BAB 2

Romance Completed 960

Semenjak Afla pergi, diam-diam aku mulai merindukannya. Merindukan tatapan serta senyumannya. Aku rasa, aku telah jatuh cinta padanya, jatuh cinta pada orang yang tidak mungkin untuk bersama. Aku mulai berfikir kalau aku ini mungkin terkena karma kerana secara tidak langsung aku suka menyakiti hati cowo-cowo yang menyukaiku. Dan sekarang aku merasakan bagimana rasanya memendam rasa suka dan rindu pada seseorang yang mungkin saja, belum tentu juga ia menyukaiku, Hmmmm…. Alias cinta bertepuk sebelah tangan. Ingin rasanya aku menghubungi Afla secepatnya, tetapi rasa gengsi ini berperan sangat besar di hatiku. Aku pun mengambil keputusan untuk menunggu Afla dulu yang menghubungiku. Dan apa yang terjadi, sudah hampir sebulan Afla belum juga menghubungiku. Mungkin Afla sudah lupa sama aku atau dia terlalu sibuk bekerja sampai-sampai belum sempat menghubungi aku pikirku yang mulai menghibur diri sendiri.
Siang itu Eddo mampir ke butik, dia tersenyum gembira lalu ia duduk di sofa dekat denganku.
“Kenapa loe, cengar-cengir sendirian tanyaku yang mulai penasaran dengan tingkahnya”.
“Dapat salam loe, dari Afla jawab Eddo”.
“Serius loe?? Tanyaku tidak percaya”.
“Iyah……, katanya dia mau hubungi loe malu, takut loe sudah lupa sama dia jelas Eddo”.
“Terus-terus dia ngomong apalagi Do, tanyaku penasaran”.
“Yaaa….. cuma gitu aja sih, Afla bilang Ocha anaknya seru juga yaa, lucu lagi, gitu doang kok jawab Eddo”.
“Terus-terus….. terus tanyaku lagi yang sudah sekian kalinya”.
“Ahhhh….. loe kaya tukang parkir yang ada di depan aja…. Terus-terus mulu Cha teriak Eddo kesal”.
“Lho…… gue kan mau tau kelanjutannya jelasku sambil cemberut”.
“Sepertinya Afla suka sama loe Cha, tapi gue bilang aja kalo loe itu cewe yang susah banget buat di deketin….. soalnya loe tuh orangnya galak hahahahaha…… jawab Eddo sambil terawa terbahak-bahak”.
“Ahhhh……. Payah loe… ahhh teriakku kecewa”.
“Faktanya benar kan Cha, cowo mana yang enggak loe judesin kalo dia mulai ngedeketin loe kata Eddo”.
“Yaaa…. Tapi enggak begitu juga kali jawabku cemberut”.
“Sebenarnya loe masih suka sama cowo apa enggak sih Cha, ledek Eddo sambil tertawa lagi”.
“Waaahhhhh ngajakin berantem nih anak???? teriakku”.
“Abis gue heran sama loe Cha, sama siapa aja gak mau….. loe tuh cantik Cha, cowo mana yang enggak akan suka kalo ada di dekat loe, Loe mau cari cowo yang seperti apa sih???? Tanya Eddo”.
“Lho kok jadi ngebahas cowo sih….. kataku”.
“Hmmmm…… jangan-jangan selama ini diam-diam loe suka sama gue yaa Cha, ledek Eddo”.
“JIaaahhhhh……. GR banget loe Do???? Sorry loe buka tipe gue teriakku sambil tertawa terbahak-bahak”.

Aku agak kecewa dengan penjelasan Eddo ke Afla. Apa mungkin dengan penjelasan Eddo itu Afla jadi takut untuk menghubungiku. Yang lebih parahnya lagi ….hmmm apa mungkin dia jadi ilfill sama aku????…. huaaahhh… Aku tidak sanggup untuk membayangkannya. Hmm…senang sekali hati ini sewaktu aku tau Afla menanyai tentangku pada Eddo. Rasa rinduku pada Alfa semakin menjadi-jadi, aku berfikir mungkin sampai ratusan kali untuk menghubunginya lebih dulu, tapi rasa gengsi ini masih berada di urutan no satu di benakku.

Keesokan harinya aku menyerah, aku mengambil ponsel ku yang terletak diatas meja. Tampak basa-basi lagi aku membuat pesan singkat yang akan aku kirim buat Afla. Berisikan “Hi… Fla apa kabar, masih ingat sama aku kan “OCHA”. SMS yang sedikit agak norak dengan pertanyaan klise. Setelah pesan terkirim, aku langsung menyerahkan semua ini pada Tuhan dan nasib, apakah SMS ku di balas atau tidak, aku pasrah yang penting aku sudah berusaha pikirku yang mencoba menghibur diri sekali lagi. Aku merebahkan diriku di atas sofa, kebetulan siang itu Butik lagi sepi… karyawanku pun aku lihat sedang mengobrol santai. Baru saja aku memejamkan mata ini tiba-tiba SMS ku berbunyi Triiingggg…… aku langsung terbangun lalu menyambar ponselku yang masih tergeletak diatas meja. Aku tersenyum malu ketika melihat nama Afla yang tertera di layar ponsel.
“Hii….. Ocha kabar aku baik, kamu apa kabar, kok baru menghubungi aku sekarang?? aku pikir kamu yang lupa sama aku”………

Huaahhh….semenjak itu kami berdua mulai suka saling menyapa dengan menggunakan SMS. Lucunya sebelum tidur aku memberi salam selamat pagi pada Afla dan Afla mengucapkan selamat tidur padaku, kerana perbedaan Negara kami berdua kurang lebih 12 jam lamanya dan hal itu hampir setiap hari kami berdua lakukan. Satu tahun kemudian, pada suatu hari di bulan july aku mendapat pesan SMS dari Afla yang cukup menggembirakan hati ini. “Cha… aku dua hari lagi mau pulang ke Indo, Abang aku mau married tapi cuma sebentar disana, kerana aku gak dapat izin yang lama dari kantor”.
Tidak sedar aku pun menari-nari kegirangan setelah membaca pesannya. Aku langsung membuat rencana akan mengajak Afla jalan-jalan. Setidaknya kami berdua dapat berbual panjang lebar dengan saling bertatapan satu hari saja harapku dalam hati. Aku tidak sabar menunggu hari itu tiba.
Bertemu dengan Afla bagiku menjadi anugerah terindah dalam hidupku saat ini. Walaupun aku belum yakin Afla juga menyukaiku seperti yang aku rasakan sekarang padanya. Aku mulai memikirkan lagi akan cinta yang bertepuk sebelah tangan serta risikonya yang pasti membuat aku sakit dan berdepan dengan kekecewaan. Rasa bimbang ini pun kembali menyelubungi hati ini.

Hari yang di tunggu-tunggu pun tiba, Afla datang ke Butik pada saat makan siang. Kami makan siang berdua sambil bercerita dari hal-hal yang penting sampai hal-hal yang tidak penting untuk di ceritakan yang menbuat kami berdua tertawa terbahak-bahak. Menyenangkan sekali berada di dekatnya, suasana hati seperti ini baru aku rasakan kembali semenjak beberapa tahun yang lalu. Afla cuma dua minggu berada di Jakarta, Dan aku hanya bertemu tiga kali selama ia berada di sini, mungkin kerana Afla sibuk dengan acara di keluarganya. Setelah itu Afla kembali pulang ke Toronto. Dan semenjak itu hubungan kami berdua sempat terputus untuk yang kedua kalinya kerana tidak saling kontak. Mungkin kami berdua terlalu sibuk dengan pekerjaan dan kegiatan kami masing-masing. Itu terjadi selama hampir enam bulan lamanya Aku pun mulai menyerah dengan perasaan dan khayalanku selama ini. Mungkin ini adalah nasibku.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience