Bagaimana Mungkin Orang Jatuh Cinta Pada Pertemuan Yang Hanya Berhitung Menit"

Romance Series 677

Mentari mulai menyapa, Airin bangun agak siang hari ini karena ia akan berangkat bekerja mulai siang hari yang berarti malam nanti ia baru pulang, tepatnya pukul setengah 10 malam.
Ia bangun pukul 7 pagi, seperti hari biasanya Airin langsung membersihkan diri dan merapihkan rumah, karena ibunya sibuk diwarung yang setiap hari buka itu ia harus mengurus semua hal dirumah sendiri, itu sudah menjadi hal yang biasa baginya, setelah pekerjaan rumah selesai biasanya ia nonton acara kesukaannya di TV sambil menunggu waktu berangkat kerja, saat berangkat kerja siang Airin selalu menyiapkan bekal makanan untuk dia makan ditempat kerja, karena terkadang sulit untuk keluar cari makan, karena itu Airin dan karyawan yang lain pun lebih senang membawa bekal sendiri dari rumah, Airin pun menyiaplkan bekal nasi yang ditemani dengan lauk kesukaannya yaitu ayam goreng, bagi Airin itu adalah makanan kesukaannya.

Airin kembali menonton TV bersama adiknya, dan tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul 12 siang, itu tandanya ia harus siap-siap berangkat kerja, karena pukul 1 ia harus sudah sampai ditempat kerja, Airin tipe wanita yang suka rapih, walaupun ia tidak menyukai berdandan tapi ia sangat menuntut dirinya untuk selalu rapih, dengan pakaian panjang dan hijab yang dikenakannya.

"Bu, aku mau berangkat kerja nih" Ujarnya sambil mengambil kunci motor, "Sudah bawa bekal nak?" tanya Janah pada anak gadisnya itu, "Sudah ko bu" sambil menunjukan kotak nasi mungil miliknya.
"Aku berangkat ya bu, assalamualaikum" sambil mencium tangan ibunya "Wa'alaikumsalam, hati-hati nak" janah menatap sendu anaknya yang sudah beranjak dewasa itu, "Iya bu" Airin pun mengendarai motornya dan melaju meninggalkan rumahnya.

Sesampainya ditempat kerja, Airin langsung mencari tempat kosong untuk parkir sepeda motornya itu, dan tidak lupa menguncinya lalu masuk toko untuk absen, setelah absen ia pergi ke belakang untuk menaruh tas dan kotak nasi yang ia bawa "Airinnnn" sapaan karyawan toko shift pagi berkali-kali menyapa Airin yang sedang berjalan tidak sengaja menjumpai mereka. "Haiii kaaaa", "iyaaa" jawab Airin untuk sapaan mereka dengan senyumnya yang tak pernah absen darinya.

Seperti hari biasa Airin selalu bekerja dikonternya, hanya mengawasi jika ada pembeli, Airin pun sedang berdiri melihat pembeli yg sedang memilih barang belanjaannya, dan kemudian "Mba" suara terdengar memanggil Airin, "Eh iya? kenapa mba?" suara perempuan itu ternyata mengagetkan Airin, "Mba namanya siapa yah" tanya perempuan itu "Saya? Saya Airin, ada apa ya mba?" Airin kebingungan karena biasanya jika ada pembeli yang memanggilnya mereka hanya bertanya so'al harga, tapi kali ini yang ditanyakan bukan harga melainkan namanya, "Oh mba Airin" kata perempuan tadi sambil berusaha mengingatnya, "Iya, ada apa ya mba?" sebenarnya Airin tau bahwa yg bertanya itu perempuan yang bekerja ditoko sepatu seberang tokonya, karena karyawan disana jika ingin membeli minum atau sekedar membeli makanan ringan mereka selalu membeli ditoko ini jadi mukanya sudah tidak asing bagi Airin, hanya saja Airin tidak mengenal nama, hanya kenal wajah. "Mba, mba dapat salam dari mas mas yang kerja ditoko sepatu itu" jawab perempuan itu, "Hah? mas mas? siapa ya? perasaan saya tidak mengenalnya" jawab Airin kebingungan, "Itu mas yang jaga toko sepatu mba, mba kan kemarin beli sepatu, dan dia lihat mba, dia titip salam buat mba", ujar wanita itu sambil menatap wajah Airin, "Oh mas mas itu, tapi, tapi, tapi kan saya tidak mengenalnya" jawabnya sangat heran, "Hehe iya mba, dia cuma mau berteman saja ko, dia tadi nitip salam" ia meletakan tangannya dipundak Airin, "Eee... oh iya, Wa'alaikumsalam" Airin masih berfikir keras atas kejadian ini.

Perempuan itu pun pergi dari hadapan Airin, dan menuju kasir untuk membayar barang yang ia beli, dan keluar dari toko.
Airin terdiam dan berfikir sejenak atas kejadian tadi, lalu ia menceritakannya kepada Nia, dan Nia pun menanggapinya dengan kekagetan yang sama dengan Airin. Dia berkata pada Airin "Hati-hati loh rin, mungkin dia jatuh cinta sama kamu", "Ah mba ini ada-ada saja, masa orang baru lihat udah jatuh cinta" Airin sambil mengerutkan dahinya.

"Bagaimana mungkin orang jatuh cinta pada pertemuan yang hanya berhitung menit, jangan berfikiran jauh rin, aku juga tidak menyukai laki-laki perokok seperti dia" gumam Airin dalam hati.

(Tinta Merah Muda)
"A.R.A"

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience