Villa

Horror & Thriller Series 13547

Prang!!!...
Suara gaduh yang sontak begitu mengagetkanku muncul di sudut pojok kanan, seakan ada benda jatuh di arah dapur.

"Lo jangan becanda lagi deh Yud". Bentak Bagus

"Kali ini sumpah bukan ulah gue bro. Kita lihat aja kesana". Yuda menghampiri tempat munculnya suara gaduh tersebut dengan langkah yang sangat pelan

Aku berdiri kaku karena kaget dengan kejadian ini, sedangkan Syifa mencoba menenangkan temanku yang lain.

"Ah sialan, cuma seekor kucing". Teriak Yuda kesal

"Haha... Apa gua bilang, jangan parno makanya jadi orang". Ledek Yuda sembari tertawa keras

"Huft.. syukur lah". Ucapku lega

Syifa mengahampiri Yuda yang berada di dapur.
"Push push push" Teriaknya sambil mengambil kucing yang bikin jantung ini hampir copot.

"Lucu loh kucing nya, kasian.. kayaknya dia kelaparan deh." Lanjutnya sembari memangku kucing dan menghampiri kami

"Aku akan rawat dia ya selama kita disini, jadi jangan pada jahatin dia ya". Pinta nya manja

"Ya udah kalo gituh kamu kasih makan gih, kalo udah lanjutin beres-beres dulu biar nanti kita bisa nyantai, yang lain ayo beresin". Ajakku sembari memulai membersihkan bagian dalam vila.

Kami semua membagi tugas masing-masing supaya kerjaan cepat selesai, Bagus membersihkan ruang tengah, Mela membersihkan kamar yang ada di lantai dasar, Yuda dan aku sendiri pergi menuju lantai 2 untuk membersihkan bagian atas dan tiap kamar yang akan kami gunakan untuk tidur. Sedangkan Syifa masih sibuk mengurus kucing yang baru saja di temukannya.

Langkah kakiku dengan cepat melewati satu persatu anak tangga, sesampai di atas aku melihat tempat yang jauh dari kata terawat dibanding dengan yang aku lihat di lantai dasar. Tempat yang cukup kumuh dengan sebagian kayu yang sudah keropos di makan rayap.

Mataku tertuju ke sudut pojok kanan, kamar dengan pintu yang menurutku antik karena desainnya yang unik dan baru aku lihat sepanjang hidupku. Aku mengelus halus pintu tersebut dan perlahan membukanya.

Krek...

"Astagfirulloh....". Teriaku kaget yang langsung tersentak jatuh kebelakang

Mendengar teriaku Yuda langsung mengahampiri dan menanyakan apa yang terjadi, aku hanya terdiam dan berusaha menenangkan diri.

"Y-y-y-yud, aku pengen denger yang sebenernya, ada apasih dengan vila ini, ada apa dengan kondisi di sekitar sini?, dan satu lagi apa kamu gak ngerasa aneh dengan omongan si nenek yag tadi kita temuin?". Tanyaku yang masih tegang dengan terbata-bata menanyakan sesuatu yang terpintas dipikiranku selama berada di vila ini.

"Lo ngomong apa sih Di? Apa yang lo maksud?. Tanya Yuda bingung.

Aku menjelaskan pada Yuda tentang perasaan ku atas kejadian dari awal sampe di perkampungan yang sunyi ini sampai yang barusan ku lihat.
Aku melihat sosok perempuan berambut panjang duduk di atas kasur dengan mukanya yang sedikit menunduk ke bawah, sepintas seperti mengenakan gaun putih dengan muka yang sangat pucat dia nampak meringik seperti sedang menangis, namun setelah aku terjatuh tadi sosok perempuan itu pun hilang dengan sekejap. Aku sangat yakin yang aku lihat barusan nyata, tapi nampak nya Yuda tak mempercayaiku dab malah menghiraukan nya.

"Jangan aneh-aneh deh Di, aku dan keluarga emang udah lama gak kesini makanya keadaan disini tak terawat". Sangkalnya

"Kalo soal nenek yang kita temuin tadi, aku juga bingung apa yang dia maksud sampe-sampe ngusir kita, tapi mungkin saja dia hanya orang yang terkena gangguan kejiwaan, lo perhatiin kan tampilannya tadi". Lanjutnya menenangkan.

"Ya udah kita lanjutin bersih-bersih biar cepet selesai, tapi aku minta kamar ini gak usah di tempatin, kita gunakan kamar yang lain aja". Pintaku yang masih dalam keadaan bingung dengan apa yang telah terjadi.

"Ya oke kalo gituh". Jawabnya sembari menutup pintu kamar yang tadi kubuka dan menuju ke pintu kamar yang lain

Aku perhatikan sikap Yuda gak seperti biasa nya, dia selalu berani dalam hal apapun, tapi tidak dengan sekarang. Dia tidak ngeyel dengan apa yang aku pinta, dengan mudah dia mengiyakan nya. "Mungkinkah dia merasakan juga apa yang aku rasakan". Pikirku dalam hati

Kamar yang ada di lantai 2 ini ada 3, aku membersihkan kamar yang berada di bagian pojok kiri dan Yuda membersihan kamar bagian tengah, sedangkan kamar yang di pojok kanan tadi dibiarkan begitu saja.

Setelah selesai kami berdua kembali menuju bawah yang ternyata sudah selesai di bersihkan, bahkan orang-orang nya pun tak terlihat.
Aku dengar canda tawa yang berasal dari halaman vila, nampak nya Bagus sudah memulai banyolan nya untuk menghibur kami semua.
Terlihat pula dia yang sedang memanggang daging ayam yang sengaja kami bawa dari rumah untuk menu barbekyu, tercium aroma sedap dari hasil panggangan tersebut. Selama ini memang Bagus lah yang selalu menjadi chef dikala kami mengadakan acara makan-makan atau piknik kayak gini, dia paling jago masak bahkan di banding dengan dua cewe cantik yang berada disini.

Senja sore yang mulai terlihat indah di sisi selatan keberadaan kami, di tambah pantulan cahaya laut biru menambah pemandangan disini makin indah. Meski kali ini awan menutupi bulatnya mentari sore tapi sama sekali tak mengurangi menakjubkan nya pemandangan di sore ini.

Aku menghampiri Syifa dan Mela yang sedang bermain di ayunan besi yang ada tepat menghadap laut, aku meminta Mela untuk gantian biar aku bisa berduaan dengan Syifa. Mela dengan sedikit kesal meninggalkan kami berdua menuju tempat barbekyu yang gak jauh dari kami.

"Senja kali ini begitu indah ya, di tambah bidadari cantik menemaniku kali ini". Gombalku menatap mata nya dengan senyuman terbaikku

Syifa senyum sejenak dan nampak cuek dengan gombalanku ini.

"Kamu liat deh lautan disana terlihat begitu luas sampai tak terlihat ujungnya, itu sama seperti perasaanku yang sebenernya sama kamu Fa". Rayuku kembali

Dia kembali tersenyum manis mendengar apa yang aku ucapkan, namun tak lama senyuman itu berubah menjadi kesedihan sampai meneteskan air mata

"Di, aku pengen minta maaf sama kamu, aku tau aku banyak salah sama kamu, sama temen-temen, sama orang tua aku bahkan orang-orang yang aku sempat temuin, tiba saatnya nanti aku pasti kangen banget sama kalian semua". Ucapnya sembari meneteskan air mata

"Tapi aku seneng punya sahabat kayak kalian semua, terlebih sama kamu Di, kamu selalu ada buat aku, kamu selalu bikin aku tersenyum meski pun tak sesering si Bagus". Ujarnya yang kembali tersenyum

"Aku sejujur nya sayang sama kamu, please jangan ngecewain aku terus, jangan terus nyakitin pacar pacar kamu juga Di. Aku juga cewe, aku ngerasain kalo mereka tau apa yang kamu lakuin sama mereka, pasti mereka sakit hati dan sedih sama kayak aku. Mulai sekarang tolong janji sama aku ya kalo kamu gak bakal lagi nyakitin perasaan cewe lagi ya Di". Lanjutnya sembari menatapku penuh harap, mata nya berlinang seakan ucapnya serius dari lubuk hati nya paling dalam.

Bukannya menjawab, aku malah tertunduk malu, aku bingung harus jawab apa, aku kaget sekaligus seneng banget denger wanita yabg aku taksir sejak SMA bicara di hadapanku kalo dia menyukaiku, tapi di sisi lain aku malu karena mungkin selama ini aku terus nyakitin dia karena sikapku yang selalu mainin cewe.

"Di, kamu mau kan janji sama aku?" Tanya syifa penuh harap

"Iya fa aku janji, mulai dari sekarang gak bakalan mainin perasaan cewe lagi". Jawabku menyakinkan

"Aku janji secepatnya akan jujur sama pacar-pacar aku dan meminta maaf sama mereka. Aku juga minta maaf sebesarnya sama kamu fa, aku pasti sering nyakitin kamu, pasti aku sering ngecewain kamu, kamu mau kan maafin aku?". Ujarku sungguh-sungguh

Perkataan syifa barusan sangat bikin aku sadar kalo yang sudah aku lakuin ini salah besar. Perkataan syifa bikin aku bertekad buat ngahirin kesalahan yang selama ini ku perbuat.
Ingin sekali rasanya ngungkapin perasaanku sama Syifa kalo aku juga sangat begitu sayang sama dia, tapi entah kenapa mulut ini seakan gak sanggup mengatakan nya, aku malu atas perlakuanku selama ini.

"Hei kalian jangan berduaan terus disitu, cepet kesini makan". Teriak Yuda yang menghentikan percakapan ku sama Syifa

"Ya udah yuk kesana". Ajaknya meninggalkanku

Aku mengikuti langkahnya dari belakang, masih terlintas di pikiran ku apa yang telah di ungkapkannya, rasa nya campur aduk antara seneng, bingung dan sedih.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience