Rate

Prolog

Young Adult Series 2584

Seorang gadis cantik turun dari lantai 2 ke bawah menuruni anak tangga menuju meja makan. Siapa lagi kalau bukan Chaterine Abigail Edelgard, putri semata wayang presdir Cervan Edelgard sekaligus pewaris tunggal perusahaan JIAN GROUP.

Gadis cantik itu memiliki sepasang bola mata bewarna coklat ke abu abuan, bibir merah muda alami yang tipis, kulit yang putih seputih salju juga halus sehalus kapas. Dengan rambut hitam yang panjang nya sepinggang dan postur tubuh ideal dengan tinggi yang pas, menjadi pelengkap bagi hidup Chaterine yang sangat sempurna.

Chaterine sedari lahir sudah memiliki segala nya yang diinginkan para gadis. Selain wajah yang cantik, Chaterine juga lahir sebagai anak dari salah satu orang terkaya se negara dengan urutan yang ke 4.

Selain itu, Chaterine jug berbakat di berbagai bidang. Salah satunya adalah bela diri, memanah, dan berkuda. Chaterine juga merupakan anak tercedas di sekolahnya, sering sekali ia memenangkan perlombaan dan membuat harum nama sekolahnya.

Chaterine sangat di hormati dan diidolakan oleh semua orang di sekolahnya termasuk para guru juga. Karna sebagian besar dari mereka adalah teman ibunya, ayahnya pun merupakan salah satu pendiri sekaligus donatur terbesar yang memiliki pengaruh di sekolahnya.

Maka dari itu tidak ada satu pun orang yang tidak hormat padanya. Dengan hidupnya yang sempurna itu, membuat semua orang terutama para gadis jadi iri padanya. Sosoknya yang sangat sempurna itu juga membuat banyak pria jatuh hati padanya.

Tak sedikit pria yang jatuh hati padanya, bahkan banyak sekali anak buah maupun rekan kerja ayahnya yang menginginkan Chaterine menjadi pasangan dari salah satu putra mereka. Dengan ketenaran nya itulah setiap hari Chaterine jadi banyak mendapat kiriman buket bunga.

Banyak sekali pria yang mendekati Chaterine semata mata untuk mengincar kekayaan yang di miliki ayahnya dan juga karna senang dengan paras cantik yang di milikinya. Karna mengetahui hal itu, tentu saja Chaterine dengan jelas menolak semua lamaran yang dikirimkan padanya.

Akankah Chaterine memilih salah satu diantara kandidat yang di pilih ayahnya atau Chaterine akan menemukan pria idamannya sendiri? atau kah Chaterine akan memilih hidup sendiri dengan menikmati harta warisan yang tidak akan pernah habis itu?.

****

"Chatyy putriku yang cantik, sini duduk di sebelah ibumu" kata Riria Edelgard sambil menepuk nepuk kursi di sebelahnya.

"Tidak bisa, Chaterine harus duduk di sebelah ayahnya. Sini nak!" ucap Cervan Edelgard sambil menarik kursi yang ada di sebelahnya untuk di duduki Chaterine.

Chaterine memang tumbuh di dalam keluarga yang hangat, ia di besarkan tanpa kurang sedikit pun dalam hal materi maupun kasih sayang. Meskipun kedua orang tuanya sibuk, tapi mereka tetap meluangkan waktu untuk putrinya tercinta.

Riria dan Cervan sangat menyayangi putrinya itu karna selain Chaterine merupakan anak perempuan, Chaterine adalah anak semata wayang sekaligus penerus dari perusahaan JIAN GROUP.

Mereka berdua sering memanggil Chaterine dengan nama kesayangan yabg mereka karang sendiri yaitu Chaty, meskipun nama itu terdengar seperti nama anak kucing, Tapi menurut Riria dan Cervan nama itu terdengar sangat imut.

"Aduh ibu, ayah. Aku duduk di antara kalian saja gimana?" tanya Chaterine pada kedua orang tua nya.

"Tentu saja, Chaty ku ini mrmang sangat pengertian" ujar Riria selaku ibunya.

Riria pindah dan duduk 2 bangku di sebelah suaminya dari kanan. Cervan pun mengganti kursi yang berada di sampingnya itu dengan kursi yang biasa di pakai Chaterine. Chaterine pun duduk di antara kedua orang tuanya dan sarapan pagi bersama.

"Kamu mau berangkat ke sekolah kan? ayo ayah antar" tutur Cervan menawarkan diri untuk mengantar putrinya ke sekolah.

"Tidak usah ayah, aku pergi dengan ronan saja" jawab Chaterine setelah menelan habis makanan yang berada di mulutnya.

"A.. apa katamu? dengan Ronan? tidak tidak, berangkat lah dengan Felix. Aku tidak bisa membiarkan putriku satu satunya pergi dengan pengawal yang sama sekali tidak berkompeten sepertinya" kata Cervan geleng geleng lalu melirik Ronan.

"I.. iya nona, yang di katakan tuan besar benar. Lebih baik anda pergi bersama dengan Felix, saya yang masih amatiran ini takut jika terjadi apa apa saat nona pergi dengan saya" ujar Ronan tersenyum dengan terpaksa karna takut.

"Benar apa yang di katakan ayahmu, pergilah bersama dengan Felix. Felix! pergi dan antarkan putriku ke sekolahnya" perintah Riria dengan tegas.

"Baik nyonya," kata Felix sambil menganggukkan kepala.

Ronan merupakan salah satu pengawal yang di tunjuk langsung oleh Chaterine yang sama sekali tidak bisa beladiri, berbeda dengan Felix yang sudah mencapai tingkat atas.

Felix adalah salah satu pengawal terbaik yang di miliki Cervan. Bukan hanya sekedar sudah bisa mencapai tingkat atas dalam kungfu, beladiri dan tinju di usianya yang masih muda. Tapi Felix juga punya paras yang rupawan dan sifat yang sangat setia dan jujur, itulah yang membuat Cervan sangat menyukai Felix.

"Kalau begitu aku pergi dengan keduanya saja. Ayah dan jbunjuga harus memberiman kesempatan pada Ronan untuk menunjukkan kemampuannya, ya kan Ronan?" Tanya Chaterine sambil melirik ke arah Ronan.

Ronan mengangguk dan tersenyum karna mengetahui Chaterine sangat mempedulikannya.

"Menunjukkan kemampuan yang mana? bahkan anak ini tidak bisa menyelesaikan push up 100 kali dalam 10 menit" Kata Cervan setelah menghela nafas.

"Ku mohon ayah," ujar Chaterine memelas sambil memasang ekspresi wajah imut agar ayahnya mengizinkannya.

"Baiklah, karna ini permintaan putriku tercinta. Aku jadi tidak bisa menolaknya" jawab Cervan bimbang.

"Kamu dengar tidak? putriku sampai memelas untukmu. Awas saja kamu nanti malah membuatnya tidak nyaman" saut Riria.

"Ti.. tidak nyonya, saya akan berusaha agar nona merasa senyaman mungkin" ujar Ronan.

"Yasudah cepat sana berangkat," ucap Riria.

Saat hendak melangkah, tiba tiba Ronan merasakan ada seseorang yang menepuk pundaknya dari belakang. Dan karna kaget, Ronan pun menengok ke belakang dengan pelan.

Setelah mengetahui bahwa orang yang menepuk pundaknya dengan keras itu adalah presdir Cervan, sekujur tubuh Ronan pun gemetaran. Ronan merasakan ada sebuah tekanan kuat yang berasal dari tatapan presdir Cervan itu.

"Kalau sampai putriku lecet sedikit saja, aku akan membunuhmu" bisik Cervan sambik tersenyum menyeramkan.

"Sa.. saya mengerti" kata Ronan setelah menelan ludah.

"Baguslah kalau begitu, cepat antarkan putriku ke sekolah nya. Jangan sampai telat," ucap Ceevan sambil menepuk nepuk pundak Ronan dengan ekspresi wajah yang seketika berubah menjadi tersenyum ramah.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience