyata ada sebuah surat di dalam sana.gilang segera membuka surat tersebut lalu membacanya.
"Untuk mas Gilang"
"Raisa gak nyangka kita bisa ketemu lagi setelah bertahun-tahun berpisah mas Gilang.rasanya seneenggg....banget...ini Raisa belikan hadiah buat mas Gilang.tolong disimpan baik-baik ya.semoga mas Gilang suka"
Gilang memijit pelipisnya setelah membaca surat dari raisa.dirinya seperti laki-laki tidak berperasaan karena sudah melukai hati gadis tersebut.
Sekarang Gilang hanya bisa berdoa,semoga saja setelah kejadian ini tidak menimbulkan masalah baru untuk dirinya.
================
"Vania!!!"
"Vania!!!"
Teriak ibu deana memanggil sang anak dari bawah tangga.
"Iya mah!!"
Dari dalam kamar Vania menjawab panggilan sang mama.dengan langkah cepat gadis itu keluar dari kamarnya lalu menemui sang mama.
"Ada apa sih mah?" Tanya Vania setelah berdiri di depan ibu deana.
"Ini ada kiriman bunga untuk kamu?" Ibu deana segera menyerahkan bunga yang ada di tangannya kepada sang anak.
"Eh,Bunga??dari siapa mah??" Tanya Vania kebingungan.
"Siapa lagi kalau bukan dari dosen ganteng kamu itu?" Jawab ibu deana kemudian segera berjalan menghampiri sang suami yang tengah berada di ruang makan.
"Dari pak Gilang??" Sesaat Vania teringat akan ucapan Gilang saat ditelpon tadi.gilang bilang kalau dia mengirimkan sesuatu untuk dirinya.jadi ternyata bunga ini yang dimaksud oleh Gilang.
Vania tersenyum manis menatap bunga pemberian gilang.berbeda dengan bunga yang diberikan Adnan kemarin,Gilang justru membelikan bunga lili putih kepadanya.
"Cantik?" Gumam Vania.
Melihat ada sebuah kartu ucapan yang terselip di sana,Vania pun langsung mengambilnya lalu membaca notes yang tertulis di sana.
"Sesuai janji aku kemarin,aku belikan kamu bunga yang lebih cantik,besar dan mahal dari pemberian adnan kemarin".
Dari ruang makan ibu deana dan pak Teddy tidak henti-hentinya melihat sang anak yang terus menerus tersenyum menatap bunga pemberian Gilang.
"Liat tuh pah,anak mu.lagi kasmaran banget kayaknya?" Ucap ibu deana sambil tersenyum-senyum melihat sang suami.
Pak Teddy membalas senyuman sang istri kemudian menyesap kopi buatan ibu deana.
"Biarkan saja.namanya juga anak muda.kayak waktu kita dulu?" Balasnya.
"Iya sih?" Ibu deana terkekeh.
"Yah...semoga aja.gilang itu laki-laki terbaik untuk anak kita ya mah.soalnya papa gak mau lagi liat Vania sedih karena cinta?" Ucap pak Teddy.
"Amin?" Ibu deana mengaminkan perkataan sang suami.
Sementara sepasang suami-istri itu tengah asik mengobrol.vania kembali melangkahkan kakinya menuju kamar sambil membawa bunga tersebut.
Sesampainya di dalam kamar gadis itu langsung menaruh bunga pemberian Gilang di nakas yang ada disamping ranjangnya.
"Oh,iya.gue info ke pak Gilang dulu deh?" Dengan cepat Vania mengambil hp nya yang ada di dalam tas kemudian membuka aplikasi foto lalu memfoto bunga tersebut.
"Oke.sekarang tinggal kirim deh?" Ibu jarinya dengan lincah mencari kontak Gilang di aplikasi WhatsApp.
Me,
"Makasih atas hadiahnya oppa,,bunga nya cantik banget,,,aku suka,,love you..."
Send
Ditempat lain Gilang yang masih dalam perjalanan menuju kantor mendengar notifikasi pesan masuk di hpnya.dengan mata yang terfokus pada jalanan Gilang mengambil hp miliknya di atas dasboard.
"Vania?" Gumam Gilang.
Tanpa berlama-lama lagi laki-laki tersebut membuka pesan yang dikirim oleh kekasihnya itu.
From : My honey,
"Makasih atas hadiahnya oppa,,bunga nya cantik banget,,,aku suka,,love you..."
Gilang tersenyum manis begitu membaca pesan masuk dari sang kekasih.
"Syukurlah kalau kamu suka sayang?" Gumamnya lagi.
Terlihat ibu jari Gilang bergerak cepat menekan huruf pada keyboard di HP-nya membalas pesan Vania.
Me,
"Sama-sama sayang...Syukurlah kalau kamu suka dengan bunganya.aku belikan terkusus untuk kamu.I love you more darling"
Send
Tiba-tiba saja pikiran Gilang tertuju pada kejadian pertemuannya dengan raisa di cafe tadi.sesaat perasaan bersalah kembali muncul di benaknya.
"Maafkan aku sayang.aku janji gak akan ngebohongi kamu lagi.dan aku juga janji akan menyelesaikan masalah Raisa sampai benar-benar clear.aku sangat mencintaimu Vania.aku gak mau kehilangan kamu?" Ucap Gilang dalam hatinya.
Share this novel