Jakarta....
"Nia??" Panggil ibu deana ketika anaknya Hendak memasuki taksi online yang dipesannya tadi.
"Iya mah??ada apa?" Tanya Vania.
"Gak apa-apa nak.mama cuma mau bilang kamu hati-hati di jalan?" Ucapnya yang langsung di angguki oleh Vania sambil tersenyum manis.
"Iya mah.mama pokoknya tenang aja.nia bakal jaga diri kok selama di sana?" Ucap Vania menenangkan sang mama.
Vania tau sekali kalau saat ini mamanya sangat mencemaskan dirinya.maklum.baru kali ini Vania pergi sendirian ke luar kota.biasanya gadis itu selalu ditemani oleh para sahabatnya.
Apa lagi Vania pergi bukan sehari atau dua hari.melainkan lebih dari seminggu.dan hal itu yang membuat ibu deana menjadi ketar-ketir memikirkan anaknya.
"Langsung telpon mama kalau kamu udah sampai di sana?" Pesan ibu deana.
"Sip mah?" Vania mengacungkan ibu jarinya.
"Ya udah.kalau gitu aku berangkat dulu ya mah?" Vania pun segera mencium punggung tangan mamanya kemudian memasuki taksi online tersebut.
"Bye,mah?" Dari dalam mobil Vania melambaikan tangannya ke arah ibu deana.
"Bye?" Sambil tersenyum manis ibu deana membalas lambaian tangan sang anak.
"Semoga aja selama disana kamu gak ketemu orang itu lagi nak?" Gumam ibu deana menatap kepergian Vania.
============
Surabaya...
Setelah menempuh perjalanan satu setengah jam dengan menggunakan pesawat terbang,akhirnya Vania pun sampai di kota Surabaya.
Tepat beberapa hari kedepan Vania akan menghabiskan waktunya di kota ini.selain untuk urusan pekerjaan,kedatangan Vania di Surabaya juga untuk memberikan kejutan kepada tunangannya yang akan berulang tahun besok.
"Akhirnya sampai juga di Surabaya?" Ucap Vania setelah berada di pintu keluar bandara.
"Voice note mama dulu deh?" Vania segera mengambil hpnya lalu mem voice note mamanya melalui aplikasi WhatsApp.
"Mah,aku udah sampai nih di Surabaya?" Setelah mengirimkan voice note tersebut Vania langsung mengirimkan foto dimana dirinya berada.
"Oke.selesai?" Vania kembali memasukkan benda pipih itu kedalam tas nya.
Karena terbilang masih sore Vania memutuskan untuk pergi ke sebuah mall dekat bandara.dirinya ingin membelikan kado ulang tahun untuk tunangannya,Revan.
"Taksi?" Seru Vania memberhentikan taksi yang hendak melewati dirinya.
"Ke mall dekat sini ya pak?" Ucap gadis itu kemudian segera masuk ke dalam taksi.
===========
Raisa dan Nadia baru saja sampai di mall tidak jauh dari rumah kediaman orang tuanya.dia ada janji dengan teman-temannya untuk shopping di mall tersebut.
"Nana dengerin mama ya?pokoknya nanti Nana gak boleh jauh-jauh dari mama,oke?" Ucap Raisa kepada anaknya yang tengah dia gandeng.
"Oke mah?" Jawab Nadia.
Kemudian kedua orang tersebut tampak menaiki eskalator menuju lantai dua.tidak lama dari itu Raisa bertemu dengan teman-temannya yang sudah menunggu di sebuah toko pakaian wanita.
"Halo guys?!" Dengan penuh kegembiraan Raisa menyapa beberapa teman-temannya.
"Langsung masuk aja yuk?" Titah Raisa kepada dara,Carolina dan Hera.
Sementara Raisa sibuk berbelanja pakaian dengan beberapa temannya,disisi lain Vania masih sibuk berkeliling mall sambil menarik kopernya.
"Duh,bingung deh.mau beliin Revan apa ya?" Ucap Vania sambil melihat beberapa toko yang ada di lantai dasar.
Tidak lama sepasang matanya teralih pada toko sepatu yang ada di sana.
"Coba liat sepatu dulu kali yah?" Vania pun bergegas berjalan menuju toko sepatu.
===========
Setelah hampir tiga puluh menit berada di toko pakaian,Raisa dan teman-temannya beralih ke toko perhiasan.
Disana mereka berempat sangat sibuk melihat beberapa perhiasan cantik bernilai puluhan juta bahkan sampai miliaran rupiah.
Dan dari sinilah kekacauan dimulai.raisa yang terlalu sibuk melihat perhiasan,tidak lagi mengawasi anaknya.nadia yang kala itu kebelet buang air kecil ingin sekali diantar mamanya ke toilet.tapi karena saking sibuknya Raisa mengabaikan permintaan nadia.alhasil Nadia pun pergi mencari toilet sendirian.
"Aduh,toilet di mana ya??Nana kebelet pipis nih??" Nadia berlari ke luar toko lalu mencari toilet yang ada di sana.
"Itu dia toiletnya?!" Setelah lumayan jauh mencari Nadia ketemu juga dengan toiletnya.karena sudah tidak tahan lagi Nadia pun segera memasuki toilet tersebut.
Selang beberapa menit kemudian Nadia selesai buang air kecil.dia pun keluar dari toilet dan berniat kembali ke toko perhiasan tempat mamanya berada.
"Eh,tadi tokonya dimana ya??" Nadia mulai kebingungan,dia lupa akan nama toko perhiasan yang tadi dia datangi.
============
Vania yang merasa kurang akan hadiah untuk Revan kembali mencari barang lagi.kali ini dirinya memutuskan untuk pergi ke lantai dua.
"Setelan jas Revan kayak nya udah banyak deh.kalau baju....dua bulan kemarin aku udah kirimin hampir setengah lusin baju ke dia.terus apa lagi yang aku harus beli??" Ditengah kebingungannya tiba-tiba saja Vania melihat toko jam tangan tidak jauh dari tempatnya berdiri.
"Oh,iya.jam?!...jam kesayangan Revan kan Minggu kemarin rusak.apa aku belikan jam yang sama persis ya?" Merasa idenya tidak terlalu buruk,Vania pun segera pergi ke toko jam tersebut.
"Permisi mba.apa jam keluaran ini masih ada?" Ucap Vania sambil menunjukkan foto jam milik Revan kepada karyawan toko.
"Oh.masih ada kak.tunggu sebentar saya ambil kan barangnya?" Karyawan itu pun segera mengambil barang yang diinginkan oleh Vania.
"Ini kak barangnya?" Ucap karyawan itu sambil menyodorkan kotak beludru yang berisikan jam tangan kepada gadis tersebut.
Vania tersenyum senang begitu melihat jam tangan itu."oke,mba.saya beli yang ini?" Dengan segera Vania memberikan kartu kredit miliknya kepada karyawan itu.
============
Ddrrtt..ddrrtt..
Hp Raisa bergetar,rupanya Gilang menelepon dirinya.tanpa berlama-lama wanita itu langsung mengangkat panggilan tersebut.
"Halo mas?" Sapa Raisa.
"Kamu ada dimana??nana sama kamu??" Tanya Gilang.
"Aku lagi ada di mall mas.iya Nana lagi sama aku?" Jawabnya.
"Mana??aku mau ngomong sama dia??" Pinta Gilang.
"Bentar mas?" Tanpa menjauhkan HP-nya dari telinga,Raisa memanggil sang anak.
"Nana??ini papa mau ngo-" Betapa terkejutnya Raisa ketika mendapati sang anak tidak ada disebelahnya.Raisa langsung mencari keberadaan Nadia ditoko itu.
"Halo Raisa?!" Seru Gilang dari panggilan teleponnya.mendengar hal itu Raisa kembali berbicara dengan Gilang.
"Mana Nana?" Tanya Gilang sekali lagi.
"A-aku gak tau mas.nana tiba-tiba gak ada disebelah aku?" Jawab Raisa.
"Gak ada gimana maksud kamu raisa?!tadi kamu bilang dia ada sama kamu?" Ucap Gilang.
"I-iya mas.tadi dia emang ada sama aku.tapi aku tadi lagi sibuk pilih-pilih perhiasan jadi aku -"
"Dasar istri gak becus?!bagaimana bisa anak hilang kamu gak tau,hah!!" Ucap kesal Gilang.
"Saya gak mau tau!!pokoknya kamu cari Nana sekarang juga,PAHAM KAMU!!" Dengan penuh rasa kesal golang memutuskan panggilan telepon nya.
Raisa yang mulai panik segera mencari Nadia,dengan dibantu teman-temannya.
===========
Vania keluar dari toko jam tangan.karena hari sudah mulai gelap,Vania memutuskan untuk pergi ke hotel tempatnya menginap.dalam perjalanannya menuju eskalator,vania tidak sengaja melihat seorang anak kecil sedang menangis sendirian di sebuah bangku panjang.
Merasa kasihan Vania pun langsung menghampirinya dan duduk di sebelah anak kecil tersebut.
"Kamu kenapa nangis,sayang?" Tanya Vania.
Nadia melepaskan kedua telapak tangan yang menutupi wajahnya dan melihat Vania dengan raut wajah yang begitu sedih.
"Na-nana tersesat Tante hiks...Nana g-gak tau mama ada dimana hiks?" Jawabnya sambil menangis tersedu-sedu.
"Loh??kok bisa??" Tanya Vania lagi.
"Ta-tadi hiks...na-nana kebelet pipis Tante hiks...nana mi-minta tolong mama buat anter hiks...t-tapi mama sibuk lihat-lihat perhiasan hiks?" Jelasnya.
Vania menatap bocah perempuan itu.ada rasa sedih setelah mendengar ucapan anak itu.tapi juga ada kesal disana.bisa-bisanya orang tua anak ini teledor menjaga bocah sekecil ini.bagaimana kalau anak ini diculik??atau celaka??Aishh..Vania benar-benar kesal dengan orang tua modelan seperti ini.hanya karena kepentingan pribadi anak ini jadi hilang pengawasan.
"Mm...gini aja deh.kamu ikut Tante ya.kita ke tempat informasi?" Vania beranjak dari tempat duduknya lalu mengandeng anak tersebut.
"Ta-tante bukan penculik kan??" Tanya Nadia dengan polosnya.Vania tersenyum lembut kemudian berjongkok menghadap nadia.
"Kamu tenang aja.tante bukan penculik kok.tante beneran mau ajak kamu ke tempat informasi di mall ini.supaya kita bisa ketemu sama mama kamu?" Tanpa menghilangkan senyumnya Vania menghapus air mata anak tersebut.
"Ya udah deh.kalau gitu Nana mau ikut sama Tante?" Ucap Nadia.
"Oke, let's go?!" Kini kedua pergi menuju tempat informasi.
============
Gilang baru saja sampai di mall tempat Raisa berada."gimana??Nana udah ketemu belum?" Tanya Gilang dengan ekspresi kesal.raisa menggelengkan kepalanya,hal itu tentu saja membuat Gilang semakin murka.
"Lagi-lagi kamu ngelakuin kesalahan besar Raisa!!..demi kepentingan pribadi lagi kamu tega telantarkan anak kamu sendiri!!..kamu-"
"CUKUP MAS!!...aku tau aku salah.tapi ini bukan waktunya kita untuk berdebat.kita harus secepatnya cari Nana?!" Ucap Raisa yang berhasil membuat Gilang diam saat itu juga.
Benar yang dikatakan Raisa barusan.ini bukan waktu yang tepat untuk melampiaskan kemarahannya.mereka harus cepat mencari keberadaan nadia.terlebih lagi langit sudah gelap.nadia pasti ketakutan sendirian di mall ini.
"Oke.kita berpencar cari Nana?" Titah Gilang.
==========
"Pengumuman?!...bagi pelanggan yang kehilangan anak perempuan berusia empat tahun bernama nadia.harap datang ke tempat informasi.terima kasih...."
Mendengar pengumuman tersebut membuat Raisa dan Gilang yang tengah menelusuri mall segera menghentikan kegiatannya dan pergi ke tempat informasi.
"Ini.ice cream untuk kamu?" Vania memberikan dua cup kecil ice cream rasa coklat-vanila kepada Nadia yang baru saja dia beli tadi.
"Makasih Tante?" Ucapnya lalu segera mengambil dua cup ice cream tersebut.
"Sama-sama?" Sambil menunggu kedatangan orang tua bocah itu,Vania dan Nadia duduk di kursi yang ada di dalam ruangan informasi.
Saat tengah menikmati ice creamnya Nadia melihat sosok Vania dengan seksama.termasuk sebuah koper besar yang sedang dibawa gadis itu.
"Tante...Tante abis kabur ya dari rumah??" satu pertanyaan dari Nadia membuat Vania tertawa kecil.
"Kamu ini ada-ada aja sih nanya nya.bukan sayang....Tante bukan kabur dari rumah.tante emang mau nginep di kota ini.ada urusan pekerjaan yang harus dikerjakan di sini?' jelasnya.
"Oh...kirain kabur dari rumah?abis nya Tante bawa koper gede banget sih?" Kali ini giliran Nadia yang terkekeh geli.
"Asal Tante dari mana???" Tanya bocah itu.
"Jakarta?" Nadia mengangguk paham.
"Sama dong kayak papa aku.dia juga asalnya dari Jakarta?" Ucapnya.Ditengah aktivitas ngobrol Vania dan Nadia tiba-tiba saja Revan menelpon dirinya.
"Bentar ya sayang.tante mau Nerima panggilan telepon dulu?" Izin Vania yang langsung diangguki oleh Nadia.setelah itu gadis tersebut langsung keluar ruangan untuk mengangkat panggilan telepon Revan.
Tidak berselang Vania keluar,Raisa dan Gilang sampai di tempat informasi.merasa lega karena sang anak dalam keadaan baik-baik saja Gilang dan raisa langsung memeluk anak mereka.
"Alhamdulillah papa ketemu kamu juga nak?" Ciuman bertubi-tubi dilayangkan Gilang di wajah sang anak.
"Maaf ya pah,mah.udah buat kalian khawatir?" Ucap Nadia merasa bersalah.
"Iya sayang?" Jawab Gilang.
"Nana sama siapa ke sini nya?" Tanya Raisa.
Nadia terdiam sejenak.aduh,dia belum tau lagi nama orang yang sudah membawanya ke sini.bingungnya.
"Eemm...sama Tante cantik mah?" Ucap Nadia asal karena tidak mengetahui nama asli dari Vania.
"Tante cantik??" Raisa dan Gilang saling melempar pandangan.
"Terus orangnya dimana??" Kali ini Gilang bertanya kepada sang anak.nadia tampak celingak-celinguk begitu pun kedua orang tuanya.
"Tadi Tante cantik keluar Nerima telepon dari seseorang.tapi....kok lama ya?" Nadia kebingungan sendiri.
"Ya udah karena Nana udah ketemu kita langsung pulang aja mas?" Ucap Raisa.
"Tapi mah,Nana mau bilang makasih lagi sama Tante cantik?" Rengek Nadia.
"Lain kali aja ya nak.tuh,badan kamu udah mulai anget loh ini?" Ucap Raisa sambil memegangi kening Nadia yang terasa sedikit panas.
"Iya.kita pulang aja yah.nanti kalau Nana ketemu Tante cantik lagi Nana boleh ngobrol sepuasnya deh?" Bujuk Gilang.nadia pun menurut kemudian segera pergi meninggalkan tempat itu bersama dengan orang tuanya.
"Loh.kemana anak itu?" Tanya Vania sekembalinya dari luar.
"Adeknya udah dijemput orang tuanya,mba?" Jawab seorang petugas yang ada disana.
"Oh?!" Vania hanya ber oh ria setelah itu ikut pergi meninggalkan tempat tersebut.
Share this novel