Completed
2826
Rania terbaring lemah tatkala berjaya naik ke tilam. Leep mengiring sebelum meletakkan tangannya di atas perut Rania.
" Auw. " Keluh Rania sebelum berkaca matanya.
Leep mengeratkan lagi pelukannya. Empangan air mata Rania pecah membanjiri wajahnya. Teresak - esak dia menangis menahan sakit.
" Apa hal ? " Soal Leep dengan suara serak. Dia mengalihkan tangan perlahan - lahan.
Rania bangun menjauhkan dirinya daripada Leep.
Leep menarik kaki Rania sebelum bangun mendekatinya. Pipi Rania dipegang kasar.
" Aku tanya kenapa ? " Tekan Leep.
Rania hanya menggeleng.
" Kau fikir aku bodoh ? Tak apa - apa tapi menangis. " Marah Leep.
" Sa. Sakitlah. " Balas Rania sebelum menepis tangan Leep dengan beraninya.
" Sikit - sikit sakit. Cengeng. " Perli Leep.
" Eh , tak sakit pun. Seronok. Memang seronok kena terajang. " Balas Rania sinis sebelum ketawa olok - olok.
" Siapa yang terajang kau ? Mari aku terajang dia balik. " Soal Leep pelik.
Rania menarik nafas dalam sebelum menunjuk ke arah Leep. Leep menunjukkan jarinya ke mukanya. Rania mengangguk.
" Kau jangan cakap sesedap mulut sahaja. Aku tak buat pun. Kau tuduh - tuduh. Nanti aku terajang betul baru tahu. Nak aku terajang kau ? " Marah Leep.
" Aku tak tuduh. Memang kau terajang aku. Memang hobi ke terajang orang ? " Balas Rania sambil menjauhkan diri daripada Leep.
" Bila ? Kau jangan nak memandai. " Soal Leep tak puas hati.
" Masa aku nak naik sini tadi. Sebelum kau marah tak tentu hala. Kenapa nak terajang lagi ke ? " Balas Rania takut - takut dan bersedia untuk lari.
" Oh , aku ingat aku mimpi. Maaflah. Teruk ke ? " Kata Leep.
" Aku nak tidur belakang kabinetlah. " Kata Rania sambil menukar topik.
" Tak boleh. Nanti kau lari. Duduk sahaja sini diam - diam. " Marah Leep.
" Bolehlah. Aku tak lari. Aku janji. Tak sanggup aku dibelasah lagi. " Rayu Rania lemah.
" Tak boleh aku kata. Kau duduk sini diam - diam. " Balas Leep geram.
" Untuk apa ? " Soal Rania lemah.
" Kau tengok sana. Ada bantal ? " Balas Leep sambil menunjukkan ke arah kepala tilam.
" Tak naklah. Sakit aku. Tolonglah. " Rayu Rania lagi.
Leep menggeleng - gelengkan kepalanya sebelum menarik Rania agar kembali berbaring. Sengaja dia meletakkan kepala Rania di dadanya.
Rania meronta - ronta mahu bangun sementara Leep terus memeluknya. Dia berusaha keras agar dilepaskan. Akhirnya pelukan Leep terlerai. Rania bergerak ke bucu tilam untuk turun. Leep segera menarik tangan Rania.
" Saya nak pergi tandas. Lepaslah. " Kata Rania sebelum menarik tangannya.
" Kalau saya tak bagi ? " Soal Leep.
" Habis nak saya buang air dekat sini ? " Balas Rania geram.
" Berani ke ? " Soal Leep lagi.
" Lepaslah. Sakit tahu tak ? " Balas Rania menyampah. Lambat - lambat Leep melepaskan tangan Rania.
Sebaik sahaja keluar dari tandas , Rania bergerak menuju ke sofa di belakang kabinet yang sudah dianggap sebagai tilamnya. Dia duduk di hujung katil. Termenung merenung nasibnya.
Selang beberapa minit , Leep datang menarik tangan Rania. Rania menarik tangannya semula.
" Tak percaya sangat saya. Ikatlah kaki tangan saya. Saya nak tidur sini. Awak tidurlah sana. " Pinta Rania letih.
" Tak apalah saya tidur sini juga. " Kata Leep sebelum memegang bahu Rania.
Rania beralih duduk di lantai. Dia menangis semahu - mahunya.
Leep mencempung badan Rania sebelum meletakkannya di atas tilam sebelum menutup langsir.
" Okey beritahu saya apa masalah awak sebenarnya. Sementara saya masih bertolak ansur. " Kata Leep serius.
" Saya cuma nak tidur sendirian. " Balas Rania dalam tangisnya.
" Mati ke tidur dengan saya ? " Soal Leep geram.
" Tak. Tapi satu badan saya sakit. Saya tak boleh diusik. Berkali - kali saya jatuh hari ini. Dengan awak suka pukul saya lagi. " Balas Rania dengan esakan yang lebih teruk.
Leep memeluk Rania tanpa sepatah kata. Rania menolak - nolak badan Leep sebelum terhenti sendiri akibat kepenatan. Rania membiarkan Leep memeluknya dalam sendunya sendiri. Seiring masa berlalu , tangis Rania semakin berkurang sebelum akhirnya terlena sendiri dalam pelukan Leep.
Leep membaringkan Rania di sebelahnya sebelum turut berbaring dan terlena.
Share this novel