Rate

BAB 3

Mystery & Detective Completed 359

Karla kembali berjingkat saat ia dengar lagi teriakan wanita itu. Karla bergegas keluar dari galeri, dan bergerak cepat di koridor. Dan ia menghentikan langkahnya saat ia melintasi sebuah ruangan yang pintu sedikit terbuka. Rasa penasaran Karla meluap-luap. Ia memasuki ruangan itu, dan ia temukan…

Karla menutup mulutnya untuk mencegahnya berteriak. Di dalam ruangan kecil itu terdapat begitu banyak barang. Kopor-kopor pakaian, lalu barang-barang elektronik kecil seperti ponsel dan kamera, dan juga ada beberapa tas perempuan. Satu hal yang membuat Karla bergidik adalah kenyataan bahwa di setiap barang itu terdapat noda merah kehitaman. Darah.

Karla menggelengkan kepalanya tidak percaya. Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa dengan semua barang ini? Milik orang-orang? Karla seketika teringat dengan tumpukan mobil di bagian belakang rumah. Dan satu teori mengerikan muncul di permukaan otaknya.

Darwin !

Darwin adalah seorang yang tidak waras. Kini Karla yakin dengan hal itu. Mobil-mobil yang ada di belakang rumah, dan juga barang-barang pribadi itu adalah milik orang-orang yang mampir ke rumah ini. Dan sepertinya mereka tidak boleh keluar hidup-hidup. Lalu jeritan wanita yang Karla dengar…

Karla seketika memutar tubuhnya dan berniat untuk berlari, pergi dari rumah itu. Namun ketika ia keluar dari pintu, sebuah cengkeraman mendarat di lehernya. Dan ia dapat melihat, wajah Darwin memicing ke arahnya.

“Ups! Sepertinya kau melihat apa yang seharusnya tidak kau lihat.”

Karla tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya. Seketika, ada hantaman mendarat di tengkuknya, dan ia pun kehilangan kesadaran.

Karla perlahan membuka kedua matanya tanpa tahu sudah berapa lama ia pingsan. Kini ia sadari bahwa ia berada di sebuah ruangan yang remang, yang hanya diterangi oleh sebuah lampu pijar yang menggentung di langit-langit. Karla mencuba menggerakkan tubuhnya. Namun ia sadari beberapa detik kemudian bahwa kedua tangan dan kakinya terikat.

Jantung Karla melonjak seketika saat ia mendengar suara rintihan dari samping tempatnya terbaring. Dan ia lihat, sesosok wanita dalam pakaian dalam terikat pada sebuah kursi, dengan luka cambuk di sekujur tubuhnya. Rambut perang wanita itu terlihat kusut, dan wajahnya kotor penuh dengan air mata yang mengering.

“Kumohon…” rintih wanita itu.
“Keluarkan aku dari sini!”

Karla tidak dapat melakukan apapun. Dan kini ia sadar bahwa ia tengah berada dalam sebuah kondisi yang tidak begitu mengenakkan. Maniak itu, Darwin , mungkin tengah merencanakan sesuatu.

“Dia akan membunuh kita.” Ucap wanita itu. “Darwin akan membunuh kita!”
“Tenangkah dirimu!” ucap Karla dengan suara serak. “Aku akan mencuba mencari jalan keluar dari rumah ini.”
Karla belum pernah mengalami hal seekstrim ini sebelumnya. Dan ia tidak tahu cara untuk melepaskan tangannya dari ikatan yang ada pada pergelangan tangannya. Ia hanya boleh menggigit tali coklat yang erat itu, berharaop kekuatan giginya akan membantu.

“Ayolah!”
Karla berusaha terlalu keras. Pergelangan tangannya mulai lecet dan berdarah kerana terlalu sering bergesekan dengan tali yang mengikat erat itu. Tapi Karla sudah tidak peduli lagi. Ia akan berusaha semaksimal mungkin untuk keluar dari rumah mengerikan itu.

Karla menghentikan usahanya saat ia dengar sebuah langkah kaki berat mendekat. Darwin , muncul dengan wajah dingin, dan di tangannya terdapat sebuah cambuk.

“Ah! Kau sudah sadar.”
“Apa yang kau lakukan?” tanya Karla ketus. “Kau keparat!”

Darwin hanya mendengus. Kemudian ia bergerak perlahan ke arah wanita yang terikat di kursi itu. Wanita itu pun mulai menjerit-jerit saat ia tahu bahwa hal buruk akan terjadi padanya.

“TIDAK! KUMOHON! JANGAN SAKITI AKU! KUMOHON!”
“Bukankah sudah terlambat untuk hal itu?” balas Darwin . Ia menyeringai, lalu mengangkat cambuknya tinggi-tinggi. Kemudian…

Terdengar sebuah erangan yang memilukan disertai dengan suara cambuk yang menghantam kulit wanita itu. Darwin menggila. Ia melakukan penyiksaan itu dengan dingin dan begitu kejam. Teriakan wanita itu semakin lama semakin keras. Dan Karla tidak mau melihat lagi hal mengerikan itu.

“RASAKAN PENDERITAAN INI, DASAR JAL*NG!”

Karla mencuba untuk mengabaikan apa yang ia lihat dan apa yang ia dengar. Dengan usaha yang terlalu berlebihan, ia mencuba melonggarkan ikatan pada tangannya, yang membuat pergelangan tangannya itu berdarah.

Darwin sepertinya terlalu sibuk dengan wanita perang itu, dan tidak memperhatikan apa yang tengah Karla lakukan. Dan dengan satu keberuntungan, Karla berhasil melepaskan ikatan pada tangannya. Ia lepas pula ikatan kakinya, lalu berdiri.
Tepat ketika ia berpuar untuk berlari, Darwin menolehkan kepalanya. Lelaki itu geram, kerana salah satu tawanannya berhasil kabur.

“KEMANA KAU MAU PERGI?” teriakknya.

Karla berlari sekuat tenaga, mencuba menghindari lelaki itu. Satu hal yang ada di dalam kelapanya hanyalah mencuba untuk keluar dari rumah terkutuk itu. Kini ia tahu bahwa ia tengah berhadapan dengan seorang pembunuh kejam yang kemungkinan telah membunuh orang-orang yang tersesat di kawasan itu. Barang-barang pribadi di bilik dan juga tumpukan mobil di belakang rumah adalah bukti dari hal itu. Dan Karla mungkin akan jadi korban berikutnya.

Karla berlari menyusuri koridor, lalu mengarah ke pintu depan. Dengan cepat ia putar kenop pintunya, tapi…

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience