"T-tante cantik?" Ucap Nadia dengan suara bergetar.
Dari sisi lain terlihat Jason berlari tergesa-gesa mendekati Vania dan juga nadia.
"nana.kamu gak apa-apa sayang?" Jason yang.merasa panik karena melihat Nadia hampir tertabrak truk langsung menggendong tubuh kecil tersebut.
"Gimana sih mas.punya anak tuh dijaga!!" Ucap Vania sambil melayangkan tatapan tajam kepada Jason.
"Maaf mbak,tapi saya bu-"
"Udah saya pesan kan kemarin untuk jadi orang tua yang benar?!" Vania memotong perkataan Jason.
"Tapi mba,saya-"
"Saya saya apa hah!!...kalau emang belum siap jaga anak.ya jangan buat dulu lah!?" Potong Vania lagi.
"Mbak dengerin saya du-
"Saya bisa loh laporin mas nya kepolisi atas kasus penelantaran anak?" Lagi dan lagi Vania tidak mau mendengar perkataan laki-laki didepannya.
"Dia bukan papa aku,Tante cantik?" Celetuk nadia.seketika itu juga kedua mata Vania membola secara sempurna.
"Bu-bukan papa kamu,Nadia?" Ucap Vania menatap Nadia.
"Iya.saya bukan papanya anak ini mbak?" Jelas Jason.
"Y-ya ngomong dong dari tadi?" Vania merasa malu sekali karena sudah memarahi Jason seperti tadi.
"Saya tadi udah mau jelasin.tapi mbaknya motong perkataan saya terus?" Ucapnya.kini pandangan Jason terarah pada sosok anak kecil yang ada di gendongannya.
"Nana.om kan tadi bilang jangan kemana-mana?" Nadia tampak menundukkan kepalanya dan menggigit bibir bawahnya.dia sangat merasa bersalah sekali karena tidak menuruti perintah Jason.
"Maaf om.tadi Nana mau beli gulali?" Ucap Nadia.
"Ya sudah.ga apa-apa.tapi lain kali Nana harus dengerin kata om,oke?" Nadia mengangguk kecil.
"Mmm...Mas.maaf ya tadi saya udah marah-marah gak jelas?" Jason kembali menatap Vania.
"Gak apa-apa mba.salah saya juga udah ninggalin Nadia sendirian tadi.makasih banyak udah nolong nadia.kalau gak ada pertolongan dari mbak pasti saya udah dibunuh sama bos saya?" Ucap Jason.
"Iya.kebetulan saya lewat tadi.mau cari makan sekitar sini.terus liat Nadia hampir tertabrak truk?" Ya,Vania memang berniat mencari makan siang di sekitaran hotel tempat dirinya menginap.namun tidak sengaja melihat bocah yang dikenalnya hampir tertabrak mobil.
"Tante cantik.makasih banyak ya udah nolongin Nana lagi?" Vania tersenyum lalu mengelus pipi tembem milik Nadia.
"Iya cantik.lain kali kamu harus hati-hati dijalan ya,paham?" Pesan Vania.
"Paham,Tante cantik?" Jawab Nadia.
============
Jason dan Nadia kini kembali ke kantor.dengan perasaan bersalah Jason menunduk dan meminta maaf kepada gilang atas kejadian ditanan tadi.
BRAK!!
Gilang menggebrak sangat kencang meja kerjanya tepat di hadapan Jason.
"Kenapa kamu bisa lalai jaga anak sayaJason?!" Ditatapnya penuh amarah sang asisten.
"Sekali lagi saya minta maaf pak.pak Gilang boleh hukum saya karena keteledoran saya ini?" Ucap Jason yang terdengar begitu pasrah.
Sudah Gilang bilang sebelumnya.dia tidak akan segan-segan memarahi orang jika anaknya itu kenapa-kenapa karena ulah orang tersebut.
"Baiklah?" Gilang menjeda sebentar perkataannya lalu menatap fokus ke arah Jason yang masih menundukan kepalanya.
"Kalau begitu mau mu...kamu saya pecat!!" Ucap tegas Gilang.Jason terbelalak mendengar perkataan Gilang barusan kemudian segera menegakkan kepalanya menatap sang bos.
"T-tapi pak-"
"Itu hukuman untuk kamu Jason?" Potong Gilang.sementara itu nadia menggeleng cepat lalu berdiri tepat di depan Jason.
"Pah.jangan pecat om jason hiks...di-dia gak salah hiks...nana yang salah pah hiks...na-nana gak dengerin apa kata om Jason hiks...?!" Tangis Nadia kembali pecah saat sang papa memecat om kesayangannya itu.
"Tapi tetap aja om Jason lalai ,nak?" Ucap Gilang.
"Ka-kalau om jason dipecat hiks...nanti nana main sama siapa kalau dikantor?" Gilang terdiam sejenak.nadia sepertinya tidak ingin sekali kehilangan Jason sebagai teman mainnya.
Gilang menghela nafas panjang,untuk kesekian kalinya laki-laki itu menatap sang asisten.
"Oke.saya gak akan pecat kamu?" Karena merasa iba dengan anaknya,Gilang menarik kembali perkataannya yang memecat Jason.
Nadia tersenyum bahagia begitu pun dengan jason.kini keduanya saling berpelukan erat.
"Terus siapa yang nolong Nadia?" Tanya Gilang.Jason diam.astaga,kenapa dia sampai lupa menanyakan nama wanita itu.
"Tante cantik yang nolongin Nadia lagi pah?!" Jawab Nadia.secara bersamaan Gilang dan Jason melihat ke arah anak kecil itu.
"Tante cantik??" Ulang Gilang, Nadia mengangguk cepat.
"Terus kenapa kalian gak bawa dia kesini?" Tanya Gilang lagi.
"Tadi saya udah minta dia untuk kesini pak.hanya saja wanita itu menolak?" Nadia kembali mengangguk,membenarkan perkataan Jason.
Ini adalah kedua kalinya wanita tersebut menolong nadia.dan gilang tidak boleh diam begitu saja.dia harus berterimakasih secara langsung kepada orang itu.
"Apa wanita itu masih di taman??" Kali ini Gilang menatap Jason.
"Sepertinya sih masih pak.tadi wanita itu bilang mau cari makan di sekitaran taman?" Jawabnya.gilang mengangguk paham.
"Jason,tolong jaga anak saya lagi.saya mau menemui wanita itu?" Tanpa berlama-lama lagi Gilang keluar dari ruangannya.
===========
Tidak butuh waktu lama Gilang sudah sampai di taman.matanya menelisik tajam mencari keberadaan wanita yang sudah dua kali menolong anaknya itu.
"Dimana ya wanita itu?" Gumam Gilang.
Kanan-kiri depan-belakang.setelah sibuk mencari sosok tersebut,tiba-tiba saja Gilang melihat seorang wanita sedang berjalan membelakanginya menuju sebuah mobil.
Mobil itu sama persis dengan mobil yang dia lihat sewaktu diparkiran toko roti beberapa hari lalu.karena tidak ingin kehilangan jejaknya,Buru-buru gilang berlari mengejar wanita itu.
"Permisi mbak,maaf boleh minta waktunya sebentar?" Ucap Gilang setelah berdiri tepat di belakang vania.
Deg
Suara itu...
Vania sangat mengenali suara orang tersebut,seperti suara...
Dengan cepat Vania membalikkan badannya untuk melihat siapa sosok yang ada dibelakangnya saat ini.
"GILANG!!"
"VA-VANIA!!!
Keduanya tampak terkejut satu sama lain.sampai akhirnya...
Greb
Gilang memeluk erat tubuh Vania.RINDU,tentu saja.setelah lima tahun berpisah,akhirnya Gilang bertemu juga dengan wanita yang masih sangat dicintainya itu.
Vania yang masih syok dengan keberadaan Gilang di depannya hanya bisa terdiam pasrah saat dipeluk oleh Gilang.
"Kamu apa kabar?" Gilang pun melepaskan pelukannya dan menatap wajah Vania penuh kerinduan.
"b-baik.k-kamu...ngapain ada di sini??" Tanya Vania terbata-bata.
"Aku...nyari kamu Vania...kamu kan yang udah nolongin anak aku tadi??jadi kamu...Tante cantik yang selalu dibilang sama Nana??" Untuk kedua kalinya Vania dibuat terkejut.
Astaga!!...jadi...Nadia adalah anaknya Gilang??!!
"J-jadi kamu ...papanya Nana?" Ucap Vania.gilang tersenyum kemudian mengangguk pelan.
Oh shit!!!...jadi sedari kemarin laki-laki yang WhatsApp an dengan dirinya itu adalah....Gilang??!!
Tidak?!...ini tidak benar?!...gak seharusnya dia bertemu lagi dengan mantan kekasihnya itu.
"Maaf a-aku harus pergi?" Vania segera membuka pintu mobilnya,namun dengan gerakan cepat Gilang menutup pintu mobil tersebut.
"Tolong jangan pergi dulu.ada hal yang ingin aku bicarakan sama kamu?" Ucap Gilang.vania menggeleng cepat.
"Sekali lagi maaf.tapi aku lagi buru-buru?" Vania kembali membuka pintu mobil namun lagi-lagi Gilang menutup pintu mobilnya.
"Sepuluh menit.aku minta waktu kamu sepuluh menit untuk bicara?" Pandangan keduanya kembali terkunci.bagai terhipnotis Vania kini mengiyakan ajakan Gilang.
"Kita bicara di cafe sebrang yuk?" Gilang tersenyum lalu segera menggenggam tangan Vania dengan lembut.
============
"Ini pesanannya mas,mba.silahkan dinikmati?" Ucap Sang pelayan cafe sambil menaruh dua gelas ice cappucino di atas meja.
"Terima kasih?" Gilang tersenyum kemudian sang pelayan pergi meninggalkan mereka berdua.
Sejenak Vania menatap ke arah ice cappucino yang dipesan oleh Gilang tadi.entah memang ingatan Gilang yang sangat tajam atau memang laki-laki itu masih memahami tentang dirinya.tapi...ice cappucino adalah salah satu minuman favoritnya Vania.
"Kenapa minumannya diliatin gitu???bukannya ini salah satu minuman favorit kamu??" Tanya Gilang.
"Eh,G-gak apa-apa kok.kamu masih ingat sama minuman favorit aku?" Ucap Vania.
Gilang tersenyum manis kemudian mengambil minuman miliknya dan meminumnya beberapa teguk.
"Mana mungkin aku lupa semua hal tentang kamu,Vania??" Ucap Gilang lalu mengelus lembut kepala Vania.
Bohong,kalau Vania tidak salting dengan perkataan serta perbuatan Gilang kepada dirinya tadi.namun gadis itu harus sebisa mungkin menutupi perasaan tersebut agar Gilang tidak menjadi besar kepala.
"Khem!!...bisa langsung ke intinya aja gak.kamu mau bicara apa sama aku?" Ucap Vania mencoba untuk cuek kepada laki-laki tersebut.
Ada perasaan kesal di dalam hati Gilang.dia pikir Vania akan merespon baik sikap manis tadi,tapi ternyata wanita malah terlihat cuek dan sedikit ketus.
"Aku cuma mau bilang makasih sama kamu.karena kamu udah dua kali nolongin Nana?" Ucap Gilang.
Vania menarik sebelah sudut bibirnya setelah itu menatap laki-laki yang sedang duduk tepat di depannya.
"Gak perlu berterimakasih seperti itu.aku emang suka kok nolongin orang lain?" Ucapnya.
Gilang kembali menatap gadis yang sekarang ini terlihat bertambah dewasa dan sangat cantik itu.
"Kamu mau hadiah apa dari aku Vania?sorry,bukannya apa-apa.aku hanya ingin mengapresiasi kebaikan kamu itu?" Tanya Gilang.
"Kamu gak perlu repot-repot lang.cukup menjaga Nadia dengan baik,aku udah senang kok.kamu masih ingat sama perkataan aku waktu itu kan??Nadia masih sangat kecil.dia masih butuh pengawasan ekstra dari kedua orang tuanya.aku pikir dengan kejadian kemarin udah jadi pelajaran buat kamu.tapi nyatanya...-"
"Aku akui kesalahan aku hari ini.maaf,jika aku lalai lagi dalam menjaga Nana.setelah ini aku janji akan memperketat pengawasan terhadap Nana?" Janji Gilang penuh keseriusan.
"Jangan minta maaf sama aku,lang.dan jangan juga berjanji sama aku.minta maaf dan berjanjilah kepada nana.karena dia...adalah ANAK kamu?" Vania sengaja menekan kata ANAK supaya Gilang sadar akan kesalahannya kepada Nadia.
"Ini udah sepuluh menit lang?" Dilihatnya jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Aku harus pergi?" Vania pun segera beranjak dari kursinya.
"Mm,,Vania?" Dengan cepat laki-laki itu menghadang Vania yang akan pergi meninggalkan meja.
"Bisa kita ketemuan lagi?" Tanyanya.
Sekilas Vania melirik cincin pernikahan yang ada di jari Gilang.
"Maaf lang.tapi sepertinya ini adalah pertemuan terakhir kita.aku gak enak hati jika sampai ISTRI kamu liat kamu menemui aku dibelakangnya,permisi?'" Vania sedikit menggeser tubuh Gilang untuk dirinya lewat kemudian gadis itu benar-benar pergi meninggalkan Gilang.
Share this novel