Empat Belas

Romance Completed 140194

happy reading

??????????

Amanda telah duduk manis di dalam sebuah taksi. Ia menyandarkan punggungnya dan memijat pelipis untuk mengurangi rasa pening yang ia derita. Secara tiba-tiba terbesit dalam pikirannya mengenai segala hal yang terjadi pada kehidupan percintaannya akhir-akhir ini.

Wanita yang beberapa tahun belakangan ini selalu frustasi dengan harapan yang tidak kunjung tercapai. Bukan masalah karir melainkan masalah percintaannya.

Terkukung dalam keadaan cinta sendiri bertahun-tahun dan menutup rapat pintu hati dari pria manapun. Lantas label, wanita lesbi kerap diberikan padanya. Tidak! Amanda bukan seorang lesbian, ia mencintai pedang panjang seorang pria, hanya saja untuk melakukan kegiatan bercocok tanam, Amanda belum pernah.

Bukan pula karena takut kesakitan melainkan karena komitmen bodoh yang ia pegang teguh selama ini. Hanya ingin bercinta dengan Antonio, maka dari itu ia selama ini hanya melakukan make out dengan beberapa pria random diluar sana.

Saat ini, setelah otaknya mulai jernih, hatinya mulai belajar mengikhlaskan kisah cinta bertepuk sebelah tangannya, mengingat Antonio juga telah bahagia dengan keluarga kecilnya. Lantas Amanda berusaha untuk membuka hatinya kembali.

Beberapa waktu terakhir ini. Hari-harinya yang biasanya kelam, sepi dan terasa datar, tiba-tiba berbalik menjadi riuh dan mendebarkan. Semua itu sejak kehadiran pria berwajah tanpa ekspresi.

Muncul di kehidupan Amanda secara tiba-tiba dan tak terduga sama sekali. Pria otoriter, bermulut mesum dan otak cabul. Pria yang tidak pernah menyerah meskipun sudah dimaki berkali-kali dengan perkataan kejam dan tajam Amanda.

Darko Dio Rajasa, sosok pria yang memenuhi setiap ruang penyimpanan di otak Amanda sekarang. Wajah tampan rupawan, jambang yang menghiasi sebagian wajahnya, tatapan tajam, bibir yang candu, tubuh proposional serta lolipop yang besar dan membuat ketagihan. Oh sungguh sialan!

Amanda kini dihadapkan pada nikmatnya dunia dan digoda oleh iblis tampan yang berkali-kali menggodanya dan berhasil. Lebih mengerikannya lagi, kini perasaan Amanda sedang gundah, mengingat perkataan pria tersebut.

Ajakan bergulat dibawa selimut dan saling mencecapi bagian tubuh masing-masing sudah biasa Amanda dengar dari pria diluar sana. Namun, ajakan untuk menikah, memintanya untuk menjadi istri serta tempat mengembangbiakan generasinya di dalam rahim Amanda dalam ikatan suci sebuah pernikahan, itu yang hampir tidak pernah Amanda dengar dari beberapa pria yang dekat dengannya beberapa waktu lalu.

Ajakan sebenarnya yang Amanda inginkan keluar dari mulut Antonio namun kenyataannya, It's just dream! Halusinasi Amanda semata.

Sekuat apapun Amanda menyangkal perasaannya pada Darko, tetap saja ia terbayang-bayang segala hal mengenai pria itu. Sialan!

Amanda berharap perasaannya hanya sebatas kesukaan untuk saling menjamah tubuh masing-masing, bukan perasaan cinta yang seperti dulu ia rasakan pada Antonio.

Takut, Amanda hanya takut jika ia jatuh cinta pada orang yang salah lagi. Ia tidak ingin jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kalinya.

"Apa makhluk Tuhan satu itu mengenal ilmu pelet guna-guna? Kenapa aku selalu kepikiran dia? Ck! Ini benar menyebalkan," gumam Amanda.

"Tapi- aku begitu penasaran akan rasa lolipopnya!"

"Lolipop merk apa, Bu? Anak saya senang makan lolipop soalnya. Siapa tahu saya bisa bantu Ibu cari rasa lolipop yang bikin ibu penasaran," Tiba-tiba sopir taksi yang membawa Amanda, menanggapi gumaman yang dilontarkan wanita itu.

Amanda melotot tersentak mendengar tanggapan sopir taksinya itu. Ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan menutupi wajahnya yang bersemu merah karena malu.

"Paboya, Amanda! Astaga... mulutmu memang tidak bisa di rem! Bagaimana mungkin aku menceritakan pada bapak itu tentang lolipop Darko yang sedang membuatku penasaran bukan lolipop yang biasa dimakan anaknya!" batin Amanda.

"Ah- Tidak ada, Pak. Saya sudah menemukannya hanya saja belum memakannya." Amanda mencari alasan dan bersyukur sopir taksi percaya begitu saja.

Amanda merogoh tasnya dan mengambil ponselnya. Ia menempelkan segera ponsel tersebut ke telinganya, dering keempat barulah yang ditelepon Amanda mengangkatnya.

"Hmm- what's wrong?" suara serak khas bangun tidur menyapa Amanda diseberang sana.

"Kau baru bangun?" tanya Amanda.

"Yups! Aku punya segudang jadwal pemotretan dan sekarang aku begitu lelah. Kau dimana?"

"Aku sedang dalam perjalanan menuju kelap. Aku ingin merelaksasi tubuh dan pikiranku." Amanda menghela napas lelahnya.

"Jangan lakukan hal bodoh yang bisa mempermalukan dirimu sendiri. Pesan soda saja karena aku tidak ada disana bersamamu,"

"Kau kira aku ini balita! Pergi ke kelap malam hanya memesan soda! Aku sudah bisa minum alkohol sama sepertimu dan tidak mabuk." kesal Amanda.

"Baguslah kalau begitu, kemajuan yang cukup pesat. Bagaimana dengan kegiatan tanam menanam? Apa kau juga sudah punya kemajuan? Atau kau tetap berharap bisa bercocok tanam dengan Antonio? Pria brengsek dan sialan itu?"

"Aku belum menggila sepertimu, Na. Dengar! Aku bukan Amanda yang bodoh lagi yang masih berharap dengan pria itu. Banyak pria lain yang jauh lebih dari dia. Aku sudah tidak tertarik lagi padanya."

Yah, seseorang yang tengah Amanda telepon adalah Nana. Ia hanya beralibi pada Darko jika Nana datang ke Indonesia. Pada kenyataannya, ia hanya ingin melarikan diri dari jangkauan pria itu. Semoga kebohongannya ini tidak diketahui oleh Darko.

Nana tertawa diseberang telepon. "Kita harus merayakan ucapanmu itu, Manda. Dan, sepertinya ucapanmu mengandung makna lain. Apa kau sudah menemukan pria lain yang lebih mantap dari pria masa lalumu itu? Ini menarik!"

Amanda berdecak kesal. Apa begitu mudah ia ditebak oleh orang lain mengenai apa yang tengah ia pikirkan melalui perkataan yang keluar dari mulutnya. Tapi, Amanda memilih untuk tidak menceritakannya terlebih dahulu pada Nana mengenai keberadaan Darko. Pria itu bukan siapa-siapanya dan ia tidak ingin terlalu pongah mengakui kedekatannya pada pria sok misterius itu.

"Jangan asal bicara. Aku tidak menemukan siapapun. Sudahlah lupakan! Kapan kau kemari?" Amanda mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Mungkin minggu depan atau dua minggu lagi. Aku masih sibuk dalam minggu ini. Ah- kalau aku ke Indonesia, kita harus makan di mall yang waktu itu. Aku merindukan makanan Indonesia,"

"Baiklah. Beritahu aku dari jauh hari jika kau mau kemari. Aku akan menjemputmu," ucap Amanda.

"Baiklah sayangku. Aku akan memberitahumu jika aku sudah memiliki waktu untuk mengunjungi gadis perawanku."

"Fuck you! Sebentar lagi aku sampai. Aku tutup teleponnya, Bitch!"

Amanda kembali menyimpan ponselnya kedalam tas dan mengeluarkan dua lembar uang seratus ribu untuk diberikan pada sopir taksi yang sudah membawanya ke salah satu kelap malam besar di Ibukota.

??????????

Kaki jenjang Amanda yang terekspos sempurna dan juga gaun putih yang tercetak pas ditubuhnya. Meskipun gaun tersebut bukanlah salah satu gaun yang terbuka malah terlihat begitu sederhana tapi Amanda tetap saja terlihat seksi.

Ini bukan kelap malam yang biasa ia datangi dan menjadi langganannya. Ia kemari baru satu kali karena begitu penasaran akan cerita orang yang menyebut jika kelap ini jauh lebih nyaman dibanding kelap malam yang biasa ia datangi.

Amanda memilih untuk duduk di depan meja bartender. Ia memesan vodka. Amanda harus mengakui jika dirinya cukup payah kalau sudah berhubungan dengan minuman beralkohol. Tapi, malam ini, ia membiarkan dirinya mabuk agar segala beban pikiran terangkat dan ketika sudah sadar nanti ia berharap tidak ada lagi bayangan wajah Darko.

Amanda tertawa sendiri sambil memperhatikan gelas yang tengah ia pegang. Ia merasa dejavu, mengingat bagaimana pertemuan pertamanya dengan Darko.

"Ck! Sialan! Lagi-lagi aku mengingatmu. Bisakah sebentar saja kau tidak mengganggu pikiranku? Dasar pria sialan," gumam Amanda dengan kesadaran yang mulai perlahan menghilang.

"Wow- wow! Suprised! Ini benar mengejutkan, kita bertemu lagi setelah sekian lama," seorang pria cukup tampan menyapa Amanda yang tengah setengah sadar.

Amanda memicingkan mata, ia berusaha mengingat siapa pria yang tengah menyapanya saat ini. Memori otaknya yang terbagi-bagi ditambah pengaruh alkohol membuatnya sulit menemukan jawaban di dalam pikirannya.

"Keanu! I'm Keanu. Kita partner make out beberapa bulan yang lalu. Kau mengingatku?" Keanu mencoba mengingatkan Amanda.

Wanita itu menggeleng dan tampak tak acuh atas ucapan Keanu. Amanda mengibaskan telapak tangannya seakan tak ingin diganggu dan menyuruh pria itu pergi meninggalkannya sendirian. Tapi, bukannya pergi menjauh malah pria bernama Keanu itu, memilih duduk disamping Amanda.

Keanu menopangkan sebelah tangannya sambil tersenyum miring memperhatikan Amanda.

"Memakai apapun, kau selalu tampak menawan dan juga menggoda," ucap Keanu yang masih bisa didengar dan dicerna dengan baik oleh Amanda.

Amanda mendelik tak suka mendengar ucapan Keanu. Meskipun kesadarannya sedikit menghilang namun ia masih tahu jika pria disampingnya ini merupakan salah satu pria hidung belang.

"Sayangnya aku tidak ingin tergoda dengan ucapan murahanmu itu," desis Amanda.

Keanu tertawa. "Setengah sadar pun, mulutmu tetap saja tajam. Aku semakin ingin mengulang apa yang pernah kita lakukan beberapa bulan yang lalu,"

Kepala Amanda berdenyut semakin terasa pening dan berat. Pandangannya mulai mengabur namun tetap berusaha sadar.

"Aku tidak tertarik. Jadi pergilah! Cari saja jalang diluar sana." usir Amanda.

Keanu mendekatkan dirinya pada Amanda, wanita itu berusaha mendorong tubuh Keanu yang merangkul pinggangnya.

"Apa yang kau lakukan?" bentak Amanda dengan sisa-sisa kesadarannya.

"Sudahlah, jangan terus menghindar. Malam ini akan jadi malam yang menyenangkan untuk kita berdua. Bukankah permainan lidahku kemarin membuatmu mendesah kuat! Kau harus mengakui kehebatanku memuaskanmu," ucap Keanu blak-blakan.

'Sungguh sialan! Kenapa pria gila ini harus datang disaat aku sedang mabuk. Bagaimana aku ingin mengusirnya jika tenaga saja aku sudah tidak punya. Aku harus meminta tolong seseorang untuk mengusirnya, sebelum aku memberikan wadah lolipop yang tidak aku inginkan!' batin Amanda.

Keanu mengelus pinggang Amanda dari luar dress yang tengah dipakai Amanda. Sebelah tangannya lagi mengelus paha mulus Amanda. Keanu tersenyum penuh dengan kemenangan. Pada akhirnya, ia yang akan memerawani Amanda untuk pertama kalinya. Itu akan menjadi suatu kebanggaan khusus dikalangan pria di kelap malam Indonesia.

Amanda menjadi salah satu incaran pria pecinta lubang surgawi. Mereka berlomba-lomba bahkan banyak yang bertaruh dengan nominal ratusan juta, jika ada yang berhasil membobol gawang Amanda yang terkenal ketus dan juga perawan Ibukota.

Amanda mengerang pening kepalanya semakin terasa. Lima gelas vodka cukup membuatnya hilang kesadaran.

Keanu mendekatkan wajahnya dan mencoba untuk mencium bibir Amanda. Wanita itu ingin meronta tapi sudah tidak bisa karena sakit kepala luar biasa yang dideritanya. Ia hanya bisa pasrah jika harus berakhir diranjang bersama pria gila yang kini berusaha menciumnya.

"Langkahi mayatku dulu sebelum kau mendaratkan mulut busukmu itu ke bibir wanitaku!" desis pria yang menarik kuat kerah baju Keanu.

Keanu menoleh dan menatap tak suka atas ucapan yang dilontarkan seseorang dibelakangnya yang mencoba mengusik kesenangannya.

??????????

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience