Bab 76

Romance Series 14255

"AYO!!" Revan menarik tangan kiri Vania dengan sedikit kasar.namun langsung di tahan oleh laki-laki yang ada di sebelah Vania.

"tolong jangan kasar-kasar sama cewek?" ucap laki-laki itu.

Revan menatap sinis tangan yang menahannya.dengan sekali hentakan Revan melepaskan tangan laki-laki asing itu.

"gak usah SOK IKUT CAMPUR!!" Ucap Revan tegas.

Tidak ingin ada keributan di sana,Vania pun segera beranjak dari tempat duduknya dan menjauhkan Revan dari laki-laki tersebut.

"kak Revan mau kemana?" ucap Khalila saat melihat Revan hendak pergi meninggalkannya.

Revan menghentikan langkahnya lalu menatap gadis kecil yang sudah dia anggap sebagai adiknya itu.

"maaf Lila,ada hal yang harus kakak urus dengan kak Nia?" ucapnya.

Revan mengambil dompetnya kemudian mengeluarkan selembar uang seratus ribu dari dalam sana.

"ini bang?" Revan memberikan selembar uang tersebut kepada bang Udin.

"saya bayar semuanya termasuk yang dimakan sama laki-laki itu?" ditatapnya dengan sinis laki-laki asing yang masih duduk di tempatnya.

"makasih ya bang?" ucap bang Udin.revan mengangguk pelan..

"kembalinya ambil aja?" setelah berkata demikian Revan pun langsung membawa vania ke panti asuhan,tanpa memperdulikan Khalila yang sedang menatapnya kesal.

==============

"siniin kunci mobil kamu?" pinta Revan setelah keduanya berada di samping mobil Vania yang terparkir di halaman panti asuhan.

"i-ini?" Vania memberikan kunci mobilnya kepada sang kekasih.

Dengan cepat Revan mengambil kunci mobil tersebut dari tangan Vania lalu segera membuka kunci pintu mobilnya.

"masuk?!" titah laki-laki itu lagi.

Vania menurut,kemudian segera masuk ke dalam mobil.sementara itu Revan langsung berjalan ke arah sisi lain mobil lalu masuk kedalam tepatnya di bagian kemudi.

"van.kita mau kemana??" tanya gadis itu,namun Revan tidak menjawab.dirinya langsung menyalakan mesin mobil kemudian melajukan mobil Vania dengan kecepatan tinggi.

"Van!!..please!!.jangan ngebut kayak gini!!.bahaya van!!" peringat vania.bukannya mendengarkan peringatan tersebut,Revan malah semakin cepat melajukan mobilnya.

Vania mulai panik.bagaimana tidak.ini sudah melebihi dari batas kecepatan maksimum.dan ini sangat amat berbahaya untuk mereka berdua.

Setelah hampir setengah jam melakukan perjalanan yang sangat amat memacu adrenalin mereka berdua.akhirnya Revan pun menghentikan laju mobilnya disebuah tempat yang sepi.karena Revan mengerem mendadak alhasil membuat tubuh Vania terlonjak ke depan.beruntung gadis itu menggunakan sabuk pengaman,kalau tidak,sudah dapat dipastikan tubuhnya akan terluka karena benturan keras.

Vania tampak mengatur nafasnya yang tersengal-sengal begitu juga dengan revan.setelah lima menit terdiam akhirnya Revan membuka suaranya juga.

"jelasin semuanya?!"

"hah" Vania tampak kebingungan menatap Revan yang ada disampingnya.

"kamu bilang mau jelasin semuanya ke aku.cepat?!" ucap Revan yang enggan menatap Vania.

=============

Sesuai perintah,Vania pun mulai menjelaskan semuanya kepada sang kekasih.mulai dari pertemuan tidak sengaja nya dengan Nadia di mall.kenaoa dirinya tidak bilang kalau sudah bertemu dengan Gilang.sampai tentang alasannya menerima tawaran kerjasamanya dengan Gilang yang memang menjadi pokok permasalahan mereka berdua sedari kemarin.

Vania segera meraih satu tangan Revan yang sedang memegang setir mobil kemudian menggenggam lembut tangan tersebut.

"aku tau.aku udah salah karena gak langsung cerita sama kamu.tapi jujur.aku gak ada niat buat sembunyiin semua ini kok.aku cuma lagi nunggu momen yang pas aja?" ucapnya.

Hening

"tolong jangan diemin aku kayak gini lagi Van.kamu tau kan kalau aku paling gak suka di diemin sama kamu?" ucapnya lagi.

Hening

Vania mengela nafas panjang melihat sikap diam yang ditujukan oleh revan.vania sekarang benar-benar dibuat bingung harus bagaimana lagi agar Revan mau bicara dengannya.

"ya udah.kalau kamu masih marah sama aku dan gak mau bicara lagi sama aku.aku terima?" perlahan Vania melepaskan genggaman tangannya di tangan Revan.

Sekilas ekor mata laki-laki itu melihat ke arah tangan Vania yang mulai menjauh dari tangannya.

Revan menghela nafas panjang.kemudian dengan cepat menggenggam tangan sang kekasih.kini secara bersamaan keduanya saling melempar pandangan.

"maaf atas sikap kekanakan aku ini?" gumam Revan.

Vania tersenyum tipis lalu segera menggenggam tangan Revan dengan tangan yang satunya lagi.

"kamu gak salah kok.disini aku yang salah karena gak jujur sama kamu?" balas gadis itu.

"aku cuma gak suka aja kalau kamu nyembunyiin sesuatu dari aku?" ucap Revan lagi.

"aku paham,van.sekali lagi aku minta maaf ya?" ucap gadis itu.

"iya,sayang?" Merasa bersalah karena sudah membuat Vania panik dan ketakutan,Revan pun langsung melepaskan sabuk pengamannya kemudian memeluk kekasihnya itu.

"maaf udah buat kamu panik dengan cara nyetir aku barusan?" , ucapnya.vania membalas pelukan Revan lalu menganggukan kepalanya pelan.

==============

Surabaya,,

Sejak demam kemarin Alhamdulillah keadaan gilang saat ini sudah membaik.dia pun sekarang tengah bersiap-siap untuk berangkat ke kantornya.

Ceklek

Raisa memasuki kamar sang suami lalu berjalan menghampiri Gilang yang tampak sedang merapihkan kemeja dan jas yang sudah dikenakannya.

"kamu beneran mau ke kantor mas?" ucap raisa.

Sekilas gilang melirik ke arah sang istri namun kemudian kembali fokus merapikan penanpilannya di depan cermin.

"iya.ada meeting penting juga dikantor?" jawabnya sedikit acuh.

Raisa menghela nafas panjang.suaminya itu memang keras kepala sekali.baru juga sembuh,kini laki-laki itu bersikukuh untuk bekerja kembali.

"ya udah kalau kamu mau berangkat juga.tapi ingat ya mas,jangan berlebihan kerjanya.aku gak mau kamu sakit lagi?" ucap Raisa penuh perhatian.

"Hm" jawab Gilang lagi-lagi sekenanya.

Selesai merapihkan pakaiannya,Gilang berjalan menuju ranjangnya untuk mengambil dasi yang sudah dia siapkan sedari tadi.disisi lain,Raisa yang melihat sang suami hendak memakai dasi buru-buru mengambil alih pekerjaan tersebut.

"biar aku aja yang pasangin dasinya,mas?" ucap raisa.awalnya Gilang menolak namun setelah itu dirinya membiarkan Raisa melakukan tugasnya.

Dengan seksama Gilang memperhatikan Raisa yang tengah fokus memakaikannya dasi.tidak lama pandangannya teralih pada perut rata sang istri.

Haaaahh...Gilang benar-benar tidak menyangka akan berada di fase ini lagi.fase dimana Raisa hamil anaknya.bukannya dia tidak bersyukur dengan anugerah yang diberikan oleh tuhan.hanya saja dirinya masih bimbang dengan perasaannya kepada Raisa.

Apakah karena hatinya masih memikirkan Vania atau memang Gilang malas buka hatinya untuk sang istri.entahah,Gilang juga bingung.

"udah selesai mas?" ucap Raisa yang berhasil membuyarkan lamunan Gilang.

"hm,makasih?" jawab Gilang.

"gak usah berterimakasih gitu.ini kan udah jadi tugas aku sebagai istri kamu?" Raisa tersenyum manis sementara Gilang hanya diam menanggapinya.

Gilang hendak berjalan tapi dengan cepat Raisa menahan tangan sang suami.

"ada apa lagi,sa.saya sedang buru-buru ke kantor.kalau ada yang ingin kamu bicarakan.nanti saja.setelah saya pulang?" ucap Gilang.

Bukannya menjawab Raisa justru tampak tersenyum penuh arti.tidak lama wanita itu merapatkan tubuhnya ke tubuh gilang lalu berjinjit dan...

CUP

Tanpa permisi Raisa mengecup bibir Gilang.terkejut,tentu saja.laki-laki itu cukup kaget dengan aksi nekat sang istri.gilang pun berusaha untuk menjauhkan wajahnya namun dengan sigap Raisa menahan belakang kepala gilang.

Setelah puas mengecup bibir sang suami,Raisa pun segera menjauhkan wajahnya lalu menatap penuh cinta laki-laki dihadapannya itu.

"ayo,kita turun?" ucap Raisa penuh kelembutan.

============

Diruang makan sudah ada Nadia yang tengah duduk menunggu kedua orang tuanya untuk sarapan.

"Mama sama papa kok lama banget ya?" ucap Nadia yang tampak celingak-celinguk menanti kedua orang tuanya datang.

"apa aku susul aja ya?" Karena sudah bosan menunggu Nadia pun berniat ke kamar sang papa,menyusul sang mama.namun belum sempat bocah itu turun dari kursinya,Gilang dan Raisa sudah datang menghampirinya.

"mama sama papa lama banget sih.aku kan udah lapar tau?" Omel Nadia kepada kedua orangtuanya yang hendak duduk di kursi mereka.

"maaf ya sayang.kamu udah lapar ya?" raisa tampak tersenyum geli saat melihat raut wajah Nadia yang kesal.

"banget,mama.perut nana udah keroncongan nih?" Omel anak itu lagi sambil menepuk-nepuk perutnya yang sudah terasa sangat lapar.

"utututu...udah kelaperan ya.sekali lagi lagi mama minta maaf yah...abisnya tadi mama urus papa kamu dulu?" ucap Raisa sambil melirik ke arah Gilang yang sedang minum kopi.

"ya udah.sekarang kamu mau sarapan apa?nasi goreng atau roti bakar?" tanya Raisa.

"nasi goreng aja mah?" tunjuk Nadia ke arah mangkuk besar berisikan nasi goreng sosis plus ayam suwir buatan Raisa.

"ok.princes?" tanpa berlama-lama wanita itu mengambil pesanan anaknya.kemudian memberikannya kepada Nadia.

"kalau kamu mau sarapan apa mas?" tanya Raisa kepada sang suami.

"nasi goreng?" jawab singkat Gilang.

Raisa mengangguk paham setelah itu menyiapkan makanan yang diminta oleh Gilang.

"oh ya,mas.tadi bunda telpon aku.dia bilang ayah drop lagi?" Gilang yang saat itu hendak mengambil sepiring nasi goreng yang diberikan oleh Raisa mendadak terdiam menatap wanita tersebut.

"ayah drop lagi?" ulang Gilang,Raisa pun langsung mengangguk cepat.

"terus bunda juga minta kamu video call dia secepatnya.bunda bilang ayah mau ngomong sama kamu ?" lanjut wanita itu.

Gilang kembali terdiam memikirkan permintaan sang bunda.dalam hatinya bertanya-tanya,hal apa yang ingin ayahnya itu bicarakan kepada dirinya.

"nanti setelah selesai meeting saya akan telpon bunda?" ucap Gilang,Raisa pun mengangguk paham lagi.

"kakek gun sakit mah?" sela Nadia.raisa menatap sebentar suaminya itu lalu segera mengalihkan pandangannya ke arah sang anak.

"iya sayang.kakek gun ngedrop lagi?" jawabnya.mendadak raut wajah Nadia berubah menjadi sedih dan khawatir.

"kakek gun sakitnya parah gak mah?" tanya gadis kecil itu lagi.raisa menggeleng pelan.

"mama juga gak tau sayang?" jawab Raisa dengan sejujurnya.karena tadi mertuanya tidak bilang apa-apa lagi kepada dirinya.

Melihat sang anak yang khawatir,Gilang pun segera menenangkannya.

"kamu tenang aja sayang.kakek gun itu orang yang kuat.nanti pasti cepat sembuh kok?" ucap gilang sambil mengelus belakang kepala Nadia.

"papa.kita ke jakarta yuk.nana mau liat kondisi kakek gun?" rengeknya.

Seketika Gilang menghentikan pergerakan tangannya kemudian menatap Nadia dalam-dalam.

"nanti kita bicarakan lagi ya nak.sekarang lebih baik kamu berdoa aja supaya kakek gun cepat sembuh.oke?" ucap Gilang final.

=============

Jakarta,,

Vania dan Revan sudah tiba di butik mamanya bela.sesuai permintaan Revan,hari ini mereka berdua akan melakukan fitting baju pengantin yang sempat tertunda kemarin.

"pagi Tante?" sapa Vania saat memasuki butik lalu segera menghampiri dan memeluk mama dari sahabatnya itu.

"pagi juga sayang?" ucap ibu Ganesya sambil membalas pelukan Vania.

"maaf ya Tante,aku baru bisa Dateng sekarang?" kini keduanya saling melepaskan pelukan mereka.

"gak apa-apa sayang?" jawabnya.

"kalau gitu kita langsung fitting aja yuk?" secara bersamaan Revan dan Vania menganggukkan kepalanya setelah itu keduanya dibawa ke ruangan yang berbeda.

Revan memasuki ruangan yang ada disebelah kiri,sementara Vania memasuki ruangan yang ada di sebelah kanan.didalam sana sudah tersedia beberapa baju yang akan mereka coba.

Didalam ruangan Vania tampak terpukau dengan beberapa baju pengantin yang terpampang didepan matanya.mulai dari baju kebaya sampai baju yang akan dia kenakan saat resepsi nanti,semuanya tampak sangat cantik dan elegan.

Benar kata orang-orang,keahlian dari ibu sahabatnya itu memang jangan diragukan lagi.dia benar-benar wanita yang berbakat dan penuh karya.tidak heran jika banyak customer yang puas akan semua maha karyanya.

=============

Revan yang sudah terlebih dahulu selesai mengenakan pakaiannya segera keluar ruangan untuk menunjukkannya kepada Vania.

"sayang??kamu udah selesai belum?" seru Revan memanggil Vania di depan ruangan ganti baju Vania.

"iya,sayang.sebentar lagi?" jawab gadis itu.

Revan mengangguk pelan kemudian merapihkan lagi jas yang dikenakannya.selang lima menit kemudian Vania tampak keluar dari ruang ganti lalu berjalan menuju tunangannya itu.

"kamu udah sele-"

Revan tidak dapat melanjutkan perkataannya.laki-laki itu tampak terdiam mematung menatap sang kekasih.

"van.kok kamu ngeliatin aku kayak gitu sih???aku jelek ya??" ucap Vania yang mendadak tidak percaya diri dengan penampilannya.

Revan tersadar,dengan cepat menggelengkan kepalanya kemudian tersenyum manis ke arah Vania.

"gak,sayang.kamu justru sangat cantik?" ya,Revan tidak bohong.saat ini Vania sangat amat terlihat cantik dengan balutan kebaya modern berwarna putih.

"serius?" ucap Vania yang langsung di angguki oleh laki-laki itu.

Revan semakin mempertipis jarak mereka lalu membisikkan sesuatu di telinga Vania.

"aku jadi gak sabar nunggu hari pernikahan kita?" Revan menatap Vania penuh cinta begitupun sebaliknya.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience