" CIAO, long time no see my son. " kata Johnathon dan terus memeluk tubuh Tengku Mikhail.
Suasana dapur menjadi kekok dengan kehadiran tetamu yang tidak di undang itu.
" How are you? My son. "
" I'm fine thank you. Why didn't inform me you're coming?, I can order my man to pick you up at Airport. "
" I just want to make a surprise to you. Did I bother you?."
" No. Of course Not. You're welcome here. "
" Did I disturbing you?. " tanya Johnathon sambil memandang seluruh dapur seluruh hidupnya ini kali pertama dia memijak kaki ke tempat yang dipanggil dapur.
" We're just trying to making a dinner. "
" We?. " dengan wajah tidak percaya dia bertanya.
" I mean, they are. " balas Tengku Mikhail menunjuk kearah anak buahnya kerana dia tahu bapa saudaranya itu orang yang sangat mementingkan darjat.
" Good, just let your slave do it all, don't mess your hands with that kind of thing. "
" They are not my servants. "
Sikap angkuh Johnathon masih tetap sama seperti ketika Tengku Mikhail tinggal bersama dengannya.
" Hi, nice to meet you mister?. " tegur Amira dengan suara halusnya bila melihat suasana yang tiba-tiba bertukar menjadi tegang.
" John, Johnathon. Nice to meet you too beautiful little girl. Who this little girl here?. " tanya Johnathon sambil menghulurkan tangannya pada Amira.
Tengku Mikhail menyambut tangan Johnathon bagi pihak Amira.
Johnathon ketawa dengan reaksi Tengku Mikhail.
" She is my wife. " balas Tengku Mikhail dan memeluk erat pinggang Amira dari belakang.
" Wow since when you have wife. Married man? I can't believe what i heard but Congratulations my son. Congratulations. I'm proud of you. " kata Johnathon mengangguk-anggukkan kepadanya.
" You must tired, come let's me show you your room. "
" Oh my son thanks for your concern. I just a little tired but I'm fine. " balas Johnathon ketawa kecil.
" By the way, we will have a dinner outside tonight. Amir treat. " maklum Tengku Mikhail dan menghadiahkan jelinggan maut pada Amir.
' Damn mati aku. ' detik Amir, dia terus buat-buat senyum memandang semua.
Mereka membalas pandangan Amir dengan perasaan simpati.
" WOW really, daddy bye. " kata Jessica teruja dan berlari ke atas biliknya.
" Come I'll show you, your room. " ajak Tengku Mikhail pada Johnathon.
" Uncle, you can use this room. Just call me if you need anything and that's one my room. " kata Tengku Mikhail menunjuk ke biliknya di hujung paras itu.
" Thank you my son. " balas Johnathon menepuk perlahan belakang Tengku Mikhail.
" Have a nice rest Uncle John. " kata Amira.
" Sayang jom masuk bilik. " melihat Johnathon sudah menutup pintu bilik Tengku Mikhail menundukkan badannya sedikit dan melekatkan alat pendengaran di bawah pintu.
" Abang buat apa?."
" Tak ada apa-apa jom masuk bilik. "
Tengku Mikhail membuka pintu bilik mereka dan menolak perlahan badan Amira masuk ke bilik.
" Kita masuk bilik buat apa abang?. "
" Sayang mandi and bersiap sekejap lagi kitakan nak keluar dinner. Abang turun bawah jap ok and congratulations sayang sebab dah habis sekolah. " kata Tengku Mikhail dan berlalu keluar.
" Thank you abang. " balas Amira perlahan melihat belakang suaminya yang berjalan keluar.
Terhenti perbuatan Amira yang sedang menanggal baju untuk mandi bila dengar pintu biliknya di ketuk.
" Wait. " jerit Amira, dia pantas menyarung baju semula dan membuka pintu.
" Kenapa abang tak masuk je?. " tanya Amira membuka pintu, dia terhenti apabila di hadapannya bukan Tengku Mikhail tetapi Johnathon.
" Sorry for disturbing you beautiful lady. "
" Ah sorry give me a second. " kata Amira dan pantas mencapai tudung di belakang pintu lalu di sarung ke kepalanya.
Amira merasa tidak selasa apabila Johnathon hanya memandangnya tanpa berkata apa-apa.
" What's can I help you mister?. "
" Can I borrow your charger?. "
" Of course. " Amira bergerak mencapai charger dan menyerahkan kepada Johnathon.
" Thank you. " kata Johnathon dia merenung Amira atas bawah.
" You're welcome. " balas Amira dengan senyuman.
Melihat Tengku Mikhail turun dari tangga anak buahnya terus meloloskan diri mereka berlari balik ke rumah masing-masing.
" Any explanation Amir Arshad. "
Mendengar nama penuhnya di sebut Amir sudah tidak senang duduk dia memandang Rayyan, Daniel dan Iskandar meminta tolong.
" Err boss saya... Selama tiga bulan ni saya perhatikan dia, dia hanya melakukan kerja macam biasa. Anak buah dia pun tidak menunjukkan apa-apa yang pelik. "
" Saya tak tahu macam mana dia tiba-tiba muncul dekat sini boss. " bersungguh-sungguh Amir menerangkan kepada Tengku Mikhail.
" You pay for dinner tonight. The dinner on 8 p.m. Suruh semua get ready. "
" YES BOSS!. " balas Amir mencicit lari pulang ke rumahnya.
To be continues.
Share this novel