BAB 3

Drama Completed 235

Wajahnya tampak tegang, sesekali ia tersenyum sumbang kerana gurauan, atau pujian yang dilontarkan. Wajahnya tetap manis, kehidupan kota tak membuat wajahnya menjadi bengis. Aku mengenalnya sedari lalu, dia , Kadeer bin Khairol , dan ia pemuda tangguh. Ibunya telah lama meninggal, kiranya ketika ia berumur lima tahun. Dan Abahnya, menyusul di kemudian tahun. Setiap tahun ia selalu kemari, menjalankan tradisi, katanya, bersilaturahmi.

Setelah sejak lama ia pergi ke kota, hendak mencari bahagia, tentunya. Dan hari ini, di atas ruang ini dia memenuhi janji, dia datang, kemari.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience