Hari Minggu biasanya menjadi hari yang menyenangkan untuk Vania melepas penat dari kesibukannya di kampus.tapi tidak untuk hari ini.gadis itu malah terlihat gelisah.pasalnya nanti malam adalah acara ulang tahun bela.dan sampai detik Vania belum berhasil juga membujuk Gilang untuk ikut bersamanya nanti malam.
"Duh!!..gimana nih!!..kalau Dion tau gue boong soal pak gilang.dia pasti bakal terus-terusan ngejar gue!!" Gumam Vania sambil menatap langit-langit kamarnya.
"Lagian tuh dosen susah banget sih diajak kerjasamanya?"
"Emang apa kurangnya gue??"
"Cantik??"
"of course???"
"Manis??"
"Manisan gue dari gula"
"Seksi??"
"Body gue gak jelek-jelek amat kok?!"
"Tapi kenapa tuh dosen nolak gue???"
"Aarrrgghhh!!!....stres gue lama-lama kayak gini!!!" Vania mengusap kasar wajahnya.
"Mending gue ke cafe mama aja deh?" Gadis itu pun turun dari kasur lalu bersiap-siap untuk pergi ke cafe.
================
"totalnya jadi 458 ribu,mas?" Ucap seorang kasir minimarket yang baru saja selesai menghitung semua belanjaan Gilang.
Gilang mengangguk kemudian mengambil dompet berwarna hitam di saku belakang celananya.diambilnya lima lembar uang berwarna merah lalu memberikannya kepada sang kasir.
"Kembaliannya 42 ribu ya mas.terima kasih sampai belanja kembali?" Setelah menerima kembaliannya,Gilang segera keluar dari minimarket.lalu menaruh beberapa kantung belanjaannya di bagasi mobil.
Gilang masuk ke dalam mobilnya dan mulai melajukan mobil tersebut dengan kecepatan sedang.dipertengahan jalan tiba-tiba saja perut Gilang terasa lapar.dia pun memutuskan untuk mencari makan terlebih dahulu sebelum pulang kerumah.
Seulas senyum langsung terkembang di wajah tampan Gilang tatkala melihat sebuah tempat yang tidak asing baginya.dengan hati-hati Gilang membelokkan mobilnya memasuki tempat tersebut.setelah keluar dari mobil Gilang tidak lupa mengunci pintu mobilnya,kemudian masuk kedalam cafe.
"Selamat da-" seorang wanita yang menyambut kedatangan Gilang langsung menghentikan ucapannya saat melihat sosok laki-laki itu masuk kedalam.
"Siang Tante Dea?" Sapa Gilang dengan sopan dan mengumbar senyum.
"Eh,siang juga?kamu itu....-
"Saya Gilang tante.temannya Adnan.ingat??" Ibu deana berfikir sejenak.tidak lama wanita tersebut mulai mengingat sosok Gilang.
"Oh iya,,saya baru ingat.maaf ya?" Keduanya saling melempar senyum.
"Kamu sendirian aja?" Tanya ibu deana yang langsung diangguki oleh Gilang.
"Iya Tante.saya sendirian aja.tadi abis belanja keperluan rumah di minimarket.kebetulan lewat sini.jadi sekalian mampir deh?" Jawabnya.
"Kamu mau makan??minum??atau apa??" Ibu deana kembali bertanya kepada Gilang.
"Aku mau pesan Sop iga sapi ada gak Tan?" Dengan cepat wanita itu mengangguk.
"Tentu aja ada.untuk Minumnya?"
"Ice lemon tea aja tan?"
"Oke,saya akan siapkan.kamu duduk dulu ya?"
"Terima kasih Tante?" Gilang tersenyum kemudian berjalan ke meja nomor lima yang terlihat masih kosong.seperti biasa suasana cafe terlihat ramai.Banyak pelayan yang sibuk melayani para pembeli.
Gilang duduk dengan nyaman.sambil menunya pesanannya datang Gilang menelfon sang bunda untuk memberitahukan bahwa dia makan siang di luar.
=================
Sambil bersenandung kecil Vania memarkirkan mobilnya di parkiran cafe milik sang mama.dengan mini bag yang tersangkil di bahunya gadis itu keluar dari mobil sambil tersenyum-senyum.
"Loh.ini kan mobilnya pak Gilang??" Gumam Vania saat melihat mobil Gilang terparkir bersebelahan dengan mobilnya.
"Apa iya pak Gilang dateng ke cafe lagi?" Batinnya.Untuk memastikannya dia pun segera masuk kedalam cafe.dan ya,benar saja.laki-laki itu ada disini.tepat beberapa langkah dari tempatnya berdiri.vania menatap fokus laki-laki berpakaian casual di meja nomor 5.
Niat hati ingin menghampiri Gilang tapi tiba-tiba saja langkahnya terhenti ketika sang mama memanggil dirinya.
"Kenapa ma?" Tanya Vania.
"Ini?" Ibu Deana langsung memberikan sebuah nampan yang terdapat makanan dan minuman kepada Vania.
"Tolong bawakan pesanan ini ke meja Nomor lima ya?" Pinta ibu deana sambil menunjuk ke arah Gilang.vania mengikuti arah tangan sang mama.vania tersenyum.seperti kebetulan,pesanan tersebut ternyata untuk Gilang.
"Oke?!" Tanpa berlama-lama Vania berjalan menuju meja dimana Gilang berada.
"Permisi?" Ucap Vania kepada Gilang yang tengah sibuk memainkan hp.
Gilang yang mengetahui ada seorang yang datang segera menghentikan aktivitasnya lalu melihat orang didepannya.
"Vania??"
"Iya,saya?" Ucap Vania sambil menaruh pesanan Gilang ke atas meja.
"Saya memang suka dateng kesini saat senggang pak?" Ucap Vania lagi seakan tau apa yang akan Gilang tanyakan kepada dirinya.
Gilang menarik sudut bibirnya kebawah.pandangannya kini teralih kepada sop iga sapi yang dipesannya tadi.gilang mengambil sendok lalu mencicipi sedikit kuah dari sop iga sapi tersebut.ternyata rasanya enak.bahkan lebih enak dari sop iga sapi yang pernah Gilang makan.gilang ketagihan,dia pun menyendok kembali kuah sop nya.
"Kamu ngapain masih disini?" Tanya Gilang ketika melihat Vania masih berdiri dihadapannya dengan tatapan sulit diartikan.Tanpa dipersilahkan duduk ,gadis itu sudah mendaratkan bokongnya di kursi.
"Saya mau makan Vania?" Ucap gilang.namun gadis itu sama sekali tidak merespon.
"Kamu mau sop ini?" Gilang melirik ke arah sup iga sapinya.vania menggeleng cepat.
"Lalu??" Demi tuhan,saat ini Gilang merasa sangat lapar.dia butuh makanan untuk lambungnya ini.tapi Vania malah mengganggu aktivitas makannya.
"Bapak beneran.gak bisa bantu saya.jadi pasangan saya di acara ultah nya bela nanti malam?" Ucap Vania to the point sambil memperhatikan gerakan tangan Gilang yang mulai mengambil daging dan menaruhnya dinasi.
Gilang memutar bola matanya dengan malas.lagi-lagi Vania bertanya tentang hal itu kepada dirinya.
"Saya kan sudah bilang vania.saya gak bisa?" Jawab Gilang lalu mulai menyantap makanan didepannya.
"Please pak.bantu saya.saya gak mau diganggu Dion lagi?" Ucap Vania sambil menempelkan kedua telapak tangannya dengan sedikit tertunduk,memohon sangat kepada Gilang.
"Itu urusan kamu.bukan urusan saya?" Gilang sama sekali tidak memperdulikan permintaan vania.dia malah terlihat santai menyantap makanannya.
"Gini aja deh.saya akan lakukan apa yang bapak mau?" Gadis itu mencoba membuka penawaran kepada sang dosen.Gilang tampak berpikir tapi setelah itu dia menggeleng.
"tidak.sekali tidak tetap tidak!!' tegasnya.vania berdecak kesal.sungguh,dosennya ini benar-benar tidak bisa diajak kompromi.
"DASAR!!!..DOSEN KERAS KEPALA!!!" tidak perduli Vania akan dicap apa oleh Gilang saat berkata seperti itu kepadanya.dia benar-benar kesal kepada Gilang.tanpa permisi kembali Vania pergi meninggalkan Gilang.disisi lain ibu deana yang melihat interaksi keduanya merasa heran dan bertanya-tanya.
Gilang sama sekali tidak perduli dengan kepergian Vania.akhirnya Gilang bisa bernafas lega.vania tidak lagi mengganggu acara makan siangnya.
Kkrriingg
Terdengar bunyi telfon.sekilas laki-laki itu melihat nomor tanpa nama tertera pada layar hp.gilang segera mengambil hp nya lalu menggeser tombol berwarna hijau keatas.
"Halo...."
==================
Waktu sudah menunjukkan pukul setengah tujuh malam.itu artinya Vania harus bersiap-siap untuk pergi ke acara ulang tahun bela.vania membuka lemari pakaiannya,mencari gaun yang cocok untuk dia pakai.
Setelah beberapa menit mencari akhirnya Vania menemukan gaun yang cocok untuknya.sebuah dress berwarna pink,berlengan pendek dengan panjang selutut menjadi pilihannya malam ini.
Vania segera masuk ke dalam kamar mandi untuk berganti pakaian.selang sepuluh menit kemudian gadis itu keluar dari kamar mandi dengan sudah memakai dress.
Urusan pakaian sudah oke.sekarang giliran dirinya untuk bermake-up.dia pun berjalan menuju meja rias.pertama-tama vania membersihkan wajahnya terlebih dahulu dengan moisturizer.lalu mengaplikasikan concealer dibeberapa titik.tidak lupa juga dia memakai foundation.
Setelah selesai,vania menggunakan bedak diarea yang sedikit berminyak.diambilnya blush-on berwarna pink soft kemudian disapukannya di pipi.lalu memakai Eye Shadows dengan Warna yang senada dengan blush-on.dan terakhir Vania memakai lipstik di bibirnya.
Untuk rambut,Vania memilih memblow rambut panjangnya dan sedikit menjepit sisi kanan rambutnya dengan jepitan kecil berwarna pink.dan selesai.....
Vania menatap penampilannya yang sangat amat sempurna di cermin.ternyata untuk menjadi feminim Vania juga bisa.setelah selesai berdandan Vania pun bergegas kebawah untuk untuk berpamitan dengan kedua orangtuanya.
==============
Vania kini sudah berada di parkiran rumah kediaman bela,tempat acaranya dimulai.dari dalam mobil Vania bisa melihat begitu banyak orang yang sudah datang disana.vania hendak keluar mobil,namun seketika gadis itu mengurungkan niatnya.
Hatinya sedikit gelisah mengingat pesan WhatsApp dari Dion yang dikirim sebelum Vania berangkat.dipesan tersebut Dion menuliskan bahwa jika Vania berbohong tentang hubungannya dengan Gilang,maka dia akan terus mengejar cinta Vania.
Gadis itu kini mengutuk dirinya sendiri atas ucapannya kemarin.bisa-bisanya Vania membawa Gilang masuk kedalam urusan pribadinya saat itu.padahal dirinya sendiri tau kalau Gilang sangat tidak menyukainya.sekarang dia harus bagaimana???dia hanya datang sendiri tanpa Gilang??
"Oke nia.urusan Dion loe pikirin nanti aja.sekarang loe harus turun.bela butuh loe?" Ucap Vania pada dirinya sendiri.
Setelah menghela nafas panjang Vania langsung meraih paper bag yang berisikan kado,kemudian turun dari mobil.
Pesta dilaksanakan di outdoor tepatnya dihalaman belakang rumah bela.dibagian ujung terdapat life music.sisi kanan dan kiri tersedia makanan dan minuman.sementara ditengah-tengah terdapat cake ulang tahun yang bertingkat.
Vania berjalan melewati beberapa tamu.dirinya sibuk mencari para sahabatnya yang belum juga muncul.
"Woy!!!" Seru beberapa orang dari arah belakang,mengagetkan Vania.
"Ish!!!..kalian ya!!!" Kesal gadis itu kepada orang tersebut,yang tidak lain adalah gita,rika dan dua orang laki-laki.
"Loe baru Dateng?" Tanya Rika.vania langsung mengangguk.
"Sendirian aja?" Tanya rika lagi.
"Iya?" Jawabnya.
"Beni sama dito...??" Vania melihat dua laki-laki yang ada disamping sahabatnya.
"Gue Dateng sama beni tadi terus rika sama Dito?" Jelas Gita.
Beni dan Dito sebenarnya bukan siapa-siapa nya Rika dan gita.mereka hanya teman biasa.kebetulan masing-masing tidak memiliki pasangan untuk dibawa ke acara ulang tahun bela.
Disaat ke lima nya tengah mengobrol,bela datang menghampiri mereka.sontak saja membuat Gita,Rika dan Vania berteriak kegirangan.
"Happy birthday bel?" Ucap Vania kemudian memeluk bela dan cipika-cipiki.hal yang sama juga dilakukan Gita dan Rika.
"Cieee....yang tambah tua?" Ledek Gita.bela langsung cemberut.seketika membuat Vania,Rika dan Gita tertawa.tidak lama mereka pun memberikan kado yang mereka bawa kepada gadis tersebut.
"Oh iya,nia.pak Gilang mana??kok gak sama loe??" Tanya bela ketika tidak melihat keberadaan Gilang disekitar Vania.
"Mana gue tau.kan gue gak berhasil bujuk dia?" Jawab Vania dengan nada sedikit kesal.gita dan Rika tertawa melihat kekesalan vania.sedangkan bela,gadis itu tersenyum penuh arti.
Disisi lain Dion baru saja datang bersama dengan cindy.setelah memasuki tempat acara pandangan Dion tidak lepas dari sekelilinya.
"Beb,kita cari minum dulu yuk?" Cindy hendak memeluk lengan dion.tapi Dion menolaknya.
"Ish...Dion !!" Kesal Cindy,karena sedari tadi Dion menolak berinteraksi dengan dirinya.
"Cin!!..loe itu bisa diem gak sih!!" Gertak laki-laki itu.
"Kita kan pasangan yon.jadi wajarlah kita terlihat romantis?!" Cindy kembali melakukan aksinya.tapi kali ini gadis itu memeluk Dion dari samping.cindy sengaja menekan buah dadanya yang cukup besar ke lengan Dion.
"Cindy!!!" Gertak Dion sekali lagi sambil melepaskan pelukan Cindy.orang-orang yang mendengar gertakan Dion langsung menoleh kearah mereka.
"Jangan karena gue terima ajakan loe Dateng kesini bareng-bareng,loe jadi seenaknya ya.INGAT!!..gue bukan siapa-siapa loe!!" Ucap Dion kesal.
"Loe itu jahat banget Yon!!..gue kan cinta sama loe!!.." Omel cindy.
"Tapi gue enggak cin!!..gue gak ada perasaan apapun sama loe.dari dulu sampai sekarang!!" Dion menatap tajam Cindy,menegaskan perkataannya tadi.
Sedetik kemudian Dion mengalihkan pandangannya ke para tamu undangan.tidak berselang lama pandangan Dion tertuju kepada sosok gadis yang menggunakan dress berwarna pink.dion terpesona dengan penampilan Vania malam ini.gadis itu terlihat cantik dan anggun.
Ingat akan perkataan Vania,Dion langsung mencari keberadaan Gilang disana.namun sosok dosen tampan yang selalu dieluh-eluhkan satu perempuan di kampus itu tidak berada di sana.
Dion tersenyum lebar.ternyata Vania sudah berbohong kepada dirinya.dan itu artinya dia masih punya kesempatan untuk kembali lagi kepada Vania,gadis yang selalu dicintainya.
"Loh,Dion!!!...kamu mau kemana!!.." seru Cindy saat Dion pergi meninggalkan dirinya begitu saja.beberapa kali cindy menghentakkan kakinya karena kesal.dion sama sekali tidak memperdulikan seruan cindy.laki-laki itu terus berjalan menuju Vania.
"Nia?" Ucap Dion setelah sampai di tempat Vania berada.vania mendadak gelisah melihat keberadaan Dion disana.sial,ternyata laki-laki itu benar-benar datang ke pesta ini.sekarang Vania harus bagaimana??
"Kamu cantik banget?" Puji Dion,matanya tidak lepas menatap Vania.
"Makasih?" Jawab Vania sekenanya.
"Khem!!!.." bela berdehem.
"Eh,bel.happy birthday ya?" Ucap Dion memberikan ucapan selamat.
"Ini buat loe?" Dion memberikan kado kepada bela.
"Thank's?" Balasnya.
Dion kembali melihat ke arah Vania."pak Gilang mana Nia??kok aku gak liat dia dari tadi??atau jangan-jangan kamu bohong tentang hubungan kamu sama pak Gilang?" Dion tersenyum miring.
"Enggak kok.gue gak bohong?" Ucap Vania.
"Lantas kalau kamu gak bohong dimana dia sekarang?" Balas Dion menyudutkan gadis tersebut.
"Mmmm...itu...dia...- belum selesai bicara tiba-tiba saja Vania merasakan sebuah tangan kekar melingkar di pinggangnya.
"Maaf sayang.aku telat?" Suara bariton itu berhasil menghipnotis Vania dan yang lainnya.
Vania berkali-kali mengerjapkan matanya,menatap tidak percaya sosok gilang yang ada disampingnya.bukankah Gilang menolak untuk datang ke sini??tapi kenapa sekarang dia datang??dan tunggu,apa Vania tidak salah dengar??gilang memanggilnya dengan sebutan"SAYANG".
"Ini untuk kamu bela.maaf,saya datang telat.ada urusan yang harus saya selesaikan?" Gilang memberikan dua kado dalam satu paper bag.bela pun menerimanya dengan senang hati.
"Gak apa-apa.Makasih ya pak,udah mau datang ke acara ulang tahun saya?" Ucapnya.
"Gak perlu berterima kasih bel.kamu kan sahabatnya Vania,kekasih saya,otomatis kamu sahabat saya juga.bukan begitu sayang?" Gilang tersenyum lalu mengedipkan sebelah matanya.
"Ah,i-iya?" Vania Sangat terkejut dengan aksi Gilang.
"Jadi gimana yon.udah jelas kan sekarang.vania sama pak Gilang itu beneran pacaran?" Ucap bela kepada sosok Dion.
Dion mengepalkan kedua tangannya.dia sangat marah saat melihat gadis yang dicintainya dipeluk oleh laki-laki lain didepan mata kepalanya.ingin sekali laki-laki itu memukul gilang.namun niatnya itu diurungkan.dion tidak mau kalau Vania mengacapnya negatif.
==============
Bela berdiri tepat dihadapan cake ulang tahunnya.dengan didampingi kedua orang tua dan para sahabatnya bela bersiap-siap memotong kuenya.potongan pertama bela memberikannya kepada mama dan papanya.sedangkan potongan kedua diberikan bela kepada para sahabatnya.
Selesai acara pemotongan kue,kini saatnya acara dansa.semua para tamu berpasangan segera berkumpul dilantai dansa.dengan diiringi musik life yang romantis mereka semua tampak khusyuk berdansa.
"Nia,loe gak mau dansa sama pak Gilang?" Ucap bela menggoda Vania yang masih setia berdiri disampingnya.
"Ngapain.males gue?!" Ucapnya ketus.Kedua matanya terus memandangi sosok Gilang yang terlihat asik mengobrol dengan mahasiswi lain tidak jauh dari tempatnya berdiri.
Kesal,jangan ditanya lagi.tentu saja vania kesal.beberapa menit lalu Gilang memeluk dan memanggilnya dengan kata sayang.tapi sekarang dirinya malah dicuekin begitu saja.dan malah tebar pesona dengan wanita lain.
Tidak dipungkiri juga kalau malam ini penampilan Gilang sangat keren.oh,tidak.bukan hanya keren.tapi dosennya itu terlihat sangat tampan dengan konsep Korean style nya.blazer pria slim fit berwarna abu-abu bermotif kotak-kotak.dipadupadankan dengan kemeja putih dan celana hitam.apakah Gilang juga termasuk penggemar Korea juga,pikirnya.
"Ya udah kalau gitu gue tinggal ya?" Terlihat bela menjauh darinya dan berjalan mendekati fredy.sosok laki-laki yang beda satu tingkatan dengannya dan sudah menjadi incaran bela sejak masuk kampus.
Dari pandangannya bela mulai berbicara sebentar dengan fredy.kemudian mulai bergabung dengan para sahabatnya yang tengah asik berdansa.
Disisi lain Gilang yang melihat Vania sendirian segera menghentikan obrolannya dengan para mahasiswinya.dengan gaya coolnya sosok tersebut berjalan menuju tempat Vania berada.
"Kamu gak dansa?" Pertanyaan yang hampir sama dengan bela dilontarkan oleh Gilang.
"Ngapain bapak kesini?!bukannya tadi lagi ASIK NGOBROL?!" bukannya menjawab Vania malah melempar pertanyaan kepada Gilang.
"Kenapa??kamu cemburu liat saya ngobrol sama mereka?" Ucap Gilang penuh percaya diri.
"Iyuuhhh...saya!!!cemburu sama bapak!!sorry!!" Jawabannya.
Sekilas Gilang tersenyum melihat tingkah Vania.entah kenapa sikap gadis itu membuat dirinya gemas.
"Ayo?!" Tiba-tiba saja Gilang mengulurkan tangan kanan nya tepat dihadapan vania.tentu saja membuat Vania menatap keheranan.
"Kita dansa?" Ajaknya.terlihat Vania celingak-celinguk.
"Bapak ngajak saya?" dengan bodohnya pertanyaan itu terlontar dari mulut vania.gilang memutar bola matanya malas.sepertinya Gilang harus menarik kembali kata gemas dan menggantinya dengan kata menyebalkan.
"Selain kamu dan saya emang ada lagi orang yang ada di sini,hm?" Vania menggeleng polos.
Pikirannya menolak namun berbanding terbalik dengan hatinya yang mengiyakan ajakan itu.
"Vania?" Dengan sedikit ragu Vania mengangkat tangannya menggapai tangan gilang.laki-laki itu pun tersenyum saat Vania menggenggam tangannya kemudian segera membawanya kelantai dansa
"Rapatkan sedikit tubuh kamu.kalungkan kedua tangan kamu dileher saya dan tatap saya?" Bagai dihipnotis Vania mengikuti instruksi dari gilang.tidak lama Gilang memeluk pinggang Vania.kemudian keduanya mulai berdansa mengikuti irama.
Deg
Jantung Gilang berdetak kencang.hatinya berdesir tidak karuan saat menatap wajah Vania dari jarak sedekat ini.jujur Gilang terpesona dengan penampilan Vania malam ini.vania benar-benar terlihat sangat amat cantik.gilang meneliti wajah gadis didepannya.mulai dari alis,mata,hidung,hingga bibir.
Gilang sedikit salah tingkah saat melihat benda kenyal berwarna pink itu.ingin rasanya Gilang mencicipi bibir seksi milik vania.pasti rasanya sangat manis.
"Stop lang.stop.loe mikir apa sih?!" Batinnya.dengan cepat Gilang membuang pikiran kotor itu.
Sementara Gilang sibuk menahan gejolak di dalam dirinya.vania yang menjadi pasangan dansa Gilang juga merasakan hal yang sama dengan gilang.jantungnya berdebar-debar kala melihat secara dekat wajah dosen tampannya itu.mata sipitnya,hidung mancungnya,bibir tipis serta jakun Gilang yang terus menerus naik-turun membuat tubuh Vania meremang.
Beberapa menit keduanya tampak terdiam menatap satu sama lain.sampai akhirnya Vania membuka suara.membuyarkan sedikit lamunan Gilang.
"Pak?"
"Hm?"
"Bapak kenapa bisa datang kesini?ngaku-ngaku sebagai pacar saya juga didepan Dion?bukannya dari kemarin bapak nolak ajakan saya ya?" Tanya Vania penasaran.
"Tadi siang,gak lama kita bicara bela telfon saya?"
"Bela telfon bapak??dapet dari mana dia nomor telepon bapak?" Tanyanya memotong perkataan Gilang.
"Saya gak tau?" Jawabannya.kemudian laki-laki itu melanjutkan lagi ceritanya.
"Bela cerita semua tentang kamu dan dion.terus dia mohon-mohon sama saya untuk bantu kamu?" Vania mengangguk paham.
"Makasih pak.bapak udah selametin saya dari Dion?" Ucapnya.gilang tersenyum manis.vania kembali terpesona dengan gilang.
"Sama-sama.Tapi ini gak gratis?" Seketika Vania memicingkan matanya.
"Kamu kan bilang.kalau kamu bakalan lakukan apapun jika saya menuruti permintaan kamu ini?" Ucapnya.
"Bapak minta imbalan?" Tanpa rasa malu Gilang mengiyakan perkataan Vania.
"Terus hal apa yang harus saya lakukan untuk bapak?" Tanyanya lagi.
"Kita bicarakan besok ya?" Jawab Gilang.
Detik berikutnya keduanya kembali menikmati alunan musik.sejak beberapa menit berdansa keduanya sama sekali tidak melepaskan tatapan mereka satu sama lain.tidak sedikitpun.
"Vania?"
"Iya?"
"Kamu cantik?" Puji Gilang.Dan blus...pipi Vania langsung merah merona dibuatnya.
Share this novel