Surabaya,,
"Gilang!!"
Vania sangat terkejut ketika melihat keberadaan sosok Gilang didepannya,sedangkan gilang tampak menampilkan senyum terbaiknya di depan mantan kekasihnya itu.
"ngapain kamu kesini!!" tanya Vania sambil melihat-lihat sekeliling mereka,takut kalau Rika ada disana juga.
Gilang menghela nafas panjang."tadinya sih aku mau ngajakin kamu ngopi bareng di cafe.cuma...kamu lagi asyik ciuman sama seseorang dimobil?" sindir Gilang yang kini raut wajahnya berubah menjadi masam.
Untuk kedua kalinya Vania terkejut menatap Gilang.SIAL!!! jadi tadi Gilang melihat dirinya berciuman dengan Revan dimobil.
"jadi kamu tadi liat apa yang aku lakukan di mobil?" tanya Vania.Gilang mengangguk malas kemudian melipat kedua tangannya di depan dada.
"apa dia tunangan kamu yang sering kamu bilang itu,hm?" kali ini giliran Gilang yang bertanya.
"Ya.dia tunangan aku?" jawab acuh Vania.
Gadis itu pun mulai melangkah pergi,tapi dengan cepat gilang mencekal tangannya.
"lebih enakan mana.ciuman aku atau ciuman dia?" ucap gilang tiba-tiba.lagi-lagi Vania dibuat tersentak mendengarnya.pertanyaan macam apa itu.
"ngomong apa sih kamu!!..lebih baik sekarang kamu pergi dari sini!!..aku gak mau Rika salah paham lagi liat kamu dekat sama aku!!" vania melepaskan cekalan Gilang dengan sedikit kasar lalu kembali melanjutkan langkahnya.
"apa kamu mencintai laki-laki itu,Vania!!" seru Gilang yang berhasil membuat langkah Vania terhenti.
Vania terdiam sejenak namun setelah itu dirinya membalikkan badannya ke arah Gilang.
"kamu liat ini,Lang?!" Vania menunjukkan cincin pertunangan yang melingkar di jari manisnya.
"aku udah tunangan sama revan.dan itu artinya aku mencintai dia.PAHAM?!" ucap gadis itu penuh penekanan.
Gilang tersenyum miring menatap cincin yang ditunjukkan oleh Vania.
"jangan pernah membohongi hati kamu Vania?" Gilang segera mengalihkan perhatiannya ke arah wajah cantik Vania."aku tau,kamu masih menyimpan perasaan untuk aku?" lanjutnya.
Yang dibilang oleh Gilang memang benar adanya.rasa cinta itu memang masih ada dihatinya bahkan sampai detik ini.tapi...kehidupan sekarang sudah berbeda.gilang sudah menikah,dan Vania tidak ingin menjadi pelakor dalam rumah tangga Gilang.
Apa lagi saat ini dirinya juga sudah mempunyai revan.laki-laki yang sangat amat mencintainya.revan adalah laki-laki yang baik,Vania tidak ingin menyakiti hati nya hanya karena keegoisannya semata.
"kamu salah besar Lang!!!...rasa cinta itu udah punah setelah kamu pergi ninggalin aku!!' bohong Vania.
Gilang kembali tersenyum miring."oh.ya.kalau gitu.apa kamu bisa jelaskan tentang kejadian didapur malam itu,hm?" ucap Gilang.ingatan Vania langsung tertuju pada kejadian dimana dirinya menginap di rumah Gilang kemarin.
"kamu membalas ciumanku Vania.bahkan lebih panas dari aku.kamu juga merespon dengan baik semua sentuhan yang aku berikan ke kamu.dan satu lagi apa kamu juga bisa menjelaskan kepada aku soal pernyataan cinta kamu ke aku sewaktu kamu mabuk?" Gilang menatap fokus Vania,menanti jawaban dari gadis tersebut.
Vania terlihat diam.gadis itu mulai bingung untuk menyangkal semua perkataan Gilang barusan.
"liat kamu diam seperti ini,buat aku semakin yakin kalau kamu masih mencintai aku, Vania ?" ucap laki-laki itu lagi
Sial,vania tidak boleh lemah seperti ini.dia harus bisa menyangkal semuanya.vania tidak ingin Gilang semakin besar kepala.
Gilang berjalan mendekati vania,mengikis jarak diantara mereka.tangannya kini terulur kedepan hendak menagkup wajah Vania.
"jangan sentuh aku Lang!" dengan cepat menepis ke dua tangan Gilang.
"kamu mau jawaban bukan???oke,akan aku jawab semua pertanyaan Kamu itu.pertama.soal kejadian didapur itu aku KHILAF.kamu tau bukan kalau perempuan memang gampang terkena bujuk rayu laki-laki.apa lagi saat itu dalam keadaan hujan dan sepi.aku hanya terbawa suasana aja.dan yang kedua..come on Lang???orang waras mana yang percaya pada omongan orang yang sedang mabuk berat?" ucap Vania.
"dan perlu kamu ingat lang.revan itu laki-laki tampan dan mapan.dia juga baik banget sama aku.jadi aku gak perlu alasan lagi untuk tidak mencintai dia.dan oh,satu lagi.dia juga selalu buat aku puas DI RANJANG?!" rahang Gilang langsung mengetat saat mendengar kalimat terakhir Vania.
"apa maksud perkataan terakhir kamu, Vania?" ucap Gilang menatap tajam gadis didepannya.vania tersenyum smirk.
"CK!!..jangan pura-pura bodoh Lang.kita sama-sama udah dewasa.kamu tau bukan gaya pacaran orang dewasa sekarang seperti apa?' dapat Vania lihat raut wajah Gilang yang penuh kemarahan.
"maafin aku lang.bukan maksud aku untuk nyakitin hati kamu?" batinnya.
Ya.lagi-lagi Vania berbohong kepada Gilang.sebenarnya dia dengan Revan tidak pernah melakukan seperti apa yang dikatakannya barusan.revan adalah laki-laki yang baik.dia selalu menjaga Vania seperti yang diminta oleh pak Teddy.
Vania terpaksa berkata seperti itu kepada Gilang,agar laki-laki itu berhenti mengejarnya.
Dari kejauhan,tampak Seorang laki-laki tersenyum puas saat melihat beberapa foto Gilang bersama dengan Vania yang baru saja dia ambil secara diam-diam dengan menggunakan hpnya.
Tidak berselang lama setelah dirinya mengirim foto tersebut ke salah satu nomor yang ada dikontak hpnya,laki-laki itu kini terlihat menelpon seseorang.
"halo bos.saya udah kirim foto yang bos mau?"
"............"
"baik bos?!"
tut
Setelah selesai menelpon,orang itu kembali terfokus pada sosok Gilang dan juga Vania untuk melanjutkan lagi tugasnya.
============
Jakarta,,,
Bela masih penasaran dengan gita.kenapa sahabatnya itu berbohong tentang keberadaannya saat ini.apa yang sedang disembunyikan oleh sahabatnya itu???
Kalau saja kemarin dirinya tidak tertangkap basah oleh seorang suster dirumah sakit.pasti bela sudah bertemu langsung dengan gita.
"bela?"
Cup
Bela terkejut saat merasakan benda kenyal menyentuh bibirnya.
"ish!!!...kak Adnan!!!...jangan asal cium gitu dong!!!'" ucap kesal bela kemudian langsung memberikan cubitan kecil di lengan Adnan.
"ya abisnya dari tadi kamu aku panggil gak jawab.aku udah selesai nih.ayuk kita pulang?" bela pun segera mengalihkan pandangan ke arah tas yang berisikan baju ganti Adnan yang tergeletak di atas ranjang.
Ya,kondisi Adnan sudah benar-benar membaik.jadi dokter sudah memperbolehkan Adnan untuk pulang ke rumah hari ini.
"ya udah.ayuk kita pulang?" ucap bela.
Adnan mengangguk pelan.tangan kirinya segera mengambil tas miliknya,sementara tangan kanannya menggenggam lembut tangan bela.
"yuk?!" keduanya pun mulai melangkahkan pergi meninggalkannya kamar rawat.
=============
"kamu tunggu bentar ya bel.aku mau nemuin dokter dulu?" adnan dan bela menghentikan langkah mereka tepat di depan ruangan dokter,kemudian memberikan tas miliknya kepada bela.
"ingat?!.. jangan kemana-mana?" ucap laki-laki itu sebelum masuk kedalam ruangan dokter.
"iya.bawel banget sih?" celetuk kesal bela.
Setelah Adnan masuk ke dalam ruangan dokter,bela pun menduduki salah satu kursi tunggu yang tersedia di sana.
Sesaat gadis itu teringat kembali pada sosok sahabatnya,yaitu gita.dengan cepat bela mengambil hpnya yang ada di dalam tas.
"pokoknya gue harus tau kenapa gita bohong sama gue dan yang lainnya?" dengan begitu lincahnya ibu jari bela mencari kontak Gita di hpnya lalu menelpon gadis tersebut.
"halo ta?" sapa bela setelah panggilan teleponnya di angkat.
"iya,halo?" jawab seseorang disana.
Bela terdiam saat mendengar suara laki-laki yang menjawab teleponnya.
"loe siapa???kok loe yang jawab panggilan gue???Gita kemana???" pertanyaan bertubi-tubi bela lemparkan kepada orang tersebut.rasa penasaran dan bertanya-tanya kini menyelimuti hati nya.
"saya temannya Gita.kamu siapa?ada yang ingin kamu sampaikan.bilang aja sama saya.soalnya Gita masih jalani kemoterapi nya?" jawab orang itu.
Deg!!
Kemoterapi???
Apa maksud orang ini??
"sorry???loe barusan ngomong apa???Gita kemo???" ucap bela yang masih bingung dengan perkataan orang tersebut.
hening
"kok loe malah diem sihh??cepat bilang sama gue,Gita sakit apa sampai harus di kemo?" desak bela.
Bukannya menjawab,laki-laki itu malah langsung memutuskan panggilan telponnya.
"brengsek!! dimatiin lagi telponnya!!" bela mencoba untuk menelpon Gita lagi,tapi sialnya nomor tersebut malah tidak aktif.
"gak.gue gak bisa diem kayak gini.gue harus nemuin Gita sekarang.gue harus cari tau apa yang sebenarnya udah terjadi?" bela berniat untuk menemui gita di ruangan kemarin.namun disaat dirinya hendak pergi,Adnan keluar dari ruangan dokter.
"Kamu mau kemana,sayang?" tanya Adnan.
"kak.sory.kak Adnan bisa pulang sendiri kan??aku harus pergi dulu.ada yang harus aku pastikan soalnya?" ucap bela.
"emangnya kamu mau kemana??apa yang mau kamu pastiin bel?" tanya adnan kebingungan.
"nanti aku jelasin,kak?" tanpa berlama-lama lagi bela pun segera pergi meninggalkan Adnan.
==============
"sial!!!...gue keceplosan lagi.gimana ini?" Efendy meruntuki kebodohannya.harusnya kan dia menjaga rahasia ini sesuai permintaan gita.tapi dirinya malah keceplosan seperti tadi.
Tidak berselang lama kemoterapi Gita pun selesai.dokter Syahnaz pun segera memberikan hasil kemoterapi hari ini kepada dokter Efendy.
"seperti biasa perkembangan nya sangat baik?" ucap dokter syahnaz.
"apa besok gita Masih melakukan kemo nya dok?" tanya Efendy.
"jika tubuh gita merespon dengan baik obat yang diberikan hari ini maka ini akan jadi kemoterapi terakhirnya?" jelasnya.
Efendy tampak senang mendengarkan penjelasan dokter Syahnaz.akhirnya setelah sekian lama gadis itu menjalani kemoterapi,Gita bisa terbebas juga dari penyakit leukimia yang dideritanya selama ini.
"tapi walaupun begitu gita harus tetap waspada.jangan sampai dia salah makan atau pun stres.karena itu adalah salah satu penyebab timbulnya kanker.dan...Gita juga harus tetap rutin minum obat pemberian rumah sakit.paham?" ucapnya.
"paham dok.saya akan bilang hal ini kepada gita.sekali lagi terimakasih atas semua bantuannya?" dokter Syahnaz tersenyum lalu menyentuh pundak dokter Efendy.
"gita beruntung sekali punya kamu yang selalu mensupport dia.saya jadi iri?" dokter Efendy tersipu malu pendengar perkataan tersebut.
"dokter bisa aja?" keduanya tampak terkekeh kecil.
"ya sudah.kalau gitu saya pamit.tolong jaga princes mu itu?" goda dokter Syahnaz sekali lagi kemudian segera pergi meninggalkan laki-laki tersebut.
=============
"gimana hasilnya,Dy?" tanya gita setelah laki-laki itu datang menghampiri ranjangnya.
"dokter Syahnaz bilang kondisi kamu sudah jauh lebih baik.dan jika tubuh kamu merespon positif obat hari ini,maka tadi adalah kemoterapi kamu yang terakhir?" sepasang mata Gita langsung berbinar,seakan tidak percaya dengan apa yang barusan dia dengar.
"serius,Dy?" Efendy menganggukkan kepalanya.
"Aaaa...aku senang banget dengarnya?" karena saking senangnya Gita tanpa sadar memeluk mantan kekasih nya itu.
awalnya laki-laki itu terkejut dengan apa yang dilakukan oleh gita.namun beberapa detik kemudian dirinya tampak tersenyum sambil mengelus belakang kepala gita.
"eh, sorry?" sadar dengan apa yang sedang dilakukannya.dengan cepat Gita melepaskan pelukannya itu.
"CK!!...kenapa dilepas ta.padahal aku seneng banget dipeluk sama kamu?" entah kenapa Efendy merasa kehilangan saat gita melepas pelukannya.
"a-apa sih kamu ini?" sebisa mungkin Gita menutupi kegugupannya di depan Efendy.
"kenapa gue jadi deg-degan gini sih?" batin Gita.sesekali gadis itu mencuri pandang ke arah Efendy.
"oh,ya.ta.ini hp kamu?" Efendy memberikan hp gita yang dititipkan tadi.
"makasih ya?" gita pun mengambil kembali hp miliknya.
"tapi maaf,aku udah ngelakuin kesalahan ta?" gita menatap kebingungan laki-laki disampingnya.
"ada apa,Dy?" tanyanya.
"Mmm...tadi ada yang telpon ke hp kamu.terus aku gak sengaja angkat.dan aku....keceplosan,ta?" ucapnya.
"maksud kamu?" tanya gadis itu lagi.
"a-aku keceplosan.bilang kalau kamu lagi kemoterapi?" gita langsung terbelalak menatap laki-laki tersebut.
"astaga Dy!!!..kok kamu bisa keceplosan gitu sih!!!..." Gita langsung mengaktifkan kembali ponselnya setelah itu mencari tau siapa yang baru saja menelponnya.
Sepasang matanya kembali membola saat melihat kontak bela tertera pada list panggilan telepon terakhir di ponselnya.
Baru saja Gita ingin membuka suaranya,namun tiba-tiba saja pintu kamar rawatnya di buka kasar oleh seseorang.
"jadi ini yang loe bilang tugas kantor,ta!!" seru seseorang dengan nada tegas.
"BELA!!" gita sangat amat terkejut saat melihat sosok bela berdiri di ambang pintu kamar rawatnya.dari mana bela mengetahui keberadaannya di rumah sakit ini.
Bela segera melangkah ke depan menghampiri kedua orang tersebut.sesaat pandangan terarah pada sosok Efendy.pasti laki-laki ini yang tadi mengangkat teleponnya,pikir bela.
"b-bel...gu-gue bisa jelasin semuanya.lo tenang dulu ya?" gita menggenggam tangan bela,tapi detik berikutnya bela melepas kasar genggaman tersebut.
"emang seharusnya loe jelasin semuanya,ta?" bela menatap gita penuh kekecewaan.
"sebelumnya gue minta maaf sama loe dan yang lainnya,bel.bukan maksud gue buat ngebohongin kalian seperti ini.gue terpaksa nyembunyiin hal ini karena gue....."
Share this novel