Surabaya...
Gilang merasa sangat bersalah sekali atas kejadian semalam.sampai-sampai dirinya tidak bisa tidur memikirkan Nadia dan juga Raisa.
Sungguh,Gilang tidak ada niatan untuk mengecewakan ke dua orang tersebut.gilang hanya terlalu fokus dengan acara pertemuan semalam dan juga cerita Adnan perihal vania.
"Tuan.maaf.ini ada paket untuk tuan?" Ucap bi Murti setelah itu memberikan sebuket bunga mawar merah serta boneka Teddy bear berwarna pink kepada Gilang.
"Makasih ya bi?" Gilang menerima paket yang dia pesan dua jam lalu ditempat temannya Jason.
"Oh,ya.apa Raisa sama Nadia udah bangun bi?" Tanya Gilang.
"Nyonya sama non kayaknya belum bangun deh.tadi bibi cek kamarnya masih ke kunci?" Jawabnya.
Gilang hanya ber oh ria.kemudian segera pergi menuju lantai dua tempat kamar Raisa berada.
Tok tok tok
Dengan masih memakai baju piyama Gilang mengetuk pintu kamar Raisa berkali-kali.
"Raisa...ini saya...tolong bukakan pintunya?" Seru Gilang.
Karena tidak ada sahutan sama sekali dari dalam kamar,Gilang pun kembali mengetuk pintu kamar Raisa.
Tok tok tok
Hening...
Tok...tok...tok
Hening...
"Raisa...saya tau kamu marah sama saya.tapi please...bukain pintunya.saya mau masuk?" Ucap Gilang lagi.
Awalnya masih hening.namun detik berikutnya terdengar suara pintu di buka.
"Apa sih mas.raisa masih ngantuk?!" Ucap Raisa dengan mata sayu dan pintu yang terbuka setengah.
"Ini?" Tiba-tiba saja Gilang menyodorkan buket mawar merah kepada Raisa.
"Saya minta maaf atas kejadian semalam?"ucapnya.
Raisa yang tadinya masih dalam keadaan setengah mengantuk tanpa sadar tersenyum manis ketika Gilang memberikan sebuket bunga mawar merah kepada dirinya.
"M-makasih ya mas?" Raisa dengan malu-malu mengambil bunga pemberian Gilang.
Mimpi apa Raisa semalam sampai-sampai Gilang memberikannya sebuket bunga sebagai tanda permintaan maafnya.selama lima tahu menikah baru kali ini Gilang bersikap romantis kepada dirinya.
"Nana mana,sa?" Tanya Gilang membuyarkan lamunan Raisa.
"Eh...mmm...Nana masih tidur mas?" Raisa pun membuka lebar-lebar pintu kamarnya,memberi kode kepada Gilang untuk masuk ke dalam kamarnya.
Gilang berjalan menuju ranjang bernuansa pink milik raisa.dapat Gilang lihat di tengah ranjang putri kecilnya masih tertidur pulas sambil memeluk bantal guling.
"Nana?" Panggil Gilang dengan lembut sambil mengelus pipi berwarna pink merona itu.kini Gilang pun sudah duduk di tepi ranjang Raisa.
"Bangun sayang?" Ucap Gilang lagi.
Nadia yang tidurnya sedikit terganggu mulai menggeliatkan tubuhnya dan perlahan membuka kelopak matanya.
"Papa?" Ucap Nadia dengan suara sedikit serak,khas orang bangun tidur.
"Iya nak?" Gemas melihat raut wajah sang anak,Gilang langsung menghadiahkan kecupan di pipi Nadia.
"Papa kenapa semalam gak pulang???Nana nungguin papa tau??Nana sama mama udah masak banyak buat papa???" Karena merasa sedih atas kejadian semalam Nadia meneteskan air matanya saat itu juga.
"Sssttt...cantiknya papa gak boleh nangis?" Gilang langsung mengangkat tubuh Nadia lalu mendudukkannya di atas paha dan mendekapnya penuh kasih sayang.
"Papa minta maaf ya.papa beneran gak tau kalau Nana nunggu papa buat makan malam bareng.semalam papa ada pertemuan sama temen-temen kerja papa dan baru pulang ke rumah tengah malam?" Jelasnya.
Nadia terlihat diam menatap Gilang dan mengusap pipi Gilang dengan lembut.
"Papa??"
"Iya sayang??"
"Happy birthday?"
Gilang tersenyum,tidak lama sang anak pun ikut mengumbar senyum di wajahnya.
"Makasih sayang?" Gilang mengecup kening Nadia.
"Sebagai permintaan maaf.papa punya sesuatu untuk Nana?" Dengan antusias Nadia beranjak dari pangkuan Gilang dan berpindah duduk di atas ranjang menghadap Gilang.
"Apa itu pah?" Tanya anak kecil itu.
Gilang pun segera mengambil boneka yang sudah disiapkannya sebagai tanda permintaan maafnya.
"Taaaraaa!!!"
Kedua mata Nadia langsung berbinar begitu melihat barang yang diberikan oleh sang papa.
"Boneka Teddy?!"
=============
"Bukan papa aja yang punya hadiah.nana sama mama juga punya hadiah untuk papa?" Nadia langsung melirik ke arah Raisa.
"Mah,kado yang semalem?" Ucapnya.
Raisa yang sedari tadi bengong melihat tingkah manis bapak dan anak itu langsung tersadar dan bergegas mengambil paper bag yang ada di atas nakas.
"Ini mas.kado dari aku dan Nadia?" Wanita ini segera menyerahkan paper bag tersebut kepada Gilang.
"Terimakasih?" Ucap Gilang lalu mengambil paper bag yang diberikan oleh Raisa.
"Cuma makasih doang pah???...kiss buat mama mana???" Celetuk Nadia.Raisa dan Gilang kini saling melempar pandangan.
"Hmm...Nana...lebih baik kita mandi aja yuk.udah siang nih?" Ucap Raisa mengalihkan perhatian anaknya atas ucapannya yang tadi.
"Nana gak mau mandi sebelum papa kiss mama?!" Tolak Nadia.
Raisa kembali menatap Gilang kali ini dengan sedikit gugup.maklum,selama lima tahun ini Gilang tidak pernah menyentuh dirinya apa lagi memberikan ciuman seperti yang diinginkan oleh anaknya itu
"Ayo dong pah?!...kok malah bengong sih?!" Nadia terus-menerus menarik tubuh papanya meminta Gilang untuk beranjak dari tepi ranjangnya.
"Iya...iya...?" Mau tidak mau Gilang bangun dari ranjang dan berjalan mendekati istrinya itu.
"Mas.kalau kamu gak mau gak usah dituruti kemauan Nana?" Bisik Raisa.Selama beberapa saat Gilang memandangi wajah Raisa.
"Pah?!...ayo dong?!" Tegur Nadia lagi.
Dengan ekspresi datarnya Gilang menarik pelan kepala Raisa dan..
Cup
Satu ciuman hangat mendarat di kening Raisa.
"Udah puas kan?" Ucap Gilang yang kini mengalihkan perhatiannya ke arah Nadia.
"Banget?!" Tanpa rasa berdosa anak itu menyengir kearah kedua orang tuanya.sedangkan Raisa???dia tampak mematung setelah mendapatkan ciuman dari Gilang.
"Papa?!"
"Iya?!
"Kita liburan yuk?!" Ajak anak itu.gilang menaikkan sebelah alisnya.
"Nana mau liburan kemana??" Tanya Gilang.
"Kebun binatang?!" Seru Nadia.
"Baiklah.kita pergi kesana.kalian siap-siap ya?" Nadia mengangguk cepat setelah itu Gilang keluar dari kamar Raisa.
=============
PT.Gumilang jaya...
"Gimana tristan.apa kamu udah dapat biodata dari Gilang Aditya Pratama?" Tanya Revan kepada sang asisten.
"Sudah pak.saya sudah kirim semua data-datanya satu jam lalu ke email bapak?" Jawabnya.
Revan menganggukan kepalanya."terimakasih?!" Ucapnya.
"Sama-sama pak.kalau begitu saya pamit dulu pak?" Ucap Tristan kemudian segera keluar dari ruangan Revan.
Setelah kepergian sang asisten Revan langsung mengecek email yang dikirim oleh tristan.dengan penuh ketelitian Revan membaca biodata milik gilang.awalnya terlihat baik-baik saja.sampai akhirnya laki-laki itu dibuat terkejut akan sesuatu.
"Universitas andalanesia??" Gumamnya.
Revan terdiam sejenak menatap salah satu nama universitas tempat Gilang mengajar.
"Ini...bukannya kampus Vania dulu??" Gumamnya lagi.
============
Sesuai janjinya Gilang mengajak Nadia dan Raisa pergi ke kebun binatang yang ada di Surabaya.nadia tampak senang sekali pergi ke tempat tersebut.terbukti dari dirinya yang selalu antusias melihat binatang yang ada di sana.
"Papa?!...kita kesana yuk?" Tunjuk Nadia ke arah kandang monyet.
"Ayuk?" Dengan segera Gilang menuntun anaknya menuju tempat tersebut.
Raisa tersenyum manis melihat Gilang dan Nadia.setelah itu dirinya melangkah pergi mengikuti suami dan juga anaknya.
"Kita foto yuk pah?" Pinta Nadia lagi.
"Oke?!" Gilang langsung mengambil hpnya lalu membuka aplikasi kamera dengan mode Selfi.
"Kita foto bertiga pah?" Nadia menghentikan pergerakan Gilang yang hendak mengambil foto berdua saja.
"Mama?!...sini?...kita foto bertiga?!"..." Seru nadia memanggil mamanya.
Raisa pun mendekati keduanya lalu mengambil posisi berdiri di samping Gilang.
123
Cekrek
Tidak puas foto sekali Nadia meminta Gilang untuk merubah posisinya.kali ini Nadia berdiri di antara Gilang dan juga Raisa.
123
Cekrek
Saat ingin mengambil foto untuk yang ke tiga kalinya tiba-tiba saja terdengar suara dari perut Nadia.
Kkkrruukk
Nadia yang tau suara itu dari dalam perutnya langsung tersenyum malu.
"Nana lapar?" Tanya Gilang.nadia pun menganggukkan kepalanya.
"Ya udah.kita cari makan dulu yuk?" Ucap laki-laki itu.
=============
Jakarta.....
Bela berjalan dengan tergesa-gesa sambil membawa beberapa map ditangannya.karena tidak berhati-hati,kaki bela tersandung saat berjalan di lorong kantor.tentu saja hal itu membuat tubuh mungilnya langsung terhuyung ke depan.
Namun Saat tubuh bela akan terjatuh tiba-tiba saja ada tangan kokoh yang menahan tubuhnya.
"Hati-hati kalau jalan?" Ucap laki-laki itu lalu menegakkan kembali tubuh bela.
"Pak Adnan?makasih ya?" Gumamnya.
Adnan yang mendengar bela memanggil dirinya dengan sebutan "pak" langsung menatapnya dengan malas.
"Udah berapa kali aku bilang bel.jangan panggil aku pak.berasa tua banget tau gak?" Ucap Adnan.
Bela hanya menyengir sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Abisnya aku gak enak kalau panggil kamu kak.ini kan kantor.gak pantes aja gitu.apa lagi aku sekertaris kamu.masa gak ada rasa hormatnya sekali sih?" Ucap bela.
Ya,sejak bela lulus kuliah beberapa tahun lalu.dirinya langsung melamar kerja di kantor adnan.berhubung posisi yang kosong waktu itu adalah sekertaris alhasil Adnan langsung menerima bela untuk menjadi sekretarisnya dikantor.
"Kalau kita lagi sama yang lain gak apa-apa kamu manggil aku pak.tapi kalau kita lagi berdua aja panggil aku kak?" Pintanya.
"I-iya udah deh?" Ucap bela.
"Kamu mau kemana?" Tanya Adnan.
"Aku mau ke ruangan ba-eh kakak?" Ralat bela.
Adnan menghela nafas panjang."sekali lagi kamu manggil aku bapak saat kita berdua aja.maka aku gak akan segan-segan cium bibir nakal kamu itu?" Ancam Adnan.
Bela mendelik tajam."enteng banget tuh omongan.enak aja.gini-gini bibir aku masih perawan tau gak?" Ucap bela.
"Ya makanya nurut kalau gak mau dicium?" Adnan langsung berjalan memasuki ruangannya.sedangkan bela dengan cepat mengikuti langkah Adnan dari belakang.
"Kamu ngapain ngikutin aku??" Tanya Adnan.
"CK!!...masih muda tapi udah pikun?" Celetuk gadis itu.
"Ngomong apa kamu barusan?" Adnan mendelik tajam.
"Kakak andnan Pradipta yang terhormat....tadi kan aku udah bilang mau keruangan kamu?" Jelasnya.
Adnan tersenyum mendengar perkataan bela barusan.
"Oke...kamu mau apa?" Tanya Adnan kali ini berdiri menyandar di meja kerjanya.
"Ini?" Bela menyerahkan berkas ditangannya kepada Adnan.
"Butuh tanda tangan ba-eh kakak?" Hampir aja dirinya keceplosan memanggil Adnan dengan sebutan bapak.kalau tidak,pasti Adnan langsung mencium bibirnya.
Sekilas Adnan melihat kearah bela kemudian membaca satu persatu berkas tersebut.
"Oke.nanti aku tanda tangani?" Ucapnya.
"Kalau gitu aku balik keruangan aku ya?" Baru bela membalikkan badannya tapi tiba-tiba saja Adnan mencekal lengannya.
"Semalam aku ketemu sama Gilang?" Ucapan Adnan berhasil membuat bela langsung membalikkan badannya menghadap Adnan lagi.
"Terus?" Bela menatap penasaran laki-laki didepannya.
"Dia nanya in Vania?" Ucapnya lagi.
Bela yang semakin penasaran melangkah lebih dekat ke arah adnan.kini jarak keduanya hanya sepuluh centi.
"Ya,aku bilang aja kalau Nia udah tunangan?" Jawab Adnan lagi.
Bela bernafas lega."bagus deh kalau Kakak bilang kayak gitu.pokoknya sebisa mungkin kita gak boleh pertemukan Vania dengan Gilang.aku gak mau liat Nia sedih lagi karena orang itu?" Ucap bela.
Adnan tersenyum lalu mengelus lembut rambut belakang bela."iya.aku ngerti kok.aku juga gak mau Vania kepikiran lagi soal Gilang?" Adnan menatap lekat bela.
"Bel?!"
"Ya?!"
"Kamu cantik juga ya kalau dilihat dari dekat?"
Blush
Seketika pipi bela merah merona mendengar kata pujian dari Adnan.sadar akan jarak mereka yang terbilang sangat dekat,buru-buru bela menjauhkan dirinya.
"A-apaan sih kak.gak jelas banget deh?" Merasa malu bela pun segera pergi meninggalkan ruangan Adnan.
"Lucu banget anak itu?" Gumam adnan diakhiri senyuman manisnya.
==========
Surabaya....
Gilang memboyong Raisa dan Nadia makan di sebuah cafe yang ada di kebun binatang tersebut.banyak menu makanan yang mereka pesan.beberapa diantara adalah makanan kesukaan Nadia yaitu burger, pizza dan fried chicken.
Saat tengah asyik menikmati makanannya, sepasang mata Nadia tidak sengaja melihat seorang bayi yang ada di stroller.nadia tersenyum manis ke arah bayi itu.namun bayi tersebut sibuk bermain dengan mainan yang ada ditangannya.
"Nana,ayo dimakan makanannya.jangan bengong gitu?" Tegur Raisa.
"Iya mah?" Namun bukannya cepat makan Nadia malah kembali melihat bayi tersebut.
"Nana liat apa,hm?" Tanya Gilang.
Nadia menunjuk ke arah bayi yang ada depannya.secara bersamaan Gilang dan Raisa melihat ke arah yang ditunjuk oleh Nadia.
"Dede bayinya lucu kan mah,pah?" Nadia terlihat begitu gemas dengan bayi yang tengah meminum susu dibotol susu.
"Nana pengen deh punya Dede bayi kayak gitu?" Ucapnya.
Uhuk uhuk
Raisa yang tersedak langsung meminum jus strawberry miliknya.
Share this novel