Hampir Menaruh Hati

Romance Series 272

Mentari menyingsing, dedaunan yang diselimuti embun pagi harum tercium. Temaram malam pun mulai pamit, pertanda mentari mulai menunjukkan eksistensinya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Sementara itu, Radinda masih terlelap dibalik selimut tempat tidurnya, setelah melewati malam yang amat melelahkan itu.

CRIING..CRIING..CRIING...

Ponsel Radinda berbunyi, terlihat di layar ponselnya ada notifikasi pesan masuk dengan nama kontak—Danita.

Radinda meraih ponselnya, ponsel itu tepat berada di pinggir bantal tempat dia menaruhnya.

Danita :
"Kamu apa kabar? Aku dapat kabar dari ibumu, kalau kamu udah kembali lagi ke Jakarta, ya? Nanti kalau ada waktu, aku mampir kerumah kamu, ya."

Begitulah isi pesan masuk dari ponselnya itu.

Danita adalah salah satu sahabat Radinda. Mereka telah lama bersahabat sejak masih duduk di bangku sekolah dasar. Radinda dan Danita tidak berjumpa kurang lebih selama 4 tahun, semenjak Radinda pindah kota untuk tinggal bersama ibunya.

Kecintaannya kepada hal tentang kopi membuat Radinda memilih menetap di Jakarta. Disamping itu, tujuan Radinda kembali lagi ke Jakarta antara lain adalah untuk melanjutkan pendidikan di bangku kuliah, dan juga diberikan amanat oleh ayahnya untuk mengelola salah satu kedai kopi milik ayahnya di Jakarta.

Ibu dan ayahnya sudah tak lagi tinggal satu atap di dalam rumah. Ayah dan ibu Radinda telah lama bercerai semenjak usia Radinda masih belia. Dan kini, Radinda memilih kembali lagi ke Jakarta untuk tinggal bersama ayahnya itu.

Kembali pada posisi dimana Radinda sebelumya. Radinda mulai bangkit dari tempat tidurnya, menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Lalu kemudian menuju meja makan untuk sarapan bersama ayahnya.

"Ayah..." Panggil Radinda.

"Mmm..."

Sahut ayahnya bersamaan dengan dia mengunyam roti selai kacangnya itu.

"Ayah kenal dengan lelaki bernama Aksa?"

"Aksaaa..."

Ayah Radinda mencoba mengingat nama yang ditanyakan anak gadisnya itu.

"Iya, Aksa. Lelaki yang sering datang ke kedai kopi. Kata Dena, Aksa sering banget datang ke kedai kopi milik ayah. Ayah kenal nggak sama dia?"

Dena adalah yang bertanggung jawab dan diberi kepercayaan untuk meng-handle kedai kopi milik ayah Radinda—teman baru Radinda di kedai kopi itu.

"Oh...Aksa. Pacarnya Danita sahabat kamu itu?"

Ayah Radinda melemparkan pertanyaan, membuat Radinda berpikir sejenak, dan bertanya-tanya dalam diri.

Jadi Aksa itu Pacar Danita? Pantas aja, ku ajak berkenalan dia terlihat cuek banget. Batinnya berkata.

"Ada apa kamu tiba-tiba menanyakan Aksa? Kamu suka, ya, sama dia? Ayo mengaku."

Ayah Radinda tersenyum menunjukan sederet gigi putihnya kepada Radinda, sedikit menggoda anak gadisnya.

"Ng-nggak, kok, yah..."

Jawab Radinda sedikit terbata-bata tanpa menatap ayahnya itu. Radinda salah tingkah.

Dia hanya datang untuk mampir sejenak. Berikan dia secangkir kopi, bukan hati. Batinnya berkata.

Lalu Radinda meraih ponsel di saku celananya, mengetik kalimat untuk membalas pesan Danita-sahabatnya sendiri.

Radinda :

"Kabar aku baik, Danita. Aku sekarang menetap di Jakarta tinggal bersama ayahku. Udah lama, ya, kita nggak berjumpa, aku kangen banget sama kamu."

Setelah Radinda mengetahui Aksa adalah pacar dari sahabatnya itu, seketika hasratnya untuk mengenal lebih jauh sosok Aksa mulai memudar. Walau pada kenyataannya Aksa dan Danita telah 1 bulan lamanya putus.

***


Dia hanya datang untuk mampir sejenak.
Berikan dia secangkir kopi, bukan hati.

—Radinda

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience