PO Rinto
Ya Allah ....hamba mohon cepat sadar kan istri ku kembali, kenapa lama sekali dia sadar....hati ku sangat gelisah. Aku sangat mengkhawatirkannya.
"Bang ...bang...bang Rinto "ucap istri ku begitu pelan.
"Iya sayang... "ucap ku.
Padahal kata kata sayang sudah terasa sangat lama tidak pernah ku ucapkan lagi untuk memanggil istri ku, mungkin hanya dulu sewaktu kami masih belum punya anak. Tapi saat ini aku benar benar rasa takut kehilangannya, dan aku merasa sangat khawatir.
"Alhamdulillah kamu sudah sadar sayang, Abang di sini menemani mu, jangan di paksakan berbicara kalau masih lemah sayang "aku melihat wajah istri ku pucat dan mata nya sangat sayu.
"Aku lemas bang " ucap istri ku.
"Bang kenapa kaki ku gak bisa di gerakkan ??????, Bang coba sentuh kaki ku" ujar istri ku ,aku pun mengikuti permintaan istri ku, lalu kupegang kaki nya.
"Kok gak terasa Bang "ujar istri ku, sambil menangis.
"Tenang sayang, kan kamu baru selesai operasi, mungkin reaksi obat masih ada, reaksi obat sebal nya sayang " ucap ku.
Kemudian suster menghampiri kami.
"Tenang Bu ..."
"Bapak, sebentar lagi dokter akan memeriksa ibu Rina "ucap suster.
Istri ku mulai tenang,...
Tidak berapa lama lalu muncul Pak Dokter nya,lalu memeriksa kondisi istri ku, tangan nya di pegang, lalu Dokter bertanya pada istri ku,
"ini terasa Bu..." ucap Dokter,
"Terasa dok " ucap istri ku.
"Coba tangan nya ibu gerakan" ,lalu istri ku menggerakkan kedua tangan nya, kedua nya bisa di gerakkan, aku sangat bersyukur melihat nya.
"Hanya masih sangat lemah Dok "ucap istri ku .
"Iya bu , pelan pelan insyaallah akan kuat kembali" kata sang Dokter menguatkan istri ku.
"Coba di gerakkan kaki nya bu "ucap sang dokter, istri berusaha menggerakkan kedua kakinya.
"Tidak bisa di gerakkan Dok " ucap istri , dengan wajah sedih...
Lalu sang Dokter memegang kaki sebelah kanan istriku.
"Terasa gak Bu kata sang Dokter".
"Gak terasa Dok "ucap istri ku", lalu sang dokter memegang kaki sebelah kiri istri ku, lalu bertanya" ini terasa bu " tanya sang Dokter.
"Tidak Dok..."jawab istri ku.
"Yang sabar ya Bu, ibu sekarang kena syaraf kejepit, kemungkinan untuk sembuh ada Bu, tapi butuh proses terapi yang panjang dan rutin, kata sang Dokter". Mendengar itu istri ku menangis ... yang di tahannya, hanya air mata yang terus menerus ke luar dari kelopak mata nya, aku tau pasti dia sangat terpukul. Tapi aku salut dengan nya, dia mampu menahan emosi kesedihan nya, dengan tidak berbicara yang macam macam, seperti yang sering ku lihat di sinetron, apalagi anggota badannya cacat pasti pada teriak histeris.
Dokter pun lalu pergi, setelah memeriksa istri ku.
Setelah beberapa saat kemudian sang suster mengatakan padaku,
"Resep nya ambil di ruang dokter ya, dan bapak bisa menemui beliau untuk konsultasi tentang istri Bapak ucap "sang suster.
Akhirnya aku pun berlalu meninggalkan istri, dan pamit pada nya, ku lihat adikku si Rizal sangat nyenyak tidur nya, mungkin capek karena banyak aktifitas siang nya. Akhirnya aku masuk di ruang Dokter untuk mengambil resep obat untuk istri ku.
"Silahkan duduk pak" ,kata sang Dokter dengan ramah, lalu aku pun duduk di berhadapan dengan sang Dokter.
"Maaf pak.... istri bapak kena syaraf kejepit, jadi kemungkinan... untuk berjalan seperti dahulu kemungkinan sangat kecil sekali, walaupun bisa berjalan, tapi mungkin jalan nya sudah tidak normal lagi. Dalam kasus seperti ini pasien sangat membutuhkan dukungan moral dari keluarga nya, karena kemungkinan untuk depresi sangat besar ".Hati ku sangat terpukul mendengar ini, ya Allah bisa kah aku menjalani k kehidupan ini dengan keadaan istri ku seperti ini..., dan bisa kah istri ku menerima kenyataan ini...
"Bapak ... bapak", kata sang Dokter
"Bapak baik baik aja kan , dalam kondisi seperti ini bapak harus tenang ,jangan di lihat kan kesedihan bapak di depan istri nya, bapak adalah sumber kekuatan nya sekarang, bapak adalah kakinya. Kesedihan Bapak akan sangat berdampak buruk pada fsikolagis istri bapak ",ujar pak Dokter memberitahu ku.
"Ini resep nya ya Pak" ucap pak dokter.
Hati ku begitu hancur sekali mendengar nya, jika aku yang tidak mengalami nya saja merasa kan kehancuran, bagaimana perasaan istri ku yang mengalami nya sendiri ??, pasti lebih hancur.
"Terimakasih Pak nasehat nya, insyaallah saya akan menguatkan istri saya pak ",ucap ku dengan perasaan sedih .
Akhirnya aku berlalu meninggalkan ruang Dokter, dan akan menebus resep obat untuk istri ku. Untung saja aku punya BPJS dari perusahaan, jadi bisa di klaim.
PO Rina
Allahu Akbar... apa yang terjadi dengan ku, kenapa aku ini, cobaan apa lagi ini Tuhan ??????. Belum cukup kah cobaan hidup yang Engkau berikan kepada ku Tuhan??. Ini malah cobaan begitu berat lagi, sanggup kah aku menjalani nya Tuhan ??. Ya Robbi .... ampuni dosa dosa ku selama ini, apakah ini azab Mu, apakah ini teguran Mu??, apakah ini ujian Mu ??????,namun kuat kan lah aku Ya Rabb ??????.
Ku coba menggerak gerakan kaki ku, tapi sama sekali tidak bisa, ku sentuh kaki ku ,kok gak terasa, ku cubit, ku pukul masih juga tidak terasa ??????. Ya Allah ....apa artinya aku akan lumpuh total, apakah mungkin aku bisa sembuh ??????. Ya Allah ..... jika seperti ini untuk apa aku hidup ??????, pasti aku akan sangat merepotkan orang sekali??????, siapa yang akan mengurus ku??????. Suami ku... apakah . mungkin dia mau mengurus ku??????,
Ibu ku ..... apakah mungkin mampu mengurus ku, sedangkan dia saja sudah sepuh ??????. Anak anak bagaimana ????
Siapa yang mengurus nya, kasian sekali anak anakku, sebelumnya kurang kasih sayang ayah nya, sekarang harus kehilangan kasih sayang ibu nya??????.
Ya Allah .... jika memang ini takdir ku ??, jadikan lah hamba menjaga insan yang tangguh ??.
Dunia terasa gelap gulita, keinginan untuk hidup seakan sirna??????.
Laailahaillaanta subhakainniikuntuu
minazzolimiin.
Laailahaillaanta subhakainniikuntuu ikon
minazzolimiin..... .
Laailahaillaanta subhakainniikuntuu
minazzolimiin
Tiada Tuhan selain Allah, ampuni aku Ya Rabb, jika selama ini aku telah berlaku zolim pada diri sendiri dan orang lain, ampuni hamba ya Rabb ?????? tidak henti hentinya aku bertasbih menyebut nama Allah memohon ampunan Nya.
Ya Allah .... kenapa tubuh ini sakit sekali, sakit nya luar biasa, terasa di timpa padi sekarung besar, terasa berat sekali, rasa ngilu ??, ngilu banget ya Rabb??????. Kaki ku terasa panas, terasa luka bakar, sensasi panas ngenyut terasa sangat menyiksa ku, Ya Rabb.... aku gak kuat merasakan sakit ini??????. Terasa sangat berdenyut denyut panas menjalar ke seluruh kaki??????. Sedangkan tubuh ini rasa ngilu , sangat ngilu, Ya Rabb rasa gak kuat aku menahan nya??????.
Akhirnya aku menangis dengan suara yang gak bisa di tahan lagi, karena rasa nya tubuh ini sensasi sakit nya sangat luar biasa??????.
Rasa sakit nya kayak nano nano, di badan terasa ngilu nya cenat cenut, di kaki sakit nya terasa kena siram minyak panas , ngenyut ngenyut ??????. Ya Allah sakit banget, sakit banget Ya Rabb....aku gak kuat rasanya.
Kaki ini rasa nya bengkok bengkok, bengkok kemana kemana, tapi ku liat kaki ini lurus saja, mungkin faktor syarafnya gak beraturan, jadi kaki rasa berputar putar tapi kenyataannya lurus. Ya Allah rasa sakit banget, lebih sakit dari sakit aku melahirkan ke dua anak ku. Aku gak kuat menahan sakit ini Ya Rabb....??????
Mendengar aku menangis, ipar ku yang bernama Rizal terbangun... yang ntah sejak kapan tertidur di kursi. Dia pun seperti nya bingung aja melihat ku menangis, adik ipar ku Rizal hanya bilang "sabar kak", itu saja yang keluar dari mulut nya. Mungkin Rizal juga bingung.... Setelah itu dia permisi keluar , untuk mencari Bang Rinto.
Perawat lalu menghampiri ku, dan hanya tersenyum pada ku, 'ibu sekarang saya kasih obat ya lewat infus ini".
"Iya Sus ",ucap ku.
Setelah di berikan obat itu rasa sakit mulai hilang. Tubuh ini terasa enteng dan enak, namun mata ini di amat mengantuk, dan akhirnya aku tertidur.
PO Rizal
Aku menemani Bang Rizal di ruang ICU, karena capek dari siang belum istirahat mata ku ngantuk sekali, akhirnya aku tertidur di sofa yang di siapkan di ruang dekat tersebut. Tiba tiba aku mendengar suara tangisan yang membuat aku terbangun dari tidur ku, ternyata kak Rina menangis, wajah nya tampak sekali menahan kesakitan yang luar biasa, aku juga bingung mau berbuat apa dan berkata apa, dan aku tidak tau bagaimana menghibur nya, aku benar benar bingung, di ruang tersebut juga sudah standby perawat 24 jam yang menunggu pasien.
Suster tersebut menatap ku, sambil berkata .."Jangan bingung mas, pasien dengan riwayat habis kecelakaan memang biasa seperti itu, karena memang sakit nya yang luar biasa" ucap suster nya.
Tubuh ku terasa ngilu mendengar nya, apalagi yang merasa kannya, ku dengar suara kak Rina meringis kesakitan, aku gak tahan mendengar nya, rasanya menyayat nyayat hati ku????.
"Ada obat penahan rasa sakit nya kan sus", ucapku.
" Ada mas ...ini akan saya suntikan lewat infus nya ",ucap suster.
Ku liat suster menyuntikkan obat di botol infus kak Rina setelah itu kak Rina pun bisa tenang dan akhirnya tertidur lelap, seperti sama sekali tidak merasakan sakit lagi.
Lalu aku bertanya pada suster keberadaan Bang Rinto, Suster mengatakan kalau bang Rinto sedang menemui Dokter yang menangani kak Rina.
Ah lebih baik aku membeli nasi bungkus saja, perut ku juga sudah sangat lapar, pasti bang Rinto juga belum makan. ku lirik jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, pantas saja cacing cacing di perut ku berbunyi, ternyata mereka juga sudah pada lapar?? .....ups... sempat sempat nya aku bercanda dengan cacing di perut dalam suasana berduka ucapku sendiri.
PO Rinto
Tubuh ku terasa hilang tenaga setelah mendengar keterangan dari Dokter mengenai sakit istriku, rasanya kekuatan seketika hilang, pikiran ku serasa buntu. Ku rebahkan tubuh ku di kursi untuk menstabilkan emosi ku. ntah berapa lama aku terdiam duduk di kursi, dan akhirnya aku di kejutkan dengan orang yang di samping ku yang memanggil diriku.
"Mas ....mas...", kata orang tersebut.
Akhirnya aku tersadar dari lamunanku,
"Iya mas ucap ku", orang tersebut kok aku rasa kenal, tapi di mana ya ...? pikir ku.
"Mas, masih ingat aku gak", kata nya,
"Oh iya ", jawabku sambil tersenyum di paksa dan sambil mengingat ingat.
"Aku Priyono mas ",ucap nya, akhirnya nya aku ingat juga.
" Oh iya aku ingat "ucapku..
"Mas Rinto kan ini",ucap nya.
"Iya aku Rinto ", umur kami sebaya, paling beda beda tipis lah, hanya kebiasaan orang Jawa kan walaupun sebaya tetap di panggil nya Mas, kadang walaupun lebih muda dari dia.
"Saya liat mas Rinto keliatan sedih banget, siapa yang sakit mas ", ucap nya.
"Istri ku Pri ",ucap ku lemes.
"Yang sabar, yang kuat mas Rinto....kita sebagai kepala keluarga tidak boleh lemah, harus kuat, apalagi dalam situasi seperti ini ",ucap Priyono..
"Memang nya istri mas sakit apa ...? ", timpal nya kembali.
"Istri ku kecelakaan Pri .... tadi siang baru selesai operasi, jadi kaki nya mati ras, kemungkinan akan lumpuh Pri ....kata dokter yang menangani nya", tidak terasa air mata ini jatuh dari kelopak mata ini, aku gak bisa menahan kesedihan ini, membayangkan kehidupan keluarga kami ke depan nya??).
"Sabar mas ......"ucap Priyono.
"Itukan hanya prediksi dokter, nanti setelah keluar dari RS , mas cari pengobatan alternatif, banyak kok yang sembuh setelah berobat. Dokter kan hanya manusia biasa, tidak bisa menentukan kehidupan orang seperti apa, dan ilmu nya juga terbatas. Soal syaraf Dokter memang jarang yang bisa menyembuhkan".
Mendengar itu hati ku sedikit lega, kekuatan ku bertambah, semangat ku timbul...
"Kamu tau Pri tempat pengobatan alternatif itu".
"Tau mas.... Ada kok di kota ini.... nanti aku singgah ke tempat praktek nya, dan minta nomer telpon nya, ntar ku kirim ke kamu, minta no Mas Rinto "ucap temanku.
Lalu aku memberikan no ku pada Priyono. Tapi kenapa Priyono ke RS ini ya pikirku.
"082252......".
Priyono mencatat no hp ku, lalu mengirim balik no nya ke hp ku).
"Maaf Pri .... kamu ke sini ngapain ...? ".
"Siapa yang sakit ",timpal ku.
"Anakku barusan meninggal mas". katanya. Wajah nya jadi murung sekali.
"Kemaren kena sakit Demam berdarah, kirain demam biasa, jadi telat membawa nya ke rumah sakit ", ucapnya sangat sedih sekali.
"Anakku kehabisan sel darah merah nya, tubuh nya tidak kuat akhirnya meninggal, mungkin Allah lebih sayang dengan dia mas", ucap nya dengan sedih sekali , dan ku lihat ada bulir air mata keluar dari kelopak matanya.
Ya Allah ternyata teman ku nasib nya hampir saja dengan ku, sama sama sedang berduka... tapi tadi saat menasehati ku, dia tampak begitu kuat dan sabar, tapi kenyataannya saat menceritakan kehilangan anaknya, ketegaran nya seolah olah sirna.
"Mas saya permisi dulu ya Mas, mau mengurus jenazah anakku", ucap nya.
"Oh iya, saya minta maaf ya gak bisa liat anakmu Pri", ucap ku.
"Ya gak apa Mas... mas pasti di suruh menebus obat kan ",ucap temanku .
"Iya Pri ... ",ucapku.
" Buruan mas di tebus , harus kuat mas, sigap dan tangkas ",ucapnya memberi ku semangat. "Kamu juga Pri.... harus kuat ",ucapku.
" Insyaallah aku kuat dan ikhlas Mas ",ucap teman ku.
Akhirnya kami bersalaman....lalu kami berjalan dengan tujuan masing masing.
Setelah mengambil resep obat akhirnya aku menyerahkan semua obat nya ke perawat yang sedang piket malam ini. Setelah itu aku bergegas ke ruang istri ku, ku liat istri ku masih tidur. Lalu aku menghampiri suster yang berjaga di ruang ICU.
"Sus...tadi adikku pergi kemana ya...?"
"Oh ...tadi katanya mau beli nasi mas "ucap suster.
" Sus .... istri ku dari tadi belum sadar kah ",ucap ku.
"Istri Bapak tadi sadar, karena kesakitan ...jadi kami beri obat penghilang rasa sakit , makanya tertidur kembali ",ucap suster.
Lalu aku duduk mendekati istri ku, ku pandangi wajah nya, ku cium tangan nya, ku cium pipi nya, sambil ku bisikkan kata" sayang bangun aku kangen, cepat sembuh, semangat ya sayang, aku dan anak anak menanti ku sayang" ucap ku pelan.
Lalu aku duduk di samping istri ku, tiba tiba aku di kejutkan oleh adikku Rizal.
"Bang Rinto , Abang belum makan kan ....nih ada nasi bungkus untuk Abang ", ucap nya, sambil menyodorkan nasi bungkus kepada ku.
"Aku tidak selera makan Zal", timpal ku.
"Bang Rinto harus makan, biar punya tenaga untuk menjaga Kak Rina, bang Rinto harus sehat", ucap adikku Rizal.
Benar juga pikir ku, aku harus makan, aku harus sehat, kalau aku sakit siapa yang menjaga istri ku. Tiba tiba saja perut ini berbunyi ,bergendang , berdendang , seolah olah protes karena sudah telat makannya.
"Tuh kan perut nya sudah berbunyi ",ucap adik ku, lalu menyodorkan nasi bungkus dan air kemasan kepada ku. Akhirnya kami makan bersama sama, rasanya sudah sangat lama kami tidak pernah makan bersama lagi, karena sudah punya keluarga masing masing, tinggal yang berjauhan, semuanya sudah sibuk dengan keluarga baru nya. Siapa sangka momen ini lah yang membuat kami bisa makan bersama kembali, walaupun hanya makan nasi bungkus.
Walau sudah lama tidak bertemu, ntah kenapa aku malas mau bertanya kabar tentang nya, karena yang ada di pikiran ku hanya istri ku. Kami hanya ngomong seperlu nya, lebih banyak diam.
Lalu adikku berkata padaku.
" Abang Rizal istirahat saja, tidur lah, biar aku yang menjaga kak Rina, tadi aku sudah tertidur, sekarang giliran Bang Rizal yang tidur " ucap adik ku".
"Baiklah .... aku tidur di ruang tunggu saja ya jawabku . ...", di rumah sakit ini ada ruang tunggu pasien, bisa untuk tidur, lesehan dan bermain anak anak .
"Iya bang ", ucap adik ku, akhirnya aku pun berlalu meninggalkan ruang istri ku.
Tiba tiba suster menghampiri ku...
"Mas ....klu mau istirahat, istirahat/ pulang, pulang saja dulu mas ucap nya, tinggal kan saja nomer yang bisa di hubungi. Kami di sini memantau perkembangan pasien ya mas, jadi ndak perlu khawatir ",ucap suster.
"Oh begitu ya Sus ",timpal ku...
"Aku titip Kak Rina ya sus , ini nomer yang bisa di hubungi ya Sus ", ucap ku, kuberikan nomer ku, dan nomer hp Bang Rizal.
"Iya mas "timpal suster.
Akhirnya aku pergi meninggalkan ruang ICU, menuju ruang peristirahatan penunggu pasien.
Ku lihat Bang Rizal sudah tertidur, lalu aku merebahkan tubuh ku di ruang peristirahatan.
Share this novel