BAB 5 ❤

Action Series 10144

AIRIS meregangkan tubuhnya seketika sebelum dia mengejutkan Ariana yang berada di sebelahnya . Mereka tiba di rumah pusaka yang terletak di Negeri Terengganu tepat pukul 12:30 tengah malam .

"Banyaknya motor , motor siapa nih ?" soal Bella tatkala nampak deretan motor yang tersusun di tepi rumah pusaka itu . Kesemuanya ada 3 motor berkuasa tinggi . 

"Entah lahh jom lahh keluar , aku nak tidur" ajak Airis .

Mereka berempat turun dari kereta dan terus pergi ke Datin'Sri Elith .

"Nenda , motor siapa ni ?" Airis mencuit sedikit bahu Datin'Sri Elith bagi menaeik perhatiannya .

"Entah lahh nenda pun tak tahu . Kejap nenda tanya nenek Ian" Datin'Sri Elith terus pergi Nenek Ian . Nampaknya , Nenek Ian juga tidak tahu siapa kepunyaan motor ini .

"Nenda kita salah rumah ke ?" soal Aisyah cucu Nenek Ian yang berumur 19 tahun kepada Datin'Sri Elith .

"Eh mana ada kita salah rumah , ini lah rumah pusaka itu" nafi Datin'Sri Elith . Mustahil mereka salah rumah , kerana baru setahun mereka tidak ke sini .

"Ha sudah sampai pun , lama kitaorang tunggu kakak" sergah Tok Kil yang entah dari mana muncul . 

"Kau ni kalau aku heart attack macam mana ? Tak ke buat kenduri arwah dekat sini ?" marah Nenek Ian akan adiknya itu .

Tergeleng kepala Datin'Sri Elith melihat gelagat adik - adiknya itu bergaduh macam budak kecil . Sudah tua pun nak bergaduh .

"Sudah lahh bergaduh itu . Jom lah masuk . Kakak nak tidur" tegur Datin'Sri Elith .

"Jom kakak , tinggalkan nenek tua ini" ajak Tok Kil sambil memaut lengan Datin'Sri Elith .

"Kau pun tua juga , tak payah berlagak macam orang muda" kata Nenek Ian selamba .

Tok Kil hanya mencebik .

"Cucu - cucu yang hot Tok Kil dekat belakang tuuu . Mari lee kita masuk takkan nak tunggu sampai ada benda lain yang join" kata Tok Kil . Dia menarik lengan Datin'Sri Elith untuk mengikuti langkahnya menaiki tangga .

Airis , Ariana dan Bella hanya mengikuti sahaja langkah Datin'Sri Elith di mana dia pergi .

"Fiy" panggil Datin'Sri Elith . Kebiasaannya , Airis akan membahasakan dirinya sebagai 'Fiy' dengan keluarga . Hanya Bella dan Ariana sahaja memanggilnya 'Aris'.

"Ya nenda" jawab Airis .

"Kauorang bertiga tidur bilik sekali eh ? Sebab bilik tak cukup" arah Datin'Sri Elith .

Berkerut dahi Airis mendengarnya .

"Biasa cukup sahaja nek , kenapa kali ini tak cukup pula ?" soal Airis pelik .

"Kali ini ramai yang datang . Orang jauh pun datang sebab tu tak cukup bilik" jelas Datin'Sri Elith .

Airis hanya menganguk kepalanya perlahan . Dia terus pergi ke arah Ariana dan Bella yang berada di suatu sudut .

"Nenda suruh kita tidur sekali . Jadi , jom lahh" ajak Airis .

Ariana dan Bella tidak membantah . Memang wajar akan berkongsi bilik bila kesemua keluarga mereka balik . 

Mereka pergi ke satu bilik tetamu yang kosong . Biasanya Ariana yang tidur di situ .

Bella melihat ada yang tidur berkelumbung di ruang tamu  . Sejuk lahh itu ....

Mereka tiba di bilik tersebut . Hanya ada sebuah almari , meja solek dan katil yang bersaiz king.

"Kita tidur menlentanglah . Luas sikit" kata Airis . Airis dan Bella bersedia untuk melompat ke tilam .

"Kejap salin baju dulu , mandi dan kemas katil sebab macam berhabuk saja . Nanti muka korang timbul jerawat aku tak tahu" larang Ariana .

Terbantut keinginan Airis dan Bella untuk melompat . Mereka membuat muka tidak bermaya .

"Hurm jom lahh tapi sejuk lahh Ari kalau mandi" kata Bella .

"Cuci mekap kau tu dulu then ambil wuduk" kata Ariana .

"Ambil baju dulu dekat kereta" mereka melangkah keluar rumah dan menuju ke keretanya . Bagasi yang berada di bonet diambil .

Meremang tengkuk Bella apabila angin malam meniup .

Selesai mengambil bagasi , mereka bergegas masuk ke dalam rumah .

Keluar dari bilik sahaja , mereka turun ke dapur untuk membersihkan diri .

Luruh jantung Airis dan Bella apabila melihat orang yang berdiri tegak di hadapan bilik air .

"Dia orang ke ?"soal Airis perlahan .

"Bodoh lah kau" Bella menepuk kepala Airis sedikit kuat .

"Nak tegur ke ?" tanya Ariana .

Tiba - tiba lelaki yang berdiri di hadapan bilik air itu memusing badannya apabila mendengar ada yang bercakap di belakang .

"ALLAHU AKBARR !!!!" mereka bertiga berkata dengan kuat apabila melihat muka lelaki itu penuh dengan benda putih .

"KENAPA ?!" soal lelaki itu terkejut apabila Ariana , Airis dan Bella menjerit kuat .

"NYAH KAU SYAITAN DURJANA . JANGAN KACAU AKU LAH SIAL  . TAK ADA KERJA LAIN KE HAH ?! TAPI KAU SYAITAN MANA ADA KERJAKAN ! ARGHHHHH !" Airis menutup matanya sambil membaca doa . Dia memeluk tubuh Bella erat .

"Mana syaitan ?" tanya jejaka itu blur .

"Kau lahh" kata Bella .

"Aku hantu ?" tanya jejaka itu .

"Ada hantu lain ke kat sini ?" soal Bella memejam matanya .

"Ada je tu dekat belakang ada seorang lagi" kata jejaka itu selamba .

Pantas mereka bertiga memusingkan badan .

"AHHHH HANTUUUU . NENDA ADA HANTU !!!" jerit Airis kuat .

Hantu yang satu lagi pun penuh dengan benda putih di muka seperti zombi kampung pisang .

"Heyy apa yang terjerit macam orang gila ini tengah malam AHHHH" jerit Datin'Sri Elith kuat . Terkejut dirinya melihat dua makhluk yang penuh dengan bedak sejuk di muka .

"Hey budak bertuah ni . Ini orang bukan hantu kak" kata Tok Kil . Geli hatinya melihat cucu - cucu perempuannya itu terkejut melihat kedua jejaka tersebut .

Mendengarkan kata Tok Kil , Airis dan Bella terus membuka matanya perlahan-lahan .

Kedua - dua jejaka itu hanya senyum menampakkan gigi .

"Yang korang berdua ini tercagak dekat dapur kenapa?" soal Tok Kil kepada kedua jejaka itu .

"Kitaorang tunggu Afaz keluar dari bilik air ini tok . Sakit perut . Lepas tu , Harraz pusing lahh sebab dengar orang bercakap tiba-tiba diorang ini menjerit" jelas Aldric menggaru kepalanya yang tidak gatal .

"Mahunya kitaorang tak menjerit kalau muka kau itu putih betul macam zombi" marah Airis .

"Entah kalau kitaorang pengsan tadi macam mana ?" soal Bella garang .

"Yang kauorang pakai bedak sejuk banyak - banyak macam tu dah kenapa ?" soal Tok Kil  .

"Sebenarnya kitaorang terlebih bubuh tok" Aldric hanya menayangkan giginya yang putih bersih .

Tok Kil dan Datin'Sri Elith mengeleng perlahan . Macam - macam karenah cucu - cucunya .

Ariana hanya duduk di meja makan sambil melihat perbalahan mulut antar Bella , Airis dan Aldric .

"Eh asal ini ? Menjerit macam orang gila . Aku nak membuang pun tak senang" celah Afaz yang baharu sahaja keluar dari bilik air .

"Diam lah kau" marah Aldric .

"Aik aku tanya je kut itu pun kena marah juga ?" Afaz melangkah ke meja makan dan duduk di hadapan Ariana mendiamkan diri .

"Sudah tak payah gaduh nanti Tok Kil kawinkan korang bertiga baru tahu" gertak Tok Kil .

Serentak keenam - enam mereka mengeleng kepala laju .

"Sudah tok nak pergi tidur  . Jom kak kita tidur . Melayan budak - budak ini sampai besok un tak tidur" ajak Tok Kil . Datin'Sri Elith hanya menurut .

Tanpa disedari , Ariana bangkit dan terus melangkah ke arah bilik air untuk membersihkan diri .

"Penakut juga eh korang" kata Aldric .

"Dah kalau muka korang tu macam tepung gomak , siapa tak terkejut ?" balas Airis sambil menjeling tajam .

"HAHA" Afaz dan Aldric hanya ketawa .

"Diam lahh hantu" kata Bella masam .

"Ingatkan berani sangat . Baru nampak muka putih cam ini terjerit terlolong sana sini . Kalau jumpa yang betul - betul tak tahu lah korang" seronok Afaz kerana dapat mengenakan kedua - dua gadis itu .

"Kau tunggu kau punya turn . Nanti kalau kena , jangan sampai terkencing pula" kata Airis .

"Tak takut pun" kata Afaz .

"We'll see" kata Airis geram .

"Dah tak payah gaduh sambung besok saja . Airis pergi mandi cepat kalau tak aku tinggal" arah Ariana sambil mengelap rambutnya .

"Aik bila masa kau mandi ?" soal Bella .

"Dah kalau korang gaduh tak ingat dunia , macam mana nak perasan" ujar Ariana .

Dia melangkah ke peti sejuk untuk mengambil minuman .

"Aldric ! Kau tak nak tidur ke ?" soal Ryan apabila Aldric masih tercegat di situ .

"Ha apa ? Nak" kata Aldric bingung . Dia kenal mata itu tapi betul ke dia orangnya ?

Tanpa banyak soal , Aldric terus membaringkan dirinya sambil memikirkan akan gadis itu sehingga dia terlelap .

♡︎
♡︎
♡︎
♡︎
♡︎

hye readers , macam dengan bab ni ? best ak ? ke oke je ? whatever

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience