LIMA TAHUN KEMUDIAN......
Surabaya...
Seorang anak perempuan berusia 4 tahun berlarian dengan cepat menuruni anak tangga.semantara dibelakangnya terlihat seorang wanita yang selaku pengasuh dari anak tersebut ikut berlari mengejarnya sambil membawa sepiring nasi goreng ditangannya.
"Non Nadia...berhenti non...nanti non jatuh?" Seru bi Murti sambil terus mengejar anak majikannya itu.
Bukannya berhenti anak perempuan bernama lengkap NADIA ERVINA PRATAMA itu malah terus berlari.bahkan kini anak itu terlihat menaiki sebuah sofa yang ada di ruang tamu dan berloncat-loncatan di sana.
"Bibi!!!...ayo sini!!...main loncat-loncatan sama aku!!....asyik tau?" Ucap Nadia sambil tertawa penuh riang.
"Aduh non,udah yah...nanti kalau non jatuh,bibi yang kena marah??" Bi Murti segera menghampiri bocah tersebut lalu memintanya untuk turun.
Karena merasa kasihan melihat sang pengasuh sudah kelelahan anak itu pun memutuskan untuk turun dari sofa.
"Iya iya aku turun nih?" Ucapnya.
BI Murti bernafas lega akhirnya anak yang terbilang aktif itu menuruti permintaannya juga dan duduk dengan tenang di sofa.
"Sekarang non Nadia makan ya?" Saat hendak menyuapi nasi goreng buatannya Nadia malah menggelengkan kepalanya berkali-kali.
"Aku gak mau makan?" Tolaknya.
Oke,.masalah lari-larian sudah selesai sekarang malah menolak untuk makan.hhuuff....sepertinya kesabaran bi Murti benar-benar diuji oleh bocah perempuan ini.
"Kenapa non gak mau makan??bukannya non sendiri yang minta bibi buatin nasi goreng tadi?" Tanya bi Murti.
"Aku gak mau disuapin sama bibi.aku maunya disuapin sama mama?" Jawab bocah berlesung pipi itu.
"Tapi non.ini kan masih jam 2 siang.mama belum pulang dari kantor?" Bi Murti kembali menyodorkan nasi gorengnya namun lagi-lagi anak itu menolak untuk makan.
"Ya udah.kalau gitu Nadia nunggu mama pulang aja?" Ucapnya Santai.
"Tapi non.mama non kan pulangnya malam?" Jelas bi Murti lagi.
"Gak apa-apa?" Sungguh jawaban singkat Namun membuat bi Murti sakit kepala.
"Non gak boleh kayak gini dong.non Nadia harus makan.inget kan apa kata dokter kemarin.non Nadia harus banyak makan supaya bisa cepat sembuh?" Ucap bi Murti merayu Nadia.
Ya,beberapa hari lalu Nadia memang dirawat di rumah sakit.kata dokter anak itu terkena penyakit tipus.tapi berhubung Nadia tidak betah di rawat di RS.alhasil dokter menyuruhnya untuk dirawat di rumah saja.
"Pokoknya Nadia mau disuapin sama mama,titik!" Ucap tegas Nadia.
Bi Murti menghela nafas panjang.memang keras kepala sekali anak majikannya ini.watakya sama persis dengan papanya.
'ya udah.bibi coba telpon mama dulu ya?" Nadia mengangguk paham sedangkan bi Murti segera menelpon ibu dari anak ini menggunakan telepon rumah.
==============
Disebuah restoran terlihat seorang wanita tengah sibuk bergosip ria bersama dengan empat orang temannya.ditengah perbincangan yang seru tiba-tiba saja hp miliknya berbunyi,pertanda ada panggilan masuk di sana.
"Sorry,gue angkat telpon dulu ya?" Ucap wanita itu dan langsung di angguki oleh teman-temannya.
Karena didalam restoran sangatlah berisik,Raisa pun berjalan keluar untuk menerima panggilan telepon tersebut.
"Iya,halo bi?" Sapa Raisa.
"Halo nya.maaf,bibi ganggu waktu nyonya.ini...non nadia.gak mau makan.dia maunya disuapin sama nyonya.kira-kira nyonya bisa pulang sebentar gak?" Jelas bi Murti.
"Aduh bi.saya gak bisa pulang.pekerjaan saya masih banyak?" Bohong Raisa.padahal dirinya sedang asik kumpul bareng teman-temannya.
"Yah,gimana ya nya.masalahnya non Nadia belum makan dari pagi?" Jelas wanita itu lagi.
"Mmm...gini aja.kamu coba telpon pak Gilang ya.minta dia untuk pulang sebentar?" Ucap Raisa.
"Tapi nya...-"
"Gak usah Tapi-tapian bi.telpon pak Gilang sekarang?" Setelah berkata demikian Raisa langsung memutuskan panggilan teleponnya dan berjalan masuk ke dalam restoran.
=============
Abraham company...
Seorang laki-laki bertubuh tegap serta memakai kacamata tengah berjalan memasuki ruang kerjanya.
"Gimana jadwal saya siang ini?" Tanya laki-laki itu kepada sang asisten yang berada di belakangnya.
Jason segera menghentikan langkahnya lalu mengecek jadwal Gilang yang tercatat di sebuah tab.
"Untuk siang ini jadwal pak Gilang kosong?" Jawabnya.
Gilang mengangguk kemudian menduduki kursi kekuasaannya.
"Apa ada berkas yang harus saya tanda tangani?" Tanya Gilang lagi menatap sang asisten.
"Ada pak?" Dengan cepat Jason mengambil map berwarna merah yang ada diatas meja kerja Gilang.
"Ini surat kerja sama yang diajukan oleh perusahaan bapak revan Prayoga?" Ucap Jason lalu menyerahkan map tersebut kepada Gilang.
"Revan Prayoga??" Gilang menaikkan sebelah alisnya dan mengambil map yang diserahkan oleh sang asistennya itu.
"Iya pak.itu surat kerjasama kedua yang dikirim oleh perusahaan beliau?" Jelasnya.
Gilang pun membuka map itu lalu membaca surat kerjasama tersebut dengan penuh seksama.
Tidak lama laki-laki itu menutup kembali map nya dan memberikannya kepada sang asisten.
"Tolong beritahu mereka.saya masih belum tertarik dengan kerjasama yang ditawarkan oleh perusahaan mereka?" Ucap Gilang.
Jason mengangguk paham setelah itu mengambil kembali surat kerjasama tersebut.
"Kalau begitu saya pamit dulu pak?" Jason sedikit membungkukkan badan lalu segera pergi meninggalkan ruangan bos nya itu.
Gilang menghela nafas panjang kemudian melepaskan kaca mata yang dikenakannya.dengan sedikit kecang laki-laki itu memijit pelipisnya yang terasa sakit berkali-kali.
Tidak berselang lama terdengar suara hp.gilang langsung mengambil benda pipih tersebut dan mengangkat panggilan dari nomor telepon rumahnya.
"Halo?" Ucap Gilang dengan suara sedikit lesu.
"Halo,tuan?" Jawab bi Murti.
"Ada apa bi?" Tanya laki-laki itu.
"Mmm...gini tuan.non Nadia gak mau makan.saya bingung harus gimana.non maunya di suapin sama nyonya tapi...-"
"Bibi udah telpon Raisa?" Potong Gilang.
"Udah tuan.tapi nyonya bilang dia lagi sibuk jadi gak bisa pulang ke rumah.nyonya juga yang minta saya telpon tuan?" Jelasnya.dapat bi Murti dengar suara helaan nafas panjang dari Gilang.
"Baiklah.saya akan pulang ke rumah?" Ucap Gilang.
"Makasih tuan?" Untuk kali ini bi Murti yang memutuskan panggilan teleponnya.
Gilang memakai kembali kacamatanya dan beranjak dari kursi.dengan langkah lebar laki-laki itu berjalan keluar ruangan.
=============
Jarak antara kantor Gilang dan rumahnya tidak terlalu jauh.alhasil cuma dalam hitungan sepuluh menit saja Gilang sudah sampai di rumah kediamannya.
"Papa!!" Seru Nadia sambil berlari menghampiri laki-laki yang memakai setelan jas berwarna navy itu.
Gilang tersenyum manis begitu melihat sang putri datang menghampirinya.lalu sedikit berjongkok dengan kedua tangan direntangkan kesamping.
"Apa kabar princess nya papa?" Gilang segera menggendong anak satu-satunya itu.
"Baik papa.oh ya.kiss nya mana?" Ucap anak perempuan tersebut mengingatkan.
Gilang kembali tersenyum mendengar ucapan sang anak.
"Kamu ini.ya udah.mana siniin pipinya?" Dengan cepat Nadia mengarahkan pipinya ke Gilang.
Cup
"Udah papa kiss tuh pipinya.sekarang mana kiss buat papa?" Ucap Gilang yang langsung menyodorkan pipinya kearah sang anak.
Nadia tersenyum kemudian segera mencium pipi Gilang berkali-kali.
Cup cup cup
"Udah puas?" Kini keduanya tampak melempar senyum.
Gilang berjalan kearah sofa setelah itu mendudukkan putrinya disana.
"Kata bibi,Nana gak mau makan?" Tanya Gilang.
Tidak ingin berbohong Nadia pun langsung mengangguk-anggukkan kepala kecilnya itu.
"Kenapa,hm?" Tanya laki-laki itu lagi.
"Nana maunya makan disuapin mama,pah?" Jawab Nadia.
Gilang menarik sedikit sudut bibirnya ke atas.menciptakan senyuman tipis disana.perlahan tangan kirinya bergerak mengelus pucuk kepala sang anak.
"Nana....Nana kan tau kalau mama itu sibuk.jadi Nana harus bisa mandiri.termasuk makan sendiri dirumah?" Ucapnya.
Nadia menatap kearah Gilang lalu menyandarkan kepalanya di dada sang papa.
"Nana pengen kayak temen Nana yang lain pah.mereka selalu disuapin sama mamanya.bukan itu aja.nana juga kangen main sama mama,pah???" Nadia terdiam sejenak begitu juga dengan Gilang.
"Kenapa sih pah.mama itu selalu sibuk sama pekerjaannya ketimbang main sama Nana dirumah.nana kesepian dirumah pah??" Ucap Nadia lagi.
Gilang masih terdiam mengelusi kepala Sang anak.ada sedikit perasaan bersalah didalam hatinya.sesepih ini kah kehidupan anakanya dirumah.sampai-sampai Nadia merasakan iri kepada teman-temannya yang mendapatkan kasih sayang penuh dari kedua orang tuanya.
Sejak menikah dengan Raisa lima tahun lalu Gilang memang selalu menyibukkan dirinya di kantor.selain untuk mengurusi perusahaan papanya yang baru saja dibangun.Gilang juga menyibukkan dirinya agar tidak selalu kepikiran dengan sosok Vania.
Sementara istrinya....entahlah.gilang juga kesal dengan raisa.padahal Gilang sudah bilang ke Raisa untuk mengundurkan diri dari perusahaan tempatnya bekerja.dan meminta Raisa untuk fokus mengurusi Nadia yang sewaktu itu masih berusia satu tahun.tapi Raisa selalu menolak permintaannya tersebut.raisa bilang,dia masih ingin menjadi wanita karir seperti teman-temannya yang lain.
Melihat Gilang diam,Nadia langsung menegakkan tubuhnya lalu melipat kedua tangannya mengahadap sang papa.
"Papa!!" Seru Nadia menegur Gilang.
Gilang tersadar dari lamunannya kemudian menatap sang anak penuh tanya.
"Kenapa princess??" Tanya Gilang tanpa dosa.
"Papa dengerin cerita Nana gak sih!!" Ucap anak itu dengan kesal.
Gilang menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil tersenyum kikuk.
"Sorry.tadi Nana bilang apa?" Ucap Gilang.
"Tuh kan bener?!.papa gak dengerin cerita Nana dari tadi?!nyebelin banget sih?!" Nadia langsung membalikkan badannya membelakangi Gilang.
Gilang terkekeh geli melihat tingkah putrinya yang tengah merajuk itu.kalau diingat-ingat sifat Nadia sama persis dengan sifatnya sewaktu kecil.
"Nana...papa minta maaf ya?" Ucap Gilang sambil mengetuk-ngetuk jari telunjuknya di pundak Nadia.
"Diam ah!!..Nana kesel sama papa!!" Sahut anak itu.
Gilang tersenyum lalu mendetkan duduk lagi.
"Papa minta maaf.tadi papa cuma lagi keinget sesuatu aja?" Jelas Gilang.
Kali ini Nadia diam tanpa kata.
"Nadia??" Panggil Gilang namun anak itu masih saja bungkam.
"Ya udah kalau Nana masih ngambek.tapi papa punya hadiah loh buat Nana?" Masih dalam keadaan Nadia membelakanginya Gilang menyodorkan sekotak permen lollipop kehadapan Nadia .
"Nana gak mau permen?" Tolaknya.
Gilang terdiam sejenak lalu mengambil sesuatu dari dalam saku sebelah kiri jasnya.
"Kalau ini gimana??" Kali ini Gilang menyodorkan dua buah coklat Silverqueen kesukaan anaknya.
"Gak.nana juga lagi gak mau coklat?!" Tolak anak itu lagi.
Gilang mengerutkan kedua alisnya.tumben sekali anaknya itu menolak coklat kesukaannya.Tidak lama Gilang merogoh saku jas sebelah kanannya.
"Kalau yang ini pasti Nana suka deh?" Gilang menyodorkan sebuah boneka berukuran sedang.
Awalnya Nadia biasa-biasa saja.namun setelah mengetahui boneka itu adalah boneka labubu kesukaannya.Nadia langsung mengambil boneka tersebut.
"Labubu!!!...makasih pah?!" Dengan hati riang Nadia membalikkan badannya ke arah Gilang dan memeluk sang papa erat-erat.
"Sama-sama princess?" Ucap Gilang mengelusi belakang kepala Nadia.
"Nana udah maafin papa kan?" Nadia menatap sang papa lalu menganggukkan kepalanya.
"Iya.nana udah maafin papa kok?' jawabnya.
"Kalau gitu Nana sekarang makan dulu ya?" Untuk kedua kalinya anak perempuan itu menganggukan kepalanya.
============
Jam menunjukkan pukul 00.00 wib.tapi Raisa belum juga pulang kerumah.sementara ditengah kegelapan tepatnya diruang tamu Gilang sedang berdiri menunggu kepulangan sang istri.dan ya,tentu saja dengan ekspresi marah diwajahnya.
Tidak berselang lama pintu utama rumah tersebut terbuka.raisa yang belum menyadari kehadiran Gilang diruang tamu perlahan memasuki rumah kediamannya itu.dengan penuh kehati-hatian Raisa menutup pintunya kembali.
"Mudah-mudahan aja mas gilang udah tidur?" Gumamnya.
Cetek!
Tiba-tiba saja lampu ruang tamu menyala.raisa yang merasa terkejut pun langsung membalikkan badannya kebelakang.
Tepat beberapa langkah didepannya Raisa melihat sosok Gilang sedang berdiri sambil melipat kedua tangannya.
"Dari mana aja kamu!!" Ucap Gilang dengan nada dingin.
"M-mas Gilang??k-kamu belum tidur mas?" Tanya Raisa terbata-bata.
Gilang berjalan menghampiri raisa.bersamaan hal itu Raisa memundurkan langkahnya hingga tubuhnya menempel dengan pintu.
"Saya tanya kamu raisa!!..dari mana aja kamu sampai pulang tengah malam begini!" Tanya Gilang sambil menyorot tajam istrinya.
Raisa seketika menundukkan kepalanya."a-aku dari kantor mas.kerjaan aku hari ini banyak banget?" Jawab Raisa tanpa berani menatap sang suami.
Gilang tersenyum miring."dari kantor atau dari club'?!" Ucap Gilang yang berhasil membuat Raisa terkejut menatap laki-laki dihadapannya.
"Dari mana mas Gilang tau kalau aku habis dari club'?" Batinnya.
"A-aku lembur di kantor mas.masa kamu gak perca-"
"Kamu pikir saya laki-laki bodoh,hah!!...mana ada orang lembur sambil minum alkohol!!" Bentak Gilang.
Gilang tidak asal bicara.dari jarak satu langkah saja Gilang bisa mencium dengan jelas aroma alkohol yang sangat menyengat diindra penciumannya.
"M-mas.aku minta maaf?" Merasa bersalah akan perbuatannya Dengan cepat Raisa bersimpuh di hadapan Gilang lalu memeluk kedua kaki sang suami.
"Aku gak bermaksud buat bohongi kamu mas.a-aku-"
"Kamu tau gak.dirumah Nana ngambek sampai gak mau makan karena kamu.tapi kamu malah sibuk dengan dunia kamu sendiri.apa masih pantas kamu dipanggil ibu hah!!" Dengan sekali hentakan Gilang melepaskan kakinya yang tengah dipeluk oleh Raisa.
"Dengar Raisa!!!..sekali lagi kamu ngulang kesalahan ini!!...maka saya gak segan-segan untuk menceraikan kamu,paham!!" Gilang segera membalikkan badannya dan mulai melangkah pergi.
Raisa yang baru saja mendapatkan gertakan dari Gilang langsung menangis tersedu-sedu.
"Kamu jahat mas hiks...kenapa kamu selalu bilang cerai disaat kamu marah hiks...?" Raisa mengepalkan kedua tangannya di atas pahanya.
Share this novel