Hanna duduk bersandar pada bangku taman yang berada tidak jauh dari rumahnya sambil menjilati es krim vanila. Sesekali Hanna menatap pada langit biru yang bisa membuat siapapun terlelap karena cahaya yang begitu menyegarkan.
"Hanna"
Suara seorang wanita yang sangat akrab di telinganya, membuat wanita itu menoleh. Sambil berlari perlahan ke arah Hanna. Wanita yang memanggil Hanna tadi memberikan 2 lembar tiket nonton padanya.
"Mau nonton?"
"Tumben ngajak nonton sis"
"Aku baru dapet vocer tadi"
Kata Siska sambil tertawa kecil, tanpa berbasa basi lagi Hanna mengiyakan ajakan Siska dan mereka berduapun pergi meninggalkan taman sambil saling bercerita tentang liburan mereka.
Jam sekarang telah menunjukan pukul 5 sore kini Hanna sudah bersiap untuk pergi nonton bersama Siska, tapi suatu hal yang tidak diinginkan oleh Hanna muncul kembali di hadapannya.
"Kelvin"
"Mau kemana kau?"
"Bukan urusanmu"
Kata Hanna menjawab cuek, tanpa memperhatikan Kelvin, Hanna melangkahkan kakinya menjauh dari pria itu.
"Tidak kah kau merasa menyesal padaku?"
"Menyesal? Untuk apa!"
"Ternyata bukan hanya otakmu saja yang bodoh tapi ingatanmu juga payah"
"Apa kau bilang"
Karena geram dengan ucapan Kelvin, Hanna spontan langsung memaki-maki Kelvin, sebelum Kelvin me dengar semua makian serta ocehan yang dilontarkan oleh Hanna, dengan cepat kelvin menunjukan surat perjanjian mereka yang selalu dibawanya kemana-kemana untuk berjaga-jaga jika saja Hanna melewati batasnya.yang reflek Hanna langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
Entah sudah berapa kali Hanna membuat Kelvin kesal, dan dia takut jika Kelvin marah lalu membatalkan perjanjiannya, dengan seketika Hanna langsung bersikap manis pada Kelvin.
"Maaf aku lupa, maafkan aku ya tentang kejadian kemarin"
"Aku tidak akan semudah itu memaafkanmu"
Mendengar ucapan Kelvin membuat Hanna kesal karena dipertemukan dengan orang seperti Kelvin, padahal dulu kehidupannya baik-baik saja.
"Jika kau mau mendapatkan permintaan maaf dariku, maka kau harus menuruti syarat dariku"
"Apa!, syarat lagi"
Sambil menghela nafas, Hanna menyuruh Kelvin memberitauh syarat apa yang diinginkan oleh Kelvin, dan yang benar saja saat Hanna mendengar syarat dari Kelvin, hati serta pikirnya mulai kesal.
"Jadilah pacarku untuk selamanya"
Ini gila Hanna tidak bisa, meskipun dia ingin tapi tetap saja Hanna tidak mau, bagaimana bisa dia melupakan Aldo yang notebadenya sebagai pasangan Hanna dimasa depan, dan Hanna tidak rela harus menggantikan posisi Aldo dengan Kelvin yang menurut Hanna jauh dibandingkan Aldo.
"TIDAK….TIDAKKK akan pernah"
Saat mendengar ucapan Hanna, Kelvin sedikit tersentak, karena baru kali ini ada wanita yang menolak dirinya meskipun Kelvin sadar bahwa dia adalah pria yang paling menyebalkan, tapi meskipun sifat Kelvin menyebalkan tapi tetap saja semua wanita pasti akan menerimanya kalau Kelvin menembak mereka.
"Beri aku alasan kenapa kau tidak mau menjadi pacarku"
"Alasannya tidak penting, tapi yang pasti aku tidak mau menjadi pacarmu"
Hanna berjalan memasuki kamarnya lalu membarikan tubunya di ranjang, tanpa di sadari olehnya dia tertidur. Sejenak Kelvin terdiam lalu senyum tipis mulai terukir diwajahnya.
***
"Dimana Hanna, menyebalkan sekali tidak biasanya dia telat sampai 30 menit seperti ini"
Siska terus menggerutu sambil memperhatikan tiket nonton yang dia gengamannya, tapi sebuah suara membuat Siska tersentak.
"Apa yang kau lakukan sendirian "
"Bukan urusanmu, Hendra"
Ucap Siska malas, sambil memungungi Hendra.
"Bagaimana bisa kau menonton sendirian, tanpa ditemani siapapun"
"Sudah kubilang itu bukan urusanmu"
Kesal karena Hendra terus bertanya, Siska dengan wajah cuek pergi meninggalkan tempatnya berdiri tadi, karena kecerobohan Siska yang tidak memperhatikan jalan hampir saja dirinya akan menabrak sebuah tong sampah yang berada di sudut ruangan moll, dengan singap Hendra menarik lengan Siska sehingga mereka berdua saling menatap.
"Bagaimana jika menonton bersamaku"
Ucap Hendra sambil mengedipkan sebelah matanya, sambil mendorong jauh-jauh Hendra darinya, Siska dengan wajah cueknya menolak mentah-mentah ajakan Hendra.
Siska lalu pergi meninggalkan Hendra sendirian yang masih berdiri di sudut Moll, tapi tidak berhenti sampai disitu Hendra kembali mengejar Siska sambil terus mengodanya.
***
Pandangan Hanna berubah menjadi kesal, saat dia tau bahwa ini sudah jm 7.00 padahal dia ingin sekali menonton filem itu, karena di kehidupannya dulu dia tidak bisa menonton filem itu karena harus menyelesaikan tugas kuliahnya.
"Semua ini karena kau, jika saja kau tidak datang hari ini maka aku pasti sudah menonton filem itu"
"Kenapa salah ku, bukannya itu salahmu yang tertidur"
Ucap Kelvin seraya membela dirinya yang tidak terima, karena tiba-tiba langsung ditudu begitu saja, ditambah kaki Kelvin yang sedari tadi berdiri di depan pintu rumah Hanna, menunggu sampai pemilik rumah keluar.
"Tentu saja itu salahmu"
"Aku tidak melarangmu untuk pergi, bukankah kau sendiri yang masuk ke kemar dan tidak keluar-keluar"
Ucapan Kelvin ada benarnya, semua ini adalah salah Hanna padahal Kelvin tidak melarangnya untuk pergi, tapi kalau harus diingat-ingat perkataan Kelvilah yang membuat Hanna kesal 'syarat gila' yang sampai kapanpun tidak akan pernah dituruti oleh Hanna.
"Lebih baik sekarang kau pergi"
"Kau mengusir ku?, Bangaimana kau bisa mengusir seorang tamu"
"Tamu?, Kau itu tamu yang tidak di undang"
Kata Hanna sambil mendorong tubuh Kelvin
keluar dari rumahnya, saat Kelvin benar-benar pergi dari rumahnya, Hanna langsung membanting tubuhnya di atas sofa sembari merutuki kebodohannya karena tertidur.
Panggilan masuk terus berdering di Hp Hanna, menunjukkan bahwa si penelopon adalah Kelvin, tanpa mempedulikan panggilan masuk yang terus berdering kencang dan membuat kebisingan di ruang keluarga, Hanna lebih memilih menonton tv.
"Keluarlah,Aku akan mengajakmu pergi menonton filem, meskipun filem yang ingin kau tonton sudah lewat karena KESALAHANMU tapi aku akan menggantinya, dan jika kau keluar sekarang sampai hitungan kesepuluh maka aku
akan menambah jatahmu untuk marah"
Tepat pada hitungan kesepuluh, Hanna keluar sambil tersenyum pada Kelvin, melihat Hanna yang tersenyum padanya, dengan cepat Kelvin membuang muka.
"Hentikan senyum palsumu itu, dan masuk saja kemobil"
"Dasar aneh"
Kata Hanna sambil menjukurkan lidahnya.
***
Kelvin dan Hanna sampai di moll yang terkenal di Jakarta, kini mata Hanna kembali berseri karena Sudah lama sejak dia tidak bisa pergi berjalan-jalan seperti sekarang ini, karena di kehidupnya dulu dia terlalu sibuk dengan pekerjaanya.
"Aku akan memesan tiket, jadi tunggu di sini"
Hanna hanya mengganguk kecil seperti anak kecil yang disuruh menurut pada orang tuannya, pandangan Hanna tertuju pada mesin pembuat permen kapas, dengan gembira Hanna melangkahkan kakinya ke tempat itu.
Wajahnya kembali berseri-seri saat melihat permen kapas yang sangat besar, tapi suara Kelvin membuatnya menghelakan nafas karena kesal, bagaimana tidak Kelvin memarahinya karena dia pergi ke sini tanpa memberi taunya terlebuh dahulu.
"Kau pikir aku anak kecil, yang harus memberi taumu kemanapun aku pergi?"
"Iya, kau anak kecil yang memiliki sifat menyebalkan"
Meskipun kesal dengan ucapan Kelvin, tapi Hanna tidak ambil hati karena baginya ucapan Kelvin itu hanyalah angin lalu. selain itu, Hanna juga lelah harus berdebad dengan Kelvin bahkan untuk masalah yang kecil.
"Pak saya pesan satu yang agak besar"
Kelvin hanya memperhatikan Hanna yang terus tersenyum saat si penjual menggulung kapas-kapas itu dengan terampil. Tanpa di sadari oleh Hanna, Kelvin terus memandanginya sambil terus tersenyum.
"Ini"
"Terima kasih"
Saat Hanna akan membayar permen kapasnya, dengan cepat Kelvin menegeluarkan uang dan hal ini membuat penjual kebinggungan harus mengambil uang dari siapa.
"Ini siapa yang bayar?"
"Ambil uangku saja, aku yang akan
membayarnya"
Tapi dengan keras kepala Hanna menolak kebaikan Kelvin, karena menurut Hanna, yang makan permen kapas itukan Hanna jadi kenapa harus Kelvin yang membayarnya, pertayaan di dalam hati Hanna terjawab, saat Kelvin dengan santainya memberitau penjual permen kapas itu.
"Dia pacarku, jadi aku yang akan membayarnya"
Mendengar ucapan itu, membuat si penjual dan Hanna terkejut sedikit terkejut.sambil tersenyum si penjual mengambil uang Kelvin dan memberikan uang kembalian.
"Ayo pergi"
***
Filem, baru akan dimulai 20 menit lagi, dan untuk menghilangkan kebosanan itu, Kelvin mengajak Hanna untuk pergi berbelanja, karena dari yang Kelvin tau bahwa wanita itu hobi belanja, tapi tidak dengan Hanana, dia melok ajakan Kelvin dengan alasan bahwa belanja hanya menghabiskan uang.
"Kau tidak perlu kawatir, aku yang akan membayar belajaanmu, kau bebas ingin membeli apapun karena aku yang mengajakmu kesini"
Hanna terkejut mendengar ucapan Kelvin, dengan tatapan aneh Hanna berusaha menyelidiki kejangganlan ini, Tapi tidak bisa menemukan apapun karena dari raut wajah Kelvin memang benar dia bersunggu- sunggu, tapi sekali lagi Hanna menolak kebaikan Kelvin yang menurutnya jarang dia temui.
Filempun dimulai, Hanna tidak tau bahwa Kelvin akan memilih filem yang benar-benar menyedihkan seperti ini, karena jika Hanna melihat dari perawakan Kelvin, Hanna yakin bahwa Kelvin akan memilih menonton filem action yang menurut Hanna akan sangat membosankan dan juga sangat menyebalkan.
Setelah filem selesai diputarkan, Hanna dan Kelvin beranjak dari tempat duduk mereka, tapi kejadian yang tak terduga terjadi yang alhasil membuat Hanna dan Kelvin merasa canggung satu sama lain. tanpa sengaja kaki Hanna tersandung anak tangga yang akan dinaikinya tapi dengan singap Kelvin langsung memegang pinggang Hanna yang sontak membuat kedua mata mereka saling bertemu dengan jarak yang dapat dibilang cukup dekat,
"Apa kau baik-baik saja"
Tanya Kelvin dengan suara yang sangat lembut, membuat hati Hanna sedikit berdegup kencang.
"Iya"
Dengan cepat Hanna menyingkirkan tangan Kelvin dari pinggangnya. merasa malu, Hanna terburu buru keluar dari bioskop dan tidak sengaja menabrak Siska yang kebetulan sedang berjalan berlawanan dari arahnya.
"Hanna"
"Siska"
Ucap mereka berbarengan saat tatapan mereka saling bertemu.
"Kau pergi menonton sendirian, dan mengabaikan ajakanku"
Ucap Siska kesal, kebiasaannya mulai muncul dan membuat semua orang yang melihatnya ingin sekali menarik bibir Siska itu.
"Bukan seperti itu, siska aku…."
Sebelum Hanna selesai mengucapkan kalimatnya Kelvin dan Hendra keluar dari arah yang berlawanan dan membuat masing-masing dari mereka terkejut.
"Apa yang kalian berdua lakukan ?"
Ucap Hendra dan Siska berbarengan, karena masing-masing dari mereka sudah ada janji. Tapi janji itu tidak ditepati oleh Kelvin dan Hanna, meskipun begitu Hanna tetap memiliki alasan kenapa dia tidak jadi menonton dengan Siska, tapi kalau Kelvin, Hanna tidak tau alasan darinya membatalkan janji dengan Hendra. tapi yang pasti kini Hendra dan Siska marah besar pada mereka berdua.
****
Share this novel