Epilogue

Fantasy Completed 196

Ukh gelap sekali...

Tempat apa ini...?

Apa aku sudah mati?

Aku tidak ingat apa-apa, tapi aku merasa sedang berada di ruang hampa yang sangat gelap dan sunyi.

Aku tidak merasakan adanya kehidupan disini, yang kulihat hanya kegelapan yang dipenuhi kekosongan.

Apa aku sudah mati?

Inikah tempat yang disebut alam kubur?

Tapi dimana para Malaikat yang akan menghukumku?

Ketika sedang berpikir, tiba-tiba saja aku melihat secercah cahaya di kejauhan.

Aku pun bergegas menghampiri cahaya tersebut, dan sesampainya disana aku dikejutkan oleh seseorang yang sangat mirip denganku, ia terlihat sedang asyik memantul-mantulkan bola cahaya di telapak tangannya layaknya sebuah balon.

Tidak lama kemudian Pria itu menoleh ke arahku dan berkata:

"Fuh sepertinya waktunya telah tiba," ucap Pria itu beranjak dari duduknya.

"Siapa kau, kenapa wajahmu sangat mirip denganku?"

"Aku adalah wujud dari energi negatif yang telah kau kumpulkan selama ini."

"Energi negatif...?" tanyaku. "Sebenarnya tempat apa ini, apakah tempat ini adalah alam kubur?"

"Tidak, sekarang kau berada di Alam Bawah Sadarmu," jelas Pria itu. "Saat wadahmu sekarat, aku bergegas menyeret kesadaranmu kesini."

"Menyeret kesadaranku?" pikirku. "Oh aku ingat, saat itu aku tengah menyaksikan kereta yang meledak, lalu serpihan batu kerikil dan roda besi tertanam di perutku dan setelah itu aku mati di dekapan temanku yang sedang menangisi kepergianku."

"Aku sudah menunggumu sejak lama wahai orang terpilih, sekarang akan kutunjukkan kebenaran dunia padamu."

*Craaang!* Tiba-tiba muncul sebuah cahaya terang yang keluar dari ulu hati pria itu. Cahaya terang yang dikeluarkan pria itu sangatlah menyilaukan hingga membuatku tidak bisa melihat apapun kecuali cahaya terang berwarna putih.

Setelah cahaya itu menghilang, tiba-tiba saja aku berada di tengah gurun pasir yang sangat luas.

"A, apa-apaan ini!?" Ucapku terpana dengan gurun pasir yang sangat luas. "Apa ini tempat gelap tadi, tapi tadi aku tidak merasakan adanya butiran pasir dikakiku?"

"Ini adalah bayangan masa lalu, bersiaplah sedikit lagi mereka akan datang."

"mereka?" Aku pun menoleh kesegala arah, tapi aku tidak melihat apa-apa selain padang gurun yang sangat luas serta bukit-bukitnya yang cukup tinggi.

Namun tidak lama kemudian, tepat di arah timur aku melihat ribuan orang berpakaian serba putih sedang berkumpul membentuk barisan.

"Apa, siapa mereka, kenapa mereka semua melihat ke arah kita?"

"Mereka adalah kumpulan manusia beriman, mereka sedang menunggu kedatangan para penyihir yang ingin mendominasi dunia ini."

"Penyihir ya, aku pernah berhadapan dengan mereka, mereka adalah para penyembah iblis yang rakus akan kekuasaan dan kenikmatan dunia."

"Tepat, sebagai orang terpilih kau bertugas memusnahkan mereka."

"Fuh, apa kau pi..."

"Waaa..!!!" Tiba-tiba aku mendengar suara teriakan yang bergelora dibelakangku, aku pun menoleh kebelakang dan aku pun terkejut melihat segerombolan penyihir dan ratusan Iblis Behemoth sedang berlari ke arahku.

"Apa-apaan itu, bukankah itu Iblis Behemoth sang penguasa daratan, tapi kenapa dia bisa sebanyak itu?"

Di waktu yang sama Para Pasukan Beriman mulai maju diiringi suara sesengkala yang menggema hingga ke langit.

Tidak butuh waktu lama kedua kubu bertemu dan peperangan brutal antara Pasukan Beriman dengan para Penyihir pun dimulai, namun anehnya tidak ada satu pun dari mereka yang menyerang kami berdua.

"Hey, apa mereka tidak melihat kita?" tanyaku.

"Ini adalah bayangan masa lalu," ucap Pria itu dengan tatapan kosong. "Ini adalah peperangan puncak antara umat Manusia dengan para Penyihir, Perang ini menghabiskan waktu lima hari, dan kemenangan jatuh pada umat manusia, namun setelah perang berakhir, Para Penyihir yang tersisa terus melakukan pergerakkannya secara sembunyi-sembunyi dan berkamuflase di tengah masyarakat serta menceritakan kisah dongeng kepada masyarakat dengan tujuan membuat Umat Manusia di Generasi berikutnya menganggap para penyihir dan sekutu mereka hanyalah sebuah makhluk khayalan yang hanya ada di cerita dongeng."

"Fuh cukup, apa kau pikir aku peduli dengan dunia Fana itu?" Ucapku tidak peduli. "Aku sudah kehilangan Yui, aku sudah tidak punya alasan lagi untuk hidup, saat ini aku hanya ingin mati saja dan bertemu Yui di Dunia berikutnya."

"Kata-kata itu..." ucap Pria itu. "sadarlah kau adalah orang terpilih, kau harus mengesampingkan semua ego-mu karena menurut Putri Machina nasib dunia ada di tanganmu."

"Cih, daritadi kau bilang orang terpilih terus, sebenarnya apa maksudmu dengan orang terpilih?"

"Berdasarkan ramalan Putri Machina, pada tahun Kekacauan, Alam Semesta akan musnah di tangan Pemuja Iblis yang dianugrahi keabadian dan kekuatan mata All Seeing Eye," ucap Pria itu sambil menyentuh keningku dengan jari telunjuknya.

Saat pria itu menyentuh dahiku dengan jari telunjuknya, tiba-tiba saja aku merasakan sesuatu yang aneh di kepalaku.

"Ukh! Apa ini?! tiba-tiba saja kepalaku sakit!"

"Jangan cemas, aku hanya menginstal ulang semua ingatanmu yang telah kau buang di kehidupanmu sebelumnya."

"Ukh!" Aku merasakan bayangan masa lalu mengalir dengan sangat deras di kepalaku dan rasanya sangat sakit.

Satu jam sudah berlalu, ingatan masa lalu yang sangat panjang itu akhirnya berhenti, dan aku merasa sangat pusing dan mual karenanya.

"Sekarang, apa kau sudah ingat siapa dirimu sebenarnya, Solus?"

"Ya aku ingat, nama asliku adalah Solus, dulu aku memiliki seorang tunangan bernama Putri Machina, ia adalah seorang Putri dari Kerajaan Lunaria, dan ia telah dibunuh oleh wanita berhati Iblis sebelum hari pernikahannya denganku," ucapku lirih dan air mata mulai turun membasahi pipiku.

"Aku turut berduka, tapi sebelum itu aku ingin menyampaikan pesan terakhir Putri Machina yang ditujukan padamu."

"Eh?"

"Sebagai orang terpilih, kau harus membuang keraguanmu dan membersihkan dunia ini dari para penyihir yang akan menghancurkan dunia ini."

"Machina-ku tersayang mengatakan itu sebelum kematiannya..." ucapku. "tunggu dulu! Sebenarnya siapa kau? Aku tidak ingat kalau Putri Machina mempunyai kenalan yang wajahnya sama persis denganku?"

"..." Pria itu hanya terdiam setelah aku melontarkan pertanyaan itu kepadanya.

"Jawab aku, kau mencurigakan!"

"Aku adalah dirimu, dan kau adalah diriku, aku adalah energi negatif yang hidup dengan mengkonsumsi energi kehidupan di dalam dirimu."

Lalu Pria itu menjentikkan jarinya dan Pemandangan Padang Pasir yang dipenuhi oleh peperangan dalam sekejap kembali menjadi ruang gelap yang dipenuhi dengan kekosongan.

"Kau adalah orang terpilih yang akan menyelamatkan dunia ini, tugas utamamu sebagai orang terpilih adalah membunuh Fredy yang sedang mengumpulkan bola mata terkutuk bersama para pengikutnya," ucapnya dengan panjang lebar. Lalu, tidak lama kemudian di tangan pria itu tiba-tiba saja muncul sebuah topeng bercorak wajah Malaikat yang sedang tersenyum, lalu ia menyodorkan topeng itu kepadaku.

"Apa ini?" tanyaku sambil mengambil topeng yang disodorkan padaku.

"Pakailah!" ucap pria itu. "Topeng ini berguna untuk menyembunyikan wajahmu dari para Iblis."

"Iblis ya..." ucapku sambil mengingat-ingat sosok Iblis.

Continued in Darkness Entity

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience