BAB 38
Kecupan hangat di keningku, membuatku membuka mata yang terasa berat.
“Fey, sudah siuman?” Vian menatapku lembut sambil membelai wajahku.
Kuedarkan pandangan, aku di dalam kamar. Pusing masih mendera, aku mencoba mengingat apa yang terjadi.
“Yan, kenapa aku di sini?” ucapku lemah.
Vian mengusap kepala dan kembali mengecup
keningku.
“Lain kali jangan pernah pergi tanpa seizinku, ya, aku tadi khawatir saat bunda bilang kau pergi dengan Mbak Sisca, dan sampai sore belum pulang, aku benar-benar khawatir, dan ketika kau pulang dengan digendong Masku ...“ Dia berhenti mengucapkannya dan menatapku dalam.
Sesaat aku membeku, lalu teringat aku tadi pingsan di dalam mobil Ryan. Jangan bilang aku diantar Ryan pulangnya.Kudekap erat tubuh Vian, aku tak mau dia berpikiran macam-macam.
“Yan, aku dipaksa, aku dipaksa, aku tak berniat pulang dengannya, aku benar-benar tak mau, tapi saat itu, aku ... pusing, mual. Ahhh bodohnya aku, Yan,” ucapku kacau.
Aku benar-benar takut Vian marah denganku. Vian melepas dekapannya perlahan dan kembali mengusap keningku.u.
“Awhhhhh!!” rintihku karena sakit.
“Ini kenapa?” tanyanya dengan sabar.
“Tadi Ryan menghentikan mobilnya mendadak, jadi aku terbentur dashboard.” Vian langsung mengecup keningku, lama kurasakan.
“Maaf,” ucapnya membuatku tertegun.
“Yan, aku tak bermaksud pulang dengannya, dia memaksaku,” ucapku masih mencoba menjelaskannya.
Kecupan hangat di bibir membuatku berhenti bicara.
“Iya, aku percaya ko dengan Fey, percaya, tapi besok lagi jangan pergi sendiri, aku tak mau kejadian seperti ini lagi.”
Aku kembali mendekapnya, ”Dia gila, mereka gila, masmu gila, Sisca juga,” racauku karena tak tahan menahan semuanya.
Vian mengusap rambutku.
“Apa yang dikatakan mbak Sisca?” tanyanya.
“Dia menyuruhku pergi dari keluarga Atmawijaya.”
Vian mengepalkan tangannya, tapi kemudian menghela napasnya.
“Maaf ya Fey, semuanya menjadi seperti ini, tapi apapun nanti, jangan pernah pergi dariku, ya.”
Aku mengangguk dan membenamkan kembali wajahku di dada bidangnya.
“Jangan pernah tinggalkan aku juga, aku membutuhkanmu,” ucapku.
Share this novel