Part 5.

Romance Completed 15511

" Habistu nama kau apa? " .

" Luna " .

Rizqin ketawa terbahak-bahak.

Dengan pantas Luna menampar lagi bahunya.

" Kau apahal? " soalnya marah.

" Nama kau dah macam colour pensil. Luna kan Hahahha " .

" Ishh tak guna. Kau jangan main-main ea dengan nama aku. Aku tumbuk muka kau nanti " Luna menunjukkan penumbuk nya pada Rizqin.

" Relax relax aku gurau jer lah. Cuma pelik jer nama kau " .

" Arwah abah aku bagi. Maksud Luna tu bulan. Dia umpakan aku macam bulan yang menerangi hidup dia dan mak aku " Luna tertunduk sedih. Sayu hatinya mengenangkan arwah abah nya.

" Sorry Luna. Aku takda niat nak buat kau sedih pun " .

" Takdalah. Aku okay jer. Jom " .

" Pergi mana? " soal Rizqin.

" Lepak mamak. Kita pekena teh tarik dengan roti canai " .

" Ishh taknak lah aku. Kalau nak makan pun, kita pergilah kedai lain. Ada ke lepak mamak. Mana ada class " .

" Amboi Amboi sedap mengutuk, ada class bagai. Banyak duit nak makan tempat lain? Dah jom " Luna terus menarik tangan Rizqin.

Rizqin hanya menurut.

" Roti kosong 2, teh tarik 2 " pesan Luna pada pelayan itu.

Rizqin hanya diam. Matanya masih lagi memerhati sekeliling.

" Luna aku tak selesa lah. Jom kita balik " .

" Eh kau jangan macam-macam ea. Aku dah order tau " .

Luna memandang tepat wajah Riqzin.

" Kenapa kau pandang aku macam tu? " soalnya.

" Kau cakap kau tak selesa, habistu selama ni kau makan kat mana? Restoran 5 star? " .

Riqzin mengangguk. Sepanjang usianya tidak pernah dia menjejaki kedai mamak. Inilah kali pertama.

" Penipu lah. Tengok gaya kau ni macam orang takda pedoman hidup. Ada duit ke nak makan restoran mahal tu? ".

" Mulut kau ni kan, aku sepit pakai sepit baju baru kau tahu. Kau pernah tengok CEO macam aku ni lepak mamak? Makan kat kedai tepi jalan? Eh memang tak lah " .

Luna ketawa terbahak-bahak.

" CEO? Oii berangan ke apa? Muka selebet macam ni CEO? " .

" Luna, aku ni CEO. CEO Kiara Holdings. Selebet kau cakap? Mata kau rosak ke apa? Punyalah hensem aku ni " .

Luna membuat gaya ingin muntah.

" Hensem? Ya Allah nak muntah aku. Kau nampak tak pakcik tu? " Luna menunjukkan jarinya pada seorang lelaki tua berdekatan meja mereka.

Rizqin memandang ke arah lelaki itu.

" Kemapa dengan dia? " soal Rizqin lurus.

" Dia lagi hensem dari kau. Tengoklah diri kau, rambut serabai. Jambang berserabut. Muka tak mandi. Nasib baik tak bau busuk, kalau tak memang taklah aku nak makan dengan kau " .

Rizqin meraba jambang di wajahnya. Agak serabut. Mana tidaknya, sudah 2 tahun dia tidak mencukur. Begitu juga dengan rambut, sudah 2 tahun dia tidak memotong nya.

" Buruk sangat ke muka aku Luna? " soalnya pada Luna.

Luna ketawa lagi.

" Buruklah jugak. Nanti kalau amu jujur sangat, kecik pulak hati kau " .

" Kau ni Luna, jahat lah. Sampai hati kau kan " .

Seorang pelayan datang menghantar makanan dan minuman yang dipesan sebentar tadi.

" Terima kasih " ucap Luna pada pelayan itu.

" Makan lah " .

Rizqin memandang makanan di hadapannya, agak menyelerakan.

" Eh Riz, makan jer lah. Kau tenung apa? " .

Rizqin mengambil garpu dan sudu lalu memotong sedikit roti kosong di dalam pinggan nya itu.

Roti itu disuapkan ke mulut. Perlahan-lahan dia mengunyah.

" Luna! " matanya terpejam menikmati roti kosong itu.

" Eh kau kenapa? " soal Luna kaget.

" Sedapnya " Rizqin dengan pantas menghabiskan roti itu.

Luna tersenyum sinis.

" Tadi cakap takda class lah. Takda selera lah " perli Luna.

Rizqin tersengih memandang Luna.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience