Bab 12

Romance Series 13684

Setelah merasa sudah tenang Vania pun melepaskan pelukannya begitu juga dengan gilang.vania tersenyum tipis lalu menyeka air mata yang tersisa diwajahnya.

"Sudah baikan?" Tanya Gilang yang langsung diangguki pelan oleh vania.

Gilang tersenyum manis kemudian tangannya terulur kedepan merapikan rambut panjang Vania yang terlihat berantakan.

"Makasih atas pertolongannya pak.saya gak bisa bayangin apa yang terjadi kalau bapak gak -" Gilang yang tidak ingin mendengar kelanjutan perkataan Vania langsung membungkam mulut gadis tersebut dengan jari telunjuknya.

"Lupakan kejadian tadi.yang terpenting sekarang kamu baik-baik aja?" Ucap Gilang.

Vania kembali mengangguk,tidak lama dirinya terdiam memandangi wajah gilang.sungguh,Vania merasa bersyukur sekali karena Gilang datang di waktu yang tepat.kalau tidak pasti saat ini Dion sudah melakukan hal yang tidak-tidak kepada dirinya.

"Pak Gilang kemana aja?kenapa chat dari saya gak dibaca?" Tanya Vania tiba-tiba tanpa melepaskan pandangannya dari Gilang.

"Mmm...soal itu saya minta maaf.beberapa hari ini saya sibuk urusi perusahaan?" Jawabnya.

Vania terbelalak ketika mendengar jawaban gilang.apa katanya tadi??perusahaan???sejak kapan dosennya ini punya perusahaan.setau dirinya Gilang hanyalah seorang dosen biasa.

"pak Gilang punya Perusahaan???" Vania menatap gilang tidak percaya.

Gilang tersenyum lalu menganggukkan kepalanya."Lebih tepatnya perusahaan papa saya.udah beberapa Minggu ini saya bekerja di sana sebagai CEO?" Jelas Gilang.

"Mmm...soal mobil kamu.saya akan tanggung jawab?" Ucap Gilang.

"Gak usah pak.biar nanti sa-'

"Saya tidak suka penolakan Vania?!" Potong Gilang dengan tegas.

"Terserah bapak aja deh?" Walau sempat merasa kesal karena Gilang tidak membalas chatnya,tapi setidaknya saat ini Vania merasa lega karena Gilang dalam keadaan baik-baik saja.

==================

Gilang berjalan dengan santai memasuki gedung universitas.sementara Vania tampak berjalan mengekori Gilang dari belakang.beberapa kali gadis tersebut melepaskan genggaman tangan Gilang dari tangannya,namun beberapa kali juga Gilang meraih tangan Vania dan menggenggamnya erat.

"Pak Gilang?" Bisik Vania.

"Hm?" Jawab Gilang sekenanya,kedua matanya masih terfokus pada chat yang dikirimkan oleh sekretarisnya.

"Lepasin tangan saya pak.gak enak dilihat sama mahasiswa di sini?" Ucap Vania sambil melihat sekelilingnya.

Dapat dia lihat begitu banyak pasang mata yang menatap kearahnya,bahkan tidak banyak juga dari mereka yang tengah membicarakan Vania dan Gilang.

"Biarkan saja.toh mereka semua juga udah tau kalau kita ini adalah sepasang kekasih?" Jawabnya acuh.

"Iya,Kita emang sepasang kekasih pak.tapi kan cuma pura-pura?" Gerutu Vania pelan namun masih bisa didengar oleh dosennya itu.

Vania berusaha menutupi wajahnya dengan tas.MALU,tentu saja.siapa juga yang tidak malu ketika dirinya menjadi tontonan orang banyak.berbeda dengan Gilang,dosen itu malah terlihat acuh terhadap sekelilingnya.

Disisi lain terlihat Gita,Rika dan bela tengah berkumpul di tangga.ketiganya sedang menunggu vania yang pergi mengambil dompetnya dimobil.namun sudah hampir setengah jam berlalu Vania belum juga datang.dan itu membuat mereka sedikit khawatir dengan vania.

"gimana bel,udah bisa dihubungi belum?" Tanya Gita.

"Belum?" Jawab bela sambil menggelengkan kepalanya cepat.

"Ya udah kita samperin aja ke parkiran.perasaan gue gak enak dari tadi?" Ucap Rika.

Karena sudah lama menunggu Vania di tangga,ketiga gadis tersebut pun memutuskan untuk menyusul Vania diparkiran.tapi belum juga ketiga berjalan tiba-tiba saja dari kejauhan bela melihat sosok Vania tengah berjalan sambil bergandengan tangan dengan Gilang.

"Guys???itu bukannya nia ya?" Tunjuk bela ke arah Vania dan Gilang.

Secara bersamaan Gita dan Rika melihat ke arah yang ditunjuk oleh bela.dan benar saja,itu adalah vania.gadis yang sedari tadi mereka tunggu-tunggu.

"Gila ya,kita disini khawatirin dia.gak taunya dia lagi asik berduaan sama dosen dingin itu?" Gerutu Gita.tanpa berlama-lama lagi ketiganya pun menghampiri kedua orang tersebut.

"NIA!!" Panggil Rika.

Seketika langkah Vania dan Gilang terhenti dan menoleh ke arah sumber suara.

"Kalian?" Gumam Vania menatap ketiga sahabatnya yang sudah berada di hadapannya.Buru-buru Vania melepaskan genggaman tangan Gilang.

"Loe kok keparkiran lama banget si??hp loe juga susah banget dihubungi??terus...kok loe bisa sama pak Gilang??" Tanya bela menatap keduanya secara bergantian.tidak hanya bela.rika dan Gita pun melihat ke arah Vania dan gilang penuh selidik.

"Mmm....itu...tadi gue...." Vania bingung harus menjelaskannya dari mana.

"Saya gak sengaja ketemu Vania diparkiran tadi?" Jawab Gilang dengan raut wajah datarnya.

"Sorry guys...dompet gue keselip,jadi agak lama nyariinya.hp gue juga lowbat.terus pas mau balik gak sengaja ketemu pak gilang diparkiran.karena searah jadi kita bareng?" Jelas Vania.

"Bagus deh kalau loe baik-baik aja.kita bertiga dari tadi khawatir karena loe lama banget diparkiran.ini,baru aja kita mau samperin loe?" Ucap Gita.

Vania tersenyum kikuk,sekilas dirinya melihat ke arah Gilang yang tengah menatapnya juga.

"Saya keruangan dosen dulu?" Gilang mengalihkan pandangan ke arah Bela,Gita dan Rika.

"ingat,setengah jam lagi kalian ada kelas saya.jangan sampai telat?" Ucap Gilang kemudian pergi meninggalkan ke empat mahasiswinya itu.

Vania menatap kepergian Gilang.tanpa sadar sebuah senyuman manis terlukis di wajahnya.vania kembali teringat akan genggam hangat tangan Gilang ditangannya.jujur ketika tangannya digenggam tadi Vania merasakan kenyamanan disana.belum lagi ketika dirinya berdekatan dengan gilang.ada gelenyar aneh yang dia rasakan.

"Udah kali liatinnya?" Tegur bela saat melihat Vania tidak berkedip menatap kepergian Gilang.

"Pake senyum-senyum segala lagi?" Timpal rika.

"A-apaan sih kalian ini.siapa juga yang liatin pak Gilang?" Elak Vania sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Cie...ada yang salting?" Goda Gita.ketiganya kini terkekeh-kekeh melihat Vania yang salah tingkah.

"Udah ah?!gue mau ke kantin dulu?" Sedetik kemudian Vania sudah pergi meninggalkan tempat tersebut.disusul ke tiga sahabatnya dari belakang.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience