Hari menjelang malam,Gilang masih terlihat sibuk di ruangan kantornya.bukan karena pekerjaan kantor yang menumpuk,melainkan sibuk mengoreksi hasil ujian para mahasiswanya di kampus.
Gilang terpaksa membawa pekerjaan kampusnya kekantor,dikarenakan dia tidak sempat mengerjakannya disana.gilang juga tidak sendirian.dirinya dibantu oleh Vania selaku asistennya.
Tapi berharap memudahkan pekerjaannya.kehadiran Vania malah menambah pekerjaan,Vania selalu saja salah dalam memeriksa hasil ujiannya.alhasil keduanya pun selalu berdebat.
"Aduh!" Vania mengaduh kesakitan saat keningnya di sentil cukup keras oleh Gilang.
"Itu salah Vania?!cek yang benar!!" ucap Gilang untuk kesekian kalinya.
"Salah mulu deh pak perasaan?Apalagi sih yang salah?!" kesal vania.Sudah satu jam lebih dia berkutat dengan lembaran kertas yang membuat kepala nya ingin meledak.
"Jawabannya kurang perfect!" Ucap Gilang yang tampak sibuk dengan kertas didepannya.
"Gak ada yang perfect di dunia ini kecuali tuhan pak!" Gerutu Vania lalu melempar tatapan tajam ke arah gilang.diwaktu yang bersamaan juga Gilang menoleh ke arah mahasiswi tersebut.
"Buruan koreksi!!" Titah gilang kemudian dirinya kembali fokus dengan lembaran hasil ujian yang sedari tadi dia periksa.
"Ishh iyaa!"
"Perhatikan dengan teliti jawabannya!" Ucap Gilang yang lagi-lagi membuat Vania kesal.
"Iyaa MR. PERFECT!"
"Tidak ada yang perfect di dunia ini kecuali tuhan!" Vania mencebikan bibirnya.laki-laki ini memang pintar sekali membalik kata-katanya.
=================
Setelah beberapa menit mengoreksi hasil ujian adik tingkatnya,tiba-tiba saja rasa lapar mendera vania.sejenak gadis itu menghentikan kegiatannya lalu mengelus perutnya yang terasa lapar.
"Pak" panggil Vania.
"Hm?" Gilang langsung menoleh ke arah Vania.
"Laperr??" Ucap Vania dengan raut wajah memelas.
Gilang melihat jam di tangannya,waktu sudah menunjukkan pukul setengah delapan malam.dia pun segera mengambil hp miliknya yang ada di atas meja lalu menelfon seorang OB dikantornya.
"Pesanan saya sudah ada belum"
".........."
"Bawa keruang saya ya"
"..........."
"Terima kasih"
Selesai menelfon Gilang menaruh kembali hpnya dimeja.tidak berselang lama terdengar suara pintu diketuk dari luar.
"Masuk!" Titah Gilang.
Pintu terbuka,terlihat seorang OB berpakaian biru-hitam masuk ke dalam ruangan Gilang dengan membawa makanan dan minuman dinampan.
"Ini pesanannya pak?" Ucap OB tersebut.
Vania yang melihat seorang OB membawakan makanan dan minuman langsung tersenyum senang,kemudian segera membereskan lembaran ujian yang ada di atas meja.dan meminta OB itu untuk menaruhnya di sana.
"Makasih ya mas?" Ucap Vania sambil tersenyum manis kepada laki-laki itu.
"Sama-sama mba?" Merasa terpana dengan senyuman manis serta kecantikan Vania,tanpa sadar OB itu menatap Lamat gadis yang ada di samping Gilang.
"Liat apa kamu?" Tegur Gilang ketika mendapati sang OB tengah menatap Vania tanpa berkedip.
"Eh,maaf pak?" Mendapatkan tatapan tajam dari Gilang nyali sang OB menjadi ciut dan langsung tertunduk diam.
Vania sama sekali tidak memperdulikan apa yang terjadi dengan Gilang dan sang OB.gadis itu hanya terfokus pada nasi goreng telur mata sapi dan ice lemon tea yang ada dihadapannya.
"Kamu boleh balik kepantry?" Ucap gilang tanpa menghilangkan tatapan tajamnya.Sang OB mengangguk paham setelah itu segera pergi dari ruangan Gilang.
Kini pandangan Gilang teralih kepada Vania yang tengah sibuk menyantap makanannya.
"lain kali jangan ngumbar senyum kesembarangan laki-laki?" Ucap Gilang dengan nada kesal.
Seketika Vania menghentikan aktivitas makannya lalu melihat ke arah Gilang dengan tatapan malas.
"Bapak itu kenapa si?lagi datang bulan ya? marah-marah Mulu dari tadi?mending makan nasi gorengnya deh?" Ucapnya.
Gilang menghela nafas panjang.vania benar,untuk apa dirinya marah seperti ini.toh,Vania juga bukan siapa-siapa nya.tapi Gilang juga tidak bisa menyembunyikan rasa kesalnya.dia tidak suka jika ada laki-laki yang memperhatikan Vania seperti tadi.cemburukah dia???
"Mau saya suapi?" Vania hendak mengambil sendok yang ada di piring Gilang namun laki-laki itu langsung menahannya.
"Saya bisa makan sendiri?" Ucap Gilang.
"Oke?" Vania kembali melanjutkan aktivitas makannya dengan santai tanpa memperdulikan Gilang yang melihatnya kesal.
"Vania?"
"Iym kenapmm"
"Telan dulu makanannya?" Gilang menggelengkan kepalanya melihat Vania menjawab pertanyaannya dengan mulut penuh makanan.Vania tersenyum malu,buru-buru gadis itu mengunyah makanan di mulutnya lalu meminum ice lemon tea miliknya beberapa teguk.
"Kenapa pak?" Tanyanya
"Besok sore bisa temani saya pergi ke mall?Ada sesuatu yang ingin saya beli?" ucap Gilang.
"Bapak mau beli apaan emang?" Tanya Vania lagi.
"Saya mau beli sesuatu untuk bunda?" Jawabannya.
Vania berfikir sejenak namun beberapa menit kemudian dirinya mengangguk kecil.
"Bisa pak.sekalian saya juga mau beli skincare?" Ucapnya
"Kalau begitu,besok jam tiga sore langsung temui saya diparkiran?" Vania langsung mengacungkan jempolnya.
Tanpa berlama-lama lagi Vania kembali menyantap nasi gorengnya yang sudah tinggal sedikit.sementara Gilang sibuk memperhatikan cara makan Vania yang terkesan jauh dari kata elegan.
"Kalau makan itu pelan-pelan vania.jangan berantakan.kamu itu perempuan?" Lagi-lagi Gilang menggelengkan kepalanya melihat aksi makan mahasiswinya itu.
Gilang mengambil selembar tisu.tanpa permisi lagi Gilang mengelap tepi bibir Vania yang terlihat kotor karena makanannya.
Deg
Jantung Vania berdegup kencang,nafasnya tertahan saat wajah Gilang begitu dekat dengan wajahnya.
"Sial!!..nih dosen kenapa hobi banget bikin jantung gue deg-degan gini sih?" Batin Vania.
Tangan kanan Gilang terus bergerak membersihkan tepi bibir vania.setelah selesai laki-laki itu menatap Vania sejenak lalu tersenyum manis kepadanya.
"M-makasih pak?" Vania langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.dirinya benar-benar dibuat salah tingkah dengan perlakuan Gilang.
================
Mata kuliah terakhir pun telah usai.vania dan para sahabatnya memutuskan pergi kekantin untuk merilekskan otak mereka setelah melaksanakan ujian dadakan yang diadakan oleh dosennya tadi.
"Gila ya tuh dosen.ngadain ujian dadakan banget.ngalahin tahu bulet?!" Gerutu Rika.
"Iya.mana gue gak sempet belajar lagi semalem.sibuk banget gue?" Timpal bela.
"Emang loe sibuk ngapain bel?" Tanya Gita.
"Sibuk nge Drakor?" Jawab bela dengan polosnya.sontak saja hal itu membuat Gita,Rika dan Vania langsung berseru mengejeknya.
"Dasar gelo?" Vania menoyor kepala bela.
"Eh,Gue mau pesen bakso.loe bertiga mau gak?" Tanya Gita yang hendak berdiri dari tempat duduknya.
"Boleh tuh,gue mau satu?" Ucap Vania.
"Gue juga mau git.pedes ya?" Gita mengangguk paham mendengar pesanan Rika.
"Loe bel,mau gak?" Tanya Gita kepada bela yang tengah asik bermain hp.
"Mau deh.tapi bumbu kacangnya jangan terlalu banyak ya?" Ucap bela yang lagi-lagi mendapatkan respon negatif dari ketiga sahabatnya.
"Eh,Dasar onta arab,kecoa bunting.ini tuh bakso bukan gado-gado?" Ucap kesal gita.
Bela menyengir kuda kemudian menegakan jari tengah serta telunjuknya membentuk huruf V.
"Bercanda sist,hehehe?" Bela terkekeh melihat reaksi kesal Gita.
'iya iya gue mau pesen baksonya satu.kecapnya sedikit aja ya?" Lanjut bela.
Gita mengangguk setelah itu pergi ke tempat penjual bakso langganan mereka.tidak butuh waktu lama pesanan mereka pun datang.gita,Rika,bela dan Vania segera menyantap bakso tersebut.
Ddrrrtt
Hp Vania bergetar pertanda sebuah pesan masuk di aplikasi WhatsApp nya.vania membuka aplikasi tersebut lalu membaca pesan yang dikirim oleh seseorang.
_from : pak Gilang_
"Kamu dimana??saya udah diparkiran nih dari tadi??"
Vania tersentak dan langsung menepuk jidatnya.astaga,bagaimana bisa dia melupakan janjinya pada Gilang semalam.
"Guys gue duluan yaa,bye!" Pamit Vania.dengan tergesa-gesa gadis itu meninggalkan para sahabatnya yang tengah asik makan.
"Nia!!bakso loe belum habis!!" Teriak bela.ketiganya hanya memandang bingung kearah vania.
Disisi lain Gilang terus bergumam tidak jelas karena vania yang tidak kunjung datang.padahal dirinya sudah menunggu lebih dari lima belas menit diparkiran.
Setelah sampai di parkiran Vania langsung mengedarkan pandangannya mencari sesuatu.tidak lama sepasang matanya melihat mobil gilang yang terparkir di bagian ujung.Dia pun segera berlari dan langsung masuk ke dalam mobil Gilang.
"Maaf pak saya terlambat,saya lupa banget!" Ucap Vania sambil mengatur nafasnya.
"Jam berapa sekarang??Kamu pikir kerjaan saya hanya menunggu kamu??Selain kurang sopan santun dan pelupa,ternyata kamu ini suka sekali melupakan janji!" Cecar gilang.
Vania mengulum senyum manis.Dalam hatinya dia terus beristigfar dan mengucapkan kata sabar sebanyak-banyaknya.Menghadapi orang seperti gilang memang sangat melatih kesabaran dan psikisnya.
"Sekali lagi saya minta maaf pak.Tapi sama seperti bapak,kerjaan saya bukan hanya bantu bapak aja!" Sindirnya.
"Lupakan!" Gilang mulai menyalakan mesin mobilnya.
"Kita mau ke mall mana pak?" Tanya Vania menatap Gilang.
"Terserah!" Jawab Gilang ketus kemudian melajukan mobilnya keluar universitas.
"Ini orang cewe apa cowo sih!!ambekan Mulu perasaan?!" Gumam Vania pelan.
"Bilang apa kamu barusan?" Tanya Gilang dengan mata yang terfokus pada jalanan.
"Ah—itu tadi saya bilang,bapak baik banget bikin saya jadi gemes?" Jawabnya.
"gemes pengen nampolin!" lanjut Vania dalam hatinya.
"Saya memang baik?" Ucap Gilang membanggakan dirinya sendiri.
"Iyaa baik bangettt?" Vania tersenyum miris.
Share this novel