PO Rina...
Tersadar aku dari tidur ku yang panjang, aku tidak tau apakah ini siang/ malam.... karena tidak ada celah cahaya kelihatan di ruang ini. Rasa sakit ku sedikit reda setelah di beri obat oleh Suster. Teringat aku Kehidupan sebelum kecelakaan maut itu... di sini saya akan mengulas tuntas kehidupan rumah tangga ku bersama suami ku Rinto. Jangan lupa di baca sampai tuntas, biar gak gagal paham??.
" INI LAH KISAH KU"
1. Minta restu.
Dua sejoli yang sedang di landa asmara akhirnya memutuskan untuk menikah, walaupun pada awalnya aku tidak di restui oleh orang tua ku, dengan alasan karena Rinto masa depan nya suram , itu menurut pandangan orang tua ku. Karena hanya tamatan SLTA.
Namun aku menyakinkan orang tua ku bahwa Rinto pemuda yang rajin dan pekerja keras, saudara saudara nya banyak yang sukses walaupun hanya tamatan SLTA jelas ku para ibu ku. Ibu ku hanya khawatir jika kelak hidup ku susah, aku paham kekhawatiran nya. Namun aku selalu berusaha menyakinkan ibu ku, akhirnya ibu luluh juga dan merestui pernikahan aku dan Rinto.
2. Pesta pernikahan dan malam pertama yang
mendebarkan.
Acara resepsi pernikahan ku di gelar dengan acara yang sederhana, hanya acara pagi saja. Yang terpenting adalah "sah"..........
Sudah menjadi kebiasaan di desa ku kalau acara perkawinan di selenggarakan mengundang seluruh penduduk desa ( kayak gini di anggap sederhana ??). Kerabat dekat walaupun jauh pasti di undang, ntar kalau tidak di undang pasti pada protes. Rinto terkejut saat melihat undangan yang datang , karena begitu ramai,
Terus Rinto bilang " ini kok ramai sekali undangan nya, padahal aku ngasih uang gak banyak " ucap nya.
"Mana cukup uang yang kuberikan jika tamu nya seramai ini ", ucap nya dan keliatan bingung .
Ini apakah ngutang , kalau ngutang mana sanggup aku bayar nya ",ucap nya, dan wajah nya kelihatan sedih .
Aku ketawa aja melihat nya...
"Kenapa kamu malah ke tawa ",ucapnya kesal.
"Lucu aja pernyataan bang Rinto ini, siapa juga yang ngutang, siapa juga yang meminta bang Rinto bayaran hutang ",ucap ku , kemudian aku tersenyum sendiri liat mimik muka nya, yang tambah bengong ,dan aku biarkan aja dia bengong yang seperti menunggu informasi selanjutnya nya??.
Setelah beberapa menit kemudian baru aku jelaskan kembali.
" Di sini ada arisan bang Rinto, jadi klu mau pesta tidak terlalu banyak mengeluarkan uang "ucap ku.
"Oh begitu ",ucap nya ,dan sudah mengerti, dan senyum nya mulai mengembang.
"Tukang masak , tukang beres beres semua nya di kerjakan dengan gotong royong, gak harus di amplop semua nya, paling yang di kasih amplop MUA nya ",ucap ku.
"Wah kalau liat undangan sebegini ramai pasti banyak dapat uang undangan nya ",ucap nya, sambil dia tersenyum ??.
"Iya banyak dong...anti kita buka bersama ya ...", ucapku, aku merasa lucu aja padahal hanya amplop yang banyak,isi nya minim.
Kami memakai baju tradisional Melayu Sambas, hehehehe karena aku orang Sambas( Sambas itu nama sebuah kabupaten di Kalbar).
"Maaf tak ku ceritakan di sini adat budaya Sambas acara pesta pernikahan nya, soalnya klu di cerita kan bisa berpuluh puluh halaman jadi nya, jadi aku tulis ringkas saja ya .... pembaca yang Budiman ??..."
Acara nya pun selesai sebelum azan Zuhur, rasanya begitu capek sekali, di rumah masih banyak orang, ada yang beres beres, ada yang hanya sekedar ngalor ngidul hehehehe....
Kerabat dekat yang tinggal nya jauh ada yang nginap, paling besok baru pulang....
Waktu nya buka amplop....
Buka amplop ramai ramai, tapi yang buka hanya anggota keluarga ??. Soalnya amplop nya banyak, bisa pegel tangan kalau buka sendirian??. Ibu ku, adikku , kakak ku ,ibu ku dan suami ku ikut membuka.... ( seksi seksi pembuka amplop sudah siap). Makmer tak di ajak, soalnya sudah pulang ??.
"Bismillahirrahmanirrahim...",cap ibu ku.
"Ayo nak Rinto kita buka amplop nya ",ucap ibu .
Dan kami pun mulai membuka satu persatu amplop nya, suami ku bang Rinto keliatan sangat heran, ku biarkan saja keheranan nya, dan kami pada senyum senyum dengan perasaan masing masing karena liat mimik bang Rinto.
Nah kalau amplop yang ada namanya biasa itu kerabat yang tinggal jauh dan di beri nama. Kalau yang tidak di beri nama paling isi amplop nya hanya Rp 2000/ 3000 /4000/ 5000.
Ternyata gak tahan juga bang Rinto lihat nominal yang kecil dari isi amplop orang, akhirnya bertanya juga dia ??.
"Maaf ni dek , ini kok isi nya pada minim sekali " ucap nya, bertanya dengan penuh kehati-hatian. Mungkin khawatir kami tersinggung. Mendengar pertanyaan seperti itu kami semua nya pada ketawa ??????, bang Rinto tambah bingung.
"Kok pada ketawa ",ucap nya , dengan mimik wajah heran nya.
"Gini lho bang.... di sini orang memberi arisan sebelum acara pesta bang, ada yang membawa beras, gula , telur ,ayam , daging , semuanya di catat ,di tulis, kalau jenis telur, ayam, daging biasa nya orang uang kan, misal harga daging 50.000 , di tulis di buku ... arisan daging sekilo, Ndak di tulis uang nya, karena nilai uang akan jatuh. Nanti pas acara pesta pernikahan anaknya kita ganti. Kalau mau ingisi amplop banyak lagi, mana ada uang nya lagi??",ucap ku.
"Oh begitu .... bagus juga ya ",ucap nya , sekarang sudah tidak keliatan lagi bingung di wajah nya setelah menerima penjelasan ku semuanya pada senyum senyum.
"Nak Rinto kira dapat uang banyak ya ", ucap ibu ku menimpali, sambil ketawa ??.
Iya bu... ku kira bakalan banyak dapat uang ???, akhirnya bang Rinto tertawa lepas, mengingat kesalahan pahamannya.
"Kalau di Pontianak banyak dapat uang amplop ya ",timpal kak Nila dengan sambil tertawa terkekeh kekeh ????????.
POV Rinto
Melihat begitu banyak undangan, aku merasa terkejut, padahal aku memberi uang mahar tidak lah banyak, tapi kenapa undangan bisa seramai ini pikirku. Apakah mereka berhutang dan aku yang akan membayar nya. Aduh kalau harus aku yang membayar mana aku punya uang. uang tabungan ku sisa sedikit , itu pun kelak akan bekal kami belanja sehari hari sementara aku bulan madu dengan istri ku, aku ingin sebulan full bersama istri ku memadu cinta dan kasih sayang hehehehe ( itu ajalah yang terbayang di mata pengantin baru, bercinta siang malam ??). Kalau untuk hanimun keluar kota , apalagi keluar negeri aku gak mampu, cukup lah mutar mutar di dalam kota pikir ku, apalagi aku sudah memiliki rumah sendiri, dan menempati rumah hanya suami istri, waaaah mau siang malam, di ruang mana aja bebas lah ( pikiran jorok ku keluar ??) suami istri bebas bisik ku pada diri sendiri.
Karena rasa penasaran, akhirnya aku bertanya kepada istri ku...
"Rin ....ini undangan kok ramai banget, mana cukup uang yang ku kasih kan pada mu untuk mengundang orang seramai ini ",ucapku. Istri ku malah ketawa , aku tambah bingung di buat nya. Bukan nya malah tertawa lepas aja dia. Padahal aku sudah gak sabar menunggu penjelasan nya.
"Gini lho bang Rinto, di sini ada arisan", ucap Rina .( Arisan apa pikir ku).
"Arisan beras , daging, ayam, telur, gula , susu ,dan lain sebagainya. Nanti pas acara anak mereka kita bayar",jelas istri ku. Sekarang aku baru paham.
Saat melihat begitu banyak undangan yang datang, aku bertanya pada istri ku...
"Wah banyak ni dapat uang setelah acara " ucap ku menggoda istri ku.
" Banyak lah " ucap istri ku sambil ketewa sumringah ??. Setelah acara selesai aku di ajak membuka amplop undangan, aku heran kok isi sedikit semua nya, masa iya orang tega ngasih amplop hanya dengan isi 1000, 2000, 3000, 4000, 5000 perak. Padahal pergi nya sekeluarga , makan dua kali pula pikir ku.
Akhirnya istri ku menjelaskan kembali , karena mereka sudah memberi arisan sebelum acara pesta, jadi kalau sekarang hanya alas tangan aja.
Iya juga ya ... pikir ku, mana uangnya kalau mau ngasih besar lagi. Tapi keren juga adat di sini, Jadi kalau acara gak perlu hutang dulu, habis acara baru bayar , seperti tempat ku hehehehe.
Malam sudah menjelang , dari magrib kenapa istri ku tidak masuk ke kamar, apakah dia segan mau malam pertama dengan ku, aaaah ...ini jangan sampai terjadi, padahal aku sudah tidak sabar ingin malam pertama dengan nya, bagai mana mungkin aku bisa melewati malam pertama sendirian. Bukan kah aku sudah sangat lama merindukan ini, pikiran ku mulai ngeres??, dan traveling kemana mana??????.
Aku mulai mencari istri ku... ku lihat ada mertua ku duduk sambil menonton televisi. Lalu aku menanyakan keberadaan istri ku.
"Ibu .... ada melihat Rina gak ",ucapku.
"Oh Rina tadi ke belakang, coba nak Rinto lihat saja ",terang ibu mertua ku.
Lalu aku menyusul keberadaan istri ku, kali ini dia harus ikut bersama masuk ke dalam kamar, tak kan ku biar kan Rina tidur di kamar lain, aku khawatir Rina berusaha mengelak untuk melaksanakan tugas nya sebagai istri. Mana mungkin aku sanggup tidur tanpa nya. Malam ini aku harus bisa tidur sambil memeluk nya.
Hehehehe mulai lagi deh traveling otak ini??.
Saat di tempat wudhu aku melihat Rina bingung, entah apa yang di benak nya, jangan jangan Rina juga memikirkan malam pertama bersama ku??.
"Dek ....dek ... ",ucap ku, Rina kelihatan kaget.
"Iya bang ...", ucap nya.
"Kita sholat isya berjamaah ya Dek ucap ku... " sambil tersenyum manis pada istri ku.
Lalu Rina pun terdiam sejenak , mungkin masih bingung, dan aku bartanya lagi.
"Sayang ..... isya kita sholat berjamaah ya .."ucap ku sambil berbisik lembut.
"Iya bang ...", ucap Rina.
Yes yes yes.... ucap ku dalam hati.
Aku harus pasti kan kalau Rina masuk ke kamar, jangan menyimpang ke kamar lain.
Setelah selesai aku wudhu ,ku minta dengan halus kepada istri ku.
"Adek jalan duluan ...",ucap ku, sebenarnya aku khawatir aja kalau istri ku masuk ke kamar lain??. Jadi laki laki harus berbuat dan bertindak, masa ikan dah di depan mata, halal lagi di lepas kan, ya harus di nikmati dan di makan lah??.
Setelah masuk kamar, kami sholat berjamaah.....
Walaupun aku belum pernah jadi imam di mesjid, tapi kalau sekedar jadi imam untuk istri ku insyaallah bisa. Karena sholat sudah kegiatan sehari hari hehehehe.
Setelah sholat aku memohon kepada Allah agar keluarga kami menjadi keluarga yang sakinah, mawahdah dan warohmah. Semoga aku menjadi imam yang baik untuk istri dan anak anak ku kelak , aamiin ??????.
Setelah shalat ... ku lihat istri ku malu malu kucing, malu malu tapi mau??. Ya wajarlah , namanya juga anak perawan. Kudekati istri ku yang duduk di pinggir sofa yang empuk, ku bisikkan pada nya, malam ini dunia milik kita berdua, yang lain numpang sayang ??, akhirnya istri ku tertawa lepas juga.
"Bang Rizal ini apa apaan sih menggombal nya kebangetan", ucap nya.
Tapi kamu suka kan sayang timpal ku mesra.
Ku lihat wajah nya mulai memerah tanda nya malu, tapi aku sangat suka melihat raut muka nya yang merah seperti ini, makin tambah cantik aja istri ku ini. Mata nya yang sipit, kulit nya yang putih, putih alami lho, karena keterunan putih. hidung nya yang mancung kecil, bibir yang tipis, aduhai , aku lihat malam ini bertambah tambah cantik nya. Rambut nya pendek di potong model Desi Ratnasari. Sekarang wanita ini telah menjadi milik ku seutuhnya.
"Sayang aku punya satu pantun khas untuk mu" ucapku.
"Pantun apa itu bang", ucap Rina.
"Sayang dengar kan ya..." ucap ku dengan lembut.
Aku pun mulai berpantun dengan mimik jenaka ku".
Aku anak seorang pelaut
Punya senjata di atas perut
Bisa memanjangkan bisa mengkerut
Aku tembak kamu perut mu buncit
"Hahahaha...."Rina ngakak ketawa, dan aku bahagia melihat nya, paling tidak ketegangan nya hilang.
"Sayang .... ",ucap ku lembut.
"Terimakasih telah mau menjadi kan aku sebagai imam mu, jika imam mu salah tegur ya sayang "ucapku.
"Iya bang... " ucap istri ku .
istri ku tidak banyak berbicara , bicara hanya seperlu nya saja, sesuai dengan yang kutanya saja bicara nya. Mungkin sekarang lagi kelewat gugup , sebenarnya aku juga gugap, tapi kan aku laki laki, di Indonesia.... kalau hal seperti ini harus laki laki yang mulai, kalau wanita walaupun nafsu juga tapi gengsi nya melebihi nafsu nya. Bisa gagal malam pertama ku kalau menunggu ajakan istri??????.
" Sayang ...." kubisikkan kata lembut di telinga istri ku. Namun aku tetap melancarkan aksi ku, yang tanpa penolakan sedikit pun dari istri, ritual ritual penuh kelembutan ku lakukan, tapi nyata nya aku belum sanggup menembus keperawanan istri ku. Bukan aku gak bisa, aku bisa saja melakukan dengan paksa, tapi aku ini suami nya, aku ingin melakukan nya dengan lembut.
Sekarang kami berdua terkapar tanpa sehelai benang pun menutupi tubuh kami.
"Sayang ayo bersih bersih", bisik istri ku. Aku mengikuti saja ke inginan istri ku, malam ini walaupun aku belum berhasil menembus gawang istri ku, tapi aku sudah merasa puas dengan layanan istri ku. Kami bersih bersih bersama di kamar mandi, cepat cepat ku ambil gayung, ku bersih kan vagina istri ku,
"Aduh perih sayang ",ucap nya lembut.
"Sayang subuh nanti aku minta lagi ya ucap ku menggoda, kamu hebat sayang , bisa membuat ku puas walaupun tanpa memakan ini", sambil ku pegang vagina nya, wajah istri ku memerah??, tanda malu.
Saat kami keluar dari kamar mandi berdua ,tiba tiba ketemu ibu mertua ku yang in nigin pergi ke WC, ibu mertua ku tersenyum memandang kami berdua, membuat aku malu.... namun kami berlalu begitu saja... bayangkan saja ketan inigkap basah keluar dari kamar mandi berdua, pasti lah pikiran Mertua ku traveling kemana mana ??.
Setelah masuk kamar, aku dan istriku berpandangan dengan pikiran masing-masing.
POV Rina
Hari sudah menjelang malam , terdengar suara azan magrib, aaah lebih baik aku magrib dulu, akhirnya aku mengambil wudhu dan memutuskan kan sholat di kamar ibu, malas banget sholat di kamar pengantin,aku belum siap bertemu bang Rinto. Aku grogi kalau harus satu kamar dengan nya, aku bingung harus berkata apa dan berbuat saat di kamar nanti berdua.
Selesai shalat ternyata ibu udah ada di kamar duduk di sofa, dan bertanya padaku.
"Kok sholat di kamar ibu Rin.... kenapa tidak berjamaah dengan Rinto aja" , ucap ibu.
"Malas ah bu, pengen sholat di sini aja dulu , ibu mau sholat kan " timpal ku .
"Iya ...", kata ibu.
Saat ibu sholat aku berbaring di sofa ibu ku, ibu walaupun sudah tua , tapi kamar nya selalu bersih dan rapi.
Setelah sholat ibu lalu menghampiri ku, lalu berbicara padaku. " Kamu kenapa sholat di sini Rin , kasian lah suami mu sendiri di kamar, seharusnya kamu sholat berjamaah bersama nya", ibu menasehatiku.
" Pengen sholat di sini aja dulu ibu ", padahal aku masih grogi kalau harus sekamar dengan bang Rinto.
" Rin .... sekarang statusmu , bukan gadis lagi , tanggung jawab sudah bertambah, sekarang kamu sudah menikah, maka jadilah istri yang terbaik di mata suami mu, sehingga suami mu, bahagia bersamamu, sebagai seorang istri, tugas utama mu adalah memperhatikan makan minum suamimu, karena perut yang lapar bisa memicu pertengkaran. Jaga dan rawat suami mu, jangan terlalu menuntut, hidup lah sesuai kemampuan ekonomi", nasehat ibu ku akan selalu ku ingat.
Iya Bu...", ucapku, setelah ngobrol bersama ibu azan isya berkumandang.
" Sekarang kamu shalat dengan suami aja ", ujar ibu ku.
" Iya Bu....", jawab ku singkat.
Padahal aku masih grogi banget jika harus sekamar dengan bang Rinto, akhirnya aku melangkah ke belakang, tuk wudhu, saat aku sedang terdiam, tiba tiba aku di kejutkan bang Rinto." Dek...dek... kenapa bengong ", ucapnya.
Aku makin bengong di kejutkan nya. Lalu bang Rinto mengatakan" kita sholat berjamaah ya...".
Aku semakin galau ,dan bingung... tapi aku spontan mengangguk aja, artinya menyetujui.
Ku lihat senyum nya lepas seperti sangat bahagia. " Sayang ...kita sholat jamaah ya," ucap suami ku mengulang nya, dengan suara lembut, seperti ada sesuatu keinginan yang lain selain mengajak sholat jamaah,, aaaah...apa apaan sih aku kok mikir yang macam macam.
Akhirnya aku wudhu, setelah wudhu ternyata suamiku sudah di belakang ku dan meminta ku jalan duluan, kayak tuan putri aja aku ini, aku benar benar di kawal sampai memasuki kamar.
Setelah di kamar kami pun shalat berjamaah, ternyata bagus juga suara bang Rinto jadi Imam, semoga saja suami ku bisa jadi imam yang baik tuk keluarga kecil ku kelak. Setelah selesai shalat aku memohon kepada Allah SWT, agar keluarga kami jadi keluarga yang sakinah ,mawadah dan warahmah aamiin.
Aku bingung setelah sholat, apa yang harus kulakukan, sekarang sudah ada lelaki asing yang sekamar dengan ku, akhirnya aku berdiri saja setelah melepas kan mukena ku. Tampaknya suami ku memahami kekikukan ku, lalu menghampiri ku, dan merangkulku.
"Sayang ... sayang " mulai menggodaku, hati tambah tidak karuan, maklum lah ini lah pertama kali aku di rangkul. Waktu pacaran pegang tangan aja aku risih , karena aku selalu mengingat kata kata ibu ku, jadi anak gadis harus punya harga diri, jangan mau di rendahkan. Jaga kehormatan mu , agar setelah menikah kau di hormati suami mu sebagai wanita terhormat. Itu selalu terngiang di telinga ku.
Bang Rinto semakin berani aja, dia bukan hanya memeluk ku, tapi juga menciumiku, aku bingung.... harus bagaimana, mana mungkin aku menolak, karena sekarang dia adalah suami ku. Apakah sekarang bang Rinto sudah ingin melakukan nya, bulu ku mulai berdiri. Tapi aku tidak bisa menolak nya, ku biarkan saja dia terus mencumbui ku.
"Tiba tiba darah ini berdesir hebat, ada perasaan yang menggelora, apa kah ini yang nama rasa cinta dan nafsu, tubuh ini serasa panas membara, aku menikmati sekali cumbuan dari suami ku, dan aku pun membalas nya. Suami ku semakin semangat mencumbui ku, napas ku benar benar terasa sesak, akhirnya tubuh ku diangkat di atas sofa, entah kapan suami ternyata sudah melucuti pakaiannya dan baju atas ku. Semakin bernafsu dia kepada ku, seluruh tubuh ku di isap,di gigit dan di jilat dan di sedot, ya ampun ternyata begini rasanya bercinta. Rasa nya tubuh ini melayang kemana-mana, nikmat sekali di cumbui seperti ini. Saat ingin menerobos keperawanan ku, aku tidak sanggup, karena sakit sekali, aku kira suami ku akan memaksakan nya, ternyata tidak. Aku bersyukur dia mengerti dan tidak melanjutkan nya, akhirnya kami terkapar bersama sama dan saling berpandangan , tenggelam dengan pikiran masing-masing.
POV Rinto ....
Ini kok senjata ku berdiri lagi sih apalagi saat melihat wajah istri ku yang cantik ini, perasaan ingin lagi menggelora di hati ku, senjata ku seakan gak mampu menahan nya lagi, tapi istri ku masih tidur nyenyak, mungkin kecapean malam tadi habis ku cumbui, aku tersenyum puas.
Ini kan sudah milikku secara sah, aku ingin bermain main dengan nya saat dia tidur. Lalu ku buka selimut yang menutupi istri tubuh ku, ku buka celana nya , istri ku belum juga sadar. Kupandangi vagina istri ku, ku cium ke belai ku liat bagian dalam nya, aku ingin mengingat momen melihat keperawanan istri ku. Bukan kah jika nanti sudah tembus gawang nya perawan nya sudah hilang. Ku buka vagina nya, ku perhatikan lubang nya, kecil sekali, hanya sebesar pipet, ku pegang senjata ku, pasti susah menembus nya ini, pikir ku. Istri ku belum juga sadar. Banyak teman yang mengatakan , jaman sekarang mana ada lagi gadis perawan, rata rata SMP , SMA apalagi anak kuliahan sudah hilang keperawanan nya, mending dapat janda sudah jelas statusnya, itu yang selalu jadi olokan teman ku.
Si Ariel menikah dengan janda alasan nya katanya, mending dapat janda rasa perawan, dari pada dapat perawan rasa janda. Perawan sudah tidak ada bro, kecuali lho menikah dengan anak ingusan kata teman ku.
Aku terkekeh sendiri, pernyataan mereka itu salah, masih banyak kok anak gadis yang menjaga keharmotannya, istri ku ini contoh nya, perawan Ting Ting....aku tersenyum sendiri.
Tidak tahan aku melihat vagina yang menantang ini, ku jilati, ku cium, ku gigit gigit manja, istri ku hanya, menggeliat dan membiarkan saja. Wangi nya aku suka sekali, pasti istri ku sangat merawatnya.
Tubuh ku sudah berada di atas tubuh nya, ku cium kening nya lanjut bibir nya, ku bisikkan pada nya, " sayang bangun," ku panggil dengan pelan, terus ku ciumi pipinya, kuping nya, aku ingin malam ini tuntas.
Istri ku terbangun
" sayang , " ucap nya manja, aku semakin gemes melihat nya, tidak ada penolakan sedikit pun dari nya.
" Sayang aku ingin lagi ," pinta ku dengan penuh harap, agar jangan sampai ada celah istri ku menolak nya.
"Sayang....", ucap istri ku lirih," jangan dulu ya , ini aja masih sakit, malam besok aja gimana sayang", aku sedikit kecewa,tapi aku gak mau juga memaksa, aku ingin aku dan dia sama-sama menikmati.
"Baiklah sayang, aku akan sabar menunggu mu", ucapku kecewa, kalau seperti ini mending aku tidur, dedek juga ikut tidur nya, ku elus senjata ku yang kecewa, karena gagal menembak.
POV Rina
Tiba tiba aku tersadar, aku merasa mis v ku geli sekali, terasa ada benda lembut yang membelainya. Ku buka mataku, walaupun sangatlah mengantuk, saat ku buka mataku, ternyata suamiku memainkan vaginaku. Aku tidak tau harus berbuat apa, aku bingung sambil menikmati kenikmatan ini, suami ku benar benar hebat membuat ku melayang. Jadi ku biarkan saja apa yang ingin di lakukan nya, selagi dia suka dan aku pun suka.
Lalu suami ku menindih kan tubuh nya di atas tubuh ku, meminta persetujuan tuk menebus gawang ku, tapi aku menolaknya dengan halus, aku masih trouma sakit nya di mis v ku. Aku belum siap. Tampak wajah kecewe di mata suami ku, sebenarnya aku kasian juga, tapi biarlah ....bukan kah malam masih panjang.
Share this novel