Lama update di sini karena yang komentar tuh dikit banget dibanding yang baca, jadi gak tau, ini cerita menarik buat dilanjutin atau stop ditengah jalan!
So kalo mau lanjut, komen yang banyak!
Happy Reading gengs!!!
??????????
Darko menyeka sudut matanya dan menatap Amanda yang tertunduk sambil menangis dalam diam. Darko mengangkat dagu Amanda dan menyeka airmatanya.
"Apa kau bersedia untuk menjadi pelengkap kehidupanku? Menjadi penyempurna diriku yang terlihat kuat tapi rapuh ini? Aku mencintaimu... sangat!" ucap Darko.
Amanda mencium bibir Darko tanpa permisi dan aba-aba membuat pria itu terkejut. Darko membalas ciuman itu tidak menggebu, tidak diliputi nafsu, ciuman yang mengisyaratkan ketulusan, kasih sayang dan rasa rindu.
Keduanya hanyut dan tenggelam terbawa suasana. Ciuman yang awalnya hanya biasa, perlahan mulai tidak terkontrol. Hal yang Amanda takutkan sedari awal ketika bertemu Darko kembali, yaitu menyerahkan dirinya sepenuhnya di bawah kuasa pria miskin ekspresi itu.
"Can we..." Amanda menyela pertanyaan yang akan diajukan oleh Darko padanya. Ia mengangguk seakan mengerti apa yang akan Darko tanyakan padanya.
"Seriously?" Darko menyakinkan Amanda di sela ciumannya dan lagi-lagi Amanda mengangguk.
Persetan dengan rasa gengsi atau apalah itu. Amanda sudah tidak memikirkannya, yang sekarang ada dipikirannya adalah melanjutkan rasa penasarannya yang sempat tertunda beberapa hari yang lalu.
Sebutlah dia wanita gila, Amanda bahkan tidak peduli lagi. Ia sudah tidak bisa menolak pesona Darko lagi, apalagi setelah melihat sisi rapuh pria itu.
Darko tidak akan menunda bahkan berlama-lama lagi ketika mendapat lampu hijau untuk menyalurkan hasrat nafsunya yang kian menggila pada Amanda.
Ia membuka semua pakaian yang melekat ditubuhnya dengan terburu dan melemparnya sembarangan. Lalu tangannya membantu Amanda untuk melepas pakaian yang dikenakan wanita itu. Keduanya kini sudah dalam keadaan polos tidak ada satu benangpun yang menutupinya.
Mata Darko meneliti setiap inci tubuh Amanda tanpa terkecuali, kali kedua ia melihat semuanya tapi tetap saja selalu terpukau akan tubuh sempurna Amanda yang tanpa cacat sedikitpun.
Darko menunduk untuk kembali menciumi keseluruhan anggota tubuh Amanda tanpa kecuali, di mulai dari dahi, lalu ke kedua kelopak mata yang terpejam, pipi kanan dan kiri, puncak hidung kemudian melumat bibir yang menjadi candunya.
Setelah sedikit bermain-main dengan belitan lidah, ciuman Darko turun ke leher jenjang wanita itu, meninggalkan tanda kepemilikannya di sana. Kini ia telah sampai pada kedua bukit kembar Amanda, Darko tidak menunggu lama untuk melahap habis, berpindah dari kanan dan kiri secara berulang-ulang diiringi dengan desahan Amanda.
Tubuh Amanda meliuk ke kanan dan ke kiri saat ciuman Darko turun menuju perut ratanya. Desahannya semakin menjadi ketika lidah Darko sudah mencapai wadah celupan lolipop milik wanita itu.
"Sssshhhh... Ughh..." Tangan Amanda menggenggam erat sprei saat lidah Darko bermain di wadah celupan miliknya. Tubuhnya semakin menggeliat lebih cepat, merasakan geli bercampur nikmat tiada tara.
'Kenapa lidahnya lihai sekali mengobrak abrik wadah celupan lolipopku! Dasar Darko sialan!' batin Amanda.
Tubuh wanita itu mengejang setelah beberapa menit Darko berada di bawah sana mengacak-acak pusat dirinya. Amanda sudah mencapai klimaksnya.
"Darkooooo... oh, shit!" peluh membanjiri dahi Amanda, deru napas keduanya naik turun dengan cepat.
Amanda memejamkan mata dan terkulai lemah, ia baru saja mendapatkan pelepasannya yang pertama, sedangkan Darko, pria itu tersenyum puas melihat klimaks yang didapatkan Amanda akibat lidahnya.
Tidak ingin kejadian kegagalan terulang kembali untuk ke dua kalinya. Darko dengan cepat mengambil ancang-ancang untuk mencelupkan miliknya ke dalam milik Amanda.
Amanda membuka matanya dan menatap Darko yang sudah mengambil posisi tepat di depan wadah celupannya.
"Everything gonna be okay. Percaya padaku, aku akan melakukannya perlahan," Darko mencoba meyakinkan Amanda yang terlihat ragu.
Pria itu membuka lebar kedua kaki Amanda dan menumpuhkan kedua tangannya di kedua sisi tubuh Amanda. Wanita itu terlihat menarik napas panjang saat Darko dengan perlahan menggesekan lolipop miliknya di depan pintu wadah celupan Amanda.
Amanda menggigit bibirnya kuat dan mencengkeram bahu kekar Darko saat pria itu mulai perlahan mencelupkan lolipopnya.
Nyeri! Satu kata menggambarkan perasaan Amanda saat ini.
Darko terlihat kesusahan untuk mencelupkan lolipopnya, tapi dengan sedikit hentakan akhirnya lolipopnya masuk dengan sempurna.
"Kau masih perawan?" tanya Darko ketika melihat airmata keluar dari kedua bola mata Amanda.
Darko begitu terkejut mendapati kenyataan ini. Tenyata informannya benar, jika wanita bar-bar keras kepala ini masih perawan. Kabar ini adalah kabar yang bahagia untuk Darko.
"Ssssshhh... Jangan banyak bertanya, lakukan apa yang ingin kau lakukan," ketus Amanda di sela percintaan panas mereka.
Darko tersenyum lalu bergerak perlahan agar Amanda terbiasa dan merasa rileks atas kehadiran miliknya di dalam sana. Di rasa wanita itu sudah cukup santai dan terbiasa, Darko menaikan sedikit tempo gerakan celupannya.
Desahan bersautan satu sama lain keluar dari mulut Amanda maupun Darko. Kedua insan manusia itu sedang berusaha mencapai puncak kenikmatan dunia.
Amanda merupakan candu untuk Darko. Seperti heroin yang membuatnya ketagihan dan sulit berhenti.
"Darko... Ughh... I wanna cu- cum," ucap Amanda.
"Wait me, darling!" Darko semakin mempercepat tempo gerakannya, ia ingin klimaks berbarengan dengan Amanda.
"I can't~ Umm..."
"Aaaarghh...~" Keduanya mendesah bersamaan saat sudah mencapai klimaks.
Darko berhasil menumpahkan bibit-bibit unggulnya ke dalam rahim Amanda.
'Semoga satu diantaranya berhasil berkembang di dalam sana,' batin Darko.
Amanda terkulai lemas, kehilangan seluruh tenaganya. Namun, ia tersenyum bahagia karena berhasil mengobati rasa penasarannya atas rasa bercocok tanam atau celap celup yang sering Nana ceritakan padanya.
Nikmat dan membuat ketagihan. Itu yang Amanda rasakan. Wajar saja jika sahabatnya satu itu begitu menggilai aktivitas panas di ranjang.
Amanda berguling membelakangi Darko. Ia cukup malu untuk menghadap pria itu. Ingin rasanya melarikan diri tapi nyeri di bagian bawahnya masih sedikit mengganggunya, untuk itu ia memilih memejamkan mata. Merilekskan tubuhnya dan memulihkan tenaganya yang cukup banyak terkuras.
Darko berinisiatif untuk menarik selimut yang berada di bawah kaki mereka dan menutupi tubuh keduanya. Ia mengambil tempat di belakang tubuh Amanda, memeluk wanita itu dari belakang serta menempelkan dada bidangnya pada punggung polos Amanda.
Sebelum ikut tidur, Darko mengecup bahu Amanda dan berbisik.
"Good night, Darling. Terima kasih untuk hal hebat dan luar biasa malam ini," bisik Darko.
Amanda tidak menjawab, ia semakin menenggelamkan wajahnya pada bantal.
Keduanya tertidur pulas.
??????????
Setelah melewati aktivitas panas, kini Amanda terjaga dengan posisi yang wanita itu dapati telah berubah. Tubuhnya sudah menghadap Darko sepenuhnya, bahkan kepala pria itu berada pada caruk lehernya, napas hangat dengan irama teratur pun begitu terasa. Lengan kokoh itu memeluk erat tubuh Amanda.
Amanda berinisiatif untuk melepaskan pelukan Darko pada tubuhnya. Wanita itu mengangkatnya dengan pelan dan hati-hati agar tidak membangunkan pria miskin ekspresi itu yang terlihat begitu nyenyak tidurnya.
Arsitek cantik itu begitu menikmati pelukan yang diberikan Darko namun, ia lebih membutuhkan toilet untuk saat itu. Wanita itu mencari sesuatu untuk menutupi tubuh polosnya untuk ia pakai menuju toilet tapi nihil. Hanya ada satu selimut dan itu sedang dipakai untuk menutupi tubuh Darko yang sama saja dengannya seperti saat ini.
Tanpa pikir panjang, Amanda hanya berlari dengan secepatnya sambil menahan nyeri di daerah wadah celupan lolipop dan tanpa suara dengan tubuh yang polos itu.
Wanita itu bergidik ngeri ketika memandang pantulan tubuhnya di cermin di dalam toilet. Lehernya dipenuhi seperti lebam merah yang mulai membiru bahkan terlihat sedikit hitam. Tidak hanya di leher, tapi di dada bagian atas kanan dan kiri juga seperti itu. Ternyata pria bertato di lengan dan miskin ekspresi itu begitu buas memberikan tandanya.
'Pikirkan itu nanti. Kau harus segera membersihkan diri, Amanda bodoh!' maki Amanda di dalam batinnya pada dirinya sendiri.
Amanda memilih untuk berendam ke dalam bathtub, merelaksasi tubuhnya yang terasa begitu lelah. Wanita itu memegangi bibirnya yang membengkak.
"Sial! Sudah bengkak, kissmark di mana-mana tapi tetap saja aku menyukainya. Otak bodoh! Tolol!" gumam Amanda.
"Akhirnya aku juga melakukan adegan celup mencelup lolipop. Wadahku sudah lepas dari segelnya karena terbawa suasana,"
"ASTAGA!!! Semalam pria itu tidak memakai pengaman! Bagaimana jika aku tiba-tiba hamil? Dia menghilang? Oh, Tuhan! Kau begitu bodoh dan ceroboh, Amanda!"
"Menyerahkan sesuatu yang berhargamu begitu saja tanpa jaminan apapun. Bukankah jaman sekarang sudah begitu banyak bukti jika pria hanya ingin enaknya melakukan skidipapap lalu pergi begitu saja, menghilang, mengabaikan tanggungjawabnya. Lalu kenapa kau melakukannya? Amanda, kau memang bodoh, bodoh, sangat bodoh!!" Amanda bermonolog.
Wanita itu bergegas menyudahi acara mandi basah-basahan dan rendamannya lebih cepat dari keinginan awalnya karena ia kelaparan.
Dengan memakai jubah mandi berwarna maroon, Amanda keluar dari toilet. Namun, alangkah terkejutnya ia, ketika kedua bola matanya bersitatap dengan pria miskin ekspresi yang memiliki tatapan tajam yang sedang bertelanjang dada sambil memamerkan dada bidang yang sedang bersandar pada kepala ranjang.
??????????
Darko begitu terkejut ketika membuka matanya. Posisi di sebelahnya sudah kosong. Ia kehilangan kenikmatan serta kenyamanan tidur ketika seseorang ia peluk sepanjang malam, tiba-tiba menghilang.
Ia sempat panik dan bergegas berdiri dengan tubuh polosnya mencari keberadaan wanita yang memberikannya kenikmatan surga dunia itu di berbagai ruangan yang ada. Tapi ketika ia mencoba membuka pintu toilet ternyata terkunci, Darko segera berpikir jika wanita keras kepala itu berada di dalam sana.
Pria itu menghela napas lega. Setidaknya wanita itu tidak lari atau menghilang tanpa jejak meninggalkannya akibat hal panas semalam.
Darko hanya memakai boxer lalu memilih duduk di atas ranjang sambil menghubungi pihak hotel untuk membawakan makanan ke dalam kamarnya. Pria itu menunggu Amanda sehingga tidak melepaskan pandangannya dari arah pintu toilet.
Kejadian panas yang beberapa jam lalu mereka lakukan kembali menghiasi isi kepala Darko. Tidak ada kata puas ketika sudah merasakan nikmatnya Amanda. Setiap sudut tubuhnya seakan menjadi heroin untuk Darko. Jika ingin mengulang kembali, Darko pasti dengan senang hati akan melakukannya.
Tatapannya terkunci pada sosok wanita yang baru saja ia pikirkan. Wanita bermulut tajam dan memiliki mata seperti kucing itu memakai jubah mandi berwarna maroon, terlihat berlipat-lipat lebih sexy. Lolipop Darko bereaksi dengan cepat ketika melihat Amanda memakai pakaian seperti itu.
Amanda berjalan menuju sofa yang ada di dalam ruangan itu. Ia memilih untuk diam sambil mengecek ponselnya. Baik Darko ataupun Amanda memilih diam dan sibuk pada pikirannya masing-masing.
Pintu kamar di ketuk, Amanda menoleh ke arah Darko. Terlihat pria itu melenggang santai menuju pintu untuk
membukakan pintu. Amanda terkejut ketika barisan para pelayan membawakan berbagai makanan untuk mereka berdua.
'Well, semua terlihat begitu lezat!' batin Amanda melihat semua sajian makanan di depan wajahnya.
Semua pelayan keluar meninggalkan kamar ketika sudah menata semua makanan pesanan Darko.
"Makanlah terlebih dahulu, sebelum kita membahas sesuatu," ucap Darko pada Amanda.
Wanita itu diam, ia sudah kehilangan banyak tenaga dan akan memulihkannya kembali dengan makan sebanyak-banyaknya. Mereka makan dalam diam.
??????????
"Kau belum menjawab pertanyaanku semalam," kata Darko memulai pembicaraan mereka berdua.
Amanda menatap lurus ke luar jendela dibanding menatap dada telanjang Darko yang bisa merusak kinerja otaknya. Amanda tahu apa yang Darko sedang bahas kali ini. Ajakan untuk menjadi pelengkap kehidupannya atau dengan kata lain menjadi kekasih bahkan istrinya.
"Amanda, ayo kita menikah!" Sederet kalimat yang diucapkan Darko barusan sukses membuat wanita itu menoleh dan menatap tajam Darko.
Tapi raut wajahnya yang tegang dengan cepat berganti, senyuman miring terbit di bibir seksi Amanda. Kaki jenjang putih mulusnya berjalan menuju meja, ia mengambil segelas wine yang ada di sana. Meneguknya hingga tandas dan menuangkannya lagi.
Di luar dugaan, Amanda kembali menuangkan segelas wine ke atas kepala Darko meskipun dengan berjinjit. Darko terkejut dan mengumpat pelan.
"Shit! Apa-apaan ini, kenapa kau menyiram kepalaku lagi?" Darko meluapkan emosinya.
Amanda meletakan kembali gelas ke atas meja dan menyilangkan kedua tangannya ke depan dada sambil menatap Darko tajam.
"Kau kira semudah itu untuk mengajakku menikah?"
"Aku tidak mau menikah denganmu!" ucap Amanda lantang.
"Siraman wine itu gunanya untuk mencuci otakmu yang sudah cukup tidak waras," ucap Amanda tanpa ragu.
Darko menautkan alisnya, bingung bercampur kesal dengan ucapan Amanda.
"Bagian mana yang kau katakan jika otakku kurang waras? Apa mengajak seseorang menikah adalah hal yang tidak waras?" geram Darko.
"Iya, bagian itu untukku adalah hal yang tidak masuk akal dan tidak waras,"
"Jangan kau pikir setelah berhasil bercinta denganku, maka aku langsung setuju dengan ajakanmu menikah? Oh, tidak semudah itu, sayang!"
"Bercinta adalah hal yang lumrah. Aku tidak menyesali apa yang sudah terjadi. Tidak usah kau pikirkan,"
"Aku tidak begitu mengenalmu, aku juga harus membuktikan jika ibumu memang sudah meninggal! Aku juga masih banyak permintaan yang lain yang harus kau penuhi jika menjadi pendamping seumur hidupku." ucap Amanda lantang.
Darko tertawa sumbang. Kedua tangannya berkacak pinggang.
"Ibuku meninggal lalu kau pikir aku menjadikannya lelucon atau sebagai bahan pencari simpatimu? Oh, gila! Yang benar saja!" kata Darko.
"Ibuku meninggal itu fakta yang ada. Demi Tuhan, Amanda! Aku sengaja menutup rapat akses media untuk meliput. Aku tidak ingin meninggalnya ibuku dijadikan bahan perbincangan orang banyak. Aku juga tidak ingin kabar ibuku meninggal dijadikan senjata bagi lawan bisnisku untuk menjatuhkanku. Kau bahkan tahu, bagaimana mengerikannya dunia bisnis itu seperti yang dijalani oleh orangtuamu."
"Apa yang ingin kau ketahui tentangku? Kau bisa mencari tahunya dengan bertanya apapun padaku. Apa yang ditulis oleh media tidak sepenuhnya benar! Untuk itu, aku selalu berusaha menutup akses wartawan untuk meliput mengenaiku, apalagi sekarang kau sudah terlibat denganku."
"Terakhir, apa lagi yang kau ingin aku lakukan agar kau mau menikah denganku? Aku akan melakukan semuanya. SEMUANYA!!! Katakan saja apa yang kau inginkan dariku?" tantang Darko.
'Sebegitu cintakah dia padaku, sampai ia mau melakukan apapun untukku?' batin Amanda.
"Kau tanya apa yang aku minta?" tanya Amanda.
"Tentu saja!" jawab Darko mantap.
"Kau yakin mau mengabulkan apapun yang aku minta darimu?" Amanda meyakinkan lagi.
"Katakan saja tidak usah bertele-tele!" kesal Darko.
"Baiklah, aku tidak akan banyak bicara lagi,"
"Aku ingin kau mengubah semua aset yang kau miliki menjadi atas namaku, SEMUANYA!!! Bagaimana?" Amanda tersenyum licik.
"Holy shit! Are you kidding me?" umpat Darko sambil menyeka wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
Darko menggenggam erat telapak tangannya sehingga buku-buku jarinya memerah. Tatapannya begitu tajam seakan ingin menguliti Amanda. Namun, wanita itu tak acuh, malah memilih duduk santai dengan menyilangkan kakinya sambil tersenyum sombong.
"Aku ini wanita mata duitan, jika kau ingin tahu!" ucap Amanda santai.
??????????
Share this novel
Lanjut.. Lanjut.. Lanjut...
Lanjut.. Lanjut.. Lanjut...
weeeewww ending yang tak terduga