Series
14365
Jakarta,,,
08:00 wib,
Setelah dua hari tidak bertemu karena harus pulang ke Surabaya untuk satu urusan.kini dokter Efendy sudah tidak sabar untuk bertemu kembali dengan Gita.
Tidak dengan tangan kosong,laki-laki itu datang dengan membawa oleh-oleh khas surabaya.dan juga barang pesanan Gita yang diminta semalam.
Ceklek
"selamat pagi?" sapa dokter Efendy setelah membuka pintu kamar rawat dan melihat gita sedang merapihkan ranjang tidur nya.
"astaga,ta.kamu ngapain sih??kan aku udah bilang,kamu jangan banyak gerak.kamu itu harus banyak istirahat?" Dengan cepat dokter Efendy berjalan mendekati ranjang kemudian menaruh dua paperbag yang dia bawa di atas nakas.
Gita memutar bola matanya dengan malas.lagi.dokter laki-laki itu terlihat lebay terhadap dirinya.
"jangan lebay deh.aku cuma rapih-rapih ranjang doang kok?" ucap nya lalu segera duduk di atas ranjang,tepat berhadapan dengan dokter muda tersebut.
"itu apa?" tanya nya sambil melirik ke arah paperbag yang baru saja di taruh oleh laki-laki itu.
"oleh-oleh dan barang yang kamu minta kemarin?" jawabnya.
Dokter Efendy pun segera mengambil salah satu paperbag yang bewarna merah itu kemudian memberikannya kepada Gita.
Gita langsung membuka paperbag tersebut dan melihat barang yang ada di dalam sana.
"cantik banget dress nya?" ucapnya sambil menatap dress berwarna hitam yang dibeli oleh laki-laki itu.
"suka?" tanya dokter Efendy menatap gadis didepannya.
"banget.makasih ya,dy?" gita tersenyum senang dan langsung dibalas senyuman manis oleh laki-laki itu.
"kamu seriusan.mau pergi ke acara pertunangannya bela dan Adnan nanti malam?" tanya dokter Efendy.gita mengangguk pelan setelah itu menaruh paperbagnya di atas ranjang.
"dy,bela itu sahabat aku.jadi gak mungkin lah aku gak datang ke acara pertunangannya?" jawabnya.
"iya,aku tau itu.tapi kan-"
"udah Dy,kamu tenang aja.aku juga udah konsultasi kok ke dokter syahnaz.dia bilang aku boleh pergi.asal jangan terlalu lama?" jelasnya.
Dokter Efendy menghela nafas panjang.walau sudah mendapatkan izin pun tetap saja dia merasa khawatir.karena bagaimana pun juga kondisi Gita belum sepenuhnya pulih.
"oke.kalau itu mau kamu.tapi...aku ikut ya?" perkataan tersebut berhasil membuat Gita melotot.
"eh ja-jangan!!" ucap Gita yang tidak setuju dengan hal tersebut.
"kenapa?" dokter Efendy menatap Gita keheranan.
"na-nanti kalau mereka tanya-tanya soal kamu,aku harus jawab apa?" cicitnya.
Laki-laki itu tampak tersenyum.dia tau sekali apa yang di maksud oleh gita.
"ya tinggal bilang aku ini teman kamu.beres kan?" dokter Efendy mengusap lembut belakang kepala Gita.
"tapi dy-"
"gak ada tapi tapian,ta.pokoknya aku harus ikut kamu pergi nanti malam?" tegas dokter Efendy.
=============
Beda halnya dengan Gita yang sudah punya partner untuk pergi ke acara nanti malam,Rika justru tengah kebingungan mencari seseorang yang akan dia gandeng.
Sudah begitu banyak laki-laki yang dia hubungi,namun tidak ada satupun pun orang yang menerima ajakannya tersebut.
"*njir lah semuanya.masa gak ada satupun orang yang mau gue ajak pergi sih?!" dumelnya sambil melempar pelan hp nya ke atas meja kerja.
Dari kejauhan Vania yang tidak sengaja melihat hal tersebut segera berjalan menghampirinya.
"kenapa muka loe ditekuk gitu?" Vania segera menduduki kursi yang ada didepan meja kerja Rika lalu melipat kedua tangannya di depan dada.
"lagi kesel gue?" jawabnya ketus.
"Why??"
"CK!!..masa gak ada satupun cowok sih yang mau jadi partner gue nanti malam?" jelasnya.
"ya elah.gue pikir ada masalah apa kali?" ucap Vania sambil memutar bola matanya.
"buat loe emang gak ada masalah.tapi ini jadi masalah buat gue,nia.masa di saat loe gandeng Revan di acara nanti malam.gue malah Dateng sendirian kek orang ilang.malu tau?!"' seketika Vania terkekeh geli.
"makanya jangan kelamaan jomblo.CARI PACAR SANA?!" Vania sengaja menekan kalimat terakhirnya kepada jomblowati tersebut.
"ngeledek loe ya?" Rika menatap kesal kepada sang sahabat.
"ya abisnya loe bingung banget jadi orang.kemana predikat loe yang the girl who charms men itu,hah?" Rika semakin menyipitkan kedua matanya.vania benar-benar meledeknya habis-habisan.
"loe kalau cuma mau ngeledekin gue,pergi aja sana.gue itu butuh solusi bukan ledekan ya?" ucapnya kesal.Vania langsung terbahak-bahak.
"oke..oke...gue balik ke ruangan gue?" Vania hendak beranjak dari tempat duduknya,namun sesaat dirinya teringat akan sesuatu hal.
"dari pada loe bingung cari orang.kenapa loe gak minta temenin sama Jason aja.gue liat loe sama dia lumayan dekat sewaktu di Surabaya?"'
"ya ini sih cuma saran gue aja.dari pada loe bingung cari orang?" vania menatap Rika sesaat.setelah itu dirinya pergi meninggalkan Rika yang termenung.
Ada benarnya juga yang dibilang oleh Vania tadi.kenapa dirinya tidak mencoba hal ini kepada jason.ya walaupun kemungkinan Jason mau dengan ajakannya ini hanya sedikit karena dia berada di surabaya.tapi tidak ada salahnya juga dia mencoba.
Rika melirik ke arah handphone yang sempat dia lempar tadi.kemudian tidak lama dirinya mengambil kembali benda tersebut.
Dengan penuh seksama dirinya mencari kontak Jason yang tersimpan di hp.setelah menemukannya dia pun buru-buru menekan tombol panggil yang tertera di sana.
==============
Surabaya,,
"baik pak.saya akan persiapkan semuanya dan pergi ke tempat meeting?" ucap Jason pada sambungan telepon.
"terimakasih jason.saya sangat mengandalkan kamu dalam hal ini dan untuk bonusnya saya akan segera transfer ke rekening kamu?" balas Gilang
"terimakasih banyak pak?" ucap Jason lagi.tidak lama panggilan pun terputus.
Jason segera mempersiapkan berkas yang menjadi bahan meetingnya dengan perusahaan Nusantara group.disela kegiatannya tiba-tiba saja hp miliknya kembali berdering,membuat Jason menghentikan aktivitasnya dan segera mengambil benda pipih itu.
"Rika??" gumam Jason setelah melihat nama yang tertera di layar hpnya.tanpa menunggu lama Jason mengangkat panggilan dari gadis tersebut.
"halo,jas?" sapa Rika.
"iya,halo ka,ada apa?" ucap Jason lalu segera duduk di kursinya.
"sorry.gue ganggu waktu kerja loe ya?" tanya gadis itu penuh kelembutan.
"gak juga sih.ada apa kamu telpon saya?" ucap Jason lagi.
"Mm...itu...gue...cuma mau tanya?"
"oke,tanya apa?"
"nanti malam kan sahabat gue tunangan.hmm...loe...kira-kira mau gak nemenin gue datang ke acara itu?" baik Rika maupun Jason tiba-tiba saja terdiam seketika.
"kalau loe sibuk gapapa kok.gue juga gak maksa.biar gue telpon temen gu-"
"acaranya jam berapa?" potong Jason.
"khem...jam...delapan?" jawab Rika.
Jason kembali terdiam,memikirkan semua jadwal pekerjaannya hari ini.
"Saya akan usahakan ambil penerbangan sore ini?" ucapnya.
"seriusan,jas.loe mau nemenin gue pergi??" ucap Rika antusias.gadis itu benar-benar tidak bisa lagi membendung rasa senangnya.
"iya?"
"oke.nanti kabarin gue ya.biar gue jemput loe di bandara?"
"tidak usah.kamu cukup kirimkan alamat rumahmu aja.nanti saya yang akan jemput kamu?"
"l-loe mau jemput gue?" ulangi gadis itu.
"iya.saya yang akan jemput kamu.apa masih kurang jelas?"
"sekali lagi makasih ya jas.see you tonight.mmuuaacchh..." detik itu juga Rika langsung memutuskan panggilan telponnya.
Jason menaruh kembali hpnya di atas meja.tanpa sadar senyuman manis terlukis di wajahnya.
============
Gilang keluar dari ruang kerjanya lalu berjalan mencari keberadaan putri semata wayangnya itu.
"loh mas.kamu gak berangkat kerja?" tanya Raisa saat berpapasan di ruang keluarga.
"tidak.saya ambil cuti?" jawabnya
Gilang mengalihkan pandangan kearah sang anak yang tampak sibuk mewarnai.laki-laki itu pun langsung menghampirinya lalu duduk tepat di sebelah Nadia.
"Kamu baik-baik aja kan mas?" dengan tiba-tiba saja Raisa tangan Raisa menyentuh leher Gilang.dan itu tentu saja membuat Gilang terkejut bukan main.
"saya baik-baik aja ,sa?" tegas Gilang.
"eh,ma-maaf mas.aku cuma khawatir sama keadaan kamu.aku takut kamu drop lagi?" ucapnya.
"Kamu tenang aja.keadaan saya sangat baik?" jelasnya lagi.raisa mengangguk pelan.
"Kamu mau aku ambilkan minum?" tawarnya.
"boleh.tolong buatkan saya kopi?" pinta Gilang.raisa mengangguk paham kemudian segera pergi membuatkan pesanan sang suami.
"papa papa... liat deh.gambar aku bagus gak?" tanya Nadia sambil menunjukkan gambar buatannya sendiri kepada Gilang.
Gilang menatap gambar buatan sang anak.terlihat disana gambar sebuah keluarga lengkap.ada papa,mama dan dua anak kecil.
"ini mama,ini papa.ini aku terus yang ini dedek bayi?" jelas Nadia.
Gilang tersenyum kemudian mencium pucuk kepala Nadia.
"gambarnya bagus.papa gak nyangka kamu jago gambar,sayang?" ucap Gilang.
"iya dong.siapa dulu.anak papa gitu loh?" seru Nadia membanggakan dirinya sendiri.
Tidak lama datanglah Raisa sambil membawa kopi pesanan sang suami.
"ini mas, kopinya?" ucapnya sambil memberikan secangkir kopi buatannya kepada Gilang.
"terimakasih?" gilang mengambil kopi tersebut lalu menyeruputnya sedikit demi sedikit.
"oh ya mas.kamu udah telpon bunda lagi belum?" tanya raisa.gilang pun langsung menganggukkan kepalanya.
"sudah.bunda minta kita ke Jakarta?" jawabnya.
"terus jawaban kamu apa?" Raisa kembali bertanya.
"saya terserah kalian berdua.kalau kalian mau.kita akan pergi ke jakarta.tapi kalau kalian gak mau saya gak akan ma-
"Nana mau ke jakarta pah?" sela Nadia.
Gilang menatap sang anak namun sedetik kemudian dirinya melihat ke arah sang istri.
"kalau aku sih mau aja mas.lagi pula udah lama juga kan kita gak jenguk ayah sama bunda?" ucap Raisa seakan mengetahui apa yang akan ditanyakan oleh sang suami.
Gilang berpikir sejenak."baiklah.besok pagi kita akan ke jakarta?" putusnya.
============
Setelah Gilang memutuskan untuk ke Jakarta besok pagi.nadia dan Raisa pun bergegas pergi ke mall membeli beberapa barang untuk pak Gunawan dan ibu Hanna.
"mama...syal ini bagus gak?" Nadia menunjukkan sebuah syal berwarna abu-abu yang akan dia hadiahkan untuk kakeknya nanti.
"bagus nak.kamu mau belikan untuk kakek gun?" Nadia mengangguk cepat.
"boleh kan??"
"boleh dong.sekalian kamu Carikan sweater rajut untuk kakek gun,ya?" anak itu mengangguk kemudian segera mencari sweater rajut untuk sang kakek.
Selagi Nadia sibuk mencari barang untuk papa mertuanya.raisa berjalan ke arah lain untuk mencari barang lainnya.
Disaat sedang asyik melihat barang,secara tidak sengaja tubuh Raira menabrak tubuh seorang laki-laki didepannya.
"eh,sorry mas.saya gak sengaja?" ucap Raisa yang merasa tidak enak hati karena sudah menabraknya.
"gak apa-apa kok.santai aja?" jawab laki-laki itu.
"kamu...Raisa kan?" kini keduanya saling bertatapan.
"iya.saya raisa.anda...."
"saya dion.saya pernah melihat kamu dengan pak gilang.kamu istrinya bukan?" Raisa mengangguk kikuk.
"oh iya.pak Gilang kemana??dia gak nemenin kamu belanja kah?" tanya laki-laki itu sambil mencari keberadaan Gilang disana.
"kebetulan gak mas.saya hanya pergi berdua dengan anak saya?" jawabnya.laki-laki itu mengangguk paham.
"kalau boleh jujur,saya cukup terkejut dengan kabar pernikahan kalian berdua.karena setau saya dulu pacar pak Gilang itu bukan anda tapi-"
"maaf.bukannya saya gak sopan.tapi saya permisi dulu mas.ada barang yang harus saya beli?" Raisa segera membalikkan badannya.hendak berjalan menuju tempat sang anak berada.
"apa pak Gilang menikahi kamu atas dasar cinta??" ucap Dion yang berhasil membuat langkah Raisa terhenti.
"itu bukan urusan anda?" ucap wanita itu tanpa melihat ke arah belakangnya lalu segera pergi meninggalkan Dion.
Dion tersenyum miring menatap kepergian Raisa.
"kita liat aja.gue bakalan hancurin rumah tangga kalian.sama seperti laki-laki itu ngancurin impian gue buat milikin vania?" gumamnya.
Share this novel