4. 21++

Romance Series 18017

Bromo Pov

Keringat di seluruh tubuhku ini, kian menggerojos lumayan deras. Baik wajah, rambut, dan tubuhku ini, terlihat lumayan basah.

Bukan hanya terasa gerah, karena habis mengerjakan AC saja. Namun diriku lumayan gerah, karena dari tadi ini aku menahan gejolak birahiku yang tertahan.

Batang hitam penisku, dari tadi menonjol sangat keras di celana bahan tipis yang aku pakai ini. Aku merasa horni dibuat olehnya.

Sambil duduk membuka lebar kedua dengkul ini ke samping dan sambil menikmati sebatang rokok yang di berikan Dini ini, terkadang kedua mataku menatap pahanya Dini yang sedang menangkring itu.

Kedua pahanya Dini terlihat putih mulus, lumayan langsing dan terlihat kencang.

Siapa yang tidak merasa horni kepadanya?

Selain wajahnya yang terlihat cantik, seksi, putih dan mulus, Dini hanya memakai kaos oblong panjang sepinggang saja. Dini memakai kaos oblong, yang hanya sekedar menutupi celana dalam cangcutnya saja.

Dini pun seperti itu. Sambil duduk itu, seringkali kedua matanya selalu tertuju ke tonjolan batang hitam penisku.

Dini menaruh rokoknya diatas penyangga kasur. Kedua telapak tangannya Dini mengambil dua buah gelas loki berisi anggur merah. Dini menatap ke arahku yang duduk menikmati sebatang rokok, dengan tatapan wajahku kearah depan.

"Ini mas, buat kamu?" Telapak tangan kanannya Dini menyodorkan anggur merah itu di samping tubuh kekarku sebelah kanan.

Aku menengok ke arahnya. Telapak tangan kananku menerima anggur darinya "Terima kasih?" Ucapku sembari memegang gelas loki ini.

Dini tersenyum sangat manis. Tubuh langsingnya Dini bergerak pelan memajukan payudaranya. Telapak tangan kanannya Dini, membenahi kaos belakang yang mengkerutnya itu.

Secara otomatis, paha dan celana dalam cangcutnya dini yang berwarna merah tua itu, terlihat jelas ketika Dini duduk tegak membenahi kaos oblong belakangnya yang mengkerut.

Semakin terangsang horni batang hitam penisku di buatnya.

Telapak tangan kanannya Dini mengambil rokok. Dini memindahkan sebatang rokoknya ke telapak tangan kirinya. Gelas lokinya di pindahkan ke telapak tangan kanannya.

Dini merubah posisinya duduk miring ke arahku sambil tetap menangkringkan paha seksinya itu.

"Mas kesini dong, melihatnya? Kita drink dulu?" Ucapnya.

Aku merubah posisi dudukku. Aku menaikkan dengkul dan menekukkan dengkul kananku ke atas kasur. Telapak kaki kiriku tetap berada di lantai.

Sekarang, kita berdua saling berhadapan.

"Drink dulu, mas?" Telapak tangan kanannya masih berada di hadapan wajahku.

Telapak tangan kananku langsung menggerakkan gelas loki.

Drink! Suara bunyi kedua gelas loki ini, saat saling beradu barusan.

Kita berdua saling meminum anggur merah ini.

Saat gelas loki itu berada di bibirnya yang seksi itu, kedua matanya Dini tertuju ke tonjolan batang hitam penisku.

Akupun begitu. Saat aku meminum anggur merah di mulutku barusan, kedua mataku melihat ke paha seksinya yang menangkring itu.

Aku pun sebenarnya tahu, statusnya Dini ketika dia belum di nikahi oleh majikanku Kanda. Karena sebelum menikah dengan majikanku Kanda, majikanku mengajak diriku untuk melihat dan menilai Dini, ketika Dini masih bekerja di tempat hiburan malam. Tak berapa lama setelah itu, Kanda majikanku menikahinya.

Telapak tangan kanannya Dini meraih botol anggur merah.

"Sini mas, gelasnya?" Ucapnya.

Aku mendekatkan gelas loki ke hadapannya.

Dini menuangkan anggur merah ke dalam gelas loki yang ada di tanganku, lalu menuangkan anggur merah itu ke gelas lokinya sendiri.

"Drink lagi, mas?" Dini meminta untuk mengadukan gelas loki kembali.

Drink!

Suara kedua gelas loki ketika saling beradu.

Kita berdua saling menempelkan gelas loki ke bibir.

Kita berdua saling mengenyot sebatang rokok di mulut.

Dini menggeserkan bokongnya lebih mendekati diriku, dengan posisinya yang tetap menangkringkan paha. Dini menempelkan bokongnya di dengkul kananku yang di tekuk bersila ini. Wajah cantiknya Dini selalu memasang senyuman manis.

Semakin horni aku di buatnya ini. Semakin mengeras penisku di dalam celana ini. Semakin bergemuruh gejolak birahiku ini.

Aku hanya menatap wajahnya, sambil sesekali kedua mataku menatap paha mulusnya itu.

Telapak tangan kanannya bergerak kembali, menuangkan anggur merah ke dalam gelas loki yang aku pegang dan juga ke gelas loki di pegangnya sendiri.

Telapak tangannya Dini menaruh botol anggur merah itu di lantai. Dini menatapku.

Telalapk tangan kanannya Dini bergerak, mendarat halus di pundak kiriku.

"Kenceng banget sih, mas? Badan kamu?" Ucapnya sembari memijat pelan pundak kiriku ini.

Semakin berdesir, gejolak birahiku ini. Semakin linu penisku di dalam celana ini. Semakin berkeringat tubuhku ini.

"Masa sih, Din?" Ucapku sambil menatap payudaranya yang terlihat kecil dan kencang itu.

Dini tidaklah memakai dalaman BH. Kedua pucuk hitam payudaranya tercetak jelas di kaos oblong berwarna putihnya itu.

"Beneran mas." Ucapnya sembari menggerakkan telapak tangan kananannya menggerayang pelan, turun ke dada bidangku.

"Dada kamu juga, sangat kenceng dan bidang mas." Ucapnya sembari jari telunjuknya mengelus puting dadaku ke kanan dan ke kiri.

Semakin terangsang horni aku di buatnya ini.

"Drink! Lagi mas?" Ucapnya sembari jari telunjuknya ini masih mengelus puting hitam dadaku ini.

Telapak tangan kananku dan juga telapak tangan kiriku, saling menggerakkan gelas.

Drink!

Suara gelas loki ketika saling beradu.

Kita berdua saling meminum anggur merah ke mulut.

Sambil meminum itu, telapak tangan kanannya Dini tetap menempel di dadaku sambil tetap mengelus lembut puting hitam dadaku.

"Mas, nanti malam menginap saja ya? Kanda nanti malam tidak pulang soalnya." Ucapnya sembari menggerakkan telapak tangan kanannya menggerayang ke dada sebelah kananku.

Jari telunjuknya kembali mendarat dan mengelus puting dadaku yang sebelah kanan.

"Nginep saja ya mas? Takut ada maling yang masuk, soalnya. " Ucapnya kembali sembari jari telunjuknya mengelus lembut puting dadaku sebelah kanan ini.

Aku hanya menahan rasa kehornianku ini.

"Tapi Din? Bukannya di rumah ini sudah ada Darsih dan Darto?" Darsih dan Darto adalah pembantu sekaligus pengurus taman di pelataran rumahnya.

Memang, Darto lebih sering untuk mengurus kebunnya Kanda majikanku, yang ada di belakang rumahnya. Hanya saja, Darto tinggal di rumah ini juga.

"Memang sih, ada Darto sama Darsih disini. Tapi mereka berdua kan, belum tentu bisa di andelin mas." Ucapnya sembari terus mengelus puting dada kananku ini. Semakin terangsang aku di buatnya ini.

Kedua mataku ini seringkali menatap pentil payudaranya dan juga menatap celana dalam cangcutnya yang sedikit terlihat itu.

Dini pun sesekali menjepit vaginanya saat berkata barusan. Terlihat sangat horni.

Telapak tangan kanannya bergerak menggerayang turun ke bawah, menelusuri perut kencangku, berhenti mendarat di tonjolan penisku.

"Punya kamu gede banget, ya mas? Sangat kenceng, sangat keras banget." Ucapnya sembari memijat pelan tonjolan penisku ini.

Aku hanya diam, menikmati pijatan lembut tangannya. Kalau pun aku ingin menjawabnya, aku harus menjawabnya apa? Ya, pasrah sajalah.

Selamat menikmati konten 21++. Konten haram jadah. Jika suka? Share gift yang banyak. Biar othor semangat.

Share this novel

nieyn
2024-12-17 21:34:04 

sambungannyaa


NovelPlus Premium

The best ads free experience