Hai,,,,i'm back maaf jika update terlalu lama
Happy reading........
_________________________________________
Rendra merebahkan tubuhnya di tempat tidur kingsize, tepat sebelahnya Anjani tidur dengan nyenyak. Sesekali Anjani menggosokkan pucuk kepalanya pada lengan Rendra. Sang ayah tersenyum kecil melihat putri satu-satunya itu.
Terbayang ingatannya lima jam lalu. Tanpa sadar Rendra mengusap bibirnya yang sedikit menghitam karena sering merokok. Ia mengecup bibir Diandra dengan sadar, tapi bukan ciuman penuh nafsu hanya menempelkan bibir tanpa tuntutan. Entah apa yang merasuki pikiran Rendra saat itu.
Rendra tersenyum lagi, hatinya mulai terbuka. Esok ia ingin mengungkapkan perasaan yang mengganjal selama bertahun-tahun. Ya, esok hari pasti terwujud.
Dian masih gelisah dikamar kosnya pikirannya juga terbayang pada kejadian didepan kantornya. Saat itu Rendra mencium bibirnya. Dian tersenyum simpul benarkah Pak Rendra menyukainya.
Alhasil Rendra datang terlambat ke kantornya. Getaran ponsel disakunya membuyarkan konsentrasinya. Dahinya berkerut saat seseorang yang mengirimnya pesan mengatakan tidak bisa masuk, karena salah satu orangtuanya sakit. Dilihatnya panggilan masuk sebanyak enam kali dan pesan yang sebanyak sepuluh.
Desahan keluar dari mulut Rendra, ia merasa gagal sebelum berperang. Raganya sedikit loyo.
Biarlah mungkin dua hari setelah kepulangan Diandra , batin Rendra. Dirinya bersenandung kecil menuju ruangannya.
Rendra tertegun saat melihat sosok perempuan mungil duduk di kursi Diandra. Siapa ya, pikir Rendra.
Perempuan itu membalikkan kursi dan langsung saja ia berteriak kencang lalu memeluk Rendra.
"Mas Rendra!!!", seru perempuan itu dan Rendra hanya tersenyum masam. Ah pasti ada maunya, batin Rendra.
Tak jauh dari ruangan Rendra tak sengaja Sandra melihat Rendra memeluk perempuan, pikirannya melayang memikirkan siapa perempuan itu. Dan bagaimana mereka bisa seakrab itu.
Sandra mengetik sesuatu diponselnya lalu mengirimkan pada Diandra. Mungkin sang sekretaris tahu sesuatu.
**
Share this novel