Ternyata , tidak mudah ya.
Menahan diri , menahan rindu.
Ternyata , tidak mudah.
Menunggu seseorang tanpa khabar berita.
Entah bagaimana hati ini masih setia.
Entah bagaimana cinta dam rindu
Semakin hari semakin menggebu.
Dalam keterpisahan jarak
Aku teridam memendam rindu
Aku harus mendiamkan diri ,
Soal rindu dan cinta yang masih subur dihati.
Aku tak mahu kita semakin jauh.
Biarlah , mungkin ini yang terbaik.
Cukup untaian puisi menemani air mata
Mengganti bibie membicarakan rindu.
Kamu itu sentiasa ada.
Dihati , difikiran dan doa-doa lu.
Beralas sejadah aku duduk.
Menadahkan tangan , menitipkan doa.
Luahan rindu hanya pada Tuhan.
Beriring harapan kau juga merasakan
Getaran rindu yang sama.
Pita rakaman aku buka
Halaman bualan aku baca semula.
Meski semua seakan terpatri dikotak minta
Tetap saja ku ulang perkara sama.
Mungkin , kerna aku terlalu terdesak.
Terdesak , mencari penawar rindu.
Terdesak , menunggu hari bertemu.
Aku cemburu sesungguhnya cemburu.
Pada mereka yang bisa menatap wajah mu.
Disetiap hari berlalu.
Kerna aku tak mampu.
Untuk menatap wajah mu lagi.
Merenung ke anak mata mu lagi.
Mendengar luahan cerita harian mu lagi.
Seperti yang kita lakukan disetiap hari dulu.
Dengan sabar ku titip doa
Memangkah hari menghitung waktu
Berjuang melawan rindu dalam diam.
Sampai nanti masa istimewa
Teruntuk kita berdua tiba.
Semangat ya , aku percaya.
Kita bisa melakukan ini.
Meski payah , pasti nanti
Manisnya tak terhingga.
Baik-baik ya yang disana.
Salam rindu , Putera pemilik hati.
Jaga diri , jaga hati untuk ku.
Jangan menyera ya !
Share this novel