"Apakah Aku Jatuh Cinta?"

Romance Series 677

Hari telah berganti, mentari telah terlihat kembali, Airin pun sudah sampai ditempat kerja, toko yang sudah buka dan semua karyawan mulai sibuk dengan konternya masing-masing terutama Airin dan Nia, "Rin, ko melamun" suara Nia memecahkan lamunan Airin.
"Ah gak mba, ada sedikit hal yang aku fikirkan" jawab Airin.
"Mikirin apa sih rin, cerita sama mba kalo ada apa-apa" ucap Nia.
"Semalem mba, laki-laki itu mengirim pesan lewat instagram ku, sepertinya dia benar-benar ingin mengenalku, menurut mba aku harus bagaimana?" tanyanya Airin begitu polos pada Nia.
"Hah? dia beneran ngirim pesan? dia bilang apa aja? menurut mba sih gapapa kamu tanggepin, kalo emang dia benar-benar mau berteman, tapi kamu harus jaga jarak juga, karena kita tidaj tau dia orang seperti apa" jelas Nia.
"Aku pun berfikir demikian mba, aku semalam pun langsung mengakhiri obrolan kami dengan alasan sudah larut malam" sambung Airin.
"Tidak apa-apa rin, ada mba ko, kamu cerita aja kalo dia bilang sesuatu yah" Nia mencoba menenangkan Airin

Airin sebenarnya bukan kali ini saja memiliki teman lelaki, ia memiliki beberapa teman lelaki, tapi baru kali ini Airin mengenal lelaki dari jauh tempat tinggalnya yaitu padang, ia tidak tau bagaimana orang-orang disana, bagaimana karakter mereka, apalagi usia Arfan tiga tahun lebih dewasa dari Airin.
Airin memang wanita polos, yang tidak suka banyak bergaul seperti wanita lainnya, ia setiap harinya hanya sibuk dirumah atau ditempat kerja, ia keluar rumah hanya bila ada urusan penting dengan teman atau sekedar betemu teman yang sudah lama tidak ditemui.
Airin memiliki wajah yang enak dipandang, senyumnya yang manis dengan dua tahi lalat dibawah bibirnya, mungkin karena itu terkadang banyak lelaki yang suka memperhatikan bagaimana Airin tersenyum, termasuk dengan Arfan.

"Bang, kirim pesan belum sama mba Airin?" tanya Lisa yang memecahkan lamunan Arfan.
"Sudah lis, tapi dia hanya jawab singkat, mungkin aku memang terlalu malam mengirim pesan" jawab Arfan sedikit kecewa.
"Jam berapa emang bang?" tanya Lisa
"Sekitar jam 10.an lah, kira-kira dia berangkat shift apa yah hari ini, aku ingin melihatnya lagi rasanya" Arfan sambil tersenyum.
"Kita lihat saja nanti pas karyawan pada pulang, kita lihat depan toko saja" sahut Lisa.
"Ah ! ide bagus kamu lis" Arfan seperti layaknya orang yg ingin ikut berlomba, raut wajahnya yang benar-benar semangat.
"Ah ngagetin nih" Lisa mendorong lengan Arfan pelan.

Dari tiga karyawan ditempat Arfan, hanya Lisa yang bisa Arfan percaya dan yang dekat dengan Arfan layaknya kakak beradik.

Waktu menunjukan pukul 17:00 yang artinya karyawan shift pagi sudah waktunya untuk pulang.
karyawan bergiliran keluar dari pintu toko sambil menenteng tas nya masing-masing termasuk Airin.
"Mingir ah minggir" Airin sedikit terdorong oleh topik yang sedang bercanda mengusili Airin.
"Eh eh, Ah kakaaaaa, Airin jatuh nantiiii" rengek Airin manja.
"Haha... kaka tangkap nanti" usilnya topik.
"Ka, boleh minta tolong keluarin motor Airin dari parkiran? Airin ga bisa ambilnya, banyak motor" pinta Airin.
"Boleh rin, sini kaka bantu" topik langsung mengambil kunci motor Airin.

Bagi Airin topik memang laki-laki yang baik yang selalu menolong Airin, dan lebih banyak bicara dengan Airin ketimbang dengan karyawan laki-laki lainnya, yang selalu jahilin Airin juga tentunya.
Umur topik memang dua tahun lebih dewasa dari Airin, jadi Airin seperti adik kaka jika bersama topik. senior yang baik bagi Airin.

"Nih rin, hati-hati loh pulangnya, jangan ngebut" ucap Topik
"Makasih kakaaaaa" dengan nada manjanya sambil tersenyum.

Tanpa Airin sadari ternyata diam-diam ada yang memperhatikan Airin dari pertama Airin keluar toko sampai Airin sedang duduk dimotornya, Airin tidak sengaja melihat kearah seberang, dan betapa kagetnya Airin menemukan seorang lelaki diseberang yang sedang tersenyum bahkan tertawa melihat Airin sembari tadi bersama Topik.
"Dia" gumam Airin dalam hati.
Saat Airin menghadap ke arah seberang Arfan pun sedang melihat kearah Airin dengan jelas dan tanpa beralih pandangan sedikitpun.
Airin yang tidak enak jika tidak menyapa maka sebelum Airin mengendarai motor ia sempatkan menundukan kepala dan tersenyum kepada Arfan yg berada diseberangnya ditemani Lisa disampingnya.
Arfan membalas senyum Airin dan menatapnya tajam sampai Airin mengendarai motor dan sampai Airin tidak terlihat lagi dalam pandangan matanya baru ia masuk dalam tokonya.

"Dia tersenyum padakuuuuu, dia tersenyum, ah senyum itu" gumamnya dalam hati, hatinya seperti sedang merayakan pesta disana sangat ramai hatinya, ia sangat senang melihat Airin tersenyum manis padanya. Arfan terus saja tersenyum hingga Lisa mulai meledeknya "Cie senyum terus, yang abis disenyumin" ledek Lisa.
Arfan hanya membalas dengan senyum bahagianya yang terus terpancar dari bibirnya.

Arfan membuka ponselnya dan membuka akun instagramnya sambil mengetik pesan "Hati-hati dijalan yah"

"Senyum yang sama saat pertama kita bertemu, apakah aku jatuh cinta?" Gumam Arfan dalam hatinya.

"Tinta Merah Muda"
(A.R.A)

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience