Rate

BAB 1

Drama Completed 418

Aku tahu Delores sedang berbohong. Dari cara matanya menatapku dan bicaranya yang kaku, jelas sekali dia sedang menyembunyikan sesuatu.

“Tapi aku yakin mendengar kau bicara dengan seseorang?” desakku.

“Aku sedang menelepon temanku. Mungkin suaranya kedengaran sampai bilikmu. Kau belum tidur?”

Delores mengalihkan pembicaraan. Aku tidak bertanya lagi dan kembali ke bilikku. Sekitar sepuluh menit lalu, samar-samar aku mendengar suara Delores bicara dengan seseorang di biliknya. Padahal setahuku Delores pulang sendiri, tidak dengan siapa-siapa. Karenanya aku bertanya apakah ada temannya yang datang. Melihat reaksi Delores yang gugup, membuat aku curiga. Aku yakin sekali itu bukan suara Delores dengan seseorang di telepon, melainkan suara percakapan langsung di biliknya. Dan yang membuatku bingung adalah suara itu terdengar seperti suara dua orang yang berbeda.

Namaku Hira, teman satu kos-kosan dengan Delores . Kami sama-sama mahasiswa berbeda Universitas. Delores baru pindah ke kos sejak tiga bulan lalu, karenanya kami belum terlalu akrab. Aku juga tahu dia kerja sambilan sambil kuliah. Tapi sejak seminggu lalu Delores sering pulang malam di atas jam sebelas, membuat aku yang bertugas sebagai pemegang kunci depan kos, harus ikut bergadang menunggunya pulang.

“Nenek, tolong ceritakan satu dongeng untukku biar aku bisa tidur.”

Aku tersentak kaget mendengar lagi suara orang dari bilik Delores . Kerana bilik Delores berada paling ujung dan tepat berada di samping bilikku, ditambah lagi suasana kos yang sudah sepi, suara itu cukup jelas terdengar dari bilikku. Kutempelkan telingaku ke dinding samping bilik Delores . Tiba-tiba aku menggigil ketakutan saat mendengar suara yang begitu parau dan serak-serak.

“Baiklah, Cu. Nenek punya sebuah cerita untukku. Pada zaman dahulu kala…

Aku tidak berani untuk mendengarnya lebih jauh dan segera pergi tidur. Tentu saja aku belum bisa tidur kerana suara itu begitu membuatku ketakutan. Aku membayangkan yang bukan-bukan tentang suara itu. Mungkinkah Delores bisa bicara dengan makhluk halus, dan apakah makhluk itu kini berada bersamanya?!

Paginya aku terbangun dengan kondisi lemas. Suara nenek-nenek itu masih terngiang-ngiang di kepala. Kulihat Delores keluar biliknya sambil membawa tumpukkan baju kotor untuk dicuci. Aku masih kefikiran tentang suara kemarin malam. Saat aku pulang kuliah, aku melihat Delores sudah lebih dulu pulang. Sepertinya baru selesai mandi kerana rambutnya masih basah.

“Kau pulang awal hari ini?” tanyaku.

“Iya. Kerana tidak ada kerja sambilan lagi”

“Lagi? Kau kerja di berapa tempat?”

Delores terdiam. Sepertinya dia kelepasan bicara seolah dia memiliki tempat kerja lebih dari satu.

“Maksudku kerjanya diganti shift pagi tadi, jadi malam ini aku santai.”

Aku tidak membalas penjelasan Delores . Fikirku biarkan saja kerana aku juga belum punya bukti pasti tentang suara yang aku dengar kemarin. Saat aku sedang asyik mengerjakan tugas kuliah, lagi-lagi aku mendengar suara obrolan di bilik Delores . Kulihat jam dinding menunjukkan pukul satu malam. Bulu kudukku berdiri semangat. Dengan perasaan ragu kutinggalkan tugasku dan berjalan mendekati dinding pemisah bilikku dan Delores .

“Aku ingin makan sup jagung buatan nenek hari ini.”

Aku mendengar suara anak kecil yang kemarin.

“Baiklah, kerana Veronica sudah menjadi anak baik hari ini, nenek akan buatkan sup jagung kesuakaanmu.”

Suara sang nenek yang serak-serak menambah kengerianku. Aku terburu-buru keluar bilik dan mengetuk pintu bilik Delores . Lama sekali rasanya sampai Delores membuka pintu dengan wajah terkejut.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience