Tujuh Belas

Romance Completed 140176

Maapkeun kalo penuh dengan Typo ??????

Happy Reading!
Jangan lupa jejak kalian tinggalin di sini ??

??????????

Dalam perjalanan pulang ke apartmennya, Amanda tidak berkata satu apapun. Dirinya sibuk memikirkan bagaimana menjalani hukuman yang diberikan pria mesum di sebelahnya yang sedang fokus menyetir.

Empat puluh lima menit waktu memasak dan setiap lima menit sekali, ia harus mencium bibir dan memeluk pria itu. Ya Tuhan, apa pria mesum itu terinspirasi dari sebuah kontes memasak lantas memberikan hukuman yang hampir tidak terpikirkan oleh manusia lainnya. Selain mesum ternyata ia juga pria yang aneh.

Amanda mengiyakan hukuman yang diberikan Darko padanya bukan tanpa alasan. Selain hukuman itu yah- cukup menyenangkan dan juga ia bisa memberi pria itu sedikit pelajaran berharga.

Amanda tersenyum miring dan Darko mengerenyitkan dahi meliriknya.

"Kau mengerikan. Kenapa kau tersenyum sendirian?" sindir Darko.

Amanda menoleh Darko sambil tersenyum lebih lebar.

"Aku senang dengan hukuman yang kau berikan. Menantang sekaligus menyenangkan," kata Amanda dan Darko tersenyum bangga.

"Tentu saja. Aku senang jika kau bersikap manis seperti sekarang. Ini baru wanitaku," Amanda hanya meringis mendengarnya.

Mereka berdua berjalan berdampingan dengan bergenggaman tangan. Amanda menatap telapak tangannya yang terasa pas dan hangat dalam balutan tangan Darko. Ia tersenyum tipis.

Sesampainya di dalam apartmen, Amanda segera mengganti pakaian sedangkan Darko memilih untuk bersantai di ruang tv. Amanda pikir, semakin cepat menjalankan hukuman atas kebohongannya, maka semakin cepat pula pria itu pergi dari apartmennya.

Wanita itu mencepol tinggi rambut panjangnya, sehingga memperlihatkan lehernya yang mulus dan putih. Amanda memilih untuk memakai kaos putih dan celana pendek. Tidak bermaksud untuk menggoda Darko hanya saja memang seperti itulah keadaannya sehari-hari. Tanpa digoda dengan pakaian seksi pun, sepertinya Darko tetap saja memiliki pikiran mesum pada Amanda.

Ketika Amanda keluar dari kamarnya dan berjalan melewati Darko menuju dapur, pria itu bersiul.

"Kau ingin menggodaku?" tanya Darko mengekor secara perlahan menuju dapur.

Amanda membalikkan badannya dan menatap lurus ke wajah tampan Darko. Senyum miring hadir di wajah cantiknya dengan tangan bersedekap dada.

"Dengan kaos begini? Aku ingin menggodamu? Yang benar saja!" Amanda lantas berjalan menuju kulkas untuk mengeluarkan bahan masakan yang akan diperlukannya nanti.

Wanita itu tahu jika masakannya tidak akan selesai dengan baik, mengingat kegiatan masaknya harus dibarengi dengan hukuman "Cukup Gila" dari Darko. Tapi, sudahlah, tidak perlu dipikirkan dengan berat jadi jalani dan nikmati saja.

"Kau sudah siap menjalani hukumanmu?" tanya Darko dan Amanda tersenyum pongah.

"Tentu saja. Bukankah kau begitu menantikan hukuman ini. Kau sudah rindu dengan bibir dan pelukanku, bukan?" kata Amanda dengan penuh percaya diri.

Darko terkekeh dan lagi-lagi hal itu membuat rusak kinerja jantung Amanda. Wajah pria itu tampak berkali lebih tampan ketika tertawa meskipun hanya tawa kecil dan berakibat pada detak jantungnya yang berdetak begitu kencang.

"Aku selalu merindukanmu. Bukan hanya rindu pada bibir dan pelukanmu, tapi semuanya, termasuk kemarahanmu dan sikap keras kepalamu," jawaban Darko membuat Amanda berdecih dan memutar bola matanya.

"Kau sudah siap? Aku akan mengatur alarmnya. Ingat baik-baik, kau hanya punya waktu empat puluh lima menit untuk memasak makanan untukku dan harus bisa aku nikmati makanannya. Setiap lima menit kau harus menciumku dan memelukku. Apa kau paham?" Darko kembali mengingatkan peraturan hukuman yang akan dijalani Amanda.

"Aku bukan wanita tolol yang tidak paham akan penjelasanmu. Kau sudah mengatakannya tiga kali," ketus Amanda.

'Wait and see!' batin Amanda.

Amanda berjalan menuju kulkas untuk mengeluarkan bahan-bahan apa saja yang akan ia masak hari ini. Wanita itu memilih untuk memasak spagetti bolognese. Amanda tersenyum miring, ia tentu saja hanya memakai bahan-bahan instan dan menyiapkan sebuah kejutan untuk Darko tentu saja.

Mata Darko tidak lepas mengawasi segala gerak gerik yang dilakukan oleh wanita di depannya itu. Ia mati-matian untuk menahan diri agar tidak menerkam Amanda. Membopong tubuh seksi wanita itu lalu melemparnya ke atas ranjang dan bergulat serta mendesah manja di sana.

Bokong sintal Amanda menjadi pemandangan begitu menggoda. Darko menggeram di tempatnya, ia mengutuk waktu lima menit yang terasa begitu lama. Ia ingin segera melumat bibir wanita itu sambil meremas bokong yang dari tadi membuat otaknya begitu kotor.

"Damn!" umpat Darko.

Amanda menoleh sinis mendengar umpatan tiba-tiba Darko.

"Kau mengumpatiku? Ck- bodoh!" Darko ikut terkejut ternyata umpatannya begitu keras, pantas saja wanita itu memberinya sindiran dan ejekan dengan mulut tajamnya.

"Lakukan saja pekerjaanmu. Sebentar lagi waktumu untuk memberiku ciuman dan pelukan," ketus Darko mengalihkan kekesalannya karena umpatannya begitu keras tadi.

Amanda memutarkan bola matanya melanjutkan kembali pekerjaannya memotong tomat. Baru saja ia memasukkan spagetti ke dalam panci dan alarm panggilan neraka itu berbunyi. Ia berbalik lalu berjalan menuju Darko yang sedang berdiri sambil tersenyum miring dengan melebarkan kedua tangannya.

Amanda masuk ke dalam pelukan pria bertubuh proposional itu dan segera saja mereka berdua saling membelit lidah satu sama lain. Darko tidak menyiakan waktu dan segera melancarkan keinginannya dari tadi, meremas bokong sintal Amanda.

Remasan pada bokong tersebut berimbas pada desahan tak sadar, lolos begitu saja dari bibir Amanda.

"Eugh..." Darko tersenyum kembali disela ciuman mereka.

Amanda melepaskan paksa ciuman mereka dan menjauhkan diri dari Darko. Pria itu menatap tajam Amanda seakan meminta penjelasan.

Amanda mengipasi wajah dengan telapak tangannya dan mengelap bibirnya sambil menatap kesal Darko.

"Kau memang pria mesum yang tidak mau rugi! Kau tidak mengatakan berapa lama kita harus melakukan ciuman dan pelukan ini. Shit! Seharusnya aku menanyakan sebelumnya padamu," omel Amanda dan pria itu hanya tersenyum kecil.

Tatapan Darko sudah dipenuhi kabut gairah, menatap penuh minat pada Amanda. Keadaan hening, mereka saling menatap satu sama lain. Amanda berbalik badan dan berjalan lagi menuju panci yang berisikan air mendidih yang akan dimasukkan spagetti ke dalamnya.

Baru saja tangannya ingin mengambil bungkusan spagetti tapi dihalau begitu saja oleh tangan yang memiliki lengan penuh tato. Amanda tersentak, tubuhnya menempel di meja dapur. Lengan bertato itu mematikan api kompor lalu membalik tubuh Amanda agar memandangnya.

"Kita sudahi saja permainannya sampai di sini!" bisik Darko dengan suara parau, menatap lekat kedua bola mata cokelat terang di depannya.

Belum sempat Amanda menjawab sepatah katapun, bibirnya telah dibungkam dengan bibir seorang pria yang  akhir-akhir ini mengganggu pikirannya. Tidak ada penolakan apapun, Amanda membuka lebar akses mulutnya untuk memperdalam ciuman mereka.

Tangan Amanda yang semula hanya memegang pinggiran meja, kini beralih berpegangan sebelah tangannya pada leher Darko dan sebelah lagi meraba dada bidang pria miskin ekspresi itu.

Sedangkan Darko lebih memilih untuk menyelipkan salah satu tangannya pada punggung Amanda untuk melepaskan kaitan bra yang tengah wanita di depannya itu pakai. Dan sebelah tangannya lagi, ia pakai untuk meremas kuat bokong yang sedari tadi mengganggu kinerja matanya.

Ciuman kali ini bukan hanya sekedar ciuman romantis atau ciuman terbatas seperti biasanya. Saat ini mereka berdua benar-benar melakukan ciuman berlandaskan gairah yang tinggi.

Desahan Amanda lolos begitu saja ketika lidah Darko dengan lihainya bermain di seputaran area leher. Pria itu menjilat lalu meninggalkan bekas tanda kepemilikannya di sana.

Hanya dengan satu hentakan tangan yang dipenuhi otot-otot kekar, Darko merobek kaos yang tengah dipakai Amanda lalu melemparnya ke sembarang arah. Kini tubuh bagian Amanda terekspos jelas tanpa penghalang apapun. Kedua squishy milik wanita itu lantas menjadi incaran kebuasan mulut Darko. Pria itu melahap dengan rakus, bertindak seolah itu adalah makanan paling lezat yang pernah ia temui.

Amanda menekan kepala pria itu agar semakin dalam memasukan squishy kembar miliknya ke dalam permainan mulut Darko.

"Ugh...shhh. Please, don't stop!" desah Amanda di luar kesadarannya.

Ia begitu menikmati permainan lidah Darko yang begitu piawai sehingga menghasilkan sensasi geli dan juga nikmat yang luar biasa dalam waktu bersamaan.

Setelah puas bermain dengan kedua squishy kembar milik Amanda, Darko kembali melumat bibir yang kini menjadi narkoba baginya. Jari-jari panjangnya dengan gesit kini sudah berada di balik segitiga bermuda milik wanita itu.

Pria itu menggesekan jari-jari tangannya yang panjang pada bibir bagian bawah Amanda. Desahan lebih besar dan terdengar lebih sensual lolos dari mulut tajam wanita itu.

Kepala Amanda menatap langit-langit apartmennya dengan desahan akibat kenikmatan yang tengah diberikan secara perlahan oleh pria mesum tampannya.

Darko tersenyum lebar ketika melihat ekspresi wanita yang biasanya selalu keras kepala kini bermandikan peluh sambil mendesah nikmat karenanya. Jari Darko hanya bermain di bibir bawah area luar.

"Apa kau mencintaiku?" bisik Darko sambil terus memainkan jari panjangnya untuk menggoda Amanda.

Amanda menggeram di sela desahannya mendengar pertanyaan yang diajukan Darko disaat-saat seperti ini.

"Shit! Ughhhh... No! I don't Ughh... Love you!"

Darko tersenyum miring lalu jarinya sedikit demi sedikit mulai masuk ke bagian dalam bibir bawah Amanda.

"Are you sure? Kau yakin tidak mencintaiku?" Darko lagi-lagi memancing pertanyaan.

Tangan Amanda mencengkeram kuat bahu Darko menahan rasa geli dan geram akibat permainan jari pria itu.

"Jawab aku, Amanda Altakendra!" bisik Darko.

"Bisakah kau tidak bermain-main terlalu lama di sana. Sial! Kau mau membunuhku ya?" umpat Amanda.

"Aku akan terus begini, sebelum kau menjawab pertanyaanku,"

"Aku sudah menjawab- ssshhh... bodoh!" geram wanita itu.

"Bukan jawaban seperti itu yang aku ingin dengar!" balas Darko.

"Apakah kau mencintaiku? Bersedia menjadi wanitaku?" bisik Darko tepat di depan bibir Amanda tanpa melepaskan usapan jarinya pada bagian inti wanita itu.

"Kau memang bastard!" desis Amanda dan Darko tersenyum miring.

"Yes! Ich liebe dich! Ich bin deine Dame! PUAS KAU?" Darko tersenyum begitu lebar mendengar jawaban yang diberikan Amanda.

Ia segera memasukan jari telunjuk dan jari tengahnya ke wadah celupan lolipop. Ia memainkan benda kecil yang menjadi puncak kenikmatan bagi Amanda. Wanita itu mencengkeram bahu Darko makin kuat. Desahan demi desahan lolos di luar kesadarannya.

Dengan gerakan pelan memutar Darko membuat bagian sensitif tersebut basah dan tanda-tanda gelombang kenikmatan Amanda sepertinya akan segera hadir. Pria itu bergerak lebih cepat memaju mundurkan kedua jarinya di dalam sana, Amanda secara spontan sedikit melebarkan kakinya guna mempermudah Darko melancarkan aksinya.

"Do faster! Ssshh... Ugh!" desah Amanda.

Dengan senang hati Darko melakukannya. Jarinya terus keluar masuk dengan cepat dan bibirnya kembali melumat bibir Amanda rakus.

Amanda menggigit kuat bibir Darko saat orgasmenya datang. Tubuhnya bergetar, bagian bawahnya berkedut dan cairan kenikmatannya membanjiri jari-jari Darko.

Pria itu menarik keluar kedua tangannya lalu mencecapi jari tersebut tanpa rasa jijik sedikitpun. Amanda mengatur napasnya yang terengah.

"Kau sudah siap dibuahi! Kita pindah tempat!" bisik Darko dan pria itu membopong tubuh setengah polos Amanda menuju kamar pribadi wanita itu.

??????????

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience