Tidak terasa sudah hampir empat hari Vania berada di surabaya.Sebagian kerjaan kantornya pun sudah dia selesaikan.tinggal sebagian lagi dia akan tuntaskan dalam beberapa hari kedepan.
Tapi walaupun Vania sibuk,gadis itu tetap menyempatkan diri untuk menghabiskan waktu bersama dengan Revan,tunangannya itu.
Seperti malam ini.mereka berdua baru saja selesai menonton film drama romantis dibioskop sebuah mall ternama yang ada di Surabaya.
"Abis ini kamu mau pulang atau-" secara bersamaan keduanya menghentikan langkah mereka dan menatap satu sama lain.
"Makan?" Potong Vania.
"Kita makan di restoran dekat sini yuk.aku lapar banget nih?" ucap Vania sambil memajukan bibir merahnya.
Revan tersenyum ketika melihat Vania memajukan bibirnya."Kenapa di majuin gitu bibirnya.sengaja mancing aku buat nyium bibir kamu,hm?" Revan mencolek dagu sang kekasih.
"Ish,,,revan.mesum banget sih pikiran kamu?" Gerutu Vania lalu segera menormalkan kembali bibirnya.
"Ya lagian kamu pake maju-maju in gitu bibirnya?" Ucap Revan membela diri.
"Tau ah kesel aku sama kamu.kita pulang aja deh kalau gitu?" Vania hendak pergi meninggalkan revan.tapi dengan cepat laki-laki itu menarik lengan Vania.
"Jangan ngambek dong sayang???aku cuma bercanda kok?maaf ya??" Ucapnya.
"Maaf...maaf....tapi abis itu diulangi lagi?" Tanpa sadar Vania kembali memajukan bibirnya lagi.
Merasa gemas dan tergoda akan bibir tipis milik sang kekasih,Revan dengan cepat mendekatkan wajahnya ke wajah Vania dan....
Cup
Laki-laki itu mencuri satu kecupan di bibir Vania.
"Revan?!" Vania terbelalak kemudian segera melihat sekeliling mall.
"Kenapa??mau lagi,hm?" Revan menaik turunkan kedua alisnya menggoda Vania.
"Aku gak masalah kok kalau kamu mau lagi.sini-sini?" Merasa panik karena Revan mendekatkan wajahnya lagi,buru-buru gadis itu mencubit perut Revan.
"Aws...sakit sayang?" Ringisnya.
"Sukurin?" Detik berikutnya Vania berjalan cepat meninggalkan sang kekasih.
"Sayang mau kemana??tungguin aku dong?" Sambil terkekeh geli Revan berlari mengejar Vania.
Revan memang suka sekali menggoda Vania.menurtnya,gadis itu tampak terlihat menggemaskan sekali jika di isengi oleh dirinya.
===========
Beberapa menit kemudian Revan dan Vania sampai di restoran Jepang.seperti biasa Vania memesan sushi dan ice capuccino kesukaannya sementara Revan memesan udon dan ice macha.
"Ini pesanannya mas?" Ucap seorang pelayan perempuan lalu menaruh pesanan Revan dan vania di atas meja.
"Makasih mba?" Revan pun membantu pelayan itu menata pesanan mereka.
"Sama-sama?" sejenak pelayan itu melihat ke arah Revan kemudian mengedipkan sebelah matanya dengan begitu menggoda.
Revan yang mendapat perlakuan seperti itu hanya terlihat biasa-biasa saja menanggapinya.namun lain halnya dengan vania.gadis itu langsung menatap tajam pelayan tersebut.
"Khem!!!..matanya tolong dijaga mba!!" Tegur Vania dengan nada ketus.
"Jangan sampai saya colok matanya pakai ini?" Vania meremas kuat sepesang sumpit digenggaman tangannya.
Mendapatkan teguran keras dari Vania,pelayan tersebut langsung menundukkan kepalanya dan pergi meninggalkan Revan dan Vania.
Revan tidak bisa menahan senyumnya saat Melihat Vania menegur sang pelayan dengan sangat galak,.ternyata tunangannya itu seram juga ya kalau lagi cemburu.
"Kenapa senyum-senyum gitu.suka ya digoda sama pelayan tadi?" Kali ini Vania menatap tajam laki-laki didepannya itu.
"Gak sayang bukan gitu.aku cuma-ah...sudah lah...kita makan aja.katanya kamu udah lapar?" Ucap Revan mencoba mengalihkan perhatian Vania sambil mengelus lembut punggung tangan gadis itu.
Vania pun menurut.walau dengan perasaan yang sedikit kesal Vania mulai memakan sushi pesanannya tadi.
"Vania?"
"Hm?"
"Kamu masih ingat sama CEO yang aku suka cerita in ke kamu gak?" Tanya Revan disela aktivitas makan mereka.
"Yang gak mau tanda tangan kontrak sama perusahaan tempat kamu kerja itu?" Ucap Vania meyakinkan sosok yang sedang dibicarakan oleh Revan.
"yes?" Jawab Revan membenarkan tebakan sang kekasih.
"Kenapa sama dia???kamu udah berhasil dapat tanda tangan kontraknya?" Revan menggeleng cepat.
"Belum?!"
Terlihat vania mengambil satu sushi lalu memasukkan full sushi tersebut kedalam mulutnya.
"Teemrusmm"
Revan terkekeh geli melihat mulut Vania yang penuh dengan sushi.lalu tangannya bergerak membersihkan sisa makanan yang ada di sudut bibir gadis itu dengan ibu jarinya.
"beberapa hari lalu aku liat biodata orang itu.terus aku sedikit kaget,ternyata dia itu pernah jadi dosen loh di universitas tempat kamu kuliah dulu?" Seketika pergerakan tangan Vania terhenti saat ingin mengambil sushi berikutnya.
"Oh,ya???siapa nama orang itu??" Tanya Vania penasaran.
"Gilang?"
Uhuk...uhuk..
Vania langsung terbatuk-batuk setelah mendengar nama yang disebutkan oleh Revan.
"Kamu kenapa sayang???ini,minum dulu?" Revan segera menyodorkan minuman milik Vania.dengan cepat gadis itu mengambil dan meminum minuman tersebut kemudian menatap serius ke arah Revan.
"Siapa kamu bilang tadi???Gilang???" Revan menganggukkan kepalanya sedikit keheranan.
"Kenapa???dia benar-benar dosen kamu?" Tanyanya.vania terdiam menatap sang kekasih.
"Dia bukan cuma desen aku van.tapi juga mantan pacar aku.astaga...jadi selama ini orang yang dibicarakan sama Revan itu...Gilang???" Gumam Vania dalam hatinya.
"Sayang??hei...kok kamu malah bengong sih?" Tegur Revan.
"Khem?!i-iya,.dia dosen aku Van?" Jawab Vania.
"Syukurlah.kalau gitu kamu nanti bantu aku ya.kasih info tentang dia lebih dalam lagi.biar aku bisa rebut perhatiannya.soalnya aku benar-benar ingin kerjasama sama pak Gilang?" Pinta Revan
Vania tersenyum kikuk lalu menganggukkan kepalanya dengan pelan.
==============
Di rumah kediaman Gilang,tepatnya diruang kerjanya.terlihat laki-laki itu sedang sibuk video call dengan orang tuanya di Jakarta.
"Nana dimana Lang??kata Raisa dia lagi sakit?" Tanya ibu Hanna yang sedang duduk di kursi taman belakang rumahnya.
"Iya,radang tenggorokan sama magh,bun.tadi abis minum obat terus tidur dikamar?" Jawabnya.
"Bunda pengen banget ketemu sama Nana,lang.tapi kondisi ayah kamu gak memungkinkan untuk melakukan penerbangan?" Cicitnya.
Gilang menatap wajah bundanya dilayar hp.sangat terlihat jelas raut kesedihan di wajah wanita yang sudah menjadi nenek itu.memang sudah cukup lama orang tuanya tidak datang kerumahnya.terakir sewaktu Nadia umur satu setengah tahun.setelah itu mereka tidak lagi datang ke Surabaya karena ayahnya sering sakit-sakitan.
Sebenarnya Gilang bisa saja memboyong Nadia datang ke Jakarta.tapi...gilang masih belum siap dengan hatinya.terlalu banyak kenangan dirinya bersama dengan Vania di kota tersebut.
"Bunda jangan sedih gitu dong.insyaallah kalau kerjaan Gilang gak terlalu banyak Gilang bakal main ke Jakarta sama Nana?" Ucapnya.
"Beneran Lang?" Gilang tersenyum lembut kemudian mengangguk.
"Sekarang bunda masuk kedalam ya,istirahat.angin malam gak baik buat kesehatan bunda.gilang gak mau bunda ikutan sakit kayak ayah?" Pintanya.
"Iya...iya...kalau gitu bunda matiin ya video call nya?" Ucap ibu Hanna.
"Iya bunda,assalamualaikum?"
"Wa'alaikum salam?"
Tut
Panggilan video call berakhir.Gilang pun meletakkan kembali hp nya di atas meja kerja.dan melanjutkan lagi pekerjaannya yang sempat tertunda karena telpon dari sang bunda.
"Tapi papa tenang aja.nana udah minta nomor telepon Tante cantik kok.nanti papa telepon dia aja buat ucapin makasih"
Ditengah aktivitasnya Tiba-tiba saja Gilang terngiang-ngiang akan perkataan Nadia sewaktu pulang dari rumah sakit.
Tante cantik??
Seketika Gilang menghentikan aktivitas pekerjaannya kemudian mengambil kembali hp yang dia taruh tadi.dengan begitu teliti Gilang mencari kontak yang disave oleh Nadia kemarin di hp nya.
Ketemu!!
Setelah beberapa saat sibuk mencari Gilang akhirnya menemukan kontak yang bertuliskan "Tante cantik '
Gilang hendak mengirimkan pesan kepada nomor tersebut.namun seketika diurungkan oleh nya saat melihat jam di hpnya.ada perasaan bimbang didalam hatinya.apakah sopan jika dirinya mengirim pesan kepada seorang wanita yang tidak dikenalnya malam-malam begini.Terlebih lagi sekarang sudah jam 10 malam.
=============
Vania baru saja pulang ke hotel tempat dirinya menginap.tidak seperti sebelumnya yang begitu bersemangat dijemput oleh Revan.kali ini Vania terlihat tidak bergairah sama sekali.sedari makan di restoran sampai pulang ke hotel pikiran Vania selalu tertuju pada keinginan Revan.
Haaaahh...
Dari sekian banyak pengusaha di Surabaya kenapa cuma Gilang yang Revan inginkan untuk di ajak bekerjasama.apakah dunia ini benar-benar sesempit itu.sehingga dirinya harus berurusan lagi dengan Gilang.
Terlihat Vania kini berjalan memasuki kamarnya.dengan lemah gadis itu melemparkan tas selempangnya ke atas kasur lalu membaringkan tubuhnya di ranjang empuk itu.
"Kalau gini ceritanya gimana gue mau ngelupain Gilang?" Gumam Vania sambil menatap langit-langit kamar tidurnya.
Ditengah lamunan panjangnya Vania tiba-tiba saja dikejutkan dengan suara dering hp miliknya.dengan rasa malas gadis itu mengambil hp didalam tas lalu mengecek benda pipih itu.
_08588928××××_
"Selamat malam?"
Vania tampak kebingungan begitu melihat sebuah pesan singkat masuk dari nomor tidak dikenalinya.
"Nomor siapa ini?" Tanya Vania dalam hatinya.
Dia pun segera membangkitkan tubuhnya dan duduk ditepi ranjang.kedua ibu jarinya mulai bergerak lincah membalas pesan dari nomor tersebut.
Me,
"Maaf.ini siapa ya?"
Send
=============
Ddrrtt...ddrrtt...
Gilang yang kala itu memang sedang menunggu jawaban dari pesannya langsung melihat ke arah hp nya begitu benda itu kembali bergetar.
_08571807××××_
"Maaf.ini siapa ya?"
Gilang tersenyum simpul saat melihat pesan balasan dari Teman baru anaknya itu.
Me,
"Sebelumnya saya minta maaf karena sudah mengganggu kamu malam-malam begini.saya ayah dari nadia.anak yang kamu temui di mall.apa kamu ingat??"
Send
Ddrrttt...ddrrtt...
_08571807××××_
"Oh,maksudnya nana.iya saya ingat pak?"
Me,
"Iya.nana.kemarin Nana save nomor kamu di hp saya.saya cuma mau bilang.makasih untuk yang kemarin.kalau bukan kamu yang nemuin nana.saya gak tau deh nasib Nana sekarang?"
Send
Ddrrtt...ddrrtt...
_08571807××××_
"Gak usah kayak gitu pak.udah kewajiban manusia untuk saling tolong menolong.tapi...maaf bukan maksud saya menggurui bapak.cuma kalau bisa bapak sama istri harus lebih perhatian lagi sama nana.nana itu masih terbilang kecil.dia butuh pengawasan yang lebih ekstra lagi dari orang terdekatnya?"
Begitu membaca pesan tersebut Gilang menjadi diam.perkataan wanita ini terbilang sangat bijak sekali dan...tepat.
"Cukup menarik?" Batinnya.
Gilang kembali membalas pesan dari wanita tersebut tidak kalah bijaknya.
Me,
"Kamu sangat bijaksana sekali ya.pasti kamu selalu terapkan hal ini ke anak dan keluarga kamu.sekali lagi terimakasih atas masukannya.saya akan jadikan hal ini pelajaran untuk kedepannya?"
Send
=============
Ddrrtt...ddrrtt...
Satu pesan masuk di aplikasi WhatsAppnya,dengan cekatan gadis itu membuka pesan tersebut dan membacanya.
_08588928××××_
"Kamu sangat bijaksana sekali ya.pasti kamu selalu terapkan hal ini ke anak dan keluarga kamu.sekali lagi terimakasih atas masukannya.saya akan jadikan hal ini pelajaran untuk kedepannya?"yang
Vania langsung tersenyum-senyum sendiri setelah membaca pesan yang baru saja masuk.apa katanya tadi???anak??? keluarga???menikah saja belum???bagaimana punya anak dan keluarga??
Buru-buru gadis itu meralat pemikiran yang orang tersebut
Me,
"Saya belum menikah pak?"
Send
Ddrrtt...ddrrtt..
_08588928××××_
"Oh,maaf.saya pikir kamu sudah menikah??kamu single?"
Me,
"Gak juga.saya baru aja bertunangan beberapa waktu lalu?"
Send
Ddrrtt..ddrrtt...
_08588928××××_
"Wah,tunangan kamu itu sangat beruntung sekali dapatkan wanita sebaik kamu?"
============
Nadia yang kala itu tengah asyik tertidur tiba-tiba saja terbangun.karena tidak mendapati Gilang disampingnya,anak itu pun segera mencari keberadaan sang papa.
"Papa?" Panggil Nadia yang baru saja memasuki ruang kerja papanya.
"Ya,sayang??" Jawab gilang.dengan lunglai anak itu berjalan menghampiri Gilang yang tengah duduk di kursi.
"Kok udah bangun aja sih?" Tanya laki-laki itu kemudian memangku Nadia di atas pahanya.
"Tadi Nana ngimpi aneh pah.jadi Nana kebangun deh.terus ngeliat gak ada papa dikamar.nana langsung cari papa kesini?" Jelas Nadia.
"Ya udah.sekarang Nana bobo lagi gih?" Ucap Gilang.
"Tapi Nana mau bobo ditemani papa?" Rengek bocah itu.
"Baiklah,ayo kita ke kamar?" Ajak Gilang.namun sebelum pergi ke kamar Gilang terlebih dahulu mengirimkan pesan kepada Vania.
Me,
"Sorry,Nana kebangun dari tidurnya.saya harus temani dia tidur dulu.untuk kesekian kalinya saya ucapkan terima kasih banyak sama kamu.good night and....Have a sweet dream?"
Send
============
Ddrrtt...ddrrtt...
_08588928××××_
"Wah,tunangan kamu itu sangat beruntung sekali dapatkan wanita sebaik kamu?"
"Sorry,Nana kebangun dari tidurnya.saya harus temani dia tidur dulu.untuk kesekian kalinya saya ucapkan terima kasih banyak sama kamu.good night and....Have a sweet dream?"
Jantung Vania berdetak kencang begitu membaca pesan terakhir yang dikirim oleh papanya nadia.tidak hanya itu saja,pipi nya juga terasa memanas.
Sial,,,kenapa dirinya jadi belingsatan begini ketika mendapat ucapan selamat malam dari laki-laki tersebut.
"Jangan baper nia.ingat,dia itu suami orang?!" Ucap Vania pada dirinya sendiri.
Vania pun segera meletakkan hpnya di atas kasur kemudian berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
.
Share this novel