2.diam diam aku suka

Drama Series 622

°cinta yang memaksaku mengejarmu°

sella berdiam diri di dalam kelas dengan di temani Lili yang masih sibuk bermain ponselnya, Sella yang melihat hal itu merasa dirinya terabaikan.

"sibuk banget tah sampe gak inget temen." tegur Sella.

"bentar-bentar gue lagi main ML nih."

sella tercengang setelah mendengar sahabatnya ikut-ikutan bermain mobile legends yang lagi ngetren, yang ia pikir hanya laki-laki saja yang bermain game itu.

"lo sibuk dari tadi, cuma maen game?."

"iya gue lagi menangan nih, pake miya hebat loh, walaupun perempuan. tapi, dia kuat."

Sella yang tidak mengerti apa yang di bicarakan hanya bisa mengerutkan dahinya.
"miya siapa?"

"ini loh, cantikkan?" tunjuk Lili memperlihatkan ponselnya.

"gak tau lah gue gak ngerti."

mata sella tanpa sengaja melihat kedua sahabatnya yang ingin menghampirinya, telah hampir sebulan kedua sahabatnya itu tidak berteman lagi dengannya, karena alasan hal sepele mereka bermusuhan. waktu itu mereka salah menebak siapa yang akan menang dalam pertandingan moto gp, hingga akhirnya mereka berdebat panjang dan memutuskan untuk tidak mau mengenal satu sama lain, bukankah itu terdengar aneh?

"kenapa lo kesini." tanya Sella malas.

Lili yang menyadari kedua sahabatnya itu datang lagi, ia langsung menghentikan bermain gamenya.

"sella maafin gue, gue kemaren itu lagi khilaf." mohon Dila yang tubuhnya lebih pendek dari Sella.

"hmm." jawab Sella berdehem.

"iya Sell maafin kita, masa lo gak mau maafin sih. kalo lo maafin kita, kita bakalan ngasih informasi penting buat lo." bujuk fifi yang badannya paling gemuk.

Sella terlihat berfikir sebelum memaafkannya.

"lorang apa kabar." tanya Lili yang merasa tidak terjadi apa-apa.

"baik dong." jawab mereka serempak.

Dila langsung duduk Di samping Lili, sedangkan Fifi. ia harus menggeret kursi untuk bisa gabung dengan mereka.

Sella yang merasa kesal melihat Lili sangat Akrab dengan mereka tidak terima begitu saja.

"loh kok lo nyuruh dia duduk sih." ujar Sella kepada Lili.

"bukannya ini tempat duduk buat siapa aja ya." jawab Lili polos

Dila dan Fifi mengangguk membenarkan perkataan Lili.

Sella tidak bisa berkata-kata lagi, omongan Lili terdengar sangat benar.
"gak adil!" kesal Sella berpangku tangan.

"kemaren gue liat Aldo lo." ucap Dila dramatis.

"yang bener lo?" tanya Lili

"bener dong, gak mungkin kita berdua bohong." tukas Fifi.

Sella yang merasa tertarik dengan percakapan mereka setelah mendengar nama Aldo, kembali bersemangat kembali.

"ha! lo liat Aldo dimana?" tanya Sella antusias.

Dila dan Fifi saling menatap melihat perubahan Sella yang mendadak, lalu mereka tersenyum.

"lo cepet banget berubahnya." ujar Fifi.

"di perpustakaan dong, dia bareng cewek, lo tau cewek itu siapa?" ucap Dila serius menatap sahabatnya.
"dia itu dista! astaga gue kaget liatnya, dia pegangan tangan gitu."

"iya kayana dia akrab banget dengan Aldo." sambung Fifi.

Sella yang mendengarnya langsung memanas, ia menggebrak meja dan berdiri, membuat mereka kaget bukan kepalang.

"dusta!!! lo suka banget ngerebut cowok yang gue incer." emosi Sella.

Fifi ikut berdiri.
"Sell tahan marah lo itu." ujar Fifi berusaha menenangkan Sella, setelah dirasa tenang Sella kembali duduk di kursinya.

"gue baru tau lo suka sama Aldo." tanya Dila heran.

Lili mengerutkan dahinya.
"lo baru tau?"

Dila menggukan kepalanya, memberitahu kalo ia benar-benar tidak tahu.

"baiklah kalo lo suka sama Aldo, kita bakalan bantu." kata Dila antusias.

"gue dukung." sambung Fifi.

"gue mah ikut aja." jawab Lili.

***

Sella dan ketiga sahabatnya berjalan mencari keberadaan Aldo, Sella benar-benar malu melihat Aldo jika ia menemuinya.

"kalian serius." tanya Sella.

"iya serius dong." jawab Fifi.

tiba-tiba, Dila yang berjalan paling depan menghentikan mereka.
"tunggu!"

"ada apa sih." ujar Lili.

"liat itu, Aldo lagi maen bola." tunjuk Dila.

"ha! mana-mana gue mau liat." ucap sella.

benar saja Aldo sedang bermain bola bersama teman-temannya, ia tersenyum melihat Aldo, Aldo terlihat keren pikirnya.

"yah gak ada tempat duduk" ujar Dila.

"sini biar mereka gue usir." ucap Fifi sok pemberani.

"eh kasihan." jawab Lili.

Fifi langsung mengusir kedua orang perempuan yang sedang minum air.
"pergi kita mau duduk!" usir Fifi yang terlihat menyeramkan.
kedua perempuan itu yang merasa tidak terima melototi Fifi.
"kenapa lo melotot-melotot, lo berani!" sentak Fifi yang membuat kedua perempuan itu langsung pergi.
"hebat kan gue." ujar Fifi memamerkan

mereka terkejut melihat keberanian Fifi yang patut di acungkan jempol, namun. jangan ditiru ya berbahaya.

mereka langsung duduk menonton pertandingan sepak bola. namun, bagi Sella pertandingan sepak bola itu hanya ada Aldo.

"menurut buku yang gue baca, melihat dari garis wajahnya Fifi. Fifi mendapatkan laki-laki yang kuat seperti Deni." ujar Dila menerawang.

mereka melihat Deni yang sedang memalak uang jajan.
"bawa sini duit lo, atau lo gak selamat." ujarnya. namun, jangan ditiru.

Fifi tertawa malu, sambil memukul Dila yang berada di sampinnya.

"aw sakit, jangan kuat-kuat." ucap Dila meringis kesakitan.
"tapi. kalo Lili sepertinya mendapatkan laki-laki yang lembut, kaya ilham." terawang Dila.

mereka melihat Iham yang sedang bermain bola.

"woy Ham oper."

"takut."

"iyu...h" ucap mereka berbarengan melihat Iham terlalu lembek.

"eh enak aja, tipe gue itu yang ganteng kaya Mike. darah campuran." bela Lili melihat Mike yang sedang menyandar di tembok.

"iyuh pucet kaya mayat." jawab Fifi.

mereka tertawa melihat Mike yang terlalu putih, lalu Dila melanjutkan melihat garis wajah temannya.
"kalo Sella cocoknya kaya Aldo, populer."

"cie..." ujar Fifi dan Lili berbarengan.

Sella tertawa malu mendengar ucapan temannya.
"apa sih kalian ini."

"eh liat, dia liat kesini." ujar Dila menjunjuk ke arah Aldo.

Sella yang merasa kesempatan ini tidak mau hilang, langsung membalas melihatnya dengan tersenyum, tak di sangka Aldo membalas senyumannya.

"cie...." ucap mereka serempak.

Sella terlihat malu-malu kucing, sambil terus memengangi pipinya yang memerah.

"haus nih beli minum yuk." ajak Fifi.

"yuk lah gue juga haus." Jawab Lili.

dengan malas Sella mengikuti mereka ,padahal ia ingin berlama-lama melihat Aldo.

sesampainya di kantin, terlihat antreannya sangat panjang tidak seperti biasanya. di karenakan cucanya sangat panas.

"cepet dong, lama betul yang di depan."

"sabar dong."

dengan sabar mereka mengantre hingga giliran mereka, akan tetapi antrean mereka di serobot membuat mereka hampir jatuh.

"hati-hati dong, kalo mau beli antre gak indonesia banget sih." kesal Sella

"iya nih nyerobot aja." ucap Lili yang tidak Kalah kesal.

tetapi Aldo datang menyelamatkan mereka, Aldo langsung membelikan Air untuk mereka berempat, membuat Sella semakin terpaku akan kebaikannya.

"nih, lain kali jangan sampe jatuh." peringati Aldo.

Sella merasa canggung mengambil botol air minum itu, tangannya tidak berhenti untuk gemetaran.
"terimakasih."

aldo tersenyum menatap Sella yang berlagak aneh.

#author

terimakasih sudah baca

see you

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience