Vania menggeliatkan tubuhnya dan perlahan mulai membuka kedua kelopak matanya.sesaat gadis itu menoleh ke arah kiri.terlihat Gilang tengah tertidur pulas di sampingnya.
"Jam berapa ini?" Gumam Vania.dia pun melihat ke arah jam dinding.Rupanya waktu sudah menunjukkan pukul setengah delapan pagi.
Dengan penuh kehati-hatian Vania melepaskan jemarinya yang tengah digenggam oleh Gilang.setelah genggaman itu terlepas dia pun segera beranjak dari sofa.
Namun,saat Vania hendak berjalan tiba-tiba saja tangannya ditarik oleh sang kekasih hingga dirinya jatuh duduk di pangkuan Gilang.
"Mau kemana,hm?" Masih dalam keadaan mata terpejam Gilang memeluk tubuh Vania dan menelusupkan wajahnya ke leher mulus wanita pujaan hatinya itu.
"A-aku mau mandi?" Vania yang masih dalam keadaan terkejut berusaha melepaskan diri dari pelukan hangat Gilang.
"Jangan kemana-mana,aku masih ngantuk?" Dengan mata sayu Gilang menegakan kepalanya menatap Vania lalu kembali menyelusup wajahnya ke leher.
"Tapi..."
"Ssssttt?" Gilang memberi kode kepada Vania untuk diam.setelah itu mengambil tangan kiri Vania dan membawanya ke belakang kepalanya.
"Elus?" Titah laki-laki itu.
Vania sempat terdiam sejenak tapi detik berikutnya gadis itu melakukan apa yang diperintahkan oleh Gilang
Dengan penuh kelembutan tangan putih Vania bergerak mengelus-elus belakang kepala sang kekasih.gilang yang merasakan kenyamanan dari usapan tersebut perlahan mulai mengantuk dan kembali tertidur.
Vania tersenyum samar melihat tingkah manja laki-laki yang sudah menjadi kekasihnya selama beberapa bulan ini.ternyata banyak sisi lain yang belum Vania ketahui dari Gilang.
=============
"Baik,terima kasih atas informasinya.saya akan segera ke kantor?"
Dengan hati kesal Pak Gunawan mengakhiri panggilan teleponnya lalu menaruh hp miliknya secara kasar di atas meja.
"Kenapa sih yah??kok kesal gitu?" Tanya ibu Hanna yang baru saja datang membawa secangkir kopi untuk sang suami.
"Tadi Sekretaris nya gilang telpon.dia bilang hari ini ada rapat.tapi gilang sampai sekarang belum datang ke kantor.kemana anak itu?!" Ucapnya kemudian mengambil kopi buatan sang istri lalu meminumnya.
"Bunda tau kemana anak itu pergi?!" Tanya pak Gunawan sambil menatap istrinya.
"Bunda gak tau yah.gilang gak ngomong apa-apa sama bunda?" Bohong nya.
Sebenarnya ibu Hanna mengetahui kalau Gilang sedang dirumah sakit menemani vania sedari kemarin.tapi ibu Hanna terpaksa berbohong agar Vania tidak terkena imbas kemarahan suaminya.
"Bunda beneran gak tau keberadaan anak itu?" Tanya pak Gunawan lagi penuh selidik.
"Bunda kan udah bilang tadi sama ayah,bunda gak tau keberadaan Gilang??ayah masih gak percaya juga sama bunda??" Ucap ibu Hanna penuh yakin agar sang suami percaya kepada dirinya.
Pak Gunawan menghela nafas panjang setelah itu memberikan gelas kopi kepada istrinya.
"ya sudahlah.ayah mau siap-siap dulu.nanti kalau Gilang telpon bunda suruh dia datang kekantor?" Laki-laki paruh baya itu pun segera mengambil hpnya yang ada di atas meja kemudian berjalan menuju tangga.
"Yah?" Panggil ibu Hanna.
Pak Gunawan yang mendengar sang istri memanggil dirinya langsung menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah ibu Hanna.
"Kenapa Bun?" Tanya pak Gunawan.
"Gak yah...bunda cuma mau tanya.ayah beneran serius tentang perjodohan Gilang dan Raisa?" Ucap wanita itu.
Pak Gunawan mengangkat sebelah alisnya lalu berjalan kembali mendekati sang istri.
"Tentu aja ayah serius Bun??kenapa??kok malah tanya kayak gitu??bukannya perjodohan ini juga keinginan bunda??" Ucap pak Gunawan balik bertanya.
"Iya sih...tapi kan itu dulu yah.sekarang kan Gilang udah dewasa.dia pasti punya wa-"
"Kenapa sekarang bunda mulai sepemikiran dengan Gilang??" Potongnya.sorot matanya mulai tajam menatap sang istri.
"Bukan gitu yah.bunda cuma mikirin kebahagiaan Gilang aja?" Ucapnya.
"Dengar bun.raisa itu adalah anak yang baik,berpendidikan,perhatian dan penyayang.ayah yakin banget kalau Raisa wanita yang tepat buat Gilang dan ayah juga yakin kalau Gilang akan bahagia bersama Raisa?" Jelasnya dengan tegas.
"Tapi yah-"
"Udah lah bun.ini masih pagi.jangan buat keributan dengan pembahasan Gilang dan raisa.keputusan ayah ini udah bulat dan gak bisa diganggu gugat lagi,paham?!" Setelah berkata demikian pak Gunawan pun pergi meninggalkan istrinya begitu saja.sementara ibu Hanna hanya menatap kepergian sang suami dengan perasaan gundah.disatu sisi dia ingin anak satu-satunya itu bahagia dengan pilihannya.tapi disisi lain dirinya mempunyai janji kepada sang sahabat untuk menjodohkan anak mereka.
=============
Hari menjelang siang,Vania tengah sibuk berkemas dengan dibantu oleh para sahabatnya dan juga Gilang .seperti yang sudah di katakan oleh dokter kemarin,kondisi Vania sudah jauh lebih baik jadi dokter memperbolehkannya untuk pulang ke rumah.
"Selesai?" Seru Rika ketika selesai membereskan barang-barang Vania kedalam koper.
"Makasih banyak ya guys udah bantu gue hari ini?" Ucap vania.kemudian keempat gadis itu pun berpelukan penuh kasih sayang.
"Sama-sama?" Jawab bela.setelah itu mereka semua melepaskan pelukannya.
"Tapi gue heran sama nia.sebenernya dia lagi dirawat di rumah sakit atau nginep di hotel si??liat aja barang-barangnya,banyak banget?" Ucap Gita sambil menatap heran dua koper milik Vania.
"Hehehe" Vania hanya cengengesan menanggapi perkataan Gita.
"Ya gimana gak mau betah.orang perawatnya aja kayak gitu?" Bela melirik ke arah Gilang diikuti Vania dan yang lainnya juga.
Gilang yang merasa ditatap oleh ke empat mahasiswi nya itu pun balik menatap mereka semua.
"Kenapa???kamu juga mau saya rawat,Hm??" Dengan cepat bela menganggukkan kepalanya.
"Mau lah pak.siapa juga yang nolak dirawat sama dosen ganteng?" Ucapnya.
"Ya udah sana gih,terjun dari lantai 2?" Ucap Gilang sambil melirikan matanya ke arah jendela.
Seketika itu juga bela menatap tajam dosen kulkas dua pintu tersebut.
"Sialan?!kalau ngomong enteng banget nih dosen?!" Gumam bela namun masih bisa terdengar oleh Gilang.
"Ngomong apa kamu barusan?" Gilang hendak mendekati bela.tapi dengan cepat Vania menghadangnya.
"Udah ah,kenapa jadi debat gini?" Ucap Vania.
"Pak Gilang duluan tuh.masa iya,gue disuruh terjun.masuk rumah sakit enggak.mati iya gue yang ada?" Kesal bela.
"Kamu-"
Ketika Gilang hendak berbicara lagi,Vania langsung memberi kode untuk diam.
"Udahlah.lebih baik sekarang kita pergi aja.diluar udah mendung banget.jangan sampai kita pulang pas hujan deras?!" Ucap Gita kemudian segera mengambil satu koper sedangkan koper yang satunya lagi di ambil oleh Gilang.
==============
"Kalian tunggu disini.saya mau ambil mobil diparkiran?" Ucap Gilang setelah mereka sudah berada di lobby rumah sakit.
"Siap pak?!" Jawab Rika.kemudian Gilang pun pergi meninggalkan ke empat gadis tersebut.
Disaat ke empat gadis itu menunggu Gilang,tiba-tiba saja mereka dikejutkan dengan kemunculan Dion di lobby.
"Nia?" Sapa laki-laki itu diakhiri senyuman manis.
"Dion???ngapain loe di sini???" Tanya Vania to the poin tanpa menghilangkan raut wajah terkejutnya.
"Aku mau jengukin kamu.tadi aku udah sempat ke kamar rawat kamu tapi suster bilang kamu udah otw pulang.makanya aku langsung buru-buru nyari kamu?" Jelas Dion.
Vania hanya terdiam mendengar penjelasan tersebut begitu juga dengan para sahabatnya.
"Nia?" Dion hendak memegang tangan kanan Vania,namun gadis itu langsung menghindarinya.Dion yang mendapat penolakan dari Vania merasa sangat kecewa sekaligus sedih.
"Ee...gimana keadaan kamu?" Tanya laki-laki itu.
"Gue ba-"
"Keadaan Nia udah baik.seperti yang loe liat sekarang?" Potong bela dengan suara sedikit ketus.
Dion menatap kesal bela karena sudah memotong perkataan Vania.sedangkan Vania Hanya tersenyum samar melihat aksi ketus sahabatnya itu.
"Aku minta maaf ya baru bisa jengukin kamu sekarang.beberapa hari kemarin aku-"
"Loe Dateng sendirian aja,Yon???si Kunti bogel kemana??" Kali ini Gita yang memotong perkataan Dion.
"Maksud loe,...Cindy??" Tanya Dion yang langsung di angguki oleh Gita.
"Gue gak tau.selama dia di DO dari kampus gua gak ketemu sama dia lagi?" Dion berkata jujur.setelah kejadian di apartemen Cindy,dia belum lagi bertemu dengan wanita itu
"Harusnya loe bawa si Kunti bogel itu kesini.suruh dia buat minta maaf ke nia.loe pasti udah tau juga kan kalau dia yang udah bikin Nia masuk ke rumah sakit ini?" Ucap Rika.
"Gara-gara kelakuan konyol loe itu. Kita bertiga hampir kehilangan Nia.PAHAM!!" Lanjut Gita kesal.
Sadar dengan kesalahan yang dia perbuat beberapa hari lalu,Dion hanya bisa menundukkan kepalanya dihadapan mereka.
"Aku tau nia.apa yang aku lakuin di kampus itu adalah hal yang salah?" Detik berikutnya Dion kembali menegakan kepalanya menatap sang mantan kekasih.
"Tapi aku lakuin itu karena aku masih mencintai kamu,Nia?" Ucapnya.
Vania memutar bola matanya.dirinya benar-benar merasa jengah dengan kata cinta yang selalu saja dilontarkan oleh Dion.
"Yon!!udah berapa kali sih gue bilang ke loe!!gue udah gak ada rasa lagi sama loe.jadi please,jangan ganggu hidup gue!!" Tidak ingin berdebat lebih panjang lagi Vania pun berjalan menjauhi Dion.
"Terus gimana dengan video ciuman itu.apa pak Gilang masih mau dekat sama kamu?" Seru Dion yang berhasil membuat langkah Vania terhenti saat itu juga.
Vania membalikkan badannya lalu berjalan mendekati Dion lagi.
"Apa maksud loe,Yon?" Tanya Vania tidak mengerti.
Dion pun mengambil hp nya lalu menunjukkan sebuah video dirinya yang tengah mencium Vania sewaktu di kampus beberapa hari lalu.
"Dari mana loe dapet video itu Yon?" Vania sangat terkejut ketika melihat video berdurasi 2 menit yang ditunjukkan oleh dion.
"Kamu gak perlu tau dari mana video ini aku dapat?" buru-buru Dion memasukkan hp ke dalam saku celananya.
"Yang harusnya kamu pikirkan adalah bagaimana reaksi pak Gilang saat tau pacarnya yang cantik ini di cium oleh laki-laki lain?" Sambil tersenyum licik dion menatap fokus ke arah gadis yang ada di hadapannya itu.
Vania terdiam sejenak.hatinya mendadak was-was memikirkan perkataan Dion barusan.
"Pastinya saya akan marah besar?" Seru Gilang dari arah lain.
Seketika Vania,bela,Rika,Gita dan Dion menolehkan kepala mereka ke arah sumber suara.
"Pak Gilang?" Gumam bela,Rika dan Gita secara bersamaan.
Terlihat Gilang mulai melangkahkan kakinya mendekati mereka semua lalu berdiri tepat di samping sang kekasih.
"aku bisa jelasin.ini semua gak seperti yang kamu pikirkan.dion yang ud-" perkataan Vania terhenti saat Gilang menempelkan jari telunjuknya tepat di depan bibir Vania.
"Saya gak minta kamu bicara Vania?" Ucap Gilang memandangi sang kekasih dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Dan kamu Dion???kamu mau tau apa reaksi saya setelah melihat video itu???" Kini kedua laki-laki itu saling berpandangan.
"Pasti anda bakal putusin Nia,bukan??" Ucap Dion penuh percaya diri.Gilang menampilkan senyumnya lalu kembali menatap Vania.
"Bukan.tapi Ini yang akan saya lakukan?" Dengan gerakan cepat Gilang menarik tengkuk Vania dan.....
CUP
Gilang mencium bibir tipis Vania penuh kelembutan.dion yang melihat hal tersebut tentu saja dibuat terbelalak.begitu juga dengan bela dan yang lainnya.
"*Njir!!...mata gue ternodai?" Bela langsung menutup kedua kelopak matanya lalu segera menutup mata kedua sahabatnya itu dengan telapak tangannya.
Vania yang tadinya merasa kaget atas perbuatan gilang kini perlahan menutup matanya dan tanpa rasa malu mulai membalas ciuman tersebut.
Dion mengeram kesal.kedua tangannya mengepal kuat melihat pemandangan menyakitkan hatinya.bukan ini yang Dion inginkan.harusnya kan Gilang marah kepada Vania lalu memutuskan hubungan mereka.
============
Setelah beberapa menit berciuman Gilang dan Vania pun menyudahi aksi mereka.perlahan gadis itu membuka kedua matanya.terlihat keduanya saling melempar senyuman tipis satu sama lain.
"Kamu tau Dion?" Gilang kembali mengalihkan pandangannya ke arah Dion.
"Saya memang marah atas Perbuatan kamu kepada Vania kemarin.tapi sayangnya rasa cinta saya lebih besar dari rasa amarah saya?" Ucap Gilang tegas.
Lagi -lagi Dion menatap kesal kedua insan dihadapannya itu.
"oke,kali ini saya memang gagal dalam menghancurkan hubungan kalian berdua.tapi bukan berarti saya akan menyerah begitu saja.saya akan terus berusaha mendapatkan Vania kembali.camkan itu?" Kemudian Dion pun berjalan menerobos Vania dan juga gilang.sesaat Dion tampak secara sengaja membenturkan lengannya ke lengan Gilang sampai laki-laki itu mundur beberapa langkah.
"Sayang?" Melihat Gilang diperlakukan tidak baik oleh Dion,Vania pun segera mendekati kekasihnya itu.
"Kamu gak apa-apa?" Gilang menggeleng pelan kemudian memeluk Vania.
"Jangan di ambil hati ucapan anak itu.selama kita masih saling mencintai dan mempercayai.gak akan ada orang yang bisa menghancurkan hubungan kita?" Ucap Gilang.
Share this novel