10.

Romance Completed 143720

Hai semoga masih suka ya......happy reading..

Renita melihat ada yang tidak beres antara kedua insan tersebut. Senyum Rendra tak pernah begitu lebar padahal ia hanya bertemu dengan sekretarisnya. Renita hanya membalas sapaan Diandra dengan sopan dan juga mengangguk.

"Saya sudah mengatur jadwal yang masuk ke email saya, Pak. Nanti Bapak bisa membacanya di laptop Bapak", ujar Diandra bersemangat. Renita tampak waspada dengan Diandra yang menurutnya tidak seperti kemarin pertama kali mereka bertemu. Tapi Renita tahu diri dalam benaknya ia mengetahui ada sesuatu dalam diri sang kakak yang membuatnya tampak berbeda. Mungkin ia akan mencari tahu tapi tidak sekarang.

"Baik, terima kasih. Oh ya tolong reservasi hotel untuk Renita", pinta Rendra. Renita membulatkan kedua matanya.

"Mas!. Kenapa?", tanya Renita penuh drama. Diandra mengawasi kedua saudara itu dengan was was takut jika mereka bertengkar dan terjadi perang diruangan ini. Yang Diandra dengar tentang Renita bahwa perempuan berwajah manis itu sangat manja dan suka memerintah. Tapi Diandra suka dengan gayanya. Fashion yang ia pakai memang sedikit berbeda dengan remaja kebanyakan.

"Apa tidak sebaiknya Renita tidur dirumah Bapak?. Anak gadis kasihan kalau tidur sendirian", Diandra mengingatkan. Senyuman nakal terbit dari bibir tipis Renita.

"Tuh kan Mbak Dian aja udah tahu kalau aku harus tidur dirumah Mas. Boleh ya?", mata Renita terus saja mengerling. Rendra tampak berpikir.

"Baiklah,tapi dengan syarat tidak ada pesta ataupun pulang malam", tegas Rendra. Diandra memandang kagum pada sang pimpinan. Rendra juga tanpa sengaja menatap Diandra dengan tatapan penuh harap. Renita agak mual melihat semuanya. Apa Mbak Dian menyukai kakak ya, batin Renita. Nggak mungkin, jangan sampai terjadi, doa Renita.

Sesampainya dirumah Rendra, Renita membulatkan kedua matanya. Ia tak percaya pada apa yang ia lihat. "Sebentar ini benar rumah Mas?", tanya Renita penasaran. Rendra hanya tersenyum miring.

"Setelah Kania meninggal rumah yang lama Mas jual. Terlalu banyak kenangan disana", ujar Rendra seraya membuka pintu kamar tamu. Renita tahu sang kakak sangat mencintai kakak iparnya tetapi saat ia melihat adegan drama romantis di kantor Rendra apa iya kakaknya masih belum bisa move on.

"Kamu udah makan?", tanya Rendra.

"Belum cuma makanan pesawat aja, masakin dong , Mas", rajuk Renita.

"Kayaknya lama di rantau kamu nggak pintar-pintar ya", ejek Rendra. Renita tersenyum masam.

"Oh ya kemana Anjani?. Masih sekolah?", tanya Renita melongok kamar sang keponakan.

"Di sekolah. Nih udah jadi cepat makan dan istirahat", suruh Rendra. Renita membulatkan bibirnya, dan menatap kakaknya dengan pandangan bertanya.

"Telur dadar?", tanya Renita. Rendra mengangguk dan segera melenggang pergi ke kantor. Renita bingung mau melakukan apa. Ya sudah akhirnya ia makan saja telur buatan Rendra.

Rendra bersenandung kecil saat memasuki lift, saku celananya bergetar. Ia melipat bibir dan menggumam, "Kalau seperti ini terus kapan dapetin Diandra".

**

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience